Waktu pulang sekolah, telah berbunyi beberapa saat yang lalu. Namun, Jovita dan ketiga temannya, sepertinya masih enggan untuk meninggalkan ruang kelas itu. Entahlah, mungkin mereka masih merindukan suasana kelas yang sangat tenang itu. hingga membuat Jovita dan teman-temannya, memilih untuk berlama-lama berada di dalam kelas itu.
" Jovita, kamu nggak mau pulang?" tanya Reiner Soraya melangkahkan kakinya menghampiri Jovita dan teman-temannya itu.
" kenapa?" tanya Jovita dengan tatapan menyelidik. Karena, gadis itu bukanlah gadis bodoh yang tidak tahu apa maksud dari laki-laki yang ada di hadapannya itu.
" Hehehe kamu tahu aja sih Beb, pinjami aku kartu identitas kamu dong, Aku mau ke perpus. Tapi, aku lupa bawa kartu identitasku." ucap Reiner tersenyum kecil.
" Huh dasar!" ucap Jovita Seraya memutar bola mata malas. dan dengan segera, langsung membuka tas miliknya untuk mencari keberadaan benda itu.
Seketika itu pula, wajah Jovita seketika berubah total. dari yang awalnya tenang, menjadi sangat panik saat mendapati dan menyadari, kartu identitasnya telah hilang entah ke mana.
" astaga! di mana kartu identitasku?!" tanya Gadis itu Seraya membongkar seluruh isi yang ada di dalam tasnya itu.
" lu cari apa?" tanya Sandrina serayah mendekati Jovita yang masih kebingungan untuk mencari kartu identitasnya itu.
" kartu identitas gue nggak ada." ucapnya masih dengan usaha mencari benda kecil itu.
" Memangnya, lu taruh di mana tadi?" tanya cherry yang juga ikut mencari keberadaan benda itu.
" tadi, waktu gue berangkat sekolah, gue taruh di tas ini. tapi sekarang, kok malah hilang?" tanya Jovita dengan raut wajah kebingungan.
" Ya udahlah Jovita, kalau nggak ada aku pamit." ucap Reiner Seraya melangkah menjauh dari keempat gadis cantik itu.
Reiner tidak ingin menjadi bulan-bulan gadis galak itu lagi. hanya karena, hilangnya benda berharga milik gadis itu.
Sementara Jovita dan teman-temannya, masih berusaha mencari keberadaan benda kecil itu. Namun, sayangnya usaha mereka sia-sia. Karena, sampai waktu menunjukkan pukul 02.30 sore, benda itu masih belum diketemukan.
Akhirnya, Jovita merasa lelah dan memutuskan untuk pulang ke rumah. Karena, Gadis itu beranggapan, jika kartu identitasnya, mungkin saja jatuh di depan rumahnya. dan jika benar itu terjadi, maka Jovita akan bernapas dengan lega.
" Sudahlah guys. lebih baik kita pulang saja. mungkin saja, kartu identitas gue jatuh di depan rumah." ucap Jovita beranjak dari duduknya. Kemudian, dengan segera melangkahkan kakinya menuju ke parkiran. di mana sepeda motornya saat ini berada.
" lo Yakin?" tanya Sandrina memastikan.
" aku yakin, udahlah kita berangkat aja." ujar Jovita melangkahkan kaki terlebih dahulu untuk keluar kelas.
di sepanjang koridor sekolahan, pikiran Jovita tak henti-hentinya memikirkan sesuatu hal." apa jangan-jangan, jatuh saat melabrak orang yang berada di lampu merah itu?" tanya Gadis itu pada dirinya sendiri.
****
Sementara itu di tempat lain, lebih tepatnya di sebuah kedai martabak, seorang laki-laki tampan Tengah sibuk membuat martabak manis untuk para pelanggannya. wajahnya yang tampan, sikapnya yang ramah dan murah senyum, membuat para kaum hawa itu, seketika merasa terhipnotis dengan kehadiran laki-laki itu.
Siapa lagi orangnya jika bukan Dion Alexander. Pemilik sekaligus penjual martabak manis di kedai yang diberi nama "martabak Alexandro" itu. Memang, nama itu terdengar aneh di telinga sebagian orang. Namun, itulah yang membuat martabaknya Laris Manis. karena namanya, beda dari yang lain.
" Halo Mas Dion, saya pesan martabak manis 3 kotak keju semua. sama 3 martabak telur yang spesial ya," ucap seorang wanita dengan nada yang sangat genit. hingga membuat Dion, seketika melangkah mundur. karena melihat, tingkah wanita yang ada di hadapannya itu sedikit agresif.
"iy-a mbak, Nanti saya buatkan." caption dengan sedikit rasa gugup yang menyergap hatinya.
Sementara dua orang laki-laki yang berada di belakang Dion, merasa sedikit geram terhadap wanita itu. jika tidak ditahan oleh si pemilik kedai martabak, mungkin mereka berdua akan langsung mengusir wanita yang ada di hadapan mereka itu. Karena, sudah Berlaku tidak sopan terhadap orang lain.
Setelah melalui perjuangan cukup lama, akhirnya pesanan dari wanita itu terselesaikan. dan dengan segera, Dion menyerahkan beberapa bungkusan berwarna putih itu kepada wanita yang ada di hadapannya.
" ini mbak, semua totalnya 200.000." ucap Dion Seraya mengulurkan tangan menyerahkan pesanan wanita itu.
" masnya nggak ingin minta nomor saya?" tanya wanita itu sedikit menggoda.
" Mbak, lebih baik Mbaknya minggir. itu banyak yang ngantri loh!" ucap salah satu karyawan Soraya menunjuk ke arah Beberapa pelanggan yang memang Tengah mengantri di belakang wanita itu.
Akhirnya, Wanita itu pergi dengan rasa dongkol yang menyelinap di dalam hatinya. hal itu tentu saja, membuat Dion dan kedua karyawannya itu, seketika bernafas dengan lega.
" akhirnya, pergi juga pengganggu itu." ucap Dion dengan nada yang sangat Lirih.
Tentunya, ucapan dari Dion membuat kedua karyawan yang ada di sampingnya itu, terkekeh pelan.
" makanya bos, Segera cari istri deh biar gak digangguin terus." celetuk laki-laki yang ada di sebelah kanan Dion.
Sementara Dion yang mendengar itu, hanya membalasnya dengan senyuman tipis. Kemudian, dengan segera mulai kembali menjalankan aktivitasnya untuk melayani para pembeli yang telah antri itu.
***
" nama yang cantik." gumam Dion, Seraya terus menetap wajah gadis yang ia temui tadi pagi. yang saat ini, berada di dalam kartu identitas gadis itu.
Dion, menemukan kartu identitas di depan mobilnya. dan saat melihat, laki-laki itu seperti mempunyai rencana untuk mendapatkan gadis yang diinginkan.
Karena, Dion baru pertama kali ini merasakan jatuh cinta yang sedahsyat ini. di usianya, yang menginjak usia hampir 30 tahun itu. Setelah sebelumnya, laki-laki itu merasa trauma jika berdekatan dengan seorang wanita. itu karena, kejadian buruk di masa lalu. hingga membuat laki-laki itu, menutup diri dari lawan jenisnya. dan sekarang, saat dirinya melihat gadis Barbar itu, perasaan yang dulu sempat hilang, seketika muncul kembali.
" aku akan mendapatkan kamu dan menjadikanmu sebagai Ratu." gumamnya dalam hati.
Tok tok tok
Tak berapa lama, terdengar pintunya diketuk dari luar. dan dengan segera, Dion bangkit dari tempat duduknya.
" Bos maaf mengganggu. tapi di luar,-" belum sempat karyawannya itu melanjutkan ucapannya, Dion telah melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan Rahasianya itu.
Degh
Laki-laki Tampan itu, seketika terpaku di tempatnya saat melihat pemandangan yang ada di hadapannya itu.
" Bos kenapa?" tanya karyawannya Seraya menepuk pundak laki-laki itu. hingga membuat Dion seketika tersadar. Kemudian, melangkahkan kaki untuk mendekati beberapa orang yang ada di depan sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments