Rupanya wanita cantik yang berbaring di samping Asgar bernama Grace. Ia adalah teman baik Aiden. Seorang lelaki yang sangat mencintai Aurora.
Sayangnya, Asgar lebih dulu menikah dengan Aurora. Sehingga mau tidak mau ia harus merebut hati Nyonya Jiang dan juga membuat kesan buruk pada Asgar agar Aurora meliriknya.
Padahal Asgar tidak pernah berniat bercerai, meskipun ia sudah dihina sedemikian rupa. Ia begitu yakin jika suatu saat bisa kembali melihat dan merebut hati istrinya.
Meski ia tahu perjalanan panjang harus dilaluinya. Setelah dirasa cukup, Grace berbaring ke samping Asgar, mencoba memandangi lelaki tampan di sampingnya itu. Dielusnya wajah tampan Asgar lalu berdecih kemudian.
“Ganteng tapi buta, jadi buat apa!”
Setelah menghina Asgar, Grace mulai menghubungi Aiden. Sementara Asgar masih berjuang untuk menahan diri agar tidak terlalu masuk ke dalam rencana mereka.
“Hallo, Sayang,” sapa Grace manja.
“Hai, juga Sayang. Ada apa kau menelpon?”
“Sebentar lagi tugas yang kau berikan sudah selesai, ingat kau harus membayar mahal atas pengorbanan ini, mengerti!”
Aiden tampak tertawa mendengar ucapan Grace. Gaya manja dan centilnya tetap saja sama. Namun, Aiden cukup mengakui jika Grace sangat pandai bermain cantik, maka dari itu Aiden menggunakan jasanya.
“Kau tahu, dalam tugas ini banyak pengorbanan yang harus dilakukan!”
“Di tambah lagi harus berpura-pura menjadi kekasih dan tidur dengannya lelaki buta ini!” ucap Grace sambil melirik ke arah Asgar.
“Untung saja lelaki ini buta, kalau tidak sudah pasti dia bisa melihat tubuh seksiku.”
“Iya, iya, terima kasih Sayang, aku janji akan aku bayar sesuai dengan kesepakatan kita!”
Grace juga mengingatkan jika dia berhasil dalam misinya kali ini, Aiden harus mengingatnya.
“Iya, aku janji.”
Saat masih berpura-pura tidur, Asgar bisa mengetahui jika semua ini adalah ulah Aiden yang sangat mencintai istrinya.
“Rupanya Aiden masih berusaha agar kami bisa bercerai. Hm, baiklah kita lihat saja sampai dimana permainanmu!” ucap Asgar di dalam hati.
Ternyata ia ingin membuat seolah perselingkuhan ini terjadi dan Asgar adalah lelaki yang tidak baik. Saat wanita itu masih asyik mengobrol, Asgar hanya mengintip sejenak untuk membaca situasi lalu kembali pura-pura masih pingsan.
Aiden tampak puas dengan kinerja Grace. Tidak sampai disitu, Grace segera mengirim video dan alamat hotel ke nomor Aurora. Kebetulan saat itu, ia sedang memegang ponsel.
Betapa terkejutnya Aurora melihat video tentang perselingkuhan suaminya. Meskipun tidak cinta, tetapi Aurora tetap sakit hati dengan tindakan yang dilakukan oleh Asgar.
“Kamu jahat, Mas. Teganya kamu menghianati pernikahan ini.”
Sesak menggerogoti jiwa. Nafasnya tersengal karena ia tidak mampu menahan rasa sakitnya. Lain lagi dengan Aiden yang terus mengembangkan senyuman di bibirnya saat mengunjungi Aurora.
Aurora yang masih diliputi amarah segera mengambil tas dan keluar kamar. Saat turun ia bertemu Aiden di bawah. Aiden tampak telah membaca situasi dan menawari Aurora tumpangan.
Aurora setuju dan mereka berdua segera pergi ke hotel. Saat sampai hotel, demi membuktikan hal itu Aurora menelepon nomor yang mengirim pesan itu.
Senyum Grace merekah, ketika Aurora menelpon. Ia segera menekan gagang ponsel berwarna hijau itu dan men-loudspeaker ponselnya. Tentu saja suara Aurora terdengar menggema di ruangan itu.
Asgar yang sebenarnya tidak tertidur, mencoba menajamkan pendengarannya lalu mencari sumber suara. Aurora yang merasa sakit hati, segera menegur Asgar lewat sambungan telepon itu.
“Mas, apa ini nomor ponsel kamu yang baru atau nomor selingkuhan kamu?”
Bibir Asgar bergetar mendengar suara tangis pilu istrinya. Tangannya mengepal menahan rasa sakit yang sama dengan yang sedang dirasakan oleh sang istri saat ini. Merasa tidak menjawab telepon darinya, maka Aurora kembali berbicara.
“Kalau kamu nggak cinta, seharusnya kamu tidak berselingkuh, Mas? Tahukah kamu dengan melakukan hal itu sama saja kamu mengkhianati pernikahan kita!”
Mendengar suara Aurora yang hancur, wanita cantik di sebelah Asgar langsung merangkak naik ke tubuh Asgar. Bersikap seolah sedang melakukan permainan panas. Ia bergerak naik turun sembari mendesah pelan, sehingga telinga Asgar memerah.
“Sayang, kamu kuat sekali, yang dalam dong Sa-sayang ....” ucap Grace seolah mendesah.
Samar-samar Aurora menemukan suara yang sama dengan orang yang ditelfonnya. Tanpa menunggu waktu lama, Aurora segera menendang pintu. Mendengar pintu kamar tertendang, Grace yang terkejut hampir saja mencium bibir Asgar.
Sementara itu Asgar menolehkan kepala dan langsung menemukan wanita cantik di ambang pintu, yang ternyata itu adalah istrinya, Aurora. Kecantikan Aurora membuat Asgar bengong, bahkan juga tidak peduli lagi kepada Grace yang asal naik di atas tubuhnya.
“Ka-kalian ....” teriak Aurora dengan bibir gemetar.
Detik selanjutnya, Aurora langsung datang mendekatinya, dan mendorong pergi Grace yang berada di atas tubuh Asgar. Terlihat jika Aurora menangis kencang memaki serta memberondong suaminya dengan sejuta pertanyaan.
Menanyakan apa yang kurang dari dirinya hingga membuat Asgar berani selingkuh. Melihat Aurora terguncang, pada saat yang sama Grace berpura-pura menangis dan menutup wajahnya.
Ia mengatakan jika dirinya tidak mau melakukan ini, tapi Asgar rela memberi Grace obat perangsang demi mendapatkannya. Bahkan berani mengatakan saat ia tersadar kembali, mereka berdua sudah melakukan hubungan intim.
Panas, perih merasa dikhianati membuat Aurora semakin menangis dengan pilu. Menangis tanpa suara dan hanya berlinang air mata sungguh menyiksa jiwa dan perasaan Asgar.
Aiden tersenyum, tanpa menunggu Asgar menjelaskan. Aiden justru mulai membuat masalah menjadi semakin panas. Niat untuk merusak hubungan Aurora dan Asgar ia lakukan saat itu juga. Ia berpura-pura menghibur Aurora.
“Aurora, bersabarlah. Kau jangan menangisi bajingan seperti dia. Untuk apa kau mempertahankan sebuah pernikahan yang tidak sehat!”
“Bukankah lebih baik bercerai darinya?”
“Lelaki buta dan tidak berguna seperti dia, lebih pantas jika hidup di jalanan dan menjadi gelandangan.”
Sebagai seorang wanita mandiri, Aurora adalah seseorang yang berpikir positif. Ia tidak mau serta merta mengambil keputusan secara sepihak.
Apalagi saat ini pikirannya sedang kalut. Aurora terlihat menghirup udara dalam-dalam lalu menghembuskan secara perlahan.
“Ingat, kalau kamu memarahi suami kamu, yang akan tertawa adalah pelakor itu. Jadi jangan menunjukkan kemarahan atau kesedihanmu di depannya,” ucap Aurora menasehati dirinya.
Bukannya menasehati Aurora, Aiden tampak semakin menyudutkan Asgar. Ia bahkan mengatakan jika dirinya lebih pantas bersanding dengan Aurora daripada lelaki buta seperti Asgar. Apalagi Aurora adalah wanita cantik dan sempurna.
Kini Aiden kembali mendekati Aurora dan meletakkan tangannya di bahunya. Akan tetapi siapa sangka Aurora justru menghempaskan tangan Aiden dan bilang kepadanya agar tidak ikut campur.
Aurora menatap Aiden, “Apapun yang dilakukan Asgar semua ini adalah masalah kami dan kamu tidak berhak menghina Asgar seperti itu!”
Ucapan kecil itu sungguh membuat Asgar senang, tetapi lain halnya dengan Aiden yang terlihat marah.
“Sabar, sabar Aiden, jangan lupa untuk mendapatkan simpati Aurora maka kau akan mendapatkan hatinya.”
Aiden yang sangat mencintai Aurora tidak berani marah kepadanya dan hanya bisa melampiaskan amarah kepada Asgar.
“Dasar lelaki buta tidak berguna, sebaiknya menyingkirlah dari Aurora. Ia terlalu baik hati kepadamu! Bahkan membiarkanmu berada di sisinya terlalu lama.”
Aiden terlihat sangat marah dan tampak mendekati Asgar yang terduduk di atas ranjang dengan pandangan kosong. Salah satu tangannya dengan segera memukul wajah Asgar dengan sebuah botol yang ada di atas nakas hingga beberapa saat kemudian terdengar sebuah teriakan yang sangat keras.
“Aargghhh! Ka-kau ....”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Silska
jahat banget
2023-05-22
0
Leony2
jangan harap bisa dapat tubuh Asgar
2023-01-07
1
haryani
buat dipajang
2023-01-06
2