Tegar
Di sebuah swalayan yang sangat besar di kota Jakarta. Di sebuah toko pakaian dengan branded terkenal, beberapa bahkan banyak pengunjung yang berkumpul di satu tempat.
Sayangnya para pengunjung itu bukan akan mengantri pakaian diskon. Tapi sedang melihat sebuah pertunjukan yang menurut mereka lumayan bagus untuk di lihat. Sebuah drama yang yang memperlihatkan seseorang yang lebih kaya dan berkuasa menindas orang yang lemah selalu menarik untuk di saksikan.
Di depan mereka tengah berdiri seorang karyawati toko pakaian itu yang tertunduk tak bisa bicara apa-apa. Berdiri dengan tangan dan kaki yang gemetaran. Juga dengan mata yang sudah berderai air mata.
“Gimana coba kamu mau ganti pakaian yang mau saya beli ini, karyawan macam yang kalian pekerjakan di sini?” tanya pelanggan VIP yang merupakan seorang wanita paruh baya yang sedang membawa sebuah pakaian di tangannya.
Manager itu langsung menatap kesal pada karyawati yang di marahi itu. Dengan tatapan tidak senang dia langsung berkata.
“Alika! Mulai hari ini kamu saya pecat. Dan gaji kamu bulan ini tidak akan saya berikan untuk mengganti pakaian yang kamu rusak ini!” tegas pak manager.
Wanita bernama Alika yang tengah menangis itu langsung mendongak dan melihat ke arah si manager.
“Tapi pak... bukan saya yang merusak pakaian itu. Ibu ini yang menariknya dari manekin begi...!”
“Heh, sudah di pecat masih banyak bicara ya! Pergi kamu dari hadapanku. Atau aku tutup toko ini!” gertak si nyonya kaya itu.
Karena takut tokonya di tutup manager itu akhirnya menarik Alika pergi dari sana. Dan di lemparkan ke ruang ganti pegawai.
Brukkk
Alika di hempaskan oleh manager itu hingga menabrak seorang wanita yang baru selesai berganti pakaian dan baru akan mulai bekerja di shift-nya yang masih lima belas menit lagi.
“Alika!” ucap wanita cantik itu.
“Vita, teman kamu ini sudah saya pecat. Lain kali ajari dia kerja yang benar kalau dia bekerja di tempat lain. Suruh datang dua dua puluh menit sebelum shift-nya di mulai seperti kamu. Dan ajari dia berkata lembut pada pelanggan. Agar di tempat lain dia tidak membuat masalah di tempat kerjanya yang baru!” ujar manager itu sambil berlalu meninggalkan mereka berdua.
“Ada apa? Apa yang terjadi, kenapa kamu di pecat?” tanya Vita Anggraini, wanita muda berusia 19 tahun yang juga sahabat dari Alika.
Wajah Vita terlihat cemas melihat wajah Vita yang sembab seperti habis menangis.
“Mentang-mentang orang kaya, seenaknya saja nuduh-nuduh orang. Aku tuh gak salah Vit, aku tuh Cuma berdiri di samping ibu-ibu itu. Dia yang narik baju itu sampai sobek, aku mau bantuin, dia bilang jangan pegang-pegang. Akhirnya sobek. Malah aku yang disalahkan dan di pecat!” keluh Alika.
Vita hanya bisa menghela nafas dan mengusap punggung sahabatnya itu.
“Sabar ya, pasti nanti kamu bisa dapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi dari sini. Jangan sedih ya!” hibur Vita pada sahabatnya itu.
“Besok, ibuku harus cuci darah lagi Vit, gimana dong?” tanya Alika bingung.
“Em... aku masih punya tabungan kok. Kamu bisa pakai dulu untuk cuci darah ibu kamu besok. Ya sudah, aku kerja dulu ya!” ucap Vita yang memang selalu bersiap-siap meskipun belum waktunya ganti shift.
Seperti itulah kedua sahabat itu, Vita yang memang selalu di ajarkan kedua orang tuanya untuk selalu berbuat baik kepada siapapun dan bertanggung jawab peda pekerjaannya memang sangat di sukai di kalangan teman-teman satu pekerjaannya.
Satu bulan kemudian...
Vita baru pulang kerja, karena dia dapat shift malam. Pagi-pagi sekali saat dia baru akan memarkirkan motor maticnya di depan rumahnya. Terdengar suara gaduh dari arah rumah di sebelahnya yang juga adalah rumah Alika, temannya.
Vita pun turun dari motor dan menghampiri ibunya yang juga berdiri di dekat pagar pembatas antara rumahnya dan rumah Alika.
“Assalamualaikum Bu, ada apa?” tanya Vita pada ibunya.
Vita mengulurkan tangannya untuk menyalami ibunya dan mencium punggung tangan ibunya itu.
“Waalaikumsalam, sudah pulang nak. Itu bu Asih di tagih hutang lagi sama renten1r. Kasihan banget sih mereka, mana si Alika belum dapat kerja. Bapaknya juga sudah di pecat dari perkebunan gara-gara kasbon terus katanya! Mana tuh renten1r nagih hutang gak tahu waktu, kemarin tengah malam, sekarang pagi-pagi buta gini. Kasihan banget sih mereka!” jelas Nunik, ibunya Vita.
Vita pun ikut sedih, tapi dia juga sudah tidak bisa banyak membantu Alika lagi. Karena tabungannya sisa sedikit. Itu pun akan dia gunakan untuk rencananya masuk kuliah enam bulan lagi.
Setelah drama yang panjang, akhirnya para debt kolektor itu pergi dari rumah Alika. Vita yang merasa kasihan pada nasib temannya sejak kecil itu pun segera menghampiri rumah Alika.
Vita menghampiri Alika yang tengah duduk berjongkok sambil menangis di belakang rumahnya.
“Sabar ya ka” ucap Vita yang langsung mengusap punggung Alika dengan lembut. Vita bahkan ikut berjongkok.
“Kurang sabar gimana lagi Vit? Aku heran deh kenapa cobaan tuh gak berhenti datangnya ke kehidupan aku. Aku yakin kamu tadi lihat gimana pada debt kolektor itu tadi maki-maki aku dan keluarga ku kan? Ibu ku lagi sakit padahal. Ayahku dan aku cari kerja di mana-mana juga gak di terima. Aku harus gimana Vit?” tanya Alika yang sepertinya sangat frustasi.
Vita juga hanya bisa terdiam. Dia juga sudah banyak mencarikan pekerjaan untuk Alika. Tapi karena track record Alika yang kurang bagus jadi tidak ada yang mau membantunya.
Suatu malam ketika Alika sedang membuka media sosialnya, seorang teman lama melihat postingan dirinya yang tengah cari yang banyak dan mau kerja apa saja. Temannya itu mengajaknya bergabung di sebuah situs dagang online. Temannya itu bertanya apakah Alika masih perawan, dan Alika menjawab iya. Dan pada akhirnya temannya itu mengajari Alika caranya. Alika tinggal pasang fotonya dan menulis kalau dia masih perawan. Temannya bahkan memasang tarif 500 juta untuk Alika yang memang cantik.
Baru setelah ada orang yang ingin memesannya, Alika sadar kalau ini adalah situs jual beli yang tidak benar. Setelah kliennya menentukan tempat mereka bertemu, Alika malah jadi ragu.
“Astaga, apa ini artinya aku harus menjual keperawananku. Ah... tidak tidak. Tapi dengan uang sebanyak ini aku bisa pergi jauh dari tempat ini dengan ayah dan ibu. Ibu juga bisa di operasi. Aku harus bagaimana?” gumam Alika sambil terus berpikir.
Setelah lama berpikir dan mempertimbangkan segala sesuatunya akhirnya sebuah ide jahat muncul di kepala Alika.
“Ah.. benar, Vita. Dia itu kan di sayang banyak orang tidak seperti aku. Kalau hanya tidak perawan saja, pasti masih ada kan pria yang mau menikahinya!” gumam Alika yang sungguh terdengar begitu kejam. Dia berniat jahat pada orang yang selama ini telah banyak membantunya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Alvia Nisaa
jahat bangat😤😤😤
2023-02-05
1
Ta..h
mampir nyimak y thor .
2023-02-01
0
Aisyah Aisyah
ceritanya menarik kak, hadirr 👆
2023-01-14
1