Siang itu, setelah melaksanakan ibadah berjama'ah, aku bergegas keluar dari mushallah menuju kamar. Disana, aku mempersiapkan segala keperluanku termasuk pakaian yang akan aku bawa menuju Kota M. Tempat tujuanku mengaduh nasib. Tidak lupa, aku mempersiapkan ijazah yang akan aku gunakan untuk melamar pekerjaan setelah sampai disana.
Aku mengambil tabungan yang kusimpan di dalam lemari. Tidak banyak, namun bagiku itu sudah cukup digunakan untuk menyambung hidup. Setidaknya, sampai aku mendapatkan pekerjaan.
Setelah semua selesai, aku menyimpan koper di samping tempat tidur, namun tiba-tiba pandanganku tertuju pada bingkai foto yang terpajang di atas nakas. Iya, itu adalah fotoku bersama dengan pengurus panti termasuk ummi Aira dan saudaraku yang lain. Aku menghela napas panjang sebelum mengambil foto tersebut dan menatap dengan mata berkaca-kaca.
"Huuff ... tidak lama lagi akan berpisah dengan mereka," gumamku.
Bagiku, mereka adalah segalanya. tempat bersandar, berkeluh kesah, dan tempatku mengadu ketika hari tidak bersahabat. Aku tidak punya siapa-siapa lagi selain mereka. Berharga, satu kata yang dapat menggambarkan betapa pentingnya mereka di dalam kehidupanku. Sangat bersyukur memiliki mereka sebagai keluargaku.
Di tengah lamunan, pintu kamarku terbuka Aku melihat Ummi dan pengurus panti lainnya serta saudara-saudaraku yang berada di sana. Tiba-tiba gadis kecil berumur 5 tahun datang dan memelukku dengan erat sambil terisak. Yah, dia adalah Rubi. Gadis kecil yang paling dekat denganku.
"Kakak mau ninggalin Rubi yah, hiks ..." ucapnya dengan terisak.
Aku membalas pelukannya dan menenangkannya. Meskipun, mataku saat ini tidak bisa kuajak berkompromi. Perih, panas, yang tidak dapat aku tahan. Akhirnya, berubah menjadi buliran bening yang menyesakkan. Jujur, aku sangat benci dengan situasi seperti ini. Aku harus berpisah dengan orang-orang yang aku sayang. Tapi mau bagaimana lagi? Semua kulakukan untuk merubah kehidupanku.
"Tidak sayang, Kakak tidak pernah ninggalin Rubi. Kakak sayang Rubi. Kakak hanya pergi sebentar, kok. Kalau Kakak nanti pulang, Kakak akan bawa coklat kesukaan Rubi dengan yang lain," ucapku kepadanya.
Rubi melepas pelukannya. Dia menengadah, mengerjapkan mata indahnya dan melihatku. Lalu, dia mengangkat jari kelingkingnya.
"Tapi Kakak janji yah, jangan lama-lama disana. Nanti, kalau Kakak pulang, Kakak harus bawakan Rubi coklat yang banyak."
Aku tertawa melihatnya. Oh, sunggu imutnya adikku ini. Aku menautkan jari kelingkingku dengan jari kelingkingnya, sebagai tanda janjiku kepadanya.
"Iya Sayang. Kakak janji!"
Tanpa kusadari, semua orang yang ada di ruangan ini menatapku dengan terisak. Semua menghampiriku dan memelukku satu persatu. Abi Sulaeman, suami dari ummi Aira, datang mendekat dan memberi tahu bahwa bus yang akan kutumpangi sebentar lagi akan berangkat.
"Nak, sekarang sudah jam 1. Sebentar lagi busnya akan berangkat. Ayo, Nak, ambil barangmu kita akan segera ke terminal," ucapnya mengingatkanku.
"Iya Abi." Aku mengambil koperku dan keluar kamar bersama dengan yang lain. Sedangkan abi Sualaeman menyiapkan mobil yang akan aku tumpangi untuk ke terminal.
Sebelum pergi, aku berbalik dan menatap semua orang yang ada di depan panti asuhan. Mereka melambaikan tangan dan tersenyum, meski raut wajahnya menampakkan ketidak relaan. Sungguh, aku bersyukur memiliki semuanya. Aku membalas lambaian tangan mereka dan segera memasuki mobil.
"Selesai, Nak?" tanya abi Sulaeman yang melihatku dari balik spion mobil.
Aku mengahpus sisa air mataku dan mengangguk. "Iya Abi."
.
.
.
.
.
Terima kasih Untuk para readers yang tercinta masih setia membaca Novel "AINUN" semoga semuanya diberi kesehatan😇 aamiin
Mohon dukungannya yah, dengan meninggalkan jejak like, comment dan Vote. ok 😉
salam
AAH♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Iyah Jariyah
bagus cerita y semangat thor
2021-11-25
0
Tari Nikinabigh
mewek lagi thoor....
2021-05-25
2
Nafiza
ceritanya bagus walaupun diawal udah sedih....aku mampir kesini setelah baca tergoda,aku suka karyamu thor....💪😊
2021-04-25
0