Bagi Aqilah sudah biasa kalau ia selalu seperti lelucon oleh keluarga suaminya.
Apa lagi sekarang ibu mertuanya juga ikut mentertawakannya.
"Kamu itu bodoh atau bagai mana? Kenapa kamu menggunakan dress serba hitam? Kamu tidak di ejek oleh sahabatmu dan kamu tidak terkesan mendo'akan sahabatmu itu segera meninggal?"
Rika bertanya tidak ada nada membentak tidak seperti Amel adik dari mendiang suaminya, tapi ia selalu tidak habis pikir kenapa ke dua mertuanya menjodohkan putranya dengan wanita bodoh seperti Aqilah.
Bukan hanya bodoh, tapi juga menantunya itu wanita miskin dan terkesan kampungan.
"Tidak bu, semuanya baik sama Aqilah."
Rika hanya menggelengkan kepalanya pelan.
"Lebih baik kamu masak untuk makan siang kita!"
Suara itu adalah dari putri Amel yang bernama Resya Atmaja, ia berusia 24 tahun sama dengan Aqilah.
"Baik Resya."
Aqilah langsung pergi ke dapur, ia tidak mau berlama-lama di sana.
Aqilah mulai sibuk memotong sayuran dan bawang tanpa di bantu oleh pelayan seperti biasanya, tapi ada beberapa pelayan yang memandang Aqilah sambil menggelengkan kepalanya saat mendengar percakapan di ruang tamu.
Para pelayan itu bertanya-tanya apa istri dari tuannya itu benar-benar wanita bodoh.
Setelah hampir 30 menit Aqilah di sibukan dengan memasak, ia melihat Aldo yang mengambil air mineral kemasan botol di kulkas, lalu langsung meneguk air mineral itu hingga tandas.
Aqilah bisa melihat aura marah dari Aldo membuat ia tersenyum senang saat melihat Aldo emosi yang ia yakin masalah kerja sama.
Aqilah mendekati Aldo sambil memegang sepatula karena ia masih sedang menggoreng ayam.
"Kamu kenapa Al?"
"Eh nyonya sedang masak, mmm itu nyonya saat di perjalanan ke arah tempat meeting tiba-tiba saja pak Danu membatalkan untuk kerja sama, sungguh saya ingin tau bagai mana wajah Nona Veronica yang sangat menyebalkan, dia dengan seenaknya membatalkan, andai saja Atmaja Grup sebanding dengan kekuasan Nona Veronica saya sudah ngamuk."
Aqilah tersenyum lebar saat mendengar ucapan Aldo yang sangat panjang, Aldo memang bukan orang yang cuek, tapi Aldo tidak pernah berbicara panjang seperti sekarang.
"Mmm maaf nyonya saya jadi curhat."
Aldo minta maaf sambil membungkukan badan saat ia ingat sedang curhat pada istri dari tuannya.
"Santai saja, memang siapa yang ingin kamu pakai dari perusahaan MD Anderson Grup?"
"Namanya Aulia, untuk meluncurkan produk baru dari Atmaja Grup."
"Saya bisa membantu kamu, tapi ada satu pertanyaan yang harus kamu jawab, kalau kamu setuju kamu bisa pegang janji saya."
"Nyonya jangan becanda, Atmaja Grup saja di tolak mentah-mentah memang nyonya punya keahlian apa?"
Aldo bertanya sambil menaik turunkan satu alisnya lalu tertawa terbahak-bahak. Menurut Aldo Aqilah sedang melucu.
Aqilah langsung membekap mulut Aldo dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya memegangi tubuh tinggi Aldo sambil masih memegang sepatula.
Beberapa detik Aldo terpesona dengan tatapan mata mereka yang saling beradu dan aroma tubuh Aqilah yang sangat harum bunga lavender di indra penciumanya.
Namun beberapa detik kemudian Aldo menepis rasa itu, ia tidak boleh memiliki perasaan pada Aqilah.
Aqilah adalah istri dari tuannya sendiri yang membuat ia tidak mungkin memiliki Aqilah.
"Jangan tertawa, tidak ada yang lucu."
Dari ke jauhan Resya mengambil gambar kedekatan mereka sambil tersenyum menyeringai agar saat kaka sepupunya memiliki waktu luang, ia bisa mengadu tentang kedekatan mereka.
"Sebentar lagi kamu akan di tendang dari rumah ini Aqilah." batin Resya
Setelah mengatakan itu Aqilah langsung melepaskan bekapanya pada mulut Aldo.
"Saya serius, atau kamu mau mendapat amukan dari Wira karena tidak becus mendapatkan kontrak itu?"
Aldo menghela nafas berat, ia memang sedang tidak mood untuk mendapat omelan karena tadi adiknya mengabari kalau ibunya masuk ke dalam rumah sakit.
"Saya sedang tidak ingin di amuk oleh tuan, tapi apa ini serius nyonya?"
"Kapan seorang Aqilah pernah berbohong padamu?"
Aldo menggelengkan kepalanya pelan, ia tidak tau kalau Aqilah pernah berbohong atau tidak, ia tidak dekat dengan Aqilah selain hanya membuka ikatan tangan Aqilah setiap mendapat siksaan dari tuannya.
"Nyonya jangan becanda, saya pusing karena masalah kerja sama, belum lagi ibu saya sakit, saya harus minta ijin pada tuan untuk mengambil cuti, tapi sepertinya akan sulit karena saya tidak bisa mendapatkan kontrak itu."
"Saya serius, kamu juga tau kalau saya pernah bekerja di sana sebagai asisten pak Danu, jadi tentang kerja sama kamu tenang saja."
Aldo hanya mengangguk pelan, ia memang belum pernah melihat Aqilah berjalan di belakang Danu, tapi itu lah saat Aldo mencari tau tentang Aqilah yang hanya memiliki nama Syakilah berasal dari kampung dan bekerja menjadi asisten pribadi Danu.
"Nyonya bisa membuktikannya di depan saya kalau pak Danu akan menerimanya? Saya bisa membantu apa saja asalkan nyonya bisa melajutkan kontrak kerja sama itu."
Aqilah langsung mengambil ponselnya di kursi meja makan, ia langsung mengetik pesan pada Danu untuk menyuruh melanjutkan kontrak kerja sama dan menyuruh untuk langsung menelpon Aldo.
"Sebentar lagi Pak Danu akan menelponmu."
Aldo menggeleng pelan sambil tersenyum.
"Nyonya terlalu percaya diri, nyonya hanya mantan asisten Pak Danu, bagai mana bisa nyonya membujuk Pak Danu?"
Setelah Aldo selsai bicara tiba-tiba saja ponsel Aldo bergetar.
Dret... Dret...
Aldo langsung merogoh ponselnya di saku celananya, ai mengerutkan kening sesaat saat nama yang menelponya adalah Danu.
"Hallo Pak Aldo."
"Iya Pak Danu."
"Saya setuju untuk melanjutkan kerja sama itu, saya pikir Aulia sudah memiliki kontrak kerja sama dengan Karisa Grup, ternyata yang memiliki kerja sama Audi, jadi saya minta maaf karena tidak teliti melihat data itu."
"Baik Pak Danu, saya akan pergi ke MD Anderson Grup."
"Iya saya tunggu."
Setelah itu mereka memutuskan sambungan telponnya.
Kini Aldo menatap wajah Aqilah dengan tatapan tidak percaya kalau Aqilah bisa membuat Danu melanjutkan kerja sama.
"Siapa sebenarnya nyonya Aqilah? Kenapa nyonya bisa menyuruh Pak Danu untuk melanjutkan kerja sama? Atau jangan-jangan selama nyonya Aqilah bekerja mereka memiliki hubungan khusus, dan bisa jadi mereka sudah pernah tidur bersama?" batin Aldo
Aldo yang awalnya terpesona dengan Aqilah kini menatap Aqilah dengan rasa jijik, bisa saja tuannya itu sudah pernah tidur dengan Aqilah dan Aqilah sudah tidak perawan itu kenapa tuannya terus saja tidak bisa mengontrol emosi karena kecewa.
Apa lagi Aldo tau Aqilah lulusan SMA, sedangkan Aqilah bisa menjadi asisten pribadi Danu, lelaki lajang yang sangat sulit di dekati.
Bahkan yang Aldo tau Danu selalu memiliki asisten pribadi lelaki, hanya Aqilah yang pernah menjadi asisten pribadi Danu yang perempuan dan Aldo juga tidak tau pasti karena belum pernah melihat langsung kalau Aqilah pernah menjadi asisten pribada Danu.
Setelah beberapa saat penuh dengan pikiran tentang Aqilah kini Aldo sadar ia belum mengabulkan pertanyaan dari Aqilah.
Aldo baru sadar ternyata Aqilah sudah sibuk lagi dengan memasaknya. Aldo langsung berjalan mendekati Aqilah.
"Apa yang ingin nyonya tanyakan?"
Aqilah langsung membalikan tubuhnya setelah membalik ayam goreng.
"Apa Wira pernah tidur bersama Alexsa?"
Aldo tersenyum samar saat mendengar pertanyaan dari Aqilah, itu artinya Aqilah tadi memang cemburu.
"Iya mereka sering tidur bersama."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Fenti
kok Aqila di gutuin🤧
2023-06-26
0
@𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 𝓐ⷨ𝖒ⷷ𝖊ᷞ𝖑𝖑♛⃝꙰ ❤
Hallo kk aku dah mampir bawa like
semangat ya
2023-02-17
1
Nindira
Kalian akan menyesal kalau tahu siapa sebenarnya Aqila itu
2023-02-16
1