Alika bahkan meminta bantuan pada temannya itu untuk memberikannya obat yang pernah dia lihat di film-film, yang bisa membuat seorang wanita lebih agresif. Saat temannya itu bertanya, alasannya adalah di tidak mau mengecewakan pelanggan pertamanya. Dan temannya itu pun mengirimkan obat tersebut pada Alika.
Setelah mendapatkan obat tersebut, Alika pun segera bergegas menemui Vita di rumahnya untuk mengajaknya ikut bersamanya. Saat itu yang ada di otak Alika hanya mendapatkan uang untuk operasi ibunya dan pergi keluar negeri.
Saat Alika tiba di rumah Vita, temannya yang akan dia jebak itu sedang menyetrika pakaian kerjanya.
“Hai Vit, masuk pagi ya?” tanya Alika berbasa-basi.
Vita yang tak pernah negatif thinking pada Alika dan orang lain pun mengangguk sambil tersenyum.
“Eh temani aku yuk, temen ku ada yang kerja di hotel. Nah katanya salah satu temannya ada yang cuti melahirkan dan aku bisa menggantikannya sementara!” Ucap Alika yang langsung merebut perhatian Vita, karena Vita senang Alika akan segera dapat pekerjaan.
“Wah, Alhamdulillah. Kenapa aku harus temani? Emang kamu gak langsung kerja?” tanya Vita.
“Ya enggak lah, kesana dulu terus tanya nemuin manager nya. Aku di suruh bawa teman yang bisa memastikan kalau aku ini berkelakuan baik dan gak suka mencuri, maklumlah hotel mewah!” jelas Alika yang sangat fasih berbohong di depan Vita.
“Wah, hotel mewah. Pasti gajinya lumayan. Selamat ya. Oh ya, bentar ya aku ganti baju dulu!” ucap Vita yang tidak tahu kalau Alika akan menjebak dirinya.
Vita dan Alika akhirnya pergi ke hotel itu, di sana Vita mulai curiga karena Alika menyuruhnya menunggu di sebuah kamar yang sangat mewah. Alika bilang akan memanggil manager yang akan memberikannya pekerjaan. Tak lama kemudian Alika kembali lagi dengan membawakan segelas minuman untuk Vita.
Vita yang memang haus sejak tadi dan tidak menaruh kecurigaan apapun pada sahabatnya itu meminum minuman itu hingga habis. Setelahnya Vita merasa kepalanya sangat pusing.
“Aduh, Ka! Kok kepalaku berat banget ya, pusing!” keluh Vita pada Alika.
“Ya sudah, kamu berbaring saja. Managernya lagi sibuk, nanti kalau dia sudah datang, aku bangunin kamu ya!” ujar Alika dan Vita pun menuruti apa kata temannya itu tanpa curiga.
Alika tersenyum menyeringai dan bersorak riang dalam hatinya. Dia langsung mengabari pada pelanggannya kalau dia tengah menunggu di kamar yang mereka pesan. Dan dia pun berfoto dengan latar nama hotel tersebut yang tertulis di salah satu dinding kamar itu. Sebenarnya semua kamar di hotel itu ada tulisan nama hotel itu.
Dan setelah itu pun uang sejumlah lima ratus juta rupiah itu masuk ke rekening Alika. Dengan mengendap-endap Alika mematikan lampu lalu pergi dari kamar itu. Karena dia tahu reaksi obatnya akan bekerja sepuluh menit lagi setelah Vita sadar.
Sepuluh menit kemudian Vita yang mulai sadarkan diri pun merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Tapi dia masih dalam kondisi berbaring karena tubuhnya sangat lemah dan tidak bertenaga. Di saat yang sama dia mendengar suara pintu terbuka, dia mengira itu Alika, namun saat akan menyebutkan nama Alika, suara seperti tak mau keluar.
Suara langkah kaki berat membuat Vita yakin kalau itu bukanlah suara langkah kaki Alika. Vita berusaha bangun namun tubuhnya terlalu lemah. Dia berusaha bersuara namun suaranya juga tak mau mau keluar.
‘Apa yang terjadi, kenapa tubuhku seperti ini?’ batin Vita sangat panik.
Masalahnya sebelum pergi ke hotel ini tubuhnya tidak apa-apa, sehat-sehat saja. Sebelum dia meminum minuman yang diberikan Alika tadi juga keadaannya tidak seperti ini.
Pria itu terlihat mendekat ke arah tempat tidur, Vita semakin ketakutan. Sekuat tenaganya dia berusaha mengangkat tubuhnya untuk bangun. Setidaknya memberi tahu pada pria itu kalau ada orang lain di dekatnya.
Dengan segenap tenaga, akhirnya Vita bisa bangun. Melihat seorang wanita terduduk di pinggir tempat tidur, pria itu pun tersenyum menyeringai.
“Rupanya kamu benar-benar berani datang ke kamarku. Nyalimu besar juga Fanny!” seru pria itu.
Tapi suaranya terdengar sangat berat dan agak meracau. Mata Vita melebar ketika menyadari kalau pria yang berada satu kamar dengannya itu mabuk.
Vita berusaha untuk bangun dan berdiri, meski tertatih dan sempoyongan karena pengaruh obat Vita berusaha untuk pergi dari kamar itu. Namun baru akan melangkah pergi. Pria itu menarik tangannya dan membanting Vita ke atas tempat tidur. Dalam keadaan gelap itu, pria yang mengira Vita adalah orang lain itu langsung menyerang Vita secara brutal.
“Agkhhh... !” Vita memekik untuk mengeluarkan suaranya.
Akhirnya suaranya sedikit demi sedikit bisa keluar lagi.
“Tuan, anda salah orang. Aku bukan wanita yang anda maksud!”
Vita mencoba menjelaskan di sela Isak tangis dan usahanya memberontak serangan pria mabuk itu. Pakaian Vita bahkan sudah tidak utuh lagi, dan betapa keras dia berteriak kalau dia bukan wanita yang tadi di panggil prai itu. Pria itu seolah tuli. Hingga malam itu Vita pun kehilangan hal yang paling berharga dalam hidupnya sebagai seorang wanita lajang.
Tangia Vita tak berhenti, hingga dia tak sadarkan diri akibat ulah pria mabuk itu yang tak hanya sekali melakukan hal yang tak sepatutnya sebelum menikah.
Pagi harinya...
Vita terbangun dan merasakan seluruh tubuhnya remuk. Namun belum dia sadar sepenuhnya, dia terkejut mendengar suara teriakan dari arah kamar mandi. Vita ketakutan karena meski di pengaruhi obat tapi dia masih mengingat betapa ganasnya pria yang semalam merebut paksa keperawanannya.
Vita bergegas meraih bajunya dan memakainya, lalu dia bergegas meninggalkan kamar itu.
Sepanjang jalan Vita hanya bisa menangis menyesali apa yang terjadi. Salahnya dia mengikuti Alika dan tidak membawa tas juga ponsel. Membuatnya harus menumpang taksi dan akan membayarnya ketika sampai di rumah.
Sementara pria yang baru keluar dari kamar mandi itu melihat ke sekeliling kamar. Dia terlihat kesal melihat Vita sudah tak ada di kamar itu, pakaiannya yang tergeletak di lantai juga sudah tidak ada.
Pria itu menyibak selimut di atas tempat tidur, dia mengusap wajahnya kasar melihat noda merah yang sudah kering yang cukup banyak di atas sprei tempat tidur itu.
“Sialll! Dia masih perawan! Siapa dia!” kesal pria itu yang kembali mengacak rambutnya frustasi.
Setibanya dekat rumah, Vita langsung menyeka air matanya. Dia tak mau keluarganya Hadi khawatir.
Dia berhenti di depan rumah, dan langsung berlari ke dalam rumah mengambil uang untuk membayar taksi.
“Sudah pulang nak? Kata Alika kamu nginap di rumah Nisa ya?” tanya Nunik.
“Alika, kapan dia bilang ke ibu?” tanya Vita yang mengepalkan tangannya kesal. Dia tidak menyangka Alika bahkan berbohong seperti itu pada ibunya Vita.
“Tadi malam, sebelum dia dan kedua orang tuanya ke luar kota untuk berobat dan katanya akan pindah selamanya di sana!” jelas ibunya Vita.
Vita langsung berlari ke dalam kamarnya. Dia tidak menyangka kalau sahabat yang sudah dia anggap seperti saudara tega menipunya, menjebaknya seperti ini. Isak tangis Vita tumpah tanpa suara. Bagaimana dia harus menjalani beban ini sepanjang hidupnya.
Vita tetap berusaha untuk menjalani hidupnya dan berusaha seperti tidak terjadi apa-apa agar orang tuanya tidak khawatir.
Hingga tiga bulan kemudian, dia baru menyadari kalau sudah beberapa bulan ini tidak datang bulan. Vita memberanikan diri membeli testpack. Dan Vita nyaris pingsan ketika dia melihat garis dua di testpack tersebut.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Siti Nurjanah
tuhkan dasar sahabat eh kok sahabat sih lebih tepatnya iblis yg menyamar jd sahabat laknut
2023-01-13
1
QueenCamelia
biar dapet karmanya tuh temen jahat parah
2023-01-08
2
Nonheni
Oh Kasihan Vita, semoga kau dan calon anakmu itu kelak hidupnya lebih baik dan bahagia.
2023-01-07
2