Terdengar suara erangan dari seorang lelaki yang wajahnya ditampar hingga hidung dan sudut bibirnya mengeluarkan darah.
“Argh, sialan kau Asgar!” teriak Aiden kesakitan.
Sebuah pukulan harusnya mendarat pada tubuh Asgar, akan tetapi justru berbanding terbalik padanya. Padahal saat itu Grace mulai merasa senang karena waktu itu Asgar mau dipukul.
Namun, keadaan berbalik saat ia menyadari bahwa orang yang dipukul adalah Aiden, orang yang sebelumnya hendak menyerang Asgar. Aiden mengusap sudut bibirnya yang berdarah. Lalu menatap nyalang lelaki buta di hadapannya itu.
“Ha-ah, kamu berani memukul!” ucap Aiden geram.
“Akh, tidak mungkin. Itu hanya sebuah kebetulan,” ucap Aurora dan Grace di dalam hati secara bersamaan.
Aiden masih memastikan lukanya, ternyata benar dia yang dipukul Asgar, bahkan hidungnya masih terasa nyeri.
“Beraninya kau lelaki buta! Awas kau!”
Aiden merasa tidak terima karena Asgar berhasil memukul wajahnya. Padahal ia duluan yang seharusnya memukul Aiden untuk melampiaskan kemarahan Aurora.
Awalnya Asgar hanya melayangkan sebuah tamparan, hingga sudut bibir Aiden berdarah. Namun, melihat Aiden hendak memukulnya lagi, ia pun terlihat membela dirinya.
Asgar ingin menunjukkan kepadanya bahwa orang buta pun tidak selamanya bisa ditindas. Asgar memang menyerang dan sesekali menangkis pukulan Aiden dengan sembarangan.
Mereka bahkan tidak tahu kalau penglihatan Asgar sudah kembali, dan mengira ia hanya asal melambaikan tangan saat memukul Aiden ataupun saat menangkisnya. Selepas itu ia ingin berbicara dengan istrinya.
Untuk menghindari kecurigaan orang-orang, Asgar mulai meraba area tempat tidur untuk mencari baju lalu memakainya. Padahal ia tahu betul dimana bajunya di letakkan. Lalu ia menatap ke sembarang arah.
“Kau hanya seorang sahabat dari Aurora. Kenapa kau berani ikut campur dalam urusan rumah tangga kami?” ucap Asgar tegas.
Meskipun ia seorang lelaki yang buta tetapi statusnya tetap seorang suami dari Aurora sehingga ia mempunyai hak lebih atas istrinya tersebut. Asgar tidak pernah mempunyai niatan untuk menghianati rumah tangganya terhadap Aurora dan ia juga tidak pernah rela jika istrinya berdekatan dengan lelaki lain, meskipun itu hanya berstatus teman.
“Kau berani memaki? Benar-benar kau ini!"
Aiden mulai mendekati Asgar dengan nafas memburu.
"Memangnya kenapa kalau hanya teman . Bukankah seorang teman juga mempunyai hak yang sama untuk memberikan support kepada sahabatnya yang sedang dikhianati oleh suaminya sendiri.”
Asgar menoleh ke arah Aiden.
“Sebelum kamu mencela orang lain, sebaiknya kamu berkaca dulu pada wajahmu. Orang yang begitu buruk rupa seharusnya jangan pernah berharap ingin mengencani wanita cantik. Meskipun buta, tetapi kita juga tidak bisa dibandingkan!” ucap Asgar dengan lantang.
Tentu saja hal itu membuat Aiden semakin kesal terhadap Asgar. Apalagi ucapan Asgar seolah merendahkan kedudukannya di hadapan Aurora. Aiden tampak geram sambil mengepalkan tangannya.
Alhasil Aiden yang sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi, ingin menghajar Asgar sekali lagi. Namun, saat ia hendak melayangkan pukulannya ke arah Asgar, ternyata tangan Aurora justru menahannya.
“Cukup, kamu sudah melebihi batasanmu!”
Amarah yang semula sudah berada di ubun-ubun seketika lenyap ketika melihat wajah cantik Aurora.
“Terima kasih karena kamu sudah berniat baik untuk membantu. Akan tetapi ini masalah di dalam pernikahan kami.”
“Kamu yang orang luar tidak mempunyai hak ikut campur di dalamnya. Sebaiknya kamu juga tutup mulut terhadap masalah ini. Jangan sampai ibu ataupun Alletta mengetahuinya.”
“Biarkan kamu yang menyelesaikan masalah ini sendiri,” ucap Aurora dengan wajah tegasnya.
Saat Aurora mengatakan hal tersebut Aiden hanya bisa patuh dan menghormati keputusan Aurora. Namun, ekspresi lain ketika memandang suaminya muncul.
Tanpa ia sadari air mata Aurora terlihat mengucur deras membasahi kedua pipinya. Tanpa suara air matanya mengisyaratkan betapa ia sakit hati. Sehingga membuat Asgar bisa merasakan hal yang sama.
Asgar memang masih berpura-pura belum bisa melihat, ia lalu teringat akan sebuah hal. Tangannya terus menelusuri kepala ranjang, hingga ia berhasil mendapatkan ponsel yang diam-diam telah ia sembunyikan tadi.
Tanpa diketahui siapapun, Asgar telah berhasil merekam semua kejadian yang terjadi sebelumnya. Hal itu bisa membuktikan jika justru dirinya yang terjebak saat itu.
Langkah kaki Asgar diiringi tangan yang meraba udara, akhirnya membawanya mendekati sang istri lalu ia menyerahkan ponsel itu pada Aurora.
“Apa ini?”
“Lihatlah, semoga kamu bisa melihat kebenaran di dalamnya.”
Pada saat yang sama, Grace yang melihat hal itu bergegas untuk melarikan diri tanpa sepengetahuan semua orang.
Aurora lalu segera membuka dan menonton ulang video itu.
Tidak begitu lama, ia sudah mengetahui sebab terjadinya masalah ini dengan sangat jelas. Melihat kelakuannya terbongkar, wajah Adien seketika langsung memucat. Saat menoleh ke arah Grace, ia sudah meninggalkannya lebih dulu.
Aurora tampak menutup mulutnya tidak percaya. Sahabat yang semula ia anggap baik rupanya menggunakan cara licik untuk menjebak suaminya. Sementara itu Asgar tampak memegang tangan istrinya. Kedua mata mereka saling bertemu satu sama lain.
“Aurora, terima kasih atas semua perlindungan yang kau berikan barusan.”
Pada saat yang sama Asgar juga menjamin jika dirinya hanya memiliki istri Aurora seorang. Dia juga berjanji tidak akan pernah berselingkuh. Alhamdulillah, kesungguhan hati Asgar disambut dengan baik.
Aurora mengangguk dan akhirnya bisa tersenyum kembali. Asgar mendapatkan kepercayaan dari istrinya lagi. Akan tetapi ia juga berharap jika ucapannya bisa dipertanggung jawabkan.
“Ayo kita pulang!” ajak Aurora yang langsung menggandeng lengan suaminya untuk pergi dan meninggalkan Aiden sendirian.
Melihat Aurora dan Asgar yang begitu cepat berbaikan tentu saja membuat Aiden marah. Dia pun mengejar Aurora dan berusaha menjelaskan semuanya serta meminta maaf.
Namun, ternyata Aurora langsung membawa pulang suaminya untuk kembali ke rumah dan menghiraukan panggilan Aiden.
Baru saja tiba di rumah mertuanya, Asgar langsung dimaki-maki oleh ibu mertuanya Nyonya Jiang. Kebetulan ia berada di ruang tengah sedang membaca buku.
Akan tetapi saat ia melihat Aurora kembali sambil membawa Asgar, kemarahannya memuncak. Nyonya Jiang tampak berdiri sambil bersedekap dada dan menatap nyalang menantunya itu.
“Berhenti! Mau pergi kemana kau!”
“Bu ....” ucap Aurora ingin memihak suaminya.
“Diam kamu Aurora, kamu tidak perlu ikut bicara. Ibu hanya ingin berbicara dengan lelaki buta yang tidak tahu diri ini.
“Hei, menantu buta tidak berguna. Dapat keberanian dari mana kamu bisa pergi dari rumah dan pulang seenaknya. Seharusnya kalau kamu pergi dari sini, tidak perlu kembali lagi ke rumah ini!”
“Cukup!” teriak Tuan Jiang.
Kebetulan Ayah mertuanya, Tuan Jiang berada di rumah dan mengingatkan istrinya agar tidak terlalu berlebihan dalam memarahi Asgar.
“Kau tidak perlu memaki Asgar, bagaimana pun ia adalah menantu kita!”
“Lagi pula selama ini yang merawat putri kita adalah Asgar. Kebaikan hatinya tidak dapat kita balas dengan materi.”
Akan tetapi, Ibu mertua Asgar masih belum berhenti, bahkan juga memaki suaminya.
“Cukup, kau juga tidak berhak berbicara di sini!”
Kini Nyonya Jiang mendekati suaminya.
“Semua ini juga terjadi karena kamu. Kalau dulu kamu mengendarai mobil dengan baik tidak mungkin Aurora sampai lumpuh seperti ini dan tidak perlu memaksa putri kita untuk menikah dengan pria buta tersebut!” ucapnya sambil mendorong tubuh suaminya.
Tidak hanya sampai disitu, Nyonya Jiang terus menyudutkan suaminya.
“Ini gara-gara kamu, hingga perjanjian terkutuk itu justru membuat putri kita menderita dan harus menikah dengan pria buta cucu dari kakek tersebut!” ucapnya sambil menunjuk ke arah Asgar.
Mendengar jika istrinya mengungkit masa lalunya membuat tekanan darah tinggi sang ayah mertua menjadi naik. Saat ia hendak marah, yang terjadi justru sebaliknya hingga lelaki tua tersebut jatuh pingsan.
“Papa ....” teriak Aurora.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Leony2
syukurin teh borokokok
2023-01-07
2
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
ish galak bener tu istrinya mana betah tu suami dan anaknya klu bgn
2023-01-06
3
al-del
cerdik juga rupanya... 👍
2023-01-06
3