Mia yang mengerjakan tugas sekolah sambil menuggu orang tuanya kembali. Hingga dia di kamar mendapatkan telepon rumah berbunyi. Mia yang mendengarnya menuju ke bawah untuk mengakat teleponya.
“Hallo,’ucap Mia.”Mia kamu sudah di rumah,”ucap Ibu.
“Ibu kapan pulang,”ucap Mia yang masih menuggu. “Maaf Mia sayang ibu dan ayah hari ini tidak bisa pulang karena keberangkatan pesawatnya tertunda. Mungkin besok ibu dan ayah sampai. Kamu tidak apa-apakan di rumah sendiri,”ucap Ibu.
“Tidak apa-apa. Tapi ibu dan ayah harus hati-hati dijalan jika ada apa-apa bilang ke Mia ya,”ucap Mia. Setelah telepon terputus Mia pergi ke kamar. Tanpa di sadar telepon yang berbunyi hari ini adalah dimana Mia bisa mendengar suara ibunya setelah kecelakaan esok harinya.
Mia yang tidak tahu akan itu masih melakukan aktifitasnya seperti biasanya hingga dia tertidur lelap setelah dia mengerjakan tugas. Mia yang tertidur pulas setelah apa yang terjadi beban dia telah menghilang dengan bersamaannya dia menutup mata. Di tidurnya yang nyeyak dia bermimpi bertemu dengan ayah dan ibunya yang jalan di taman saat Mia masih SMP.
Mia yang bermimpi indah bersama dengan ayah dan ibunya membuat dia tenang. Sampai pagi datang Mia terbangun dari tertidur lelapnya. Dimana Mia akan bertanya kepada Irma apa dia menyukai Jordan apa tidak. Tapi hati Mia yang merasa gelisah dengan apa jawaban yang dia terima hanya bisa mendukung di balik layar.
Mia yang sudah mandi dan memakai seragam menyiapkan sarapan pagi ringan dan menyiapkan bekal yang akan dia bawa. “Apa ayah dan ibu sudah berangkat belum ya?,”ucap Mia yang khawatir.”Semsoga saja perjalanan mereka pulang bisa sampai rumah,”ucap Mia dalam hati.
Selesai dengan sarapan dan bekal Mia makan sarapan pagi yang dia buat. Mia yang sudah selesai naik keatas untuk mengambil tas dan perlengkapan lain karena hari ini dia ada praktek menjahit. Mia yang sudah turun lagi melihat semua peralatan dapur talah mati semua. Setelah memastikan semuanya Mia berangkat sekolah dengan mengunci pintu rumah.
Mia yang keluar dari gerbang rumah tidak sengaja berhadapan dengan Ben yang lewat rumahnya.”Mia,”ucap Ben.
Mia yang tidak kenal hanya melihat Ben dari atas sampai bawah sampai dia ingat.”Kamu anak kelas 2 ya?,”ucap Mia.
“Perkenalkan namaku Ben teman Jordan,”ucap Ben.”Halo kak, aku Mia anak kelas 1,”ucap Mia.
“Apa ini rumah kamu Mia?,”kata Ben.”Iya, tapi kakak sendiri apa rumahnya ada di blok f ya,”ucap Mia yang tidak tahu.
“Itu rumahku,”ucap Ben yang menunjukkan rumah.”Tidak aku sangka kalau rumah kakak dengan rumahku hanya berjarak satu rumah saja,”kata Mia.
“Mau berangkat,”ucap Ben.”Iya,”kata Mia yang sudah menutup pintu gerbang rumahnya. Mia dan Ben yang berangkat bersama sampai di persimpangan Mia melihat Irma sedang tersenyum bersama dengan orang lain. Mia yang tidak tahu hanya bisa meliha dia dan menuggu sampai Irma sampai didepannya.
“Hai Mia,”ucap Irma.”Hai Irma, kamu bicara dengan siapa tadi sampai tersenyum bahagia,”kata Mia.
Irma yang kembali tersadar hanya terdiam sampai Jordan datang membawa barang bawaannya.Mia yang melihat terlihat syok dengan mereka berjalan bersama.
“Hai Ben,”ucap Jordan yang melihat ke arah Mia. “Hai Jordan,”ucap Ben yang beralih melihat ke arah Jordan. Irma yang melihat ke arah Mia merasa bersalah karena dia menyukai Jordan tapi dirinya juga suka dengan dia saat pertama bertemu ditambah lagi dia sangat baik padanya.
Mia yang melihat syok sampai dia tahan berpura-pura tidak terjadi apa-apa.”Kalian satu blokkah berangkat bersama?,”ucap Mia yang merangkul Irma karena dia ingin menyembunyikan rasa sakitnya.
“Iya kami satu blok kami baru tahu kemarin malam,”ucap Jordan. Mia hanya tersenyum kepada Iram dan mereka berangkat bersama diperjalanan Mia yang mengobrol seperti biasa dengan Irma. Sedangkan Irma yang tidak tahu harus berkata apa hanya bisa mencoba tenang saat bersama dengan Mia. Sampai mereka masuk ke kelas dan mereka duduk. Mia yang duduk didekat jendela melihat ke arah jendela sedangkan Irma yang menatap Mia merasa ragu untuk bertanya.
Tapi hati Mia yang ingin tahu kebenarannya agar dia tidak salah langkah bertanya kepada Irma dengan menatap dia dengan santai.
“Irma kamu kenapa bisa berangkat bersama dengan Jordan tadi,”ucap Mia yang menggodanya.”Itu karena..,”ucap Irma yang ragu untuk bertanya.
“Aku tidak marah kok,”ucap Mia.”Apa benar kamu tidak marah aku berangkat bersama dengan Jordan aku tidak ingin kamu sakit hati karena ucapanku,”ucap Iram.
Mia hanya menggelengkan kepalanya sampai Irma berkata kalau dia bertemu dengan dia saat kita pulang darai membeli kain kemarin malam. Irma yang tidak tahu kalau Jordan juga satu blok rumahnya dengan dia karena barang bawaan aku sangat berat dia membantuku sampai rumah. Tadi pagi dia juga menjemput aku karena dia kira aku juga membawa barang bawaan yang kemarin kita beli.”Dia hanya membantuku saja kok Mia, kamu jangan marah ya,”kata Irma yang mendekat.
“Aku tidak marah hanya saja..,”ucap Mia yang terhenti. Irma yang menuggu ucapan Mia membuat dia penasaran sampai dia berkata,”Hanya saja apa?.”
Mia yang mendekat dan berbisik di telinga Irma,”Apa kamu suka dengan Jordan ya?.” Ucap Mia yang membuat Irma bereaksi malu dan melingkan wajahnya.”Tidak kok,”ucap Irma yang berbohong. Mia yang melihat rekasi Irma bisa menebak kalau dia suka dengan Jordan tapi dia tidak ingin mengatakannya. Mia yang sudah tahu jawabannya hanya bisa membuat hatinya sakit tapi dia tahan.
Sampai Mia mengganti topik pembicaraannya,”Kamu sudah mengerjakan tugas kemarin aku mau melihat.”
“Tugas kimia yang kamarin. Kamu belum mengerjakan,”ucap Irma yang membalas dengan santai setelah dia tenang.
Tapi dalam hati Irma yang masih khawatir dengan apa yang barusan dikatakan oleh Mia membuat dia gelisah.”Apa dia tahu apa aku rasakan tadi,”ucap hari Irma. Sambil bepikir Irma membuka tasnya dan mengambil catatan tugas kimia kemarin.”Ini,”ucap Irma.
Mia yang melihat dan mencocokan tugsa yang sudah dia kerjakan sampai Irma berkata,”Kamu mau menyotek ya.”
“Siapa saja yang mau menyotek aku hanya ingin menyamakan jawaban saja,”ucap Mia sambil tersenyum. Irma dan Mia yang sudah fokus dengan tugas sampai mereka lupa apa yang baru saja terjadi. Sampai bel masuk berbunyi mereka memulai kelas dengan biasa. Mia yang tidak tahu apa yang akan terjadi dengan dia hanya melihat waktu sampai jam pulang.
“Mia kamu mau ke ruang klub sekatang atau nanti,”ucap Irma.
“Nanti Irma aku mau menyelesaikan ringkasanku dulu. Kamu duluan saja,”ucap Mia. Irma yang berjalan menuju klub lebih dahulu dan menitip tasnya kepada Mia yang masih di kelas.
“Aku titip tasku dulu ya,”ucap Irma yang pergi menjauh. Mia hanya bisa terdiam sampai Irma tidak terlihat. Mia yang merangkul catatan yang diberikan kepada gurunya sampai hatinya merasa gelisah.”Kenapa hatiku resah ya. Apa ini soal Irmakah,”ucap hati Mia yang menatap keluar jendela. Mia yang tidak tahu kenapa hatinya gelisah dan gunda sampai dia menyelesaikan rangkumannya.”Hai Mia ayo pergi sekarang,”ucap Irma yang datang ke kelas.
“Ayo,”ucap Mia yang sudah membereskan barang bawaannya dan menuju klub menjahit. Mereka yang diberikan tugas untuk membuat pola yang sesuai dengan ukuran yang sudah dipersiapkan. Semua yang sudah diberikan ukuran masing-masing membuat pola dasar untuk membuat baju. Dimana pola itu nanti akan di tempelkan di kain untuk batasan kain yang akan digunakan sesuai dengan pola yang dibuat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments