Jam menunjukkan pukul 7 malam, Angel sudah sampai di Apartemen milik laki-laki rahasianya itu.
Angel dengan semangat membuka pintu Apartemen milik laki-laki rahasianya itu, lalu dia langsung masuk ke dalam kamar.
"Sayang, kamu kenapa baru datang?" tanya laki-laki rahasia itu dengan lembut.
"Kenapa, apa kamu menunggu aku kelamaan?" Angel dengan manja bersandar di dada bidang laki-laki rahasianya itu. "Kamu tahu sayang, aku membeli pakaian tempur, supaya kamu mainnya lebih kuat dan semangat," sambung Angel dan ia mengeluarkan pakaian tempur yang ia beli dari dalam paper-bag.
Seketika lelaki rahasia Angel, dia langsung tersenyum sumpringah. Bahkan sudah tidak sabar lagi untuk unboxing Angel malam ini.
"Sayang aku juga membawa ini, setelah tiga bulan lamanya kita baru bertemu lagi, aku sangat merindukanmu sayangku," lelaki itu membelai pipi Angel dengan lembut sambil menunjukkan sebuah botol kecil.
"Ini apa?" Angel mengambil botol kecil yang ada di tangan laki-laki itu.
"Ini agar dua gunung kembar kamu lebih besar sayang, kamu cukup oleskan saja!" Jawab laki-laki itu, terukir senyum mesum di sudut bibirnya.
Angel tersenyum senang, bahkan miliknya sampai tidak sabar ingin menikmati pertempuran malam ini dengan laki-laki rahasianya itu.
"Ini bagaimana cara menggunakannya sayang?" tanya Angel, ia terlihat bingung karena baru pertama kali memakai ramuan seperti ini untuk gunung kembarnya.
"Di oleskan saja sayang, sini aku oleskan!" Laki-laki itu mengoleskan ramuan yang di bagian gunung kembar Angel seraya memijatnya dengan lembut.
Merasakan sentuhan demi sentuhan hasrat Angel mulai memanas dan akhirnya pertempuran yang begitu hangat mereka lakukan.
*****
Setelah beberapa lama tertidur nyenyak di kasurnya yang empuk, Nana akhirnya terbangun dari tidurnya, ia melihat jam dinding dan ternyata sudah menunjukkan pukul 9 malam. "Entah, aku tidur berapa lama?" gumamnya dengan suara pelan.
Nana yang merasa sangat lapar, ia pun pergi ke dapur untuk membuat makanan.
Di dapur Nana hanya membuat mie instan untuk dirinya makan, setelah selesai membuat mie instan Nana pun memakan mie instan itu dengan lahap.
Karena perutnya yang sudah merasa kenyang, Nana pergi ke ruang tengah untuk menonton televisi.
Menonton televisi tapi tidak ada acara yang bagus membuat Nana merasa bosan.
"Angel sedang pergi kencan...."
"Rasanya bosan sekali, jika aku pergi nonton ke Bioskop, ah janganlah disana itu tempat orang pacaran."
"Lalu aku mau melakukan apa? Pergi ke rumah mama pasti akan di bahasi masalah pernikahan lagi."
Nana memejamkan matanya, ia membayangkan bagi wanita-wanita diluaran sana yang sudah berpasangan pasti hidupnya bahagia dan tidak akan sekesepian dirinya saat ini.
Malam yang semakin larut akhirnya Nana memilih masuk ke dalam kamar dan kembali tidur.
*****
Pagi yang cerah kini menembus jendela kamar hotel Angel dan kekasih rahasianya itu.
Angel dan kekasihnya itu yang masih bergulat hangat di dalam balutan selimut yang tebal, mereka berdua masih merasakan kehangatan karena sentuhan kulit mereka.
"Selamat pagi sayang..." sapa kekasih rahasianya itu, seraya memberikan kecupan manis di kening Angel.
"Kamu sudah bangun, bagaimana apakah semalam kamu puas sayang?" Angel balik menyapa, dan bertanya dengan sorot mata genit.
"Aku sangat puas sayang," jawab sang kekasih seraya tersenyum mesum pada Angel.
Angel tersenyum senang, padahal Angel ini masih prawan tapi bukannya menjaga miliknya yang suci dengan baik, ia malah memberikan keperawanannya itu dengan mudahnya untuk kekasih rahasianya itu.
Sungguh Angel ini sudah di butakan oleh Cinta, ia tidak memikirkan akibat dari yang ia perbuat itu, baginya asalkan kekasihnya bahagia, apapun akan Angel berikan dengan senang hati.
Di saat Angel sedang sibuk dengan kebahagiaan, Nana sudah berada di sekolahan dan siap mengajar murid-muridnya pagi ini.
Nana berdandan cantik dengan dress selutut berwarna hitam dan berkra putih, ia menguraikan rambutnya yang lurus itu sehingga membuat dirinya tampak cantik dan begitu manis. Biarpun Nana sudah berumur tapi wajah begitu manis dan terlihat awet muda.
"Selamat pagi anak-anak....."
"Selamat pagi juga Bu Nana....."
Dengan kompak semua murid-murid Nana menjawab sapaan dari Nana, Nana pun tersenyum senang.
"Kita mulai pelajaran pagi ini, oh iya apakah tugas dari ibu sudah kalian kerjakan?" tanya Nana, seraya membuka buku dan tatapan matanya menatap para muridnya untuk meminta jawaban pada mereka.
"Sudah bu.....!!!"
"Kumpulan! Erin, kamu kumpulkan tugas-tugas itu lalu bawah ke meja ibu!"
"Baik bu." Erin pun bergegas untuk mengumpulkan tugas-tugas teman-temannya dan membawanya ke meja guru.
Setelah semuanya terkumpul dan Erin sudah menaruh semua tugas-tugas itu di atas meja Nana, pelajaran pun di mulai dengan tenang.
Nana mengajar anak kelas 3 SMA, di dalam ruangannya itu ada 23 murid, 18 murid laki-laki dan 10 murid perempuan.
Setelah beberapa lama akhirnya pelajaran selesai, Nana pun kembali ke kantor untuk beristirahat seraya memeriksa tugas-tugas dari muridnya itu.
"Na....kamu sudah makan siang?" tanya Silvi, yang tidak lain adalah rekan kerja Nana, Silvi berumur 27 tahun.
"Belum kak," jawab Nana, Nana memanggil Silvi dengan sebutan kakak.
"Ayo makan siang dulu!" ajak Silvi dan Nana pun mengangguk, lalu mereka bersama-sama pergi ke kantin guru untuk makan siang bersama.
Sambil makan mereka juga asik mengobrol.
"Na, bagaimana apa orang tua sudah berhenti menyuruhmu menikah?" tanya Silvi, ia tersenyum kecil pada Nana.
"Kalau di ladenin bisa setiap hari kak, kakak tahu ibuku menelponku hanya membahas masalah pernikahan, tidak pernah dia menanyakan aku sehat atau waras gitu kak?" jawab Nana, ia tampak kesal membuat Silvi tertawa kecil.
"Makanya nikah saja!" saran Silvi, membuat Nana terdiam.
"Na, dulu ibuku pun begitu, hampir setiap hari menyuruhku menikah, karena aku terlalu lelah mendengar celotehan ibuku, akhirnya aku menikah dengan laki-laki yang telah di pilihkan oleh ibuku," cerita Silvi, raut wajahnya tampak tidak bahagia tapi Silvi selalu berusaha menerima semuanya dengan iklhas.
"Apakah kakak mencintai laki-laki itu?" tanya Nana, kali ini begitu antusias.
Silvi menggelengkan kepalanya. "Sampai saat inipun aku tidak mencintai suamiku, tapi dia begitu sabar Na, bahkan aku abaikan dia saja, dia tidak pernah berhenti berusaha untuk membuat aku mencintai dirinya, mungkin untuk saat ini aku belum mencintai dia Na tapi suatu saat aku tidak tahu Na," dari hati Silvi menceritakan pengalaman percintaannya dengan laki-laki yang di jodohkan oleh ibunya dulu.
Nana pun tersenyum kecil, dalam hatinya tidak mudah mencintai seseorang yang tidak pernah kita cintai, tapi cintakan bisa datang kapan saja? Tapi aku sendiri selalu memikirkan laki-laki masa laluku dan aku tidak pernah mau mencoba membuka hatiku untuk laki-laki lain, Nana kamu itu bodoh dan egois.
Bersambung
Terimakasih para pembaca setia
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments