Dia Berhutang!.

Tangis dari ibu Marta pecah memenuhi ruang kamar yang menjadi saksi bisu kesedihan dia. Sementara Aynina merasa tidak tega melihat ibunya terus menangis karena di hina.

“Bapakmu itu selalu ngomel kalo Ibu masaknya nggak enak Nin. Padahal dia ngasih bulanan aja pas-pasan. Buat sekolah kamu kalo dibandingin sama rokoknya tiap hari berapa? Dari pada beli rokok kan mending buat ditabung...”

“Ibu kasih semua buat Bapak kamu, Ibu kasih bonus makanan dari bantu-bantu Ibu di penjual, buat siapa kalau bukan buat Bapak kamu? Nin, Nin… Ibu doain kamu dapet suami yang sukses. Nggak kayak Ibu”

“Ibu kayak gini nggak papa… dulu Ibu doa, puasa, tirakat. Tapi dapetnya malah kayak gini. Nggak papa, nggak dapet Ibu ya dapet Anaknya”

Itu semua adalah curahan dari seorang istri sekaligus seorang Ibu yang menginginkan sebuah keluarga harmonis.

Hati serta nafas Nina sesak dengan tangis berderai air mata. Nina tahu bagaimana sifat temperamen Bapaknya sehingga dirinya selalu muak, namun ia juga tidak bisa apa-apa. Itulah Bapaknya.

"Ibu minta cerai aja ya, Nin?"

"Tolong ibu pikirin lagi. Nina gimana, Nina ikut siapa kalau ibu sama bapak cerai? Nanti Artur gimana sekolahnya. Bu jangan ya" ucap Nina menangis dengan memohon kepada ibunya supaya bertahan dalam hubungan yang menyiksa batinnya.

"Tapi ibu sudah nggak kuat Nin. Ibu cape di hina terus-terusan, kamu nggak kasian ibu?"

"Bu, mungkin emang watak bapak kayak gitu. Kalo watak orang kan emang susah buat di rubah. Coba ngertiin bapak ya"

"Ibu bener-bener nggak kuat Nin, ibu mau cerai aja"

Kepala Nina tidak berhenti menggeleng. Ia tetap tidak mau jika keluarga nya hancur dan tetap memohon kepada ibunya untuk tetap bersabar dalam menghadapi bapaknya.

Sama sekali Nina tidak ingin memiliki nasib seperti temannya yang lain. Mereka semua memiliki ibu dan ayah yang ganda hingga teman-teman nya mengolok-olok mereka.

Tidak kuasa menahan air mata Nina berlari keluar kamar dan masuk kedalam kamarnya. Ia lewati ayahnya yang terduduk tanpa rasa sadar di ruang yamu sana.

Di kamar, ia menatap sekeliling ruangan yang terasa sumpek serta pengap yang mampu membuat tangisnya semakin pecah. Nafasnya tercengat dengan getaran-getaran takut saat tubuhnya meringkuk kebawah.

"Kenapa aku diberi keluarga yang seperti ini, kenapa Allah memberiku takdir yang menyakitkan? Aku tidak pernah ingin diberi ibu dan bapak yang egois. Bapak yang kasar dan ibu yang egois terhadap anaknya. Semuanya egois, nggak ada yang sayang sama aku"

Suara hati Aynina berteriak meminta keadilan. Ia mengobrak-abrik tatanan yang sudah tersusun rapi diatas meja belajarnya.

"Aku nggak kuat!!!!!"

Aynina menangis memukul dadanya dengan sangat keras hingga hampir saja ia terbatuk namun tidak pernah pedulikan. kerongkongannya kering sebab teriakan tiada henti yang ia keluarkan.

"Aku nggak kuat!!!"

Lirih Aynina dengan rasa pedih yang menyala-nyala menatap nanar ruangan ini hening sepi tanpa ada yang mau menjadi teman curhatnya.

16:00

Kamar Gadis muda yang telah tersakiti akan suratan takdir kehidupan keluarganya itu nampak terlihat sangat kacau tanpa ada yang mau bertanya mengenai kabarnya.

Gadis dengan sejuta rasa sakit itu kini terbaring meringkuk diatas lantai tanpa mengganti baju seragamnya sedari lama. Ia tidak tidur! mata sembab yang masih membuka memperlihatkan netra merah dengan pandangan kosong kearah sana.

Tanpa berkata-kata gadis itu bangkit setelah merasa suasana rumah ini agak menenangkan dibanding sebelumnya, walaupun ia tidak yakin sepenuhnya.

Ia buka pintu kayu berbahan jati tua bercat putih yang hampir mengelupas. Pandangannya masih kosong melewati ruan tamu hingga menuju dapur.

"Bapak mana, Buk" suara lirih Aynina terdengar jelas serta wajahnya yang nampak datar namun hati masih terluka.

"Entah. Pergi mungkin" ibu Marta hanya fokus dengan petikan kangkung sebagai menu sarapan mereka tanpa sekalipun melihat Aynina.

Gadis muda itu berjalan menuju tembikar modern yang berada diatas meja. Ia membutuhkan air untuk membasahi kerongkongan yang telah lama mengering.

"Ibu mau masak apa?"

"Ganti bajumu dulu sana"

Aynina melihat seragam yang tengah ia pakai kotor akibat lelehan air dari kedua matanya siang tadi. Nina kembali menuju kamar namun ia kembali lagi.

"Bapak nanti pulang kan, Bu"

"Mana Ibu tahu bapakmu pulang atau nggak!. Mau pulang atau keluyuran di luar sana, Ibu udah nggak peduli"

Sejenak tubuh Nina kembali bergetar merasa luka hatinya kembali terbuka akan nada tinggi dari ibunya. Wanita itu benar-benar tidak peduli dengan perasaan putri belianya.

"Ay-aynina kan... c-cuma tanya... I-ibu nggak usah... ja-jawab... ka-kalau masih marah. A-aynina cu-cuma pe-pengen luapin semua..."

Nafas Aynina kembali tercengat memperhatikan ibunya yang membelakangi dirinya untuk mencuci kangkung seraya menangis dalam persembunyian.

Tangis Marta semakin terdengar merasakan langkah kaki putrinya menjauhi dapur.

"Maafkan Ibu Aynina"

_______

"Cirs"

Seru puluhan pria memegang segelas koktail ditemani wanita-wanita bertubuh sexy yang siap disentuh dengan iming-iming uang jutaan.

Para pria duduk secara membundar dan wanita-wanita memijat tubuh mereka diposisi belakang, menjadikan meja perjudian sebagai titik utama permainan mereka.

"Ayo Pak Fulan. Gw yakin lo pasti menang"

"Tentu harus menang dong. Hutangnya banyak, dia harus menang kalau pengen hutangnya lunas. Iya nggak?"

Pria yang duduk disebelah ayah Aynina itu merangkul tubuh nya yang hampir menepis kefokusan akan kartu-kartu judinya.

"Diamlahh, lo bikin gw besar kepala tahu nggak"

"Santai aja kali pak Fulan"

Sorakan demi sorakan terdengar memenuhi ruangan kelap-kelip, seakan mengiringi Fulan yang mengintip kartu yang masih tengkurap menyatu dengan meja.

Kartu Fulan terbuka menyuarakan rasa kecewa penuh dengan kekesalan para rekan Fulan dan dirinya sendiri, melihat kartu itu tidak sesuai dengan yang mereka harapkan.

"Huuu payah"

"Payah Pak Fulan ini"

"Pemenangnya Pak Roni"

"Punya gw semua nihh"

Pak Roni itu meraup semua uang yang ada diatas meja dengan sangat angkuh serta menimbulkan kecemburuan untuk pria yang menatap sesal didepannya.

"Uangku. Shitt"

.

.

Malam hari yang dingin dipenuhi dengan bintang-bintang namun enggan untuk memperlihatkan wujudnya dan menyisakan awan mendung saja, seakan ingin mengguyur pria tua yang kalah dari judinya.

Pria nestapa yang malang itu berjalan menuju rumahnya yang sudah tertutup akibat malam yang semakin larut.

Kakinya menendang bebatuan serta kepalanya yang ia garuk tanpa rasa gatal hingga raut wajahnya yang nampak menyesal. Pria itu seakan menjadi pria yang paling sial diantara para manusia di dunia ini.

"Menyedihkan sekali hidupku ini. Udah dapet istri yang jelek+emosian, main judi kalah pula, mana hutang banyak banget, anak cewe belum bisa diandalkan, apes-apes"

Fulan mengusap kasar rambutnya hingga tidak memperdulikan bagaimana penampilannya saat ini. Matanya yang nanar melihat sesosok wanita pembawa sial berdiri diambang pintu rumahnya.

"Dia kenapa lagi itu"

"Baru pulang kamu?" seru wanita setengah baya itu sudah siap membawa sapu yang ia ambil dibalik pintu rumah untuk pria yang tidak tahu malu sedang memasuki rumahnya.

"Ta... tadi itu aku lagi usaha cari duit buat ngasih uang belanja bulanan buat kamu" Fulan melihat wanita itu sudah nampak mengeluarkan mata merah menajam tanpa mau di sanggah.

"Cari duit kayak gimana maksudnya? Judi? Mas, judi yang kamu lakuin itu nggak ngasilin apa-apa, karena justru malah nambahin beban"

"Dengan judi aku bisa menghasilkan uang yang banyak kalau menang. Itu bisa buat bayar hutang! Aku berhutang banyak sama keluarga Arab, Taaaa. Ini udah jatuh tempo" gemas Fulan kepada wanita yang memberikan lirikan remeh terhadap dirinya tanpa menyadari ada sepasang mata binar putrinya.

"Dia berhutang?"

...To be continued...

...Bismillah yuk nantikan bab selanjutnya!!!...

Terpopuler

Comments

Mira Andani

Mira Andani

mampir thor

2023-09-27

0

Ir Syanda

Ir Syanda

Susah emang ...

2023-02-03

0

Radiah Ayarin

Radiah Ayarin

kalau judi dan hutang emang slalu sejalan dan teman akrab

2023-02-03

0

lihat semua
Episodes
1 Rasa Sakit Aynina
2 Dia Berhutang!.
3 Ak-aku Di Jual
4 Tangis Pilu Aynina
5 Rumah Yang Indah
6 Menghafal Nama!
7 Memperkenalkan Diri
8 Dia Baik Sekali
9 Bersin Didepan Zain
10 Gadis Untuk Zain
11 Lamaran Keluarga Darius
12 Melepas Masa Duda
13 Visual MDA
14 Awal Di Villa
15 Seperti Boneka Anabelle!.
16 Dia Terbelai Hujan
17 Telpon Dari Bunda
18 Aku Udah Kapok
19 Lagi Pengen Mulung
20 Kita Akan Pulang
21 Ghibah!.
22 Gagal Makmum
23 Ciumann Tak Sengaja!.
24 Minta Dedek Bayi
25 Janji Alzam
26 Hanya Hal Sepele
27 Mencoba Membantah
28 Terjebak Di Lift
29 Penyesalan Alzam
30 Kesombongan Zain
31 Tingkah Konyol
32 Kuliah Hari Pertama
33 Bunga Mawar Oranye
34 Pondok Ustadz Syahbana
35 Aku Yang Memasak
36 Gadis Di Hotel
37 Bernyanyi Pop
38 Tersulut Api
39 Tidak Bisa Lari
40 Kenapa Harus Dia
41 Melegakan Hati
42 Tidak Mau Diam
43 Dia Menghindar
44 Aku Menggigitnya
45 Gadis Pengganggu
46 Berkata Jujur
47 Pelajaran Berharga
48 Tawaran Mewah
49 Terulang Kembali
50 Dihina Penyelamat
51 Suamiku Mantan Tentara
52 Perbandingan Usia
53 Menggantikan Perban
54 Apa Aku Diabaikan?
55 Jadilah Dirimu Sendiri
56 Ayam Dan Devan
57 Gadis Dibawah Hujan
58 Di Persimpangan Jalan
59 Kau Mengusirku?
60 Bermulut Pedas
61 Berjanggut Tebal
62 Kepergok Suami
63 Rayuan Perdamaian
64 Tidak Bisa Jauh Darimu
65 Dikerjai Bocil
66 Bukan Permintaan Maaf
67 Apa Salahnya Bertanya?
68 Jangan Dekati Aku
69 Dia Adalah Istriku
70 Permintaan Konyol
71 Amarah Putra Ke-3
72 Salah Fokus
73 Dengan Gadis Ingusan
74 Janji Pria Beristri
75 Basah-basahan
76 Rasanya Memalukan
77 Makan Malam Bersama
78 Nongkrong Pinggir Jalan
79 Mencoba Makan Pedas
80 Tidurlah Disini...
81 Julukan Baru
82 Kesepakatan Menikah
83 Olahraga Berat
84 Kemana Aynina?
85 Aku Bisa Hamil?
86 Hak Suami Dari Istri
87 Pria Tua Menjengkelkan
88 Jangan Lupa Beritahu
89 Lamaran Untuk Alzam
90 Kelewat Bahagia
91 Rasa Yang Berubah
92 Rasa Penyesalan
93 Tangisan Ayasya
94 Dasar Pembohong
95 Penjelasan Aynina
96 Zain Yang Pengertian
97 Itu Obat Apa?
98 Perdamaian Dua Saudara
99 Tumbuhan Tidak Berbuah
100 Kau Akan Menjualnya?
101 Hasil Medis Dokter
102 Perayaan Kebahagiaan
103 Suami, Dia Pacarku
104 Alzam Dan Nensi? Sah...
105 Kembali Ke Rumah Sakit
106 Kabar Untuk Keluarga
107 Kaki Nina Bengkak
108 Ibu Zain, Senam Hamil
109 7 Bulanan Aynina
110 Kepergian Bella
111 Kau Mawar Oranye?
112 Zayyan Ankazain Darius
113 MEMBAWA LARI ANAK SUAMI KEJAM
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Rasa Sakit Aynina
2
Dia Berhutang!.
3
Ak-aku Di Jual
4
Tangis Pilu Aynina
5
Rumah Yang Indah
6
Menghafal Nama!
7
Memperkenalkan Diri
8
Dia Baik Sekali
9
Bersin Didepan Zain
10
Gadis Untuk Zain
11
Lamaran Keluarga Darius
12
Melepas Masa Duda
13
Visual MDA
14
Awal Di Villa
15
Seperti Boneka Anabelle!.
16
Dia Terbelai Hujan
17
Telpon Dari Bunda
18
Aku Udah Kapok
19
Lagi Pengen Mulung
20
Kita Akan Pulang
21
Ghibah!.
22
Gagal Makmum
23
Ciumann Tak Sengaja!.
24
Minta Dedek Bayi
25
Janji Alzam
26
Hanya Hal Sepele
27
Mencoba Membantah
28
Terjebak Di Lift
29
Penyesalan Alzam
30
Kesombongan Zain
31
Tingkah Konyol
32
Kuliah Hari Pertama
33
Bunga Mawar Oranye
34
Pondok Ustadz Syahbana
35
Aku Yang Memasak
36
Gadis Di Hotel
37
Bernyanyi Pop
38
Tersulut Api
39
Tidak Bisa Lari
40
Kenapa Harus Dia
41
Melegakan Hati
42
Tidak Mau Diam
43
Dia Menghindar
44
Aku Menggigitnya
45
Gadis Pengganggu
46
Berkata Jujur
47
Pelajaran Berharga
48
Tawaran Mewah
49
Terulang Kembali
50
Dihina Penyelamat
51
Suamiku Mantan Tentara
52
Perbandingan Usia
53
Menggantikan Perban
54
Apa Aku Diabaikan?
55
Jadilah Dirimu Sendiri
56
Ayam Dan Devan
57
Gadis Dibawah Hujan
58
Di Persimpangan Jalan
59
Kau Mengusirku?
60
Bermulut Pedas
61
Berjanggut Tebal
62
Kepergok Suami
63
Rayuan Perdamaian
64
Tidak Bisa Jauh Darimu
65
Dikerjai Bocil
66
Bukan Permintaan Maaf
67
Apa Salahnya Bertanya?
68
Jangan Dekati Aku
69
Dia Adalah Istriku
70
Permintaan Konyol
71
Amarah Putra Ke-3
72
Salah Fokus
73
Dengan Gadis Ingusan
74
Janji Pria Beristri
75
Basah-basahan
76
Rasanya Memalukan
77
Makan Malam Bersama
78
Nongkrong Pinggir Jalan
79
Mencoba Makan Pedas
80
Tidurlah Disini...
81
Julukan Baru
82
Kesepakatan Menikah
83
Olahraga Berat
84
Kemana Aynina?
85
Aku Bisa Hamil?
86
Hak Suami Dari Istri
87
Pria Tua Menjengkelkan
88
Jangan Lupa Beritahu
89
Lamaran Untuk Alzam
90
Kelewat Bahagia
91
Rasa Yang Berubah
92
Rasa Penyesalan
93
Tangisan Ayasya
94
Dasar Pembohong
95
Penjelasan Aynina
96
Zain Yang Pengertian
97
Itu Obat Apa?
98
Perdamaian Dua Saudara
99
Tumbuhan Tidak Berbuah
100
Kau Akan Menjualnya?
101
Hasil Medis Dokter
102
Perayaan Kebahagiaan
103
Suami, Dia Pacarku
104
Alzam Dan Nensi? Sah...
105
Kembali Ke Rumah Sakit
106
Kabar Untuk Keluarga
107
Kaki Nina Bengkak
108
Ibu Zain, Senam Hamil
109
7 Bulanan Aynina
110
Kepergian Bella
111
Kau Mawar Oranye?
112
Zayyan Ankazain Darius
113
MEMBAWA LARI ANAK SUAMI KEJAM

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!