BENIH TANPA CINTA
"Sela, bisa keluar kamar sekarang tidak, mama mau bicara" Sarah mama Sela terlihat sangat gusar ketika mendobrak pintu kamar anak perempuannya
"Apa lagi sih Ma, yang perlu kita bicarakan, Sela pikir semuanya sudah selesai dan tidak ada yang perlu kita bahas lagi" Sela membuka pintu dan berbicara dengan malas seraya kembali ke kasurnya setelah membuka pintu
"Kamu benar-benar tidak tahu cara menghormati orang tua. Mama mau bicara malah seenaknya kamu tinggalin mama" Masih dengan suara tinggi Sarah berucap
"Mama mau Sela hormati? Tapi, menurut Sela Mama memang tidak pantas untuk dihormati" Sela juga tidak mau kalah
"Mama yang hanya peduli pada uang, dan tidak pernah ada perhatian sama sekali untuk Sela, apakah seperti itu perilaku orang tua yang harus Sela hormati? Bagi Sela, ada atau tidak ada mama di rumah ini, Sela sudah tidak peduli" Lanjutnya
"Mama hanya minta kamu untuk tidak putus dengan Marcel, selain itu terserah kamu mau berbuat apa, mama tidak peduli"
"Iya, karena Marcel selama ini yang selalu mengisi rekening Mama dengan uang orang tuanya yang tidak seberapa. Asal Mama tahu perbuatan Marcel terhadap Sela sudah seperti binatang. Melakukan semua yang diminta Marcel sedangkan Mama dengan seenaknya menghamburkan uang pemberiannya, Apakah uang dari Papa masih kurang?" Sela mengeluarkan semua yang telah dia pendam selama menjadi pacar Marcel atas permintaan Mamanya
"Kalau kamu putus dengan Marcel lebih baik saat ini juga kamu pergi dari rumah ini" Sarah membentak Sela dengan penuh amarah
"Pa, anak perempuanmu sudah tidak mau lagi berpacaran dengan Marcel, lalu bagaimana nasib perusahaan Papa?" Sarah mencari dukungan dari suaminya Prabu
"Sel, tolong bantu Papa, perusahaan Papa bakal gulung tikar jika kamu putus dengan Marcel, karena keluarganya adalah pemegang saham terbesar di perusahaan Papa" Prabu juga berusaha membujuk Sela
"Jadi, kalian lebih memilih peduli dengan berjalannya perusahaan dari pada perasaan anak kandung yang tersiksa" Sela berlari ke kamarnya setelah tadi sempat keluar dari sana
Sarah dan Prabu memilih meninggalkan rumah menuju ke perusahaan, karena hari ini ada janji bertemu dengan Broto ayah dari Marcel. Mereka tidak peduli dengan apa yang akan dilakukan anak gadisnya, yang terpenting bagi mereka bisnisnya masih bisa berjalan tanpa ada hambatan yang berarti.
Pertemuan dengan Broto selalu pemegang saham terbesar di perusahaan Prabu berjalan dengan beberapa kesepakatan yang tentunya sangat menguntungkan bagi perusahaan Prabu.
****
Sela merasa sesak jika hanya berada di dalam kamarnya, dengan mengendarai motor sport keluaran terbaru yang dia peroleh dari Papanya saat ulang tahunnya yang ke dua puluh tahun sebulan yang lalu, mengelilingi kota tanpa ada tujuan pasti, baginya saat ini dia hanya butuh udara segar untuk mengembalikan semangatnya setelah bersitegang dengan orang tuanya tadi pagi.
"Sel... Sela...." Teriak Tania ketika melihat sahabatnya sedang menikmati semangkok bakso di warung pinggir jalan
Sela yang melihat keberadaan sahabatnya tidak jauh dari tempat dia duduk, melambaikan tangannya agar sahabatnya mendekat ke arahnya
"Tumben makan di sini" Tania ikut memasukkan bakso ke dalam mulutnya sambil duduk di samping sahabatnya
"Kangen saja, sudah lama banget tidak makan di sini, sejak kita lulus SMA" Warung bakso ini adalah langganan Sela dan Tania ketika SMA dulu
Mereka berdua asyik mengenang masa-masa sekolah dulu. Dari yang sering bolos ke kantin hingga sering nongkrong bersama di waktu malam dengan alasan keluar rumah mengerjakan tugas sekolah.
"Sel, bagaimana hubunganmu dengan Marcel?" Tania tahu banget hubungan sahabatnya yang sudah terjalin sejak mereka masih berseragam putih abu hingga saat ini tidak pernah ada konflik apapun
"Gue sudah putus dengan Marcel" Jawab Sela singkat tanpa berniat untuk menjelaskan alasannya
"Apa?" Tania bertanya seolah dia tidak. mendengar apa yang sudah diucapkan Sela baru saja
"Hubungan Lo sama Marcel yang selalu lengket disetiap saat dan setiap waktu, bisa putus juga?" Tania masih belum percaya dengan ucapan Sela
"Yang sudah nikah saja bisa cerai apalagi gue yang baru pacaran" Sela menjawab tanpa berpikir panjang
"Ya.... benar juga apa yang Lo bilang, tapi Sel... Dulu gue pikir kalian akan bersama sampai ajal memisahkan kalian" Tania tidak melanjutkan perkataannya
"Sudahlah tidak perlu dibahas lagi, mending kita senang-senang" Sela tidak ingin membahasnya karena dialah yang meminta untuk mengakhiri hubungan mereka
Tidak ada rasa sedih maupun penyesalan dalam hati Sela, tidak seperti orang di luar sana yang akan menangis berhari-hari untuk meratapi hubungan yang belum jelas. Menurut Sela hidupnya akan tetap berjalan seperti biasa bahkan lebih bahagia jika dia tidak memiliki hubungan apapun dengan cowok manapun.
Hingga tengah malam, Sela baru pulang. Tangannya yang baru memegang gagang pintu dan belum berhasil menarik handelnya, tapi dia sudah dihentikan oleh Mamanya yang baru saja turun dari mobil bersama Papanya.
"Sela, tunggu" Sarah berlari menghampiri anak gadisnya
"Apa lagi Ma.... Sela capek, Sela mau masuk dan ingin segera tidur" Sela tidak menghiraukan teriakan Mamanya dan memilih segera berlari menuju kamarnya yang terletak di lantai dua
"Sela... turun tidak" Suara Sarah semakin keras
Sela yang tidak ingin mengganggu tetangga mereka, memilih untuk turun berjalan menuju ke sofa dan berbaring di sana.
"Kamu dari mana, tengah malam baru pulang?" Sarah menginterogasi
"Bukan urusan mama juga kan Sela pergi kemana, lagi pula sejak kapan Mama perduli dengan kegiatan Sela, bukannya selama ini Mama tidak pernah perduli dengan hidup Sela?" Sela semakin berani membantah pembicaraan Sarah
"Apakah kamu tahu mengapa selama ini Mama tidak perduli dengan mu, itu dikarenakan Mama percaya dengan Marcel yang akan selalu menjagamu kapanpun dan dimanapun" Sarah memang sangat percaya dengan Marcel
"Iya, Mama lebih percaya dengan orang lain dibanding dengan anaknya sendiri. Bahkan Mama tega membiarkan anak Mama berada dalam genggaman cowok bejat seperti Marcel" Sela semakin berani mengeluarkan Unek-unek yang dia pendam selama ini
"Marcel bukan cowok seperti itu, dia cowok yang bertanggung jawab dengan apa yang dia lakukan, kamu pasti membuat cerita agar Mama tidak menjodohkan kamu lagi dengan dia" Sarah tidak pernah mengakui kejelekan Marcel, karena dimata Sarah Marcel adalah cowok yang bertanggung jawab
"Iya, cowok yang bertanggung jawab terhadap semua cewek yang rela tidur bareng dengan dia"
"Sela" Sarah menampar pipi Sela yang putih mulus hingga meninggalkan bekas lukisan tangan di sana "Jangan pernah berbicara seperti itu lagi"
"Sela tidak akan pernah menjelekkan Marcel lagi di depan Mama, namun Mama akan mendengar semua kejelekan dan kebejatan Marcel dari mulut di luar sana" Sela berlalu meninggalkan Sarah yang masih terlihat sangat gusar
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Tetik Saputri
semangat kak
2023-06-18
2