Perintah sang Tuan muda Fahar, benar-benar terlaksana. mama tidak di ijinkan memegang dapur lagi.
Kini sudah ada pengganti mama sebagai juru masak di kediaman mewah ini, dan mpok Nori khusus untuk memantau Ku dan mama.
Persis seperti hewan yang terkurung dan aku hanya bisa di dalam kamar ini, fasilitas kamar di tambah berupa televisi yang besar, WiFi berkecepatan tinggi, laptop canggih dan AC terbaru.
Makanan dan minuman diantar ke kamar oleh juru masak yang baru yaitu Bu Ani, dan semua kebutuhan kami berdua di cukupi dalam kamar ini.
Terpenjara dalam kemewahan semu, itulah kegilaan dari sang tuan muda Fahar.**
Sudah tiga hari aku terkurung di dalam kamar ini bersama mama, emosi, geram dan hati yang bergejolak.
Ujian nasional sudah selesai pastinya, dan akan segera ujian kompetensi keahlian. tapi aku hanya terkurung di dalam kamar ini.
Bosan dan bosan, tapi apa boleh buat. inilah nasib yang harus aku terima.
"sebenarnya mama tidak menyanggupi permintaan dari tuan Putra Wijaya, tapi beliau mohon dan bersujud di kaki mama.
mama tidak berdaya, begitu banyak pertolongan almarhumah ke keluarga kita.
Ketika hendak melahirkan kamu, kandungan mama komplikasi. Almarhum Tuan Putra Wijaya, memanggil dokter ahli kandungan dari luar negeri untuk menyelamatkan kamu dan mama.
Itu berhasil nak, kita berdua selamat dan tanpa kekurangan apapun. semua biayanya di tanggung oleh almarhum, dan itu tidak sedikit.
Almarhum Tuan Putra Wijaya, adalah orang yang bijaksana. beliau adalah orang terhormat yang banyak disegani oleh orang-orang.
Tapi Nyonya menghancurkan segalanya, Almarhum tipe pria yang sejati tapi nyonya malah kebalikannya.
Papa yang terlebih dahulu kerja disini sebagai supir pribadi Almarhum, tapi ginjal akut yang menyerangnya dan mengharuskan pergi meninggalkan kita sebelum kamu lahir ke dunia ini.
Mama sudah bertahun-tahun kerja disini, dan entah apa yang merasuki pikiran tuan muda Fahar sehingga melakukan hal tercela seperti itu."
"sudahlah ma, tidak perlu lagi di ungkit semuanya.
inilah takdir yang harus aku terima, menjadi perempuan yang bisa diperalat oleh sang tuan muda."
Mama hanya menangis ketika omongannya, aku tanggapi. bukan bermaksud jahat tapi inilah kenyataannya.
Hancur sudah masa depanku, tidak ada yang bisa aku perbuat.
Hanya menunggu kabar dari rahim Ku ini atas air hina yang ditanamkan oleh sang Tuan muda.
Seminggu yang lalu, aku baru selesai menstruasi.
Berharap tetesan air hina yang ditanamkan dalam rahimku ini tidak menjadi bernyawa, agar aku bisa pergi dari sangkar emas ini.
Sangkar emas yang sangat menyiksaku, harga diri sebagai perempuan, kebebasan dan masa depanku terenggut.
Harta dan kuasa yang menahan ku di sangkar emas yang menyiksa ini.
Kemiskinan dan kemalangan yang membuatku harus menerima takdir pahit yang sebenarnya bisa di rubah dengan kerja keras.
tok.... tok... tok....
Pintu kamar itu diketuk lagi, pintu diketuk sebanyak empat kali dalam dua puluh empat jam dan kali ini yang datang adalah seorang perempuan bermulut tajam.
Dia adalah Lisa yang datang bersama Mpok Nori, entah kapan dia menjadi anak dari Nyonya rumah tapi dia harus dipanggil dengan panggilan 'non'
"selamat ya karena loh sudah terpilih, si saiko itu akan memberi mu keuntungan yang berlipat ganda untuk mu.
Jika kamu tidak hamil, itu artinya kalian berdua akan menjadi kaya mendadak.
seandainya kamu hamil itu lebih bagus lagi, kamu akan menjadi nyonya rumah mewah ini.
Tenang aja, seumuran kita ini sudah sepantasnya melepaskan kegadisan. kamu beruntung loh dapat pria konglomerat.
Lebih tepatnya konglomerat yang saiko, tapi tenang kamu masih tetap mendapatkan keuntungan yang memuaskan."
Ucap Lisa dengan segala sindiran nya, jika bisa memilih. lebih baik hidup miskin daripada hidup di rumah mewah yang penuh konflik ini.
"kok diam aja, atau masih sibuk untuk memikirkan kompensasi yang akan diterima?
bingung mau belanja apa, terus mau liburan kemana?
santai mbak sis, tar juga dapat ide kok. santai aja ngak perlu tegang seperti itu."
Aku dan mama tidak menanggapi nya, karena percuma juga. di tanggapi maupun tidak itu sama saja, sama-sama akan bermasalah nantinya.
Lebih baik diam, hati dan masa depanku sudah hancur. saya tidak menambah kehancuran susana saat ini.
"dasar gagu, miskin. capek ngomong sama orang yang berotak jongkok."
Ujar Lisa yang terlihat kesal, karena tiadanya tanggapan dari kami berdua.
Syukurlah, si mulut berbisa itu sudah pergi. setidaknya berkurang suara sumbang yang harus aku dengarkan.
Setelah beberapa jam berlalu, kini sang Tuan muda Fahar yang datang dengan membawa bingkisan yang di ikat dengan pita berwarna pink.
Lalu bingkisan itu di lemparkan ke arah ranjang yang menjadi tempat ku duduk saat ini.
"itu emas dan berlian, sebagai hadiah pertama untukmu."
Ujar sang Tuan muda lalu pergi sembari menutup kamar.
Bingkisan tersebut di buka oleh mama, dan isinya adalah kalung emas, cincin emas serta anting-anting yang mainan terbuat dari berlian.
Dilihat dari kwintansi serta sertifikat dari perhiasan tersebut, jumlah Rupiah nya sangat fantastis.
Mama menyimpan di tas sandang lalu memasukkan ke dalam lemari, kemudian mama menatapKu.
"mau makan nak? mau mama suapi?"
Mama bertanya tapi sorot matanya seakan-akan menyiratkan kesedihan yang mendalam.
"ngak ma, Marisa belum lapar."
"sejak tadi siang kamu belum makan, dikit aja ya. biar ada kegiatan mama, sudah bosan ini nak."
Karena raut wajahnya yang sedih, akhirnya aku makan disuapi oleh mama.
Hanya mama yang aku miliki, sehingga aku tidak mampu meninggalkan nya disini.
Mama bersikeras akan tetap berada disini sampai sang tuan muda Fahar mendapatkan istri.
Tapi pada akhirnya aku yang menjadi korban kebiadaban sang tuan muda.
Air mata kami berdua mengalir ketika mama menyupai ku makan, karena hanya itu yang bisa kami lakukan
Selesai makan lalu gosok gigi dan mama kemudian menonton televisi.
Untuk menghilangkan rasa kebosanan dan suasana yang remuk, aku mencoba membuat karakter animasi.
Ternyata kehancuran hati ini bisa memicu sebuah ide yang baru, komik dengan tema takdir yang menyedihkan tercipta.
Diriku sebagai seorang perempuan muda yang terjebak takdir yang miris, harga diri yang hancur, hati yang sakit dan masa depan yang gelap. dan itu menjadi sumber inspirasi bagi ku saat ini.
Imajinasi semakin liar, karakter demi karakter sudah tercipta dengan baik.
Alur cerita sudah di benak tinggal menuangkan ke dalam komik yang baru tercipta dari takdir yang malang.
Mama sudah tertidur di depan televisi yang masih menyela, sementara aku sibuk membuat karakter animasi dan alur cerita.
Tanpa terasa ternyata sudah tengah malam, pantas saja mata sudah berat. Laptop touchscreen itu aku matikan dan menutupnya dan tentunya setelah menyimpan hasil karya yang tercipta dari takdir ku sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments