Ainun 3

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 5 jam, akhirnya aku sampai di Terminal Bus Kota M. Aku tidak melewatkan kesempatan untuk bertanya kepada pak Mamat supir bus yang kutumpangi, mengenai kos-kosan yang ada di kota ini. Tentunya, dengan harga yang terjangkau. Karna kurasa, pak Mamat yang paling tahu selak beluk mengenai kota ini mengingat pekerjaannya sebagai supir.

Aku memberanikan diri. Malu? Oh tentu tidak! Seperti kata pepatah, malu bertanya sesat dijalan menyesal kemudian. Aku tidak mau hal seperti itu terjadi kepadaku.

Yah, memang benar, pak Mamat merespon dengan antusias. Karena ternyata, adik sepupunya memiliki usaha kos-kosan yang berada tidak jauh dari Terminal. Syukurlah, jalanku dimuluskan hari ini.

Pak Mamat memperkenalkanku kepada pemilik kos. Dia menjelaskan secara detail mengenai fasilitas serta harga sewa perbulannya. Sepertinya cukup bersahabat dengan kantongku. Lagi pula, letak kosnya sangat strategis. Berada di pusat Kota M, dan terdapat gang sekitar 20 meter yang menghubungkan antara kos dengan jalan raya.

Setelah melakukan transaksi, akhirnya satu kamar kos tersebut berhasil aku tempati. Ruangannya tidak terlalu luas, di dalam terdapat Kamar mandi, dapur beserta alat-alatnya dan tempat tidur yang hanya cukup untuk satu orang.

Hari ini sungguh melelahkan. Tanpa menunggu lama aku merebahkan tubuhku diatas kasur. "Hmmm ... nyamannya," gumamku. Aku memejamkan mata sampai akhirnya aku terlelap dibuai mimpi.

Entah, berapa lama aku tertidur karna lelah. Ketika aku membuka mataku, hari sudah mulai gelap. Aku tersadar belum melakukan apapun termasuk mengabari orang di panti kalau aku sudah sampai. Aku mengambil ponselku yang berada di dalam tas. Tanpa menunggu lama, aku menelfon ummi Aira.

"Assalamualaikum, Ummi."

"waalaikumussalam, Nak."

"Maaf Ummi, Ainun terlambat kasih kabar kepada Ummi."

"Apa kamu baik-baik saja, Nak? Sekarang kamu dimana? Apakah kamu sudah dapat tempat tinggal?" Ummi Aira mencercaku dengan berbagai pertanyaan.

Aku tersenyum mendengar perhatiannya. "Alhamdulillah Ummi, Ainun baik-baik saja kok. Ummi tidak perlu khawatir, sekarang Ainun sudah sampai dan Ainun sudah dapat tempat tinggal," ucapku dengan meyakinkannya.

Aku mendengar helaan nafas lega dari ummi Aira, "Alhamdulillah. Syukurlah, Nak, Kalau begitu. Ummi hanya khawatir kalau kamu disana kenapa-kenapa. Mengingat, baru pertama Ummi melepasmu jauh dari jangkauan Ummi."

"Terima kasih karena Ummi telah mengkhawatirkan Ainun. Tapi Ainun baik-baik saja, kok."

"Baiklah, Nak. Jaga dirimu baik-baik, yah."

"Iya Ummiku sayang, Ummi juga disana jaga kesehatan dan jangan banyak pikiran."

"Iya, Anak Ummi."

"Assalamualaikum, Ummi."

"Waalaikumussalam, Nak."

Aku menutup telfonnya setelah percakapan panjangku dengan ummi Aira. Aku tersenyum menatap ponselku. Setelah itu, aku bergegas membersihkan diri dan melaksanakan ibadah 5 waktu.

Tiba-tiba, terdengar suara yang menggema di telingaku,

Kruuuyuuukkk ....

Ternyata itu bunyi alarm perutku yang meminta untuk di isi. Aku baru sadar, sejak tadi aku belum makan apapun. Aku juga belum belanja untuk bahan masakan.

Aku mengambil dompetku dan menghitung jumlah isinya. Yah, tidak dapat dipungkiri jumlahnya semakin berkurang. Mengingat, uangnya aku gunakan untuk membayar kos.

"Aku harus segera mendapatkan pekerjaan sebelum uangku habis," gumamku.

Segera kubergegas keluar kamar untuk mencari supermarket yang terdekat. Aku berjalan menyusuri gang yang menghubungkan dengan jalan raya.

Sangat ramai, hiruk pikuk kendaraan yang berlalu lalang meskipun itu sudah malam. Aku melihat sekitar, dan mataku tertuju pada sebuah cafe yang lumayan besar dan ramai pengunjung.

"DANISH CAFE"

Terbesit ide dalam fikiranku untuk mencoba memasukkan lamaran pekerjaan besok pagi. Mengingat, keuanganku semakin menipis. Tidak masalah, yang penting aku bekerja. setidaknya sampai uangku terkumpul dan mampu membiayai pendidikanku nantinya.

Letak Cafenya juga tidak terlalu jauh dari kos tempat tinggalku. Tentunya, itu akan menghemat biaya transportasiku.

"Besok akan aku coba. Semangat Ainun!"

.

.

.

.

.

 

Terima Kasih kepada readersku tercinta yang masih setia dengan Novel "AINUN". Semoga semua selalu diberi kesehatan. aamiinn 😇

Jangan lupa yah tinggalkan jejak dengan like, Comment dan Vote agar Authornya juga Semangat. okk😉😉

salam

AAH♥️

 

 

Terpopuler

Comments

maura shi

maura shi

danish cafe???oooh ini cerita ttg teman bisnisnya si abang harun ya

2021-06-20

0

Tari Nikinabigh

Tari Nikinabigh

denish cafe.... kayak nama kafenya teman harun y thoor....

2021-05-25

3

Nailil Ilma

Nailil Ilma

semangat kak...

Jangan lupa mampir di Cinta Anak Pesantren

Mari kita saling mendukung 🙂

2021-05-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!