Saat Aqilah mengatakan kalau ia akan melepaskan suaminya setelah 3 tahun itu bukan hanya sebuah ucapan.
Aqilah sudah memiliki perjanjian dengan Daddynya sebelum menikah dengan Wira.
Jika Aqilah tidak bisa membuat suaminya jatuh cinta padanya dalam waktu 3 tahun, maka Daddynya menyuruh Aqilah untuk melayangkan gugatan cerai dan kembali dalam hidup normalnya sebagai Nona Veronica.
Itu lah perjanjian awal sebelum menikah dengan Wira, tantu saja Aqilah harus menepati janji pada Deddyanya.
Entah Aqilah sudah benar-benar rela atau tidak rela, ia akan melepaskan status sebagai istri dari Wira.
Apa lagi sebenarnya selama ini Aqilah sudah sedikit lelah saat ia harus sembunyi-sembunyi keluar dari rumah suaminya saat orang kepercayaannya yang bernama Sinta bilang kalau inpestor yang akan bekerja sama hanya ingin ia yang datang.
Tentu saja Aqilah harus cerdas memutar otaknya untuk mengelabui orang rumah.
Sudah 1 jam Aqilah di ikat di atas ranjang hingga Aldo masuk ke dalam kamar itu.
Sudah Aqilah duga kalau suaminya itu akan menyuruh asisten pribadinya untuk melepaskan ikatannya.
Aldo mengela nafas saat melihat perut rata Aqilah yang membiru, ia ngilu melihat siksaan dari tuannya yang tidak tanggung-tanggung menyiksa istrinya.
Aldo langsung melepaskan ikatan Aqilah tanpa berbicara, setelah itu membantu Aqilah untuk duduk.
"Nyonya tidak apa-apa?"
"Saya baik-baik saja, ini hanya luka kecil, tidak masalah bagiku."
"Saya akan memanggilkan pelayan pribadi kamar ini untuk membantu nyonya mengobati luka di perut nyonya."
"Sudah saya bilang kalau saya baik-baik saja, saya tidak perlu di obati! Saya bukan wanita lemah!"
Setelah mengatakan itu Aqilah langsung melangkah keluar dari kamar karena perutnya sudah merasa lapar.
Sedangkan Aldo hanya menghela nafas berat, ia tau kalau luka Aqilah sangat serius, tapi ia juga kadang-kadang merasa aneh karena dalam waktu 1 Minggu luka itu hilang tanpa membekas.
Apa lagi yang Aldo tau kalau Aqilah selalu menolak di obati.
"Apa nyonya itu seorang monster? Kenapa nyonya selalu saja seolah-olah tidak pernah merasakan sakit?" batin Aldo
Selama hampir 1 tahun Aldo lah yang selalu membuka ikatan tangan Aqilah saat tuanya menyiksa Aqilah, tapi Aldo tidak pernah melihat Aqilah merasakan sakit di tubuhnya.
Apa lagi menurut Aldo wanita itu adalah tipikal orang yang sangat cengeng, tapi berbeda dengan Aqilah yang selalu saja bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan seakan-akan tubuh dan hatinya itu sudah kebal.
Terutama Aldo tau kalau tuannya sudah mau memberikan setengah kekayaan dari keluarga Atmaja asalkan Aqilah mau bercerai dari tuannya, tapi Aqilah menolak mentah-mentah penawaran itu.
Entah apa yang sebenarnya Aqilah cari dari keluarga Atmaja, Aldo juga tidak tau, tapi yang jelas ia bingung dengan semua yang ada dalam diri Aqilah.
Aldo keluar dari kamar tuannya, ia langsung menuju ke arah ruang makan untuk melihat apa yang di lakukan Aqilah.
Memang selama Aldo tidak ikut dengan tuannya, ia akan diam-diam melihat apa yang di lakukan oleh Aqilah.
Aldo melihat Aqilah yang sedang makan sambil matanya melihat ke arah pintu kaca yang menampilkan pemandangan pantai di sana, ia juga melihat Aqilah yang sesekali tersenyum saat melihat ombak pantai.
"Apa yang nyonya lihat? Kenapa nyonya selalu senang saat melihat ombak?" batin Aldo
Aldo memang selalu memiliki banyak pertanyaan tentang Aqilah.
Sedangkan di malam hari Aldo selalu melihat Aqilah duduk di balkon untuk menatap bintang-bintang sambil tersenyum lebar.
Bukan Aldo mencari tau tentang Aqilah, tapi balkon ia dan Aqilah memang berhadap-hadapan, tentu tau apa yang di lakukan Aqilah dari dalam kamarnya yang memang sengaja ia hanya menggunakan hordeng tipis agar pemandangan itu masuk ke dalam kamarnya.
Pada akhirnya Aldo meninggalkan Aqilah saat melihat Aqilah selalu menujukan sifat baik-baik saja.
Namun tetap saja selama hampir 1 tahun ini Aldo selalu bertanya-tanya apa Aqilah itu wanita normal atau wanita setengah gila.
Aqilah masih sibuk mengunyah makanya sambil melihat ombak, bukan ombak yang membuat Aqilah tersenyum, tapi angin yang menerpa hingga menjadi ombak membuat ia senang.
"Aku merindukan Mommy, semenjak menikah aku tidak bisa mengujungi makam Mommy setiap Minggu lagi ." batin Aqilah
Walau pun sudah dewasa dan selalu terlihat kuat, hanya satu yang selalu membuat Aqilah rapuh, yaitu rasa rindunya terhadap Mommynya membuat Aqilah selalu rapuh, dan air mata yang akan menetes itu hanya ada rasa rindu terhadap Mommynya.
Selain rasa rindu pada Mommy, Aqilah tidak tau kapan terakhir ia menangis dan berhenti menjadi wanita cengeng.
Aqilah tidak bisa melanjutkan makanya, matanya sudah ingin menangis setiap kali mengingat sang Mommy.
Aqilah langsung pergi ke kamar, hari ini ia akan mengunjungi makam sang Mommy.
Aqilah mengganti pakaiannya dengan dress hitam sebawah lutut dan lengen panjang, tidak lupa mengalungkan syal di lehernya termasuk kacamata hitam yang ia letakan di leher dressnya.
Aqilah langsung mengambil tas kecil dan memakai sepatu hak tinggi, lalu ia langsung keluar dari rumah itu tanpa memasan taksi, ia akan mencari taksi di jalan raya.
Bukan Aqilah tidak bisa memesan taksi online, tapi ia malas kalau ketahuan Tante dan sepupu dari suaminya yang akan membuang banyak waktunya.
Aldo melihat Aqilah yang memakai serba hitam, dari dress, syal, kacamata, tas kecil dan sepatu hak tingginya, ia menjadi penasaran mau kemana Aqilah karena yang ia tau Aqilah tidak memiliki kerabat di Jakarta.
Aldo langsung naik ke mobil untuk mengikuti kemana perginya Aqilah karena hari ini ia tidak memiliki pekerjaan.
Setelah sudah keluar dari kompleks perumahan Aqilah langsung menghentikan taksi dan masuk ke dalam taksi itu.
"Pak, pergi ke toko bunga Cempaka."
"Baik Nona."
Setelah sekitar 10 menit mereka berdua sampai di toko bunga Cempaka.
"Pak tunggu dulu di sini, saya mau beli bunga dulu."
"Baik Nona."
Aqilah langsung turun dari taksi, ia langsung membeli bunga seperti biasanya.
"Hallo, saya minta bunga seperti biasa."
Pemilik toko bunga Cempaka yang bernama Sasa itu langsung tersenyum lebar saat melihat siapa yang datang.
"Baik Nona Vero, itu sebuah kehormatan untuk kami, sudah lama sekali tidak melihat Nona Vero beli bunga saya."
Sasa memang mengetahui identitas asli Aqilah karena Aqilah selalu membeli bunga di tempat ia dari usia Aqilah 11 tahun.
"Iya akhir-akhir ini saya sedang sibuk, jadi saya tidak bisa berkunjung ke makam mommy."
"Ini sudah selsai Nona, terima kasih sudah berkunjung di toko kami lagi."
"Sama-sama bu."
Aqilah mengambil bunga itu dan membayatnya dengan harga 700 ribu rupiah.
Setelah itu Aqilah langsung masuk ke dalam taksi lagi.
"Pak, kita pergi ke pemakaman pondok Indah."
"Baik Nona."
Supir taksi itu langsung melajukan mobilnya lagi ke arah tempat yang di tuju hingga mereka sampai di sana.
"Ini bayarnya pak."
"Ini hanya 150 ribu Nona."
"Ini kelebihan 100 ribu."
"Ambil saja."
Setelah mengatakan itu Aqilah langsung buru-buru pergi ke arah makam Mommynya.
Aqilah langsung berjongkok, ia meletakan bunga yang di belinya tadi.
"Mommy, aku sangat merindukan Mommy, maaf karena putrimu ini tidak pernah datang kemari lagi." batin Aqilah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Fenti
semangat thor, aku mampir 😁
2023-05-05
0
Fenti
hati-hati kalau penasaran nanti berujung cinta kan bahaya
2023-05-05
0
Fenti
diakan bukan orang sembarang Aldo
2023-05-05
0