"Ma, adek mau naik Animal Ride yang kuda poni", ujar Mitha setengah berteriak, ketika baru saja langkah kaki mereka memasuki area Mall terbesar di Semarang.
"Adek, ini di luar planning. Kita ke sini hanya mau beli lato-lato, nonton dana makan siang di Peppers lunch lho", Alfa mencoba memgingatkan kesepakatan awal mereka jalan-jalan ke mall.
"Tapi adek pengin naik itu", tunjuk Mitha pada Animal Ride yang berbentuk kuda poni. "Kalo ada papa, pasti papa bakal ijinin adek naik itu", ada nada merajuk yang kental banget. Sikap kekanak-kanakan nya sangat kental, sampai kadang kala Rainy kewalahan dengan sikap putri bungsunya yang cenderung tomboi itu.
"Tapi sekali putaran aja ya dek", Rainy akhirnya mengalah.
"Ya deh daripada tidak sama sekali".
Lalu gadis remaja itu bergegas berlari menuju sederet Animal Ride yang belum disewa. Berbicang sebentar dengan salah satu karyawannya. Lalu bergegas menaiki salah satu Animal Ride yang ber bentuk kuda poni. Rainy ganya geleng-geleng kepala melihat sikap Mitha yang absurd itu ketika mengendarai benda mati berwujud kuda poni
"Ma, nanti kalo uangnya ga cukup bisa pake uang Alfa dulu" , bisik Alfa diteilinga Rainy. Wanita sederhana itu hanya tersenyum.
"Kakak ga pengin naik juga?" Goda Rainy menatap putra sulung nya.
"Aku pengin naik kuda besi beneran ma. Biar kalo kita jalan-jalan bertiga ga perlu berpanas-panas naik motor".
Jleb
Kata-kata Alfa sekilas mengingatkan Rainy pada sosok suaminya. Sebelum prahara orang ketiga itu datang, keluarga kecilnya biasa jalan-jalan dengan mobil Pajero keluaran terbaru. Tapi setelah suaminya berbagi hati dengan perempuan lain, maka semua berubah menjadi menyakitkan.
"Jam berapa kak?"
"11.30 ma. Kenapa?" Alfa balik bertanya.
"Kita makan siang ato nyari lato-lato dulu?"
"Nyari lato-lato dulu aja ma. Makan mah gampang", jawab Alfa. "Biar kakak yang bayar ma". Bergegas Alfa mendekati pemilik ato mungkin karyawan persewaan Animal Ride ketika dilihat nya Mitha sudah mengendarai kuda poni elektrik itu ke arah mereka.
"Gimana dek? Puas?", sambut Rainy pada putri bungsu nya.
"Puas ga puas sih ma", balas Mitha sambil nyengir yang disambut dengan jitakan dikepala nya oleh tangan Alfa.
"Iiiissshhh kakak...sakit tau", dengus Mitha kesal.
Kemudian bertiga mereka melangkah meninggal tempat persewaan hewan besi itu menuju toko mainan.
"Ma, kayaknya itu Mr Anderson?"
Tunjuk Mitha pada dua orang yang terlihat seperti suami istri baru keluar dari toko sepatu dengan merk ternama. Rainy memperhatikan arah telunjuk putri nya. Disaat yang sama, netra lelaki bule itupun menangkap sosok yang dikenalnya sebagai istri dan anak-anak dari salah satu karyawan di perusahaannya.
"Hi Girl, how are you? Is long time never see you again", lelaki bule yang diketahui namanya sebagai Mr Anderson mendekati keluarga kecil salah satu karyawannya. Kemudian mencubit gemas pipi cuby Mitha. "Heem, makin cantik kau anak kecil", lanjut Mr Anderson sembari memgacak rambut Mitha setelah puas mencubit pipinya.
"Aaaawww...you hurt me Mr Anderson", protes Mitha sambil cemberut yang disambut gelak tawa lelaki bule di depannya.
"Hi Nyonya Harry nice to meet you", lelaki bule itu beralih mengulurkan tangannya pada Rainy.
"Nice to meet you too Mr Anderson", jawab Rainy menerima uluran tangan besar lelaki bule itu.
"Hi boy, jaga your family for me. Okey?" Bisik Mr Anderson ditelinga Alfa dengan senyum nakal nya.
"Off course I will", janji Alfa mantap.
"Boy, where your father? I did't find him around your family?" Tanya Mr Anderson celingukan.
"Sir, i lost something?", seorang wanita pribumi tiba-tiba menyela percakapan mereka.
Rainy tersenyum lega, karena Alfa ataupun dirinya tak harus menjawab pertanyaan Mr Anderson. Karena sejujur nya Rainy tak tahu harus menjawab apa jika ditanya keberadaan suaminya.
"Oh sorry honey, there is Mr Hary's family. She is Mr Hary's wife, he is Mr Hary's son, and the little girl...she is Mr Hary's dhoughter", Mr Anderson memperkenalkan satu persatu pada wanita yang menemaninya.
"Oh hai, saya Sarah asli Indonesia. Saya istri kontrak Mr Anderson", wanita manis dengan kulit sawo matang itu memperkenalkan diri tanpa sungkan. Rainy menerima uluran tangan Sarah dengan senyum yang ramah. Kemudian satu per satu Sarah menyalami Alfa dan Mitha.
"Well I think time for lunch. Come on, we find it now. ( baiklah, sepertinya sudah saatnya makan siang. Mari kita cari makan dulu)", ajak Mr Anderson sambil menggandeng Sarah.
"Mrs Hary, would you like joint with us? We take our lunch quickly. (Nyonya Harry, bersediakah anda bergabung dengan kami? Kita makan bersama)" Dengan senyum menggoda, Mr Andersonengajak Rainy dan anak-anaknya untuk mengikuti kemauannya.
"No thank's Mr. We...".
"Oh come on...anda g usah sungkan Nyonya Harry. Anggap ini adalah undangan spesial atas pertemuan tidak sengaja kita", giliran Sarah yang membujuk. Sebelum akhirnya Rainy mengangguk dan menyetujui permintaan Mr Anderson dan Sarah. Meski ada kecanggungan yang sedikit mewarnai, namun tak mengurangi sikap cuek Mitha yang kadang memang somplak.
"Mr Anderson, today is may birthday...tidakkah anda ingin memberi saya ucapan dan hadiah?" Pertanyaan vulgar Mitha menghasilkan cubitan dan tatapan tajam yang dari Rainy. Tapi bukannya takut, Mitha malah seolah mencari kesempatan. Mengorek info yang ingin diketahui nya.
"Oh ya...Happy birthday Girl. Kamu ingin hadiah apa Girl?" Tanya Mr Anderson sambil tersenyum.
"Lato-lato yang bisa nyala, trus ada tangan Anda di lato-lato itu", ujar Mitha. "Kemarinan papa janji, kalo Mitha ulang tahun papa mau kasih ahdiah lato-lato yang bisa nyala plus tanda tangan Anda. Tapi da 3 hari papa belum pulang, katanya tugas kant....Aaawww sakit ma", celoteh Mitha terputus saat tangan Rainy tiba-tiba mencapit hidung Mitha dengan kuat.
"Cukup Mitha, mama harap kamu gak bicarakan soal papa", bisik Rainy. Mitha diam, tapi sorot matanya memancarkan ketidak sukaan pada sikap mama nya.
"Maafkan putri kami Mr Anderson, dia sering keceplosan ngomong", Mitha menangkupkan kedua tangannya didada. Sebagai isyarat permintaan maaf.
"Tidak mengapa Nyonya Harry, mari kita mencari resto sekarang".
Mitha dan kedua buah hatinya mengikuti langkah Mr Anderson beserta Sarah. Sekilas tampak Sarah mengernyitkan kening nya melihat sikap Rainy yang tiba-tiba mencegah Mitha untuk melanjutkan ucapannya. Tapi akhirnya Sarah maklum, karena pasti ada rahasia dalam keluarga.
Setelah beberapa saat berjalan, akhir nya disinilah mereka. Di sebuah restoran siap saji yang menawarkan aneka menu makanan khas Jepang.
"Girl, dimana kamu bisa mendapatkan sesuatu barang yang kamu inginkan tadi?" Tanya Mr Anderson sembari menatap Mitha.
"Kita cari di toko mainan ya Mister", jawab Mitha asal.
"Okey, setelah makan kita barang yang kau inginkan", janji lelaki paruh baya itu. "Honey, kau tak keberatan kalau setelah makan kita menemani gadis kecil itu mencari barang yang diinginkan?" Mr Anderson beralih menatap Sarah.
"Never mind", jawab Sarah ramah dengan kerlingan mata genitnya. Sekilas membuat Alfa bergidik ngeri melihat tingkah perempuan di depannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments