AUTOR PROV
Sementara di sebuah rumah tampak seorang perempuan tak henti-henti terus menekan nomer ponsel berulang-ulang.
"Belum diangkat ma?"
Tanya gadis disampingnya dengan gurat-gurat kecewa di wajahnya. Perempuan itu menghela nafas, sebelum akhir nya mengangguk.
"Papa ke mana sih. Padahal papa da janji ajakin kita ke pantai",.dengus remaja berusia 14 tahun itu.
"Besok kan ulang tahun Mitha, papa juga janji mau beliin Mitha lato lato yang bisa nyala. Trus mo dikasih tanda tangan Mr Anderson big bos papa" celotehnya tanpa jeda.
"Astagfirullah adeeeeekkkk inget umur. Kamu bukan anak sd lagi, kok masih main lato-lato" teriak gemes suara lelaki sambil mengacak acak rambut Mitha.
"Nah lho...yang bilang adek sd siapa? Adek kan udah gede, udah SMP. Lagian ga ada undang-undang yang melarang anak SMP main lato-lato", ujar nya sambil menjulurkan lidah pada sang kakak.
"Daripada main lato-lato mending kamu bantu mama masak dek".
"Isshhh kakak, kalo adek bantu mama masak trus siapa nanti yang jagain leo?"
"Lah apa hubungannya bantu masak ma jagain leo?"
"Iiiissshhh kakak neh, kagak nyambung aja. Kalo mama masak kan bau nya harum. Otomatis leo penasaran. Trus ngendus bau harumnya, dari kebiasaannya mengendus akhirnya sampailah leo ke dapur. Nah pas udah di dapur...diacak acak lah masakan mama. Kalo masakan mama diacak-acak leo, trus kita makan apa coba?"
"Oh iya ya...sementara leo mu itu kucing yang paling somplak ya", tampak sang kakak sedikit merenung.
"Leo bukan kucing, tapi macan tutul kak", protes sang adik sambil melotot.
"Alaaa...kucing Bengal dibilang macan tutul. Masih jauh dek", ledek sang kakak sambil menggasak kepala adiknya.
"Kakaaaakkk" teriak gadis remaja itu dan berbalik arah sembari mendongak, lalu berhasil memiting kepala kakak nya.
"Aduh ampun dek, leher kakak sakit".
"Janji dulu, kakak gak bakal ngledek leo", makin memperkuat pitingannya. Sementara perempuan usia 40 tahun itu hanya menggelengkan kepala melihat tingkah kedua anaknya. Saat ini hanya melihat keakraban kedua buah hatinyalah yang mampu mengobati luka hatinya.
"Iya, iyaaa kakak janji", sambil mengaçungkan jari telunjuk dan jari tengah nya. Lalu gadis remaja itu melepas pitingan pada leher kakaknya.
"Dek, pitingan mu luamayan kuat. Kalo kamu kayak gini, mana ada cowok yang berani deketin. Jangan-jangan sekali nya debat sama kamu, trus dia kamu banting". Ledek kakaknya sambil sesekali memegang leher nya yang sepertinya masih terasa sakit.
"Siapa juga yang pengin dideketin cowok", balas gadis remaja itu acuh.
"Kalian kalo ngumpul selalu aja berantem. Kalo berjauhan aja pada ngrengek bilang kangen", suara lembut perempuan itu berhasil menghentikan adu mulut yang akan kembali berlangsung.
"Biasalah ma, namanya juga sodara", jawab si gadis remaja asal.
"Mitha...", suara perempuan yang dipanggil mama agak meninggi. Ya perempuan paruh baya itu adalah Rainy perempuan sederhana yang hanya menjalani hari-harinya sebagai ibu rumah tangga.
"Papa ga bisa dihubungi ma?"
Pertanyaan sederhana Mitha putri bungsu nya yang mampu membuat hatinya terluka kembali. Rainy mengangguk. "Mungkin papa masih sibuk dek", dalihnya.
"Sudahlah dek, kita ga usah ke pantai dulu. Besok kita ke mall aja, kita makan menu favorit mu Pepper lunch. Okey?"
Alfa putra sulung Rainy mencoba membujuk adiknya.
"Trus nonton di XXI ya", tawar Mitha.
Yang dibalas anggukan oleh kakaknya. Rainy hanya menyaksikan interaksi kedua bauh hatinya. Dan mencoba menghitung budged yang harus dikeluarkan untuk acara jalan-jalan besok.
Ditekannya aplikasi Mobile Banking nya untuk melihat saldo yang tersisa.
'Alhamdulillah insyaallah masih sisa', ujar nya dalam hati. 'Secepatnya aku sudah harus punya penghasilan sendiri. Tapi apa? Modal nya darimana?', sambung nya masih bermonolog.
"Ma, papa sebenernya kemana sih. Kok dari kemarin gak pulang".
"Papa ada tugas keluar kota dek", jawab Rainy asal. Karena sejujurnya Rainy pun tak tahu ke mana sang suami pergi.
"Heran...akhir-akhir ini papa sering banget keluar kota. Apa kantor papa mau buka cabang?"
Sepertinya Mitha tak puas dengan jawaban ibunya. Rainy pun tak mau menanggapi pertanyaan anak perempuannya yang cenderung bernada protes.
"Udahlah dek, ga usah mikirin kemana papa pergi yang penting besok kita seneng-seneng". Alfa mencoba mengalihkan topik pembicaraan. "Eh ngomong-ngomong, leo da kamu kasih makan? Kakak kwatir kalo dia kelaperan, nanti ikan di kolam bisa ludes semua".
"Astagfirullah...iya adek lupa".
Lalu Mitha berlari menuju dapur mencari persediaan makanan leo.
Ya leo adalah kucing Ras Bengal yang merupakan keturunan ke empat dari hasil persilangan antara kucing american shorthair dengan kucing asean leopard. Kucing itu berasal dari California, Amerika Seikat. Meski tergolong kucing hutan, namun dia banyak digemari untuk dijadikan hewan peliharaan. Dan Mitha mendapatkannya dari Mr Anderson sebagai hadiah ulang tahunnya tahun lalu. Satu kebetulan karena Mr Anderson yang merupakan atasan papanya juga penyuka hewan ras kucing. Mitha kembali membawa makanan kucinya dalam sebuang mangkok biru, lalu mendekati kandang kucing kesayangannya. Hewan itu melihat kedatangan Mitha dan segera bangkit dari posisi berbaring nya. Bersiap hendak keluar ketika melihat pintu kandang jumbo nya terbuka.
Gadis remaja itu mengelus lembut bulu-bulu halus nan pendek yang dimiliki kucing bengal yang berwarna coklat dan putih. Dengan motif totol-totol seperti macan tutul. Leo yang mendapat perlakuan manis dan penuh kasih sayang itu hanya menurut. Memakan makanannya dengan lahap tanpa merasa terganggu dengan aktifitas Mitha yang masih terus mengelus bulu halus nan lembutnya.
"Leo, makan yang banyak ya. Besok sebelum aku pergi kita jalan-jalan keliling komplek. Kamu pasti suka, oh ya kamu juga boleh berteman dengan kucing-kucing lain yang ada di komplek kita. Tapi awas, kamu belum boleh pacaran apalagi kawin. Kalo betina cantik Leo, pasti banyak kucing jantan yang suka sama kamu", celoteh Mitha seolah sedang ngobrol dengan teman seusia nya. "Kalo cari pasangan yang minimal tingginya se kamu. Jangan yang pendek, nanti anak-anakmu ikutan pendek. Hahahahah...". Mitha tertawa lepas. "Trus cari pasangan yang setia ya, jangan yang hobby selingkuh. Biar kamu selalu diteminin pasanganmu, kan asyik kalo setiap hari kamu bisa mesra-mesraan sama pasanganmu. Hahahaah...". Lagi-lagi Mitha tertawa lepas. Membayangkan leo setiap pagi bermain lari-larian bersama pasangannya. Makan berdua dipiring yang sama, tidur berdua di kandang yang sama. lalu....
"Aaawww sakit...", teriak Mitha ketika tiba-tiba sebuah tangan menjewer telinganya dengan kuat.
"Ngapaian ngomong gitu? Kamu pikir leo itu manusia yang bisa kamu kasih wejangan menjelang pernikahan?"
"Kakaaaaakkk, suka-suka Mitha lah". Sambil dielusnya telinga yang serasa nyut-nyutan akibat ditarik paksa Alfa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments