5

Dalam dua hari Sela tidak keluar dari kamarnya, untuk urusan makan sudah tentu ada yang mengantarkan dengan menu yang bervariasi di setiap waktu makan dengan harga yang terbilang fantastis bagi dirinya yang kini hanya hidup dari hasil kerjanya sendiri yang tidak seberapa jumlahnya.

Malam ini Sela ingin menghirup udara segar dengan mengenakan jaket serta celana panjang, tidak lupa topi sebagai penutup kepalanya disertai masker untuk menutup wajahnya. Dia berjalan santai menyusuri trotoar menuju ke sebuah minimarket yang berada tidak jauh dari tempat kosnya.

Dari jarak yang tidak jauh ada seseorang yang berada di atas motor memperhatikannya tanpa mengalihkan pandangan sedikitpun. Ketika Sela keluar dari mini market, seseorang menarik pergelangan tangannya.

"Siapa sih, bisa dilepas tidak?" Sela dengan ketus berusaha melepaskan cengkeraman orang itu

"Akan gue lepas jika Lo mau ikut denganku"

"Tidak akan, kalau tidak mau melepaskan gue akan teriak dengan keras hingga orang-orang yang berada di sini akan menghakimimu" Sela mengenali wajah tampan yang beberapa hari lalu mengakui telah menid*rinya

"Percuma juga Lo teriak tidak akan ada yang peduli, karena mereka semua mengenal siapa diriku, lebih baik Lo ikut gue sekarang sebelum gue berbuat kasar" Lelaki itu berbisik di telinga Sela

Terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta, karena posisi mereka saat ini sangat dekat. Tidak ada satu orangpun yang curiga, yang sebenarnya Sela dalam keadaan ketakutan. Sela tidak tahu mengapa semua orang yang melihat mereka malah menundukkan kepalanya memberi hormat dan menyapa dengan sopan.

Sela bertanya-tanya dalam hati, sebenarnya siapa lelaki yang seenak dia sendiri membawanya pergi, bahkan orang-orang yang melihatpun hanya diam dan tidak mempedulikan keberadaannya.

"Sebenarnya kita mau kemana?" Sela mengajukan pertanyaan kepada lelaki yang membawanya pergi

"Cukup duduk diam dan pegangan dengan erat, setelah sampai di tempat tujuan kamu juga akan mengetahuinya" Jawabnya sambil menyalakan motornya

Sela hanya diam setelah mendengar jawaban ketus sang lelaki, dia memilih tidak bertanya-tanya lagi.

Butuh waktu setengah jam, akhirnya motor berhenti di depan sebuah gedung yang cukup terkenal dan mewah. Sela tahu banget tentang gedung ini, karena dia dulu juga sering datang ke sini saat masih memiliki banyak uang tentunya.

Tangan Sela digenggam erat berjalan memasuki gedung, di sana sudah disambut beberapa karyawan dengan sopan.

"Selamat malam tuan muda" Sapa seorang karyawan yang membuat Sela membelalakkan matanya mendengar sapaan sang karyawan dengan hormat

Namun sayangnya yang disapa terlihat arogan hanya melewati tanpa menjawab sapaan itu.

"Maaf tuan, gaun yang Anda pesan sudah kami siapkan di ruang VVIP, di sana sudah di tunggu oleh designernya

"Heem" Jawabnya singkat

Sela kembali di bawa masuk ke sebuah ruangan yang berada di bagian terdalam. Sela sangat tertegun melihat ruangan dengan desain interior yang sangat mewah. Bahkan beberapa kali Sela masuk ke gedung ini belum pernah sekalipun menginjakkan kakinya di ruangan yang terlihat sangat elegat dan berkharisma.

"Sejak kapan boutiq ini ada ruangan seperti ini? Mengapa aku belum pernah memasukinya selama ini?" Batin Sela yang masih saja memperhatikan ornamen-ornamen yang begitu detail dalam pembuatannya

"Jangan kampungan bisa tidak?"

"Apaan sih, sebenarnya kamu siapa sih, beraninya membawa anak gadis orang ke tempat ini?" Dengan cekatan Lelaki itu membekap mulut Sela dan membisikkan sesuatu "Kamu diam dulu, ikuti semua perkataanku dan jangan asal bicara di sini, nanti akan aku jelaskan semuanya"

Seperti yang didengar Sela baru saja, dia hanya mengikuti kemanapun lelaki itu membawanya, berbicara ketika ada yang bertanya, itupun hanya seperlunya saja, dia tidak ingin membuat kesalahan dan tahun akan berujung dengan amarah.

"Wah, cantik sekali. Pantas saja dijodohkan dengan siapapun tidak mau, ada yang bening kek begini" Goda sang desainer

"Dandani yang cantik dan pakaikan gaun yang dulu pernah gue pesan, jangan sampai kurang sedikitpun, Lo tahukan apa akibatnya...." Ancam lelaki itu

"Pokoknya kalau sama saya dijamin tidak akan pernah mengecewakan, lagi pula ini mah mudah tinggal poles sedikit juga pasti cantik banget, memang pinter kamu" Berulang kali sang desainer memuji Sela dan berdecak kagum, karena selama ini belum pernah dia melihat gadis secantik Sela meskipun tanpa riasan sedikitpun

"Tapi, sepertinya wajahnya tidak begitu asing?" sang desainer bertanya sambil melirik kearah lelaki angkuh namun tampannya luar biasa dan Sela belum mengetahui siapa namanya

"Jangan sok tahu, memangnya kamu pernah lihat dimana?" Sebenarnya lelaki itu tahu betul kalau Sela adalah pelanggan di butik ini dan sudah lama memperhatikan dan mencari informasi yang berkaitan dengan Sela

"Beneran Fan.... Aku pernah melihatnya"

"Cepat selesaikan keburu malam, jangan banyak bicara lagi" Suara Ifan mendominasi

Ifan, nama lelaki itu adalah Ifan Bagaskara. Anak tunggal seorang konglomerat yang memiliki beberapa bisnis dan semuanya menguasai pasar, termasuk butik ini adalah milik keluarganya yang dikelola oleh mamanya.

Tidak butuh waktu lama, semua selesai sesuai arahan Ifan yang menghendaki make up yang natural dan tidak berlebihan, rambut panjang Sela tetap diurai dan hanya diberi sedikit hiasan di kepalanya.

Sela yang melihat perubahan pada dirinya cukup tertegun, karena selama ini dia tidak pernah berdandan dengan MUA yang profesional. Tidak hanya Sela yang menikmati hasil riasan sang desainer, Ifan juga terlihat sangat terpesona dengan wajah natural Sela.

"Kedip Fan, kayak tidak pernah lihat cewek cantik saja" Ejek sang desainer yang membuat Ifan langsung memalingkan wajahnya ke arah lain

"Kalau sudah selesai, gue cabut dulu" Ifan mengalihkan pembicaraan

"Make up sedikitlah, biar tidak kebanting dengannya, kamu tidak malu jika nantinya kamu dikira sopir?"

Ifan menurut kemanapun desiner itu menariknya, Ifan memang sedikit insecure ketika melihat hasil riasan Sela, namun dalam hatinya masih oleh bersikukuh, siapa sih yang akan menganggapnya seorang sopir, lagi pula semua orang yang hadir di sana sudah mengenalnya.

Ifan mulai dirapikan rambutnya dengan menggunting bagian pelipis dan belakang yang mulai memanjang, tidak meninggalkan kesan usianya yang masih muda dan juga tampan, semenitpun sudah jadi, baru dia mengganti baju dengan sedikit formal agar sesuai dengan gaun yang dikenakan oleh Sela.

Ifan kembali menggenggam tangan Sela dan keluar dari ruang VVIP menuju ke lobi, di sana sudah terparkir mobil sport warna hitam dengan cat yang masih sangat mengkilap, bahkan lalatpun akan terpeleset jika berani menapakkan kakinya di sana.

Seorang sopir keluar dan membukakan pintu mobil belakang agar kami memasukinya, namun ditolak oleh Ifan, dia meminta sopirnya pulang membawa motor miliknya dan dia sendiri yang akan mengendarai mobil sport warna hitam itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!