Murid-murid jail

Jam menunjukkan 10 pagi, istirahat pun akhirnya selesai dan semua murid kembali ke dalam kelas mereka masing-masing.

Nana pun kembali ke kelas untuk kembali mengajar para murid-muridnya.

"Anak-anak karena hari ini guru Matematika kalian tidak hadir, dan ini ada tugas dari Pak Rian, nanti kalian kerjakan dirumah ya!"

"Iya bu....."

"Bu jangan di kasih PR dong!" protes satu murid di kelas.

"Bukan Ibu, tapi Pak Rian yang memberikan kalian tugas untuk di kerjakan di rumah," ujar Nana begitu lembut.

Pak Rian itu memang suka sekali memberikan PR dan itu sengaja agar para muridnya belajar dengan rajin tidak main terus.

"Lalu, kita mau belajar apa bu?" tanya yang lainnya lagi.

"Kita belajar Matematika sesuai pesan dari Pak Rian," ujar Nana dengan nada lembut. Tapi anak-anak tampak malas, mereka memang kurang suka dengan pelajaran Matematika. Selain gurunya nyebelin, Pak Rian itu demen banget ngasih tugas beberapa halaman.

"Bagaimana, kalau kita belajar mencintai Bu Guru Nana saja?" canda salah satu murid laki-laki Nana dengan jail.

"Boleh....!!" teriak yang lainnya semangat.

"Kalau belajar mencintai Bu Nana, aku mau paling depan," sambung yang lainnya lagi.

"Hush, kalian itu, apa mau ibu jewer telinga kalian?" omel Nana, ini bukan pertama kalinya muridnya itu begitu jail pada dirinya, Nana juga tidak marah karena Nana tahu mereka hanya bercanda.

"Di jewer pakai cinta ibu, Rehan maulah Bu....." dengan semangat Rehan menjawab omelan Nana. Dasar Rehan, dia ganteng tapi demen banget godain para cewek termasuk Nana yang tidak lain adalah gurunya.

"Bu Nana nya yang tidak mau denganmu Rehan......!!" sahut Raka. "Bu Nana pasti lebih memilih aku," dengan yakin Raka menatap Rehan. Ini juga temannya Rehan, selalu tak mau kalah kalau masalah godain guru cantik itu.

Nana hanya geleng-geleng kepala, ia paham sekali seperti itulah murid-muridnya padahal sudah selalu Nana nasehati jangan seperti itu, tapi tetap saja murid-muridnya itu selalu berusaha menggodanya dan berusaha mendapatkan hatinya. Kadang Nana merasa lucu tapi dia juga bahagia karena murid-muridnya tetap sopan dan tidak pernah berbuat aneh-aneh, hanya saja bercandaan mereka ya seperti itu.

"Sudah-sudah, ibu juga tidak mau memilih di antara kalian semuanya, ibu selalu menyayangi kalian sebagai murid-muridnya ibu," ujar Nana dan itu membuat Rehan dan Raka saling menatap penuh rasa kecewa.

"Apa tidak ada kesempatan untuk kita Bu?" Rehan dan Raka sama-sama memasang wajah memelas.

"Huuhhh dasar kalian......!!!" sorak murid-murid lain yang ada di dalam kelas.

Setelah selesai bercanda, Nana pun memberikan pelajaran lainnya pada murid-muridnya daripada tidak melakukan apapun jadi Nana lebih memilih memberikan pelajaran tambahan. PR dari Pak Rian juga sudah Nana berikan kepada para semua murid-muridnya.

Di kelas tempat Nana mengajar itu lain daripada yang lain, kalau yang lain dapat pelajaran tambahan malas dan ogah-ogahan tapi di kelas Nana kalau mendapatkan pelajaran tambahan malah senang, apalagi gurunya secantik Nana jadi murid-murid laki-laki itu kadang pinginnya lama-lama di sekolahan.

Pelajaran tambahan pun di mulai, semua murid mendengarkan apa yang di jelaskan oleh Nana dengan baik. Hingga akhirnya pelajaran selesai dan semua murid boleh pulang.

Nana kembali ke kantor karena tugas mengajarnya sudah selesai, Nana pun bersiap-siap untuk pulang ke rumahnya.

"Na, kamu sudah tahu kalau anak dari pemilik sekolah ini akan datang dari luar negeri dan dia katanya mau melanjutkan sekolahnya di sekolahan ini," tanya Silvi sambil membereskan meja kerjanya.

"Belum kak, kakak tahu darimana?" Nana balik bertanya pada Silvi.

"Tadi Pak Revan yang cerita," sahut Silvi dan Nana mengangguk.

"Pak Revan itu selalu tahu duluan tentang apapun itu, dia memang intel yang bagus ya kak," canda Nana yang diiringi dengan tawa di sudut bibirnya.

"Dia kan laki-laki tapi hobbynya gosip Na, beda dengan kita Na," sahut Silvi yang ikut tertawa juga.

"Sudah-sudah, nanti kalau Pak Revan dengar kita ghibahin dia pasti dia akan mengoceh seperti burung beo," kata Silvi yang masih tertawa kecil.

Pak Revan adalah guru yang lumayan galak tapi dia hobbynya ghibah dan mencari gosip terbaru, ia juga salah satu guru yang berusaha mendapatkan hati Nana, hanya saja Nana tidak pernah menangapi usaha Pak Revan, apalagi Nana tahu sekali kalau Pak Revan itu bisa di bilang guru yang cukup genit juga.

"Iya kak, aku pulang duluan ya kak." Pamit Nana, dan di anggukin oleh Silvi.

Setelah Nana pulang, Silvi pun duduk karena menunggu suaminya menjemput dirinya.

Di perjalanan pulang ponsel Nana pun berdering dan itu ternyata telpon dari ibunya, Nana menghela nafas berat, ia tahu pasti ibunya akan membicarakan soal pernikahan lagi.

Dengan hati-hati Nana akhirnya mengangkat telpon dari ibunya.

"Hallo bu..."

"Nana, kenapa kamu mengangkat telpon begitu lama?"

"Ibu, Nana sedang menyetir. Ada apa bu?"

"Nanti malam datang ke restoran xx!"

"Untuk apa bu? Nana, masih banyak pekerjaan."

"Untuk bertemu dengan calon suamimu, ibu sudah menyiapkan kencan buta untuk kamu nak."

Seketika Nana terdiam, lagi-lagi ibunya ini menyiapkan kencan buta untuk dirinya, entah kapan hal seperti ini akan berakhir?

"Bu, Nana tidak bisa...."

"Baiklah, jika kamu tidak bisa maka ibu lebih baik minum racun saja, ibu malu pada teman ibu jika kamu tidak mau menemui anaknya."

Nana menghela nafas, lagi-lagi ibunya ini memberikan ancaman pada dirinya.

"Baiklah bu, nanti malam Nana akan datang."

Setelah mendengar jawaban dari Nana, ibunya pun merasa sangat bahagia, ia senyam-senyum sendiri, apalagi anaknya ini jika sudah diberikan anacaman pasti tidak akan bisa menolak apa yang di perintahkan olehnya.

"Jangan sampai nanti malam tidak datang ya nak!"

Tanpa berpamitan dengan Nana, Ibunya Nana langsung mematikan saluran telponnya begitu saja.

Sambil menyetir, Nana menghela nafas berat. "kenapa nasibku seperti ini? Apa salahnya jika aku belum menikah di usia yang sekarang ini?" Nana meratapi nasibnya dalam hatinya.

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh, akhirnya Nana sampai di apartemen miliknya. Nana, melangkahkan kakinya dengan malas masuk ke dalam Apartemennya.

"Nanti malam aku harus berkencan, entah sampai kapan kencan buta ini berakhir?" tanya Nana pada dirinya sendiri, ia duduk di sofa sambil menyenderkan kepalanya di sofa.

Tanpa terasa Nana pun tertidur nyenyak, mungkin karena terlalu lelah.

Detik demi detik berlalu, jam demi jam berlalu, Nana pun terbangun dari tidurnya.

"Jam berapa sekarang?" tanya pada dirinya sendiri, ia melihat ke arah dinding jam dan ternyata sudah jam 7 malam. "Haah jam 7 malam, aish aku lupa kan ada pertemuan kencan buta." Sambungnya sambil buru-buru beranjak dari sofa untuk segera mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke restoran xx.

***

akhirnya Nana sampai di restoran xx. Entah akan seperti apa kencan butanya malam ini?

Bersambun

Terimakasih para pembaca setia

Terpopuler

Comments

Ddek Aish

Ddek Aish

jangan2 laki2 yg d tunggu nana anak pemilik sekolah

2023-01-08

0

Helmi Manalu

Helmi Manalu

lanjut thor semangat

2023-01-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!