"Papa ...." teriak Aurora.
Aurora tampak menangis pilu karena ayahnya tiba-tiba pingsan. Melihat Aurora histeris membuat kesadaran Nyonya Jiang kembali dan baru merasa panik.
"Ya, Tuhan kenapa lagi ini, semua ini gara-gara kamu Asgar!"
Aurora tampak menoleh dan menyuruh ibunya untuk bergegas memanggil ambulans.
"Bu, cepat panggil ambulas!" teriak Aurora dan juga Adelle secara bersamaan.
Nyonya Jiang yang sedari tadi panik dan hanya mondar-mandir, segera menelpon pihak medis setelah ditegur oleh kedua putrinya.
Rupanya di jalan tol sedang terjadi kecelakaan besar, sehingga semua petugas medis pun lebih mendahulukan untuk pergi menyelamatkan para korban yang terjebak dalam kecelakaan itu.
"Jangan bilang kalian tidak bisa mengirim ambulans ke sini!" ucap Nyonya Jiang dengan nada meninggi karena marah.
Ia bahkan tidak perduli dengan alasan yang diberikan oleh mereka. Hingga beberapa saat kemudian, hasilnya sama saja. Rupanya memang tidak ada ambulans yang bisa datang ke rumah itu.
Sebelum menjadi seorang tunanetra, Asgar adalah seorang pembalap mobil yang sangat hebat. Lalu tercetus ide bagaimana kalau ia yang membawa mobil untuk mengantarkan ayah mertuanya ke Rumah Sakit.
Bukannya mendapat persetujuan, Asgar justru menjadi bahan candaan oleh Nyonya Jiang dan adik iparnya, Adelle.
"Hallo, kau sedang bercanda ya! Ingat mata Lo itu buta, jadi bagaimana Lo bisa menyetir!" ucap Adelle sambil mengelilingi tubuh Asgars sambil bersedekap dada.
Adelle justru menertawakan ucapan Asgar. Lain lagi dengan Aurora masih saja terisak karena sang ayah belum juga siuman. Detak jantungnya juga semakin melemah saat ini, sehingga ia menjadi semakin panik.
"Sudahlah, sampai kapanpun seorang tunanetra tidak akan pernah bisa menyetir!"
Tiba-tiba saja Nyonya Jiang teringat akan sesuatu.
"Bukankah di saat genting seperti ini, bisa meminta bantuan dari Aiden?"
"Jika sekarang ini bisa meminta bantuan dari Aiden, maka Aurora akan berterima kasih kepada Aiden, sehingga hubungan mereka menjadi semakin dekat," ucapnya di dalam hati sambil menyeringai.
"Sudah Ibu putuskan, kita akan meminta bantuan dari Aiden saja!"
Saat Nyonya Jiang menyebutkan nama Aiden, sebenarnya Asgar tidak suka, akan tetapi ia tidak bisa menentang ucapan dari ibu mertuanya itu.
Kebetulan Aiden memang berada di dekat sana, sehingga ia bisa langsung datang ke rumah Kimora dengan cepat.
"Tenanglah Tante, hanya membutuhkan waktu sepuluh menit, maka kita akan sampai di Rumah Sakit," ucap Aiden dengan sangat yakin.
Sesuai dengan ucapan dari Aiden, maka ia pun segera sampai di rumah Keluarga Jiang. Lalu ia membantu orang-orang untuk mengangkat tubuh Tuan Jiang ke arah mobil.
"Tante, jangan khawatir semuanya akan baik-baik saja!"
Aiden menyetir dengan penuh percaya diri. Apalagi ketika ia datang, lalu lintas masih lancar. Namun, siapa sangka, saat baru saja keluar dari rumah, mereka pun langsung bertemu dengan kemacetan.
"Ha-ah, macet!" ucap Aiden panik.
Mobil yang mereka kendarai tidak bisa bergerak sama sekali, dan hal itu sukses membuat air mata Aurora semakin mengalir deras. Aiden tampak memukul stir kemudi karena kesal.
"Sial! Katamu semuanya lancar dan bisa sampai di Rumah Sakit dalam waktu sepuluh menit saja, buktinya mana!" cecar Adelle yang kesal dengan ucapan omong kosong dari Aiden.
Tidak hanya sampai di sana, Aurora benar-benar semakin membenci Aiden. Apalagi ia sudah mengukur kemampuannya terlalu tinggi.
"Makanya kalau bicara itu dipikir dulu, jangan cuma omong kosong!" ucap Aurora kemudian.
Rupanya Aurora juga tampak kesal pada Aiden. Merasa tersudut Aiden juga merutuki sikapnya.
"Sial, seharusnya dalam posisi ini lebih menguntungkan, tetapi kenapa justru semakin dibenci Aurora!" rutuk Aiden di dalam hati.
"Bagaimana ini, kondisi Ayah semakin melemah!" ucap Aurora panik.
Aurora sudah tidak berpikir jernih, ia benar-benar sudah kehabisan cara. Asgar yang tidak bisa melihat istrinya semakin kalut, akhirnya memutuskan turun dari mobil.
Ia kini berjalan ke depan dan menarik pintu mobil di sisi Aiden, lalu menarik paksa Aiden agar turun dari mobil.
“Keluar kau!”
Aurora yang melihat Asgar menjadi bringas berteriak padanya. Bukan hanya Aurora saja, melainkan orang-orang di dalam mobil terus memaki Asgar.
"Di dalam perjalanan dan kondisi seperti ini, entah siapapun itu, pastinya tidak mampu mengendarai mobil ke Rumah Sakit dalam waktu yang cepat! Kau jangan menambah masalah Asgar!"
Semuanya tampak meragukan kemampuan Asgar dalam menyetir mobil. Asgar tidak memperdulikan ucapan semua orang dan hanya bertanya pada istrinya saja.
"Apakah kau juga tidak percaya padaku, Sayang?" tanya Asgar pada Aurora dengan lembut.
"Tolong berikan kesempatan kali ini saja!" ucap Asgar setengah memohon.
Melihat deru nafas Ayahnya yang semakin melemah, Aurora pun ingin mencoba kesempatan tak mungkin ini.
"Meskipun ini terkesan mustahil, tapi lakukan apapun yang kamu yakini Asgar!"
Akhirnya Aurora mau percaya pada kemampuan Asgar. Melihat Aurora justru lebih percaya dengan suaminya, Aiden buru-buru naik mobil, dan bertaruhan dengan protagonis pria.
"Aku berani bertaruh denganmu, kamu tidak akan bisa mengantar Tuan Jiang ke Rumah Sakit dalam waktu sepuluh menit!"
Asgar tampak mengabaikan ucapan dari Aiden. Akan tetapi ucapan yang selanjutnya dari Aiden mampu membuat ia harus menahan amarahnya dengan mengepalkan kedua tangannya.
"Jika kamu tidak dapat mengantar Tuan Jiang dalam waktu sepuluh menit, maka kau harus bercerai dengan Aurora!" ucap Adien sambil menyeringai.
"Lalu ...."
Aiden tampak menoleh ke arah Asgar kembali sambil mencondongkan wajahnya mendekat ke arahnya. Ia membisikan kata pada Asgar.
Jika dia mampu melakukannya, maka Aiden berjanji tidak akan lagi mendekati istrinya lagi. Asgar mengulurkan tangannya ke arah Aiden untuk mengajaknya berjabat tangan.
"Deal!"
Ternyata Asgar menyetujui taruhan yang diajukan oleh Aiden. Dengan hal tersebut saja rupanya mampu membuat Nyonya Jiang dan Adelle merasa sangat senang.
“Bu, kita tidak perlu repot-repot menyingkir si buta itu.”
“Benar sekali, sudah buta bodoh pula!”
Tampak sekali jika mereka bertiga tidak percaya kalau Asgar mampu melakukannya, bahkan Aurora juga mulai merasa cemas pada suaminya.
Aiden mengulum senyumnya dalam-dalam karena sebentar lagi ia bisa memiliki Aurora sepenuh hati setelah Asgar dan dirinya bercerai.
"Rasanya sungguh tidak sabar untuk melihat kalian bercerai, apalagi melihatmu terbuang di jalanan rasanya sungguh menyenangkan," ucap Aiden di dalam hatinya.
Setelah menaiki mobil, Asgar segera menginjak pedal gas, kemudian memutar setir mobil, dan mengingatkan Aurora untuk memegang pegangan dengan erat.
"Pegangan yang erat, Sayang!" titah Asgar pada istrinya.
Aiden yang detik sebelumnya menertawai Asgar karena mengendarai mobil tidak sampai 20 km/jam, masih meragukan ucapan Asgar yang menyuruh Aurora pegangan. Hingga detik selanjutnya Aiden justru langsung terjatuh ke bawah saat Asgar memulai aksi heroiknya.
Ternyata Asgar menyetir mobil dengan memiringkan mobil, melihat dimana adanya celah, ia pun langsung melintasi celah yang sempit itu. Kecepatan yang ia gunakan sangat cepat bahkan cara menyetirnya ini pun membuat orang-orang di dalam mobil sangat terkejut.
"Gila, kamu benar-benar gila Asgar! Cara menyetirnya begitu buruk hingga membuat ibuku justru mual-mual!" ucap Adelle marah.
“Cepat berhenti, kau ingin membunuh kamu semua!”
Nyonya Jiang meminta Asgar untuk buru-buru menurunkan dirinya dari dalam mobil. Rupanya ia memuntahkan semua isi perutnya ketika mobil baru berhenti stabil.
Aurora melihat waktu sekilas, ternyata mereka hanya memakai waktu lima menit untuk tiba di Rumah Sakit. Aurora menyunggingkan senyum pada suaminya dan merasa puas karena Asgar menepati ucapannya.
"Kau benar-benar lelaki hebat Asgar," puji Aurora di dalam hati.
Aurora baru saja ingin memuji Asgar, namun ia justru langsung mendengar ocehan dari ibunya sendiri yang terus menyalahkan suaminya karena cara menyetirnya ugal-ugalan.
"Dasar menantu gila! Kau ingin membuat perut ini terus bergejolak dan mabuk mobil ya! Beraninya kau!"
"Kalau tidak bisa mengendarai mobil jangan bertindak gegabah seperti itu! Cara menyetir masih ugal-ugalan tetapi justru bergaya sok keren! Dasar menantu tidak berguna!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Leony2
yakin tuh, gue rasa enggak
2023-01-07
2
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
ngk ada benarnya sama sekali
2023-01-06
3
Jin
Bisa dia itu daredevil kampret
2023-01-06
2