Mia dan Irma yang sudah terbiasa membuat pola dasar bersama dengan yang lain dengan mudah mempraktekkan langsung di kain yang akan dipotong tapi dengan ijin bu klub. Jika sudah mendapatkan ijin mereka langsung membuat polanya di kain yang sudah dipotong dengan ukuran yang sama kepada semua siswa yang ada.
Setelah mereka membuat pola dengan sederhana di kain mereka memulai memotongnya sesuai dengan pola yang dibuat. Mia dan Irma yang dengan serius membuat pola dan memotong dengan santai sampai yang lain ada yang langsung dari kan ada juga yang membuatnya di kartas untuk membantu mereka.
Selesai dengan potongan kain dan pola mereka hanya menyambung baikan yang sesuai untuk menjadi baju yang indah. Mia yang sudah selesai dengan potonganya menyiapkan mesin jahit dan perlengkapan lain. Setelah semua selesai Mia mulau menjahit satu bagian satu bagian setelah memberikan hiasana sesuai dengan model bajunya.
Walaupun hati Mia yang gelisah dia tetap bisa menyelesaikan tugas pertamanya dalam membuat baju yang diminta. Dengan waktu hampir menjelang malam mereka semua mengakhiri klub.”Baik cukup untuk hari ini kegiatannya. Bereskan semuanya dan setelah itu kita pulang. Karena sudah waktunya kalian pulang ke rumah,”ucap bu klub.
Mia dan Irma serta yang lain membereskan sisa kain dan bekas benang jahitnya. Sampai semua mendapatkan bagian tugas masing-masing agar cepat selesai.”Akhirnya sudah selesai juga,”ucap Mia.”Iya apa kamu tadi menyelesaikannya,”kata Irma.
“Menurut kamu,”ucap Mia yang tersenyum menuruni anak tangga sampai di halaman sekolah. Mereka bertemu dengan klub atletik yang juga baru selesai klubnya. Mia yang melihat Jordan yang menatap Irma hanya mengabaikannya karena dia tidak ingin ketahuan kalau dia sakit hati.
Tapi tidak tahu kenapa Mia yang merasa resah mencoba untuk tenang dan melihat ke layar ponsel.”Tidak ada kabar dari ayah atau ibu. Apa mereka belum sampai rumahkah,”ucap hati Mia yang gelisah.
Irma yang melihat ke arah Mia hanya bertanya,”Kenapa kamu Mia?.” Mia yang melihat ke arah Irma dan melihat Jordan yang ada di sampaing Irma.”Tidak ada,”ucap Mia yang berdebar melihat Jordan tapi dia harus melepaskan perasaannya untuk sahabatnya.
“Kalian membicarakan apa?,”ucap Jordan.”Tidak kami hanya membagas klub tadi saja. Kamu baru selesai klub juga,”ucap Irma dengan santai karena sudah terbiasa dengan suara Jordan.
“Kalian bukan dua wanita yang kemarin ya,”ucap Teman 1.”Apa maksud kamu?,”ucap Irma yang binggung.
“Kami kemarin juga makan di tempat kalian makan di cafe. Makanya mereka mengingat kalian berdua,”ucap Jordan menjelaskan.
“Ayo kita bali atau cari makan dulu,”ucap Irma.”Bagaimana Mia?,”kata Irma yang melihat ke layar ponsel. “Ada apa?,”ucap Mia yang tidak fokus karena resah hatinya.
“Kamu tidak apa-apa Mia,”ucap Irma yang merasa kalau dia sedang gelisah.”Maaf aku baru ingat aku harus mengembalikan buku yang aku pinjam di perpustakaan Kota,”ucap Mia.
“Apa sudah jatuh tempo pengembalian bukunya,”ucap Irma. Mia yang mengambil buku yang dia pinjam dan melihat tanggalnya.”Iya ini,”ucap Mia.
“Jadi kamu tidak bareng dong pulangnya,”kata Irma.”Maaf banget. Aku duluan ya,”ucap Mia yang kabur dulu.”Mia,”ucap Irma yang tidak nyaman bersama mereka semua.
Setelah Mia pergi satu persatu teman Jordan juga bali ke rumah karena sudah malam. Ben yang melihat Mia pergi juga ingin pergi dulu dan diam-diam mengikuti Mia dari belakang. Sampai di depan perpustakaan kota Mia mengeluarkan bukunya dan menuju ke depan pertugas perpustakaan untuk mengembalikan buku yang dia pinjam.
Ben yang melihat kalau dia tidak berbohong langsung pergi setelah dia masuk. Tapi dia urungkan karena melihat hari sudah gelap.”Apa aku tunggu dia saja,”ucap Ben yang khawatir karena sudah malam.
Mia yang sudah selesai dengan buku pinjaman dia keluar tapi dia meliah Ben dari jauh.”Bukan itu Ben kenapa dia ada disini,”ucap Mia yang melihat. Mia yang berjalan ke arah Ben dan menyapanya.”Sedang apa kamu di sini. Apa kamu mengawasiku?,”ucap Mia yang curiga.
“Tidak hanya kebetulan aku ingin membeli kue ini yang ada di depan perpustakaan kota.”Apa kamu sudah selesai dengan urusan kamu di dalam,”kata Ben.”Sudah, pulang bareng mau,”kata Mia yang berjalan di depan Ben.
Ben yang melihat Mia merasa kalau dia tanggung untuk seorang wanita. Apa lagi dia melihat teman dekatnya menyukai orang yang dia sukai.”Hai Mia, apa kamu baik saja,”kata Ben untuk memastikan.
Mia yang bingung dengan ucapan Ben bertanya,”Maksud kamu apa aku tidak mengerti?.”
“Tidak ada,”ucap Ben yang tidak jadi bertanya karena melihat Mia yang tidak ingin ada yang tahu apa yang dia rasakan. Di perjalanan merek saling berbicara satu sama lain sampai di depan rumah Mia masuk ke dalam setelah Ben pergi. Mia yang melihat lambu rumah masih gelap ayah dan ibu Mia belum kembali. Mia masuk ke dalam dan menghidupkan lampunya dan menuju telepon apa ada pesan masuk dari ayah dan ibunya. Tapi dia tidak mendapatkan pesan apa-apa.
Mia yang merasakan kacau hatinya setelah mendengar ucapan temanya yang suka dengan Jordan. Apa lagi Mia yang melihat Irma dan Jordan tadi bersam saat berangkat sekolah dan mungkin saja dia pulang juga bersama.Mia yang tidak tahu kenapa merasa ingin menangis dan ingin bertemu dengan ayah dan ibunya. Mia yang mencoba tenang dan masuk ke kamar mandi untuk berendam air hangat.
Tidak tahu hari ini hari apa buat Mia sampai dia mendapatkan telepon berbunyi setelah Mia selesai mandi.”Pasti itu ayah dan ibu yang menelepon,”ucap Mia yang langsung turun dan menuju kebawan.
Dimana telepon rumah berbunyi Mia mengangkatnya,”Halo ayah ibu kapan sampai rumah,”ucap Mia yang tidak tahu kalau yang meneleponya adalah polisi.
“Maaf apa ini dengan putri Mia Sarawati,”ucap polisi.”Itu baner saya Mia, ini dengan siapa ya?,”ucap Mia yang tambah gelisah.
“Kami dari kepolisian yang mengevakuasi korban kecelakan pesawat dengan kode penerbangan kota Bay. Bahwa penumpang dengan nama Satya dan Sita termasuk dalam korban kecelakaan penerbangan pagi ini,”ucap polisi.
Mia yang mendengar mencoba untuk tenang setelah mendengar kabar tersebut. untuk mamastikannya Mia bertanya kepada polis tersebut,”Maaf pak apa korban sudah di identifikasi apa benar dia adalah Sarya dan Sita,”ucap Mia.
“Kami sudah mengindetifikasi korba dan korban sudah dibawa ke rumah sakit jaya pusaka,”kata polisi. Mia yang tidak percaya itu langsung jatuh kelantai dan menangis sejadinya. Mia yang tidak tahu harus bagaimana dan siapa yang akan dia kabari. Karena semua keluarga dekatnya sudah tidak ada di kota ini. Mia yang sendiri di rumah merasa bingung, hanya bisa menagis dan mencoba untuk tenang. Sampai dia ke atas mengambil jaket dompet dan posel. Dia kebawah lagi menuku kamar ayah dan ibunya dan mengambil berkas yang bisa menunjukan identitas ayah dan ibunya.
Mia yang tidak tahu harus minta tolong kepada siapa hanya bisa duduk didepan foto ayah dan ibunya sambil menangis. Tapi dia harus melihat kalau dia bukan ayah dan ibu, pasti polisi itu salah orang saat mengidentifikasi korbannya. Mia yang keluar rumah setelah mengunjinya dan melihat ke jalan bagaimana aku bisa kesana. Aku harus membawa orang dewasa untuk menemaniku tapi siapa. Mia yang tidak tahu harus minta tolong kepada siapa tanpa berpikir dia berjalan menuju rumah Ben.
Tapi saat dia di depan rumahnya dia urungkan dan berjalan ke arah lain menuju jalan raya untuk mencari taksi. Tapi Ben yang ingin keluar melihat Mia dan menghampirinya. Ben yang melihat mata Mia merah dan hambis menangis membuat dia bingung.
“Kamu kenapa Mia?,”ucap Ben yang tidak tahu apa yang tejadi dengan Mia saat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments