Daniel berulang kali melakukan gerakan dengan cepat dan mencapai puncak kenikmatan.
"Apa sudah bisa berhenti, aku harus mengantar cek untuk pamanku," ujar Rebecca yang kesakitan.
"Pinjamanmu diloloskan, dan aku puas sekali," ucap Daniel yang mencium bibir gadis itu.
Tidak lama kemudian Daniel mengeluarkan senjatanya, ia melilit handuk pada bagian bawah tubuhnya.
"Ambil uang ini dan beli obat, jangan sampai hamil. ingat itu!" ucap Daniel yang meletakan lembaran uang dollar di atas meja dan kemudian melangkah ke kamar mandi l.
"Aku juga tidak ingin melahirkan anakmu...," teriak Rebecca.
Setelah satu jam kemudian Rebecca berlari menuju ke rumah sakit sambil menahan sakit di bagian intinya, ia berlari dengan tertatih-tatih.
"Ssttt...sakit sekali," rintihan Rebecca yang langsung masuk ke dalam rumah sakit itu.
Ia mempercepatkan langkahnya untuk menemui pamannya.
Setelah beberapa menit kemudian Rebecca melihat paman dan bibinya sedang berjalan ke sana ke mari di depan pintu kamar tempat kakaknya dirawat.
"Paman," suara panggilan Rebecca.
"Rebecca, kau sudah datang, bagaimana denganmu?" tanya Andres yang khawatir melihat keponakannya yang berantakan.
"Jangan tanya dulu!" ujar Yuly yang menghentikan suaminya.
"Rebecca, mana uangnya?" tanya Yuly yang mengulurkan tangannya.
Rebecca memberikan selembar cek kepada bibinya itu.
Yuly terpana saat melihat angka yang tercantum di lembaran cek itu.
"Kenapa kau masih berdiri sini? cepat selamatkan putri kita dulu," kata Yuly yang menarik tangan suaminya dan mengabaikan Rebecca.
Rebecca merasa sakit hati karena diabaikan begitu saja oleh mereka. dalam kondisi sakit ia memaksakan diri untuk berlari ke rumah sakit. sebuah pengorbanan besar yang dia lakukan demi keluarga pamannya. akan tetapi kini yang ia dapatkan hanya ketidakpedulian dari mereka berdua.
Gadis itu terduduk di lantai karena lemah di tubuhnya, sakit hati dan perasaannya yang hancur membuatnya tidak berdaya. ia hanya bisa menangis di belakang pamannya itu.
"Ternyata dalam hati mereka aku bukan siapa-siapa, yang mereka peduli hanya uang dan putrinya, sedangkan aku tidak ada ruangan dalam hati mereka. hati ini sakit sekali. hidupku sudah hancur," batin Rebecca.
"Rebecca, ada apa denganmu?" tanya seorang pria yang baru datang dan menghampirinya.
"Denny," balas Rebecca yang terkejut melihat pria itu yang adalah kekasihnya.
"Kenapa wajahmu pucat, apa kamu sakit?" tanya Denny yang memapahnya.
"Aku hanya kurang tidur, kenapa kamu ada di sini?" tanya Rebecca yang mengusap air matanya.
"Aku tidak bisa menghubungimu semalaman, dan aku coba datang ke sini untuk mencarimu. kenapa kamu menangis? apa terjadi sesuatu?" tanya Denny yang khawatir.
"Aku hanya tidak enak badan," jawab Rebecca dengan alasan.
"Bagaimana kalau aku membawamu menjumpai dokter, kamu harus diperiksa. aku khawatir kamu jatuh sakit. sejak Lucia tidak sadarkan diri kau selalu keluar masuk rumah sakit mengurus dia. pada hal masih ada bibi. kamu harus istirahat juga," kata Denny.
"Denny, aku tidak apa-apa, kamu pergi kerja saja, aku ingin pulang!"
"Aku akan mengantarmu pulang, apakah kamu tidak ingin diperiksa dokter dulu?"
"Tidak ingin! aku hanya flu ringan," jawab Rebecca dengan alasan.
"Baiklah, biarkan aku mengantarmu pulang," ujar Denny yang memapah Rebecca yang masih sedang menahan sakit
"Ada apa dengan kakimu? apakah sakit?"
"Mungkin karena aku duduk terlalu lama tadi," jawab Rebecca.
"Denny, kau sudah datang," suara Yuly yang menghampiri mereka berdua.
"Bibi, iya, aku datang mencari Rebecca," jawab Denny dengan sopan.
"Duduklah dulu! untuk apa kamu cepat pergi," ujar Yuly dengan senyum.
"Aku ingin mengantar Rebecca pulang, kelihatannya dia tidak sehat," jawab Denny.
"Jangan khawatir! bibi akan memasak obat herbal untuknya. mungkin saja karena cuaca dingin oleh sebab itu dia masuk angin," kata Yuly.
"Rebecca butuh istirahat, selama Lucia di rumah sakit dia sering disibukan dengan kerjanya dan juga menjaga Lucia. dan sekarang Rebecca butuh istirahat. aku takut dia akan pingsan kalau dipaksakan," ucap Denny.
"Anak gadis zaman sekarang berbeda dengan dulu, hanya bergerak beberapa langkah saja sudah tidak tahan," ujar Yuly dengan sengaja.
"Bibi, Rebecca adalah manusia biasa, dia tidak istirahat selamat Lucia masuk rumah sakit. dalam sehari dia harus membersihkan badan Lucia sebanyak dua kali, dan bukan hanya itu saja, dia juga harus jaga malam di sini. siapapun bisa sakit kalau dipaksakan," kata Denny dengan nada agak kesal.
"Denny, ini adalah keinginan Rebecca sendiri, hubungan dia dengan Lucia sangat akrab seperti saudara kandung. lagi pula Lucia sangat sayang padanya, jadi, wajar-wajar saja kalau Rebecca merawat Lucia," kata Yuly.
"Baik atau tidak Lucia terhadap Rebecca aku bisa melihatnya dengan mataku sendiri. tidak perlu panjang lebar. aku akan mengantarnya pulang," jawab Denny.
"Sebentar! Lucia sedang menjalani operasi, apakah kalian tidak menunggu hasilnya?" tanya Yuly yang berniat mempersatukan Denny dengan putrinya.
"Aku yakin dia pasti tidak apa-apa, lagi pula ada paman dan bibi. jadi, apa bisa membiarkan Rebecca pulang istirahat?" tanya Denny.
"Bisa, tentu saja bisa," jawab Yuly dengan senyum paksa.
Sesaat kemudian Rebecca dan Denny meninggalkan rumah sakit.
Denny adalah kekasih Rebecca yang telah bersama selama dua tahun, selama mereka bersama selalu muncul pihak ketiga dalam hubungan mereka. Denny adalah putra dari seorang pengusaha kaya raya yang bernama Micheal Robinson. ayah Denny selama ini selalu saja membantah putranya berkencan dengan Rebecca yang dari keluarga biasa.
Denny selalu saja dijodohkan dengan wanita yang dari kalangan bisnis. akan tetapi Denny bersikeras menolak perjodohan dengan para wanita yang dipilih oleh ayahnya sendiri.
Sementara Yuly dikenal mata duitan, selama ini ia berharap Denny bisa menjadi menantunya. Lucia yang juga menyukai pria itu selalu saja mencari kesempatan ingin memisahkan Denny dan adik keponakannya.
Perjalanan.
Selama perjalanan Rebecca hanya diam karena kecewa dan hancur.
"Bibi sama sekali tidak peduli denganku, dia hanya utamakan putri sendiri. dari sejak aku kecil apa yang aku suka Lucia selalu saja merebut dariku. dan sekarang Denny yang adalah pacarku dia juga ingin merebutnya. bibi selalu saja memberikan semua milikku kepada Lucia. dalam keluarga itu hanya paman yang baik padaku. tapi tadi aku merasa kecewa padanya," batin Rebecca.
"Rebecca, apakah kamu tidak butuh dokter?" tanya Denny yang sedang menyetir.
"Tidak butuh! aku hanya ingin tidur saja," jawab Rebecca.
"Aku melihat wajahmu sangat pucat," ujar Denny.
Setelah setengah jam kemudian
Rebecca tiba di rumah, setelah masuk ke dalam kamarnya ia langsung membersihkan badannya dengan air shower. ia mengosok-gosok seluruh tubuhnya karena merasa kotor dan jijik. ia menangis sambil berteriak.
"Aarrghhh...."
"Aarrghhh...."
"Aarrghhh...."
Selama satu jam dia berdiri di bahwa air shower yang membasahi seluruh tubuhnya, rasa kecewa dengan sikap paman dan bibinya yang selama ini paling dia hormati. walau sering dijahati oleh Lucia akan tetapi demi pamannya dia rela menyerah diri kepada pria itu.
"Bagaimana dengan hidupku selanjutnya? bagaimana dengan Denny? dia adalah pria yang sukses mana mungkin dia sudi bersamaku lagi," ucap Rebecca yang putus asa.
Sementara Denny yang sedang menyetir menerima panggilan dari seseorang.
"Hallo," sahut Denny yang menjawab panggilan tersebut.
"Denny, seperti biasa aku membutuhkanmu," jawab seorang wanita yang di seberang sana.
"Jumpa nanti malam," jawab Denny yang memutuskan panggilannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺
lho he... kucing garong jg kau Denny..
2023-08-09
0
Alexandra Juliana
Ternyata Denny seorang pemuas juga
2023-06-13
0
Diii
Deny main belakang juga ya
2023-03-09
0