Sore harinya, Dion memutuskan untuk segera pulang ke rumah. Karena, laki-laki itu merasakan tubuhnya sudah mulai lelah butuh untuk istirahat.
Sesampainya di rumah, Dion segera melangkahkan kakinya hendak menuju ke kamar pribadinya. Namun, pergerakannya terhenti saat mendengar ucapan dari sang ibu.
"Dion, kesini sebentar," panggil Olivia pada putranya itu. hingga membuat Dion, seketika menghampirinya dan duduk di samping wanita paruh baya itu.
" Ada apa Mah," tanya laki-laki itu dengan nada sedikit malas. Karena memang, tubuhnya merasa sangat lelah. akibat mengurusi kedai martabak miliknya.
Apalagi, usahanya itu sudah tersebar di mana-mana. Dion pun, harus memeriksa satu persatu agar tidak ada kecurangan-kecurangan dari karyawannya. Bukannya laki-laki itu tidak mempercayai para karyawannya, namun, Dion memiliki sebuah tanggung jawab untuk menyukseskan semua kalangan yang ada di bawah naungan usahanya itu.
" dengarkan mama, Mama tidak akan pernah mengulangi ucapan yang telah Mama keluarkan. Jadi, pasang telingamu lebar-lebar." ucap Olivia Seraya menatap wajah putranya itu dengan wajah yang sangat serius.
" apa sih Mah, kenapa Mama buat aku penasaran seperti ini?" tanya Dion dengan nada gemas. karena laki-laki itu, sudah merasa tidak sabar ingin mendengar cerita dari ibunya.
Olivia yang mendengar itu, tersenyum simpul. Kemudian,..
Flashback on
Setelah mengantarkan anak dan suaminya pergi kerja, Olivia memutuskan untuk pergi ke mall terbesar di kota itu. Karena, wanita itu memang aku kesepian. Akibat hanya memiliki satu anak. Olivia merasa sangat kesepian. dan berniat akan melakukan program bayi tabung agar dapat mendapatkan keturunan kembali. itu dilakukan, saat Dion masih sangat kecil.
Namun, semuanya sia-sia. karena, sang suami tidak mengizinkan Olivia untuk memiliki anak lagi. Karena, Edgar suaminya, merasa trauma saat melihat proses persalinan Dion waktu itu. hingga, laki-laki paruh baya itu akan merasa marah jika istrinya, mengungkit masalah kehamilan.
" sudah lah Mah, Anak kita sudah besar. Papa tidak akan pernah membiarkan, mama mengalami kesakitan seperti waktu itu. lagi pula, Papa sudah merasa bersyukur memiliki anak seperti Dion. jadi, jangan pernah berpikir untuk menambah keturunan lagi. karena Papa, pasti akan marah besar."
Begitulah kira-kira ucapan dan ancaman dari Edgar kepada istrinya. hingga membuat wanita paruh baya itu, menghela nafas untuk meredakan nyeri di Ulu hatinya itu.
Sehingga, untuk menutupi kekosongan hatinya, membuat Olivia memutuskan untuk berbelanja dan menghamburkan uang suaminya. lagi pula, suaminya itu lebih senang jika istrinya menghamburkan uang untuk shopping dan memanjakan dirinya. daripada, digunakan untuk program bayi tabung.
Karena bagi Edgar, uang yang dihamburkan bisa dicari. tapi kalau nyawa yang terhambur, tidak bisa kembali lagi.
Lama wanita paruh baya itu berjalan-jalan mengelilingi Mall di kota itu, hingga membuatnya merasa lelah dan memutuskan untuk beristirahat di restoran yang berada di dalam mall itu.
Puk
Tiba-tiba saja, pundaknya seperti ditepuk oleh seseorang dari arah belakang. hingga membuat Olivia, bisa ketika menoleh. Seketika, mata wanita paruh baya itu berbinar-binar karena melihat Siapa yang ada di belakangnya itu.
" Hai Olivia, kamu di sini sedang apa, kok sendirian?" tanya orang itu Saraya duduk di samping Olivia.
" eh Vania, nggak nyangka kita ketemu lagi. Oh iya, mumpung aku ingat ada yang aku mau tanyakan." ucap Olivia Seraya menarik tangan temannya itu.
" Memangnya ada apa?" tanya Vania Seraya duduk di samping Olivia.
dengan segera, Olivia mengeluarkan ponsel miliknya dan segera menunjukkan kepada sahabatnya itu. tentunya, itu membuat Vania merasa sedikit terkejut.
" Apa kamu tahu siapa nama gadis ini?" tanya Olivia pada Vania.
" Memangnya kenapa? Apa yang dilakukan oleh putriku?" tanya Vania dengan raut wajah cemasnya.
Seketika itu pula, wajah Olivia berubah menjadi berbinar. Ternyata, apa yang dipikirkannya selama ini benar. jika gadis yang ada di dalam ponselnya itu, adalah anak dari sahabatnya.
" Olivia." Panggil Vania Saraya Melambaikan tangan tepat di depan wajah. hingga membuat Olivia seketika tersadar.
Kemudian, Olivia mulai menceritakan semua pada Vania. hingga membuat wanita paruh baya itu, sedikit merasa terkejut.
" bagaimana, Apa kamu bisa mengatur semuanya?" tanya Olivia saat wanita paruh baya itu telah menyelesaikan ceritanya.
Vania yang mendengar itu, tidak langsung menjawab. Sepertinya, wanita paruh baya itu merasa sedikit cemas. terlihat dari raut wajahnya yang tampak tegang.
" kau jangan khawatir Vania, Putraku itu adalah tipe-tipe Setia. jika sudah jatuh hati terhadap satu wanita, maka selamanya akan seperti itu." ucap Olivia meyakinkan.
" aku tahu, tapi yang jadi masalah, putriku sangat galak. dan lagi, dia kan masih sekolah," ucap Vania dengan raut wajah kebingungan.
" tidak masalah jika anakmu masih sekolah. lagi pulang, sekolahan itu kan milik keluargamu." ucap Olivia mencoba untuk meyakinkan sahabatnya itu agar menyetujui rencananya.
Akhirnya, setelah berunding cukup lama, Vania memutuskan untuk menerima tawaran sahabatnya itu. lagipula, putrinya itu sedikit susah diatur. Siapa tahu saja, setelah menikah menjadi sedikit penurut.
flashback off.
Kedua mata Dion, seketika langsung berbinar-binar saat laki-laki itu mengetahui semuanya. dan seketika itu pula, rasa lelah yang mendera menghilang begitu saja.
" Wah makasih mah, jadi kapan kita akan melamar gadis itu?" tanya Dion dengan penuh semangat.
Sementara Olivia yang mendengar itu, menggilingkan kepala. Karena, melihat tingkah konyol putranya itu
" nggak sabaran banget sih, anak mama. sabar sayang, orang sabar disayang Tuhan." ujarnya Soraya beranjak dari tempat duduk. dan melangkah menuju kamarnya.
Sementara Dion, masih mematung di tempatnya. laki-laki itu, merasa tidak percaya dengan apa yang terjadi hari ini. mulai dari pertemuan tidak sengaja dengan gadis Pujaan hatinya itu, sampai dengan rencana perjodohan keluarganya.
Mungkin, jika di luaran sana banyak laki-laki yang akan menolak jika keluarganya atau orang tuanya menjodohkan dengan seseorang, itu tidak berlaku untuk Dion. Karena, laki-laki itu merelakan sepenuh hati dirinya dijodohkan oleh kedua orang tuanya.
****
Sementara itu di tempat lain, Jovita baru saja kembali dari sekolah. dan dengan segera, gadis cantik dan tomboy itu, segera melangkahkan kakinya untuk menuju ke kamar kesayangannya.
" Jovita, ke sini sebentar!" ucap suara dari arah ruang keluarga. Tentu saja, itu membuat Jovita seketika melangkah mendekati sumber suara.
" Ada apa Mah?" tanya gadis itu Seraya duduk di samping ibunya.
Vania tidak langsung membuka mulutnya untuk bersuara. Melainkan, wanita paruh baya itu, memutuskan untuk terdiam sesaat.
" nanti malam, kamu ikut mama ya?" ucap Vania meminta pada putrinya.
" nggak bisa mah, aku ada latihan balapan di Sirkuit." ucap Jovita Seraya bangkit dari duduknya.
Memang, gadis itu diikutkan balapan motor di sirkuit resmi. akibat Dulu sering mengikuti balapan liar. hingga beberapa kali, sempat berurusan dengan pihak berwajib. dan karena sudah merasa lelah, Aksa memutuskan untuk memasukkan Jovita ke tempat balap yang resmi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments