Sudah sebulan lebih aktivitas Ku hanya berada di kamar ini, tiga karya komik sudah selesai aku buat kecuali Komik takdir tentang diriku yang bersambung.
Karena aku tidak tahu skenario kehidupan yang terjadi terhadap Ku, dan alhasil komik takdir hidup bersambung.
Mencoba mengingat siklus menstruasi, dan sudah seharusnya aku mengalami menstruasi sekarang.
Tapi kucoba untuk berpikir positif, mungkin agak telat. karena hal ini sering terjadi di karena kesibukan ku menggambarkan karakter kartun dan juga membuat alur cerita dari komik.
tanpa terasa waktu terus berlalu dan tanpa terasa sudah lewat satu minggu setelah jadwal dari siklus mentruasi.
Biasanya paling lambat empat hari jika telat, tapi ini sudah seminggu dan tidak kunjung menstruasi.
"kenapa nak?"
tanya mama yang melihat ku gusar di duduk di bangku belajar ku ini.
"sudah telat seminggu dari jadwal menstruasi Marisa."
"emangnya sudah menghitung dengan benar?"
"sudah ma."
"begini aja ya, kita lewati aja bulan ini. lalu bulan depan baru kita periksa nya ya sayang."
Ucapan mama hanya sebagai penenang bagiku, karena memang tidak banyak hal yang aku lakukan.
Sudah dua pekan terlambat menstruasi, alhasil kabar ini langsung tersebar di rumah mewah ini.
Kabar ini berawal dari mpok Nori yang aku minta untuk membeli alat tes kehamilan dan kabar telat nya aku menstruasi di dengar oleh sang tuan muda Fahar.
Berbagai jenis merek alat tes kehamilan, setelah mencoba beberapa merek dan hasilnya positif hamil.
Tapi itu hanya alat tes kehamilan, belum bisa percaya dengan maksimal. perintah dari tuan muda setelah mendengar hasil alat tes kehamilan positif hamil.
Perintah nya adalah untuk menunggu tiga minggu lagi setelah tes kehamilan ini.***
Waktu yang di tunggu telah tiba, dan aku tetap belum menstruasi. alhasil sang tuan muda sendiri yang membawa ku ke klinik Dokter ahli kandungan di kota ini.
Tuan muda Fahar memperkenalkan aku sebagai istrinya kepada dokter perempuan cantik itu.
Dokter cantik itu langsung bertindak dengan melakukan USG, dan benar saja. cabang bayi sudah mulai hidup di rahim Ku.
"selamat ya pak Fahar dan ibu Marisa, kehamilan ibu sudah mencapai empat minggu.
Kondisi janin dalam keadaan baik, jaga kesehatan, jangan stres dan istrihat yang cukup."
sang tuan uan muda Fahar terlihat begitu bahagia, senyuman yang sumiringah tapi tidak denganKu.
Dokter cantik itu meresepkan obat dan vitamin untukku, lalu kami berdua langsung beranjak pergi dari Klinik yang lumayan mewah tersebut.
Ternyata tuan muda Fahar Wijaya, membawaku ke kantor Notaris. seperti ini sudah dipersiapkan terlebih dahulu.
Surat perjanjian pranikah sudah tersedia dan hanya tinggal penandatanganan, setiap klausa perjanjian hanya menguntungkan bagi Fahar.
Tapi yang membuatku syok adalah klausa tentang jenis kelamin anak.
jika cabang bayi dalam rahimku ini lahir sebagai laki-laki, maka tuan muda akan mendaftar pernikahan kami secara hukum dan aku menjadi nyonya rumah mewah milik tuan muda Fahar Wijaya.
Tapi jika janin bayiku terlahir sebagai perempuan, maka aku dan mama akan di usir dari rumah dan pergi menjauh dari kehidupan tuan muda Fahar Wijaya.
Tentunya dengan kompensasi dan anak tetap bersamamu, karena tuan muda Fahar Wijaya tidak menginginkan anak perempuan.
Saya benar-benar tidak bisa berbuat apapun, karena tuan muda yang memegang kendali seutuhnya.
selesai menandatangani perjanjian tersebut, tuan muda mengantarkan ku kembali ke rumah, dan terlihat tuan muda sibuk menghubungi seseorang yang mengurus pernikahan sirih ini.
Waktu terus berjalan dan kini aku menjadi istri dari tuan muda Fahar Wijaya, dengan status pernikahan sirih atau dibawa tangan.
Malam telah tiba dan aku sekamar dengan tuan muda yang kejam ini.
"sekarang kamu sudah jadi istri Ku, jadi kamu harus melayani Ku."
"maaf tuan muda, saya lagi hamil."
sanggahan dari ku membuat terlihat kecewa, lalu tanganku diraih olehnya.
"satu hal kamu tidak perlu memanggilku tuan muda, panggil mas ya."
"iya tuan muda, maksud nya baik mas."
"gitu dong, kamu tenang aja. mas akan melakukan dengan pelan dan lembut, kamu hanya perlu menikmati permainan."
Ujar tuan muda Fahar, dan langsung melucuti pakaian yang aku kenakan begitu juga dengan pakaian Nya.
Apapun yang dilakukan oleh tuan muda terhadap Ku, hanya bisa pasrah.
Tuan muda Fahar Wijaya melakukan dengan pelan, tidak seperti Ia memperkosa saat itu.
Tapi rasa trauma yang masih bersarang di Jiwa ini membuat Ku tidak bisa menikmati apapun.
Setelah hasrat tuan muda Fahar tersalurkan, lalu Aku bergerak dan berbaring dengan membelakangi tuan muda Fahar.
Secara perlahan pakaian yang dilucutinya, aku kenakan kembali dan kemudian berbaring lagi di samping Nya.
Aku hanya bisa menahan suara Isak tangis Ku, karena ini terlalu kejam untukku.**
Pagi-pagi sekali tuan muda Fahar Wijaya menginginkan hubungan suami-istri, dan lagi-lagi aku hanya bisa pasrah akan perlakuan.
Setelah hasratnya tersalurkan lalu tuan muda beranjak ke kamar mandi dalam keadaan tanpa busana.
"ini pakaian tuan muda, ah maaf mas. ini pakaian mas sudah Marisa sediakan."
"terimakasih."
ucapnya dengan singkat, setalah itu baru aku beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh yang penat ini.
Setelah menjadi istri tuan muda Fahar, barulah ada sedikit kebebasan untuk ku. tapi tidak untuk keluar rumah tanpa seijin dari Nya.
Tuan muda, maksud nya mas Fahar sudah berangkat kerja. kini tinggallah aku sendiri di meja makan ini.
"neng Marisa, mama kamu demam tinggi nak."
Ujar mpok Nori yang terlihat cemas saat menghampiriku di meja makan ini.
Langsung buru-buru menemui mama di kamarnya, dan keadaan mama yang demam tinggi.
Dengan segala keberanian yang aku kumpulkan lalu menghubungi mas Fahar, melalui handphone baru yang dibelikan Nya.
'mas ini aku Marisa, maaf mengganggu. tapi mama demam tinggi mas.'
'tunggu disitu aja, biar panggilan dokter untuk menangani ibu. kamu tenang dan jangan panik.'
Hubungan telpon langsung terputus, dan tidak berapa lama dokter pribadi keluarga ini sudah tiba di ruangan ini.
Setelah melakukan pemeriksaan terhadap mama, lalu dokter terlihat menyuntikkan sesuatu melalui bokong mama.
"saya sudah memberikan obat penurun demamnya, dan ini obat harus diberikan tiga dari sekarang ya.
jika tidak perubahan sampai nanti jam 2 siang, maka ibu mu harus di opname di rumah sakit.
Nanti hubungi saya aja untuk mengurusi semuanya."
Setelah mengatakan hal demikian, dokter yang bernama Bernad itu berlalu dari kamar.
Seperti nya obat sudah mulai beraksi, terlihat wajah mama yang keringat.
"maafkan mama sayang, maafkan mama."
Ujar mama yang mengigau, keringat dari kening nya dan itu membuat hati terasa miris.
Rasa bersalah mama sampai terbawa dalam mimpi nya, sehingga mengigau seperti ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments