Jam menunjukkan pukul 1 siang, Nana baru saja sampai di Apartemen miliknya, dengan kasar ia membanting tubuh mungilnya itu ke atas kasur.
"Menikah.....menikah dan menikah."
"Apa hanya itu yang ada di dalam otak ibu?"
Nana komat-kamit sendirian, ia selalu mengingat kata-kata sang ibu yang terus-menerus menyuruhnya untuk menikah dengan cepat.
"Nana, kamu juga, kenapa kamu terus menunggunya? Padahal ini sudah lima tahun berlalu, tapi kamu masih menunggu laki-laki itu, Nana kamu itu bodoh, kamu itu cantik banyak laki-laki yang ingin melamar kamu, tapi kamu selalu saja mengatakan belum siap untuk menikah hanya karena satu laki-laki yang sudah entah kemana?" dalam hatinya, Nana hanya bisa mengutukti dirinya sendiri, sebodoh inilah dirinya sampai-sampai menunggu seseorang laki-laki yang sudah tidak pernah memberikan kabar selama 5 tahun ini.
Nana yang selalu menolak laki-laki yang ingin melamarnya dengan alasan ingin fokus dengan karirnya, itu hanyalah alasan Nana saja, untuk masalah karir Nana sudah punya karir yang cukup bagus, gaji mengajar dia juga sudah lebih dari cukup, apalagi jika ada anak-anak les privat itu juga menjadi uang tambahan untuk Nana.
Nana menolak laki-laki yang ingin melamarnya itu karena satu laki-laki yang sudah di tunggu selama 5 tahun ini, laki-laki itu berjanji akan datang menemui Nana, lalu akan menikahinya, karena Nana juga mencintai laki-laki itu, akhirnya Nana setia menunggu laki-laki itu datang, entah kapan laki-laki itu akan datang kembali menemui dirinya? Nana pun tidak tahu.
"Apa kamu akan menepati janjimu?" Nana memejamkan matanya, ia mengingat hal-hal masalalunya saat bersama laki-laki yang 5 tahun ia tunggu ini.
Kenangan yang begitu manis, tawa canda saat bersama laki-laki itu, dan itu membuat Nana setiap hari mengingat laki-laki itu, ia bahkan selalu menunggu dimana laki-laki itu akan datang dan melamar dirinya, lalu menjadikan Nana sebagai istrinya, manis bukan impian Nana? Namun tidak ada yang tahu dimana laki-laki itu, Nana sendiri juga tidak tahu.
"Dia tidak akan pernah menepati janjinya padamu itu Na," suara yang tidak asing itu terdengar di telinga Nana.
Nana membuka matanya, lalu ia melihat ke ambang pintu kamarnya dan melihat Angel sedang berdiri disana. "Angel, kapan kamu datang?" tanya Nana, sorot matanya begitu tajam melihat sahabatnya yang datang tiba-tiba dan seperti biasanya tidak menekan bel ataupun mengetuk pintu lebih dulu, Angel jika datang ia selalu main masuk saja apalagi Angel juga punya kunci Apartemen milik Nana, jadi mudah baginya untuk masuk kapan saja.
"Sekitar beberapa menit yang lalu," jawab Angel, ia berjalan mendekat ke Nana lalu duduk di tepi ranjang Nana.
"Kamu mendengar semuanya?" Nana memastikan dengan sorot mata kesal.
"Tentu, aku mendengar semuanya, sudahlah jangan menunggunya lagi! Nana, kamu itu cantik, banyak laki-laki yang menyukaimu, terimalah salah satu di antara mereka," tutur Angel pada Nana.
"Angel, berapa kali kamu harus mengatakan hal seperti itu padaku? Apa tidak ada kata-kata lain?" Nana membenarkan posisinya menjadi duduk, lalu ia melihat Angel dengan sorot mata lembut.
Angel hanya tersenyum kecil, ia sadar mungkin kata-katanya ini sudah membuat Nana bosan, karena hampir setiap bertemu pasti Angel menyuruh Nana jangan menunggu laki-laki itu lagi.
"Nana, mungkin laki-laki itu sudah mempunyai kekasih, makanya dia tidak pernah lagi datang padamu," kata Angel.
Nana memejamkan matanya, ia menarik nafasnya dengan pelan.
"Entah Njel, kadang aku juga merasa diriku ini terlalu bodoh, aku menunggu laki-laki yang jelas-jelas tidak pasti," mata Nana tampak berkaca-kaca, haruskah ia menangis kerena laki-laki yang ia tunggu selama 5 tahun ini?
"Makanya, sekarang saat yang tepat untuk kamu melupakan laki-laki itu!" ujar Angel, membuat Nana hanya bisa terdiam.
"Aku lapar, ayo kita pergi makan siang Njel!" Nana mengajak Angel makan siang, ia juga tidak mau jika terus-terusan membahas laki-laki itu.
Mereka berdua pun pergi makan siang bersama, mereka makan di restoran yang ada di Apartemen itu.
Nana dan Angel memesan makanan yang sama, lalu mereka menikmati makanan pesanan mereka itu dengan nikmat.
"Angel, hubungan kamu dan laki-laki rahasiamu itu bagaimana kabarnya sekarang?" tanya Nana, cukup penasaran karena Angel tidak mau memberitahu siapa laki-laki yang sedang dekat dirinya? Angel hanya mengatakan pada Nana kalau dia punya laki-laki rahasia.
"Baik-baik saja Na, aku juga sudah pernah melakukannya dengan dia," jawab Angel terukir senyum kecil di sudut bibirnya.
"Tunggu, melakukan apa?" Nana tampak bingung, membuat otaknya langsung berputar seperti komedi putar.
"Hubungan suami-istri Na," jawab Angel yang lagi-lagi dengan senyum bahagia.
Nana ternganga, sungguh Angel yang tidak lain adalah sahabatnya ternyata ia cukup berani dalam menjalani sebuah hubungan.
"Angel, apa kamu tidak takut, jika kamu sampai hamil bagaimana?" Nana tampak menghawatirkan sahabatnya ini.
"Nana, aku dan dia itu sudah sama-sama dewasa, kita bukan anak ABG lagi dan jika melakukannya pasti ada caranya agar tidak sampai hamil," tutur Angel dengan yakin.
Nana hanya mengangguk, lagian Nana biarpun dia sudah berusia 24 tahun tapi ia tidak pernah melakukan hal yang neko-neko bersama dengan laki-laki.
"Aku dan laki-laki rahasiaku juga sudah membicarakan tentang pernikahan, malam ini aku juga akan datang ke Apartemennya," celoteh Angel pada Nana.
"Kamu akan datang ke Apartemennya?" tanya dengan sorot mata tidak yakin.
"Tentu saja Na, aku saja tadi ke mall dulu untuk membeli baju tempur," jawab Angel yang begitu yakin.
"Njel, kalian itu belum menikah, ada baiknya kalian jangan melakukan hubungan suami-istri, aku takut kamu hamil dan laki-laki itu tidak mau bertanggung jawab," ujar Nana dengan penuh rasa kawatir pada Angel.
"Sudahlah Na, itu tidak akan terjadi, lagian aku dan dia juga akan segera menikah Na," Angel terlihat begitu tenang, di matanya hanya ada sorot mata yang penuh cinta untuk laki-laki rahasianya itu.
"Baiklah," hanya jawaban singkat yang bisa Nana katakan, Nana sadar jika seseorang sedang jatuh cinta pasti tidak akan mau mendengarkan apa nasehat dari kita.
Setelah selesai makan siang, Angel langsung berpamitan pada Nana untuk pergi ke Apartemen laki-laki rahasianya itu, sedangkan Nana langsung kembali ke Apartemen miliknya.
Sesampainya di Apartemen miliknya, Nana kembali membaringkan tubuhnya di atas kasur yang empuk. Ia terlihat bingung mau melakukan apa? Hingga akhirnya Nana memilih memejamkan matanya dan tidur dengan nyenyak.
*****
Di saat Nana sedang tidur nyenyak, kini Ibunya Nana terlihat sedih, entah apa yang sedang ibunya ini pikirkan?
Karena sepulang arisan tadi, Hana tampak diam saja membuat Yun juga merasa bingung, kenapa dengan istrinya ini?
"Kamu, kenapa sayang?" Yun mengusap punggung Hana dengan lembut, sorot matanya terlihat begitu tenang.
"Ayah, suruh Nana menikah! Ibu malu, semua teman-teman arisan ibu sudah pada gendong cucu," pinta Hana dengan raut wajah sedih.
"Iya ibu kan bisa gendong cucu salah satu dari mereka untuk sementara bu," saran Yun dan langsung di tatap oleh Hana dengan sorot mata seperti singa, membuat Yun takut.
"Ayah, aku ini pinginnya gendong cucu sendiri, titik aku tidak mau tahu!" Hana marah dan langsung beranjak dari tempat duduknya, lalu pergi meninggalkan Yun begitu saja.
Seketika Yun hanya terdiam, mau gendong cucu bagaimana? Sedangkan putri satu-satunya belum mau menikah juga sampai saat ini. "Itu anak kucing banyak, apa aku suruh istriku menggendongnya saat pergi arisan nanti?" batin Yun dalam hatinya, ia tertawa membayangkan istrinya menggendong anak kucing, pasti itu akan lucu, namun Yun sendiri tidak berani mengatakan hal seperti itu pada Hana, jika berani maka Yun akan terkena jurus andalannya yaitu ocehan tujuh hari tujuh malam.
Hana memilih masuk ke dalam kamar sedangkan Yun hanya diam memikirkan bagaimana caranya agar putri satu-satunya mau menikah?
Bersambung
Terimakasih para pembaca setia
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments