EPISODE 3

"Mimi sengaja godain aku?" sambil ku tanganku mencoba menyentuh b*ah d*d* yang sengaja dibusungkan itu. Lalu tanpa menunggu waktu lama aku mendekatinya, menggendongnya tubuh seksi nya masuk ke dalam kamar. Kubaringkan perempuan itu di kasur empuk vila. Dia terlihat pasrah dan dan sesekali mengusap dada bidangku, yang sontak membuat bulu halusku meremang tak terkendali. Apalagi ketika tiba-tiba tangan mulus nya sengaja mengusap payu*da*a nya yang tertutupi kaos tipis. Betul-betul menggoda untuk ku sentuh.

Perlahan kutindih tubuh itu, ku ***** lembut bibir basah nya yang seksi. Ada de***** tertahan, ku mainkan tanganku di dua gundukan yang menantang, sebelum akhirnya perempuan itu sendiri yang melepas kaos tipisnya yang disertai d*****-d****** menggoda. Aku seperti kalap, kuhisap dengan rakus gundukan kanannya, sementara tangan kiriku memilin milin gundukan satunya. Suara erotis dari bibir seksi itu terdengar begitu indah ditelingaku dan membuat hasratku semakin tak terkendali. Entah berapa lama permainan itu ku mainkan, hingga akhirnya aku merasakan tangannya membelai lembut rambutku disertai dengan suara-suara erotis ditelingaku. Aku sudah tak tahan lagi untuk segera beralih menyusuri lembah miliknya. Kutemukan hutan belantara disana, setelah kusisir dengan ujung lidahku, akhirnya aku menemukan muaranya. Kupermainkan muara itu dengan ujung lidahku, kulihat sekilas pemilik lembah itu mengerang halus karena sensasi yang luar biasa.

"Mimi suka?" tanyaku dengan senyum smirik. Pujaan hatiku mengangguk dengan mata terpejam. Merasa mendapat lampu disco, aku melanjutkan aksiku. Sang pemilik lembah makin menunjukkan reaksi yang luar biasa. Mulai dari menarik ujung telingaku, menghentakkan halus kakinya, membuka lebar kedua kakinya untuk memberiku akses labih ke dalam lagi. Tak dapat ku ingat berapa lama aksiku itu berlangsung, sampai akhirnya sang pemilik lembah menyerah.

"Ayo Pi, Mimi sudah gak tahan lagi" desis nya parau. Aku tersenyum, rupanya aku harus segera membawanya ke syurga dunia setelah sekian lama bermain di awan-awan.

"Faster Pi...", desis nya ketika aku melakukannya secara perlahan. Peluh telah membanjiri tubuhku dan tubuhnya, ketika melewati perjalanan panjang ke syurga dunia. Ketika aku merasa kelelahan dan hendak mengakhiri permainan, justru tiba-tiba Emily menghentakkan tubuh bagian bawahnya. Lalu berusaha memompa kakiku untuk kembali mengulangi malam panas kami. Begitulah malam kami di vila pesisir pantai. Ombak diluar menjadi saksi betapa liar nya sisi jantanku dan sisi menggoda nya Emily. Entah malam itu kami mengulang berapa kali adegan 21+ itu, aku tak bisa menghitungnya. Yang kuingat hanya, setiap kali aku merasa lelah perempuan itu akan mengambil kendali permainan. Dan membiarkan ku hanya diam menikmati setiap hentakan-hentakan lembutnya. Kadang Emily juga sengaja terlentang di atas bantal-bantal yang dijadikan penyangga. Bahkan dia juga sengaja menjuntaikan kedua kakinya ke bawah, dan membiarkan tubuh bagian atasnya diatas kasur. Entah gaya apa namanya aku sendiri tak faham, yang jelas Emily selalu membimbingku untuk mengikuti permainannya.

Dia betul-betul pemain yang hebat, pantas saja banyak teman kantorku yang sekali dapat service nya, susah move on.

"Pipi puas?" bisiknya lembut.

"Mimi nakal ya, bikin Pipi ga berkutik sama sekali", sambil kudaratkan ciuman dibibir nya.

"Tapi Pipi suka kan?" godanya lagi. "Masih mau main-main lagi?" bisiknya seraya tangan nya mengelus benda pusaka ku.

Aku melotot, sebenarnya seberapa besar perempuan itu memiliki sisi liar nya? Aku yang lelaki aja sudah menyerah kelelahan, malah dia sengaja menggodaku

"Mimi ga capek?"

"Untuk urusan ini, Mimi ga pernah merasa capek", desis nya.

"Sudah pagi Mi, nanti kalo Bima bangun gimana. Liat kita berdua tanpa baju sama sekali", tolakku halus.

Kali ini aku mengutuk Budi suami Emily, kenapa bisa membiarkan perempuan se hot Emily berpindah dari pelukan lelaki lain. Harusnya Budi bersyukur punya istri yang sangat hot diatas ranjang, tidak seperti istriku yang hanya pasrah dan tak ada sisi liar nya itu.

"Pipi da ga kuat ya? Lain kali kalo mau ajakin Mimi, Pipi kudu minum jamu Kuat 2 gelas. Biar ga loyo kayak begini", sindir nya halus yang dibarengi senyum.

lalu tanpa kuduga, tiba-tiba dia menarik selimut yang menutupi tubuh kami. lalu membuang selimut itu ke bawah. Dan perempuan seksi itu telah ada diatas tubuhku dengan posisi membelakangiku. Memainkan pusakaku dengan mulut nya. Aku menjerit tertahan, padahal seluruh badanku sudah terasa remuk karena aktifitas diranjang yang lebih dari 3 kali. Tapi meski terasa lelah ternyata pusaka ku tetap saja menegang mencari sarang yang bisa dimasuki. Aku hanya pasrah menuruti kemauan pujaan hatiku. Peluh sudah membanjiri seluruh tubuhku, tapi Emily seolah makin liar melihatku yang telah terkulai lemah.

Tak seincipun tubuhku luput dari gigitan-gigitan kecil bibirnya. Meski aku sudah lemas dan pasrah namun tak mengurungkan niat Emily untuk melumatku habis-habisan. Entah permainan itu sudah yang ke berapa kali sebelum akhirnya dia ambruk di sampingku. Memelukku erat diantara deru nafasnya yang ngos-ngos an.

"Aku bener-bener puas Pi. Aku lebih suka kita melakukannya di villa daripada harus di hotel. Di sini ada sensasi tersendiri saat pemanasan kita, terlebih saat penyatuan. Seolah aku gak mau ngelepasin punya Pipi barang sebentar pun". Aku hanya tersenyum mendengar celotehnya. Yang ku rasakan hanya lelah dan ingin memejamkan mata, seolah tak ada tenaga untukku meski sekedar bicara. Emily...entah perempuan satu ini memang benar-benar tak terkalahkan diatas ranjang. Kulihat Emily memejamkan matanya, barangkali dia juga sudah kelelahan seperti ku. Sekejap kemudian, kudengar nafas yg teratur keluar dari hidungnya. Disusul dengkuran halus yang memenuhi telingaku. Aku mencoba menarik ujung sprei untuk menutupi tubuh kami, karena selimut tebal villa ini sempat dibuang Emily ke bawah. sementara untuk turun dari tempat tidur dan mengambil bed cover, rasanya aku sudah tak mampu.

Kupejamkan mataku perlahan, menyambut mimpi indah ku bersama Emily. Sejurus kemudian akupun terlelap dalam alunan deburan ombak yang sayup-sayup ku dengar.

Alunan tembang lawas penyanyi favoritku memporak porandakan tidur nyenyakku. Aku menggeliat, memicingkan mataku mencari sumber suara itu. Ponsel pintarku diatas nakas bergetar.

"Biarkan seperti ini Pi", rengek Emily memeluk tubuhku yang polos. "Abaikan ponsel Pipi, hari ini week end jadi tidak mungķin itu panggilan dari kantor", desis nya masih dengan mata terpejam.

Aku menyibak anak rambut Emily yang menutupi sebagian wajahnya. Disana kutemukan bibir merah yang begitu ranum dan sayang jika tidak disentuh. Dia pun masih sama seperti ku, polos tanpa sehelai benangpun.

"Sepertinya sudah siang Mi", aku menelan ludah mencoba menetral lu gejolak yang tiba-tiba terasa memanas.

"Biarin...aku masih ingin seperti ini", lalu tangan Emily mulai melakukan gerakan-gerakan abstrak di perut sixpack ku.

Tentu saja itu membuatku blingsatan tak karuan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!