Arthur Chandra

Namanya Arthur Chandra Melio, dia seorang berandal yang sangat tampan. Kata berandal itu pertama kali disematkan padanya dari seorang gadis pelayan cafe untuknya. Meskipun pakaian dan rambutnya berantakan tidak akan menutupi wajah rupawannya.

Mungkin terdengar lucu, Arthur adalah seorang playboy kelas atas yang selalu mengganti kekasih setiap sehari sekali. Dia bahkan tidak bisa menghitung sudah berapa banyak gadis yang ia sudah pacari. Hanya karna dia selalu merasa bosan berlama-lama punya hubungan dengan seorang gadis.

Diumurnya yang kini sudah beranjak dua puluh tujuh ini seharusnya dia menjalani hidup yang lebih serius. Tapi hingga sekarang seorang Arthur Candra sangat gemar bermain-main. Tidak ada kata serius dalam hidupnya, itu suatu moto dari hidup seorang Arthur Chandra.

Tapi tidak dapat dipungkiri kalau memang Arthur adalah seorang pengusaha muda yang terbilang sukses yang bisa membuat perusahaannya sendiri di umur yang masih muda ini. Dia bahkan sudah membangunkan perusahaannya sebesar sekarang bahkan sudah masuk ke list pengusaha tersukses diposisi ke lima belas di negara ini.

Kesuksesannya tidak main-main walaupun dia mempunyai otak sableng dan suka bermalas-malasan tapi anehnya dia bisa membangun perusahaannya dengan keringatnya sendiri hingga perusahaannya sebesar sekarang.

Sudah tampan, kaya raya. Siapa coba wanita yang berani menolaknya? Bahkan mereka dengan cuma-cuma datang ke Arthur dan merelakan segalanya untuk Arthur termasuk tubuh mereka. Memang ya, pada umumnya wanita adalah manusia murahan.

Dan saat ini lelaki bermata hazel itu berada di mini market, dia ingin membeli minuman disana. Dia mengambil salah satu minuman dingin dari lemari es dan setelah itu langsung membukanya tanpa membayarnya dahulu, meneguk minuman itu hingga tersisa setengah lalu dia pun berjalan ke kasir untuk membayarnya.

Arthur menaruh minumannya yang tersisa setengah itu dimeja kasir. Dia mengambil dompet dari saku celana belakangnya dan ketika dia menatap sang mbak-mbak kasir, Arthur langsung dikejutkan dengan mbak kasir yang tak bukan adalah gadis yang ia temui di cafe lalu.

Ya, dia adalah si gadis pelayan, dia ingat itu. Gadis yang ia cium bibirnya di cafe tempo hari dan sekaligus yang menampar pipinya. Dan sungguh mengejutkan Arthur melihat gadis itu lagi dan lagi yang membuatnya tidak menyangka, gadis itu sudah ganti pekerjaan secepat ini. Menakjubkan!

Gadis itu pun sama terkejutnya dengan Arthur. Dia bahkan sampai melototkan matanya saking terkejutnya.

Namun detik kemudian dia langsung merubah wajah terkejutnya karna selanjutnya dia langsung mengubah ekspresinya menjadi dingin mungkin dia kembali mengingat kejadian tempo hari saat Arthur menciumnya dan mempermalukannya di cafe tempatnya berkerja saat itu.

Ya, dia adalah Widia yang ganti profesi yang tadinya menjadi pelayan di cafe kini menjadi kasir di mini market. Betapa sempitnya dunia ini sampai mempertemukannya lagi dengan berandal bajingan yang telah mengambil kesucian bibirnya tempo hari.

Melihat wajah lelaki itu saja, Widia sudah emosi setengah mati tapi lagi-lagi dia harus menahannya demi menjaga reputasinya di pekerjaannya yang baru ini. Dia tidak ingin kejadian kemarin terulang lagi untuk kedua kalinya.

"Wah, gila sih. Udah ganti profesi aja lo." Decak Arthur kagum pada gadis itu. Bukan kagum sih, lebih mendominan mengejekya.

Lihat saja wajah menyebalkannya yang mengejek Widia. Benar-benar menyebalkan.

Widia berdecak kesal, dia menatap Arthur dengan wajah datar. "Harganya 13 ribu ya kak. Apa ada lagi kak?" Widia tidak menghiraukan ejekan Arthur tadi.

Arthur tersenyum mengejek sambil menatap gadis dihadapannya dengan kedua tangannya yang melipat diatas meja kasir menjajarkan wajahnya dengan wajah Widia. Dia memberikan uang lima puluh ribu kepada Widia dan langsung dirampas dengan kasar oleh Widia.

"Lo dipecat kemarin, ya?" Tanya Arthur sekaligus ejekan untuknya lagi.

Widia yang sibuk menghitung kembalian dimesin uang, berdecak lagi. "Bukannya dipecat ya kak, saya mengundurkan diri gara-gara bajingan kurang ngajar yang asal nyium orang!" Widia menatap Arthur dengan datar, lalu kembali fokus menghitung kembalian lelaki dihadapannya.

Arthur tertawa kecil. "Lah lo gak suka? Padahal banyak cewek yang bermimpi-mimpi pengen gue cium, seharusnya lo bersyukur."

Widia mengangkat sebelah sudut bibirnya keatas. "Oh gitu? Tapi maaf-maaf aja nih, sayangnya gue bukan salah satu cewek yang bermimpi pengen lo cium." Celetuk Widia. "Nih kembalian lo." Lanjut Widia, meletakan kembalian Arthur diatas meja kasir.

Arthur mengambilnya sambil menyeringai miring lalu dia tertawa pelan menatap Widia yang berwajah datar itu. "Kalo suka bilang aja, gue kasih kesempatan lo buat jadi pacar gue nantinya. Gimana?"

"Maaf ya, tapi gue bukan cewek yang mau jadi pacar lo. Gue gak suka sama berandalan. Jadi sori-sori aja nih ya."

"Begitu?" Arthur menegakkan tubuhnya. Masih menatap Widia. "Emang banyak banget ya, cewek yang gengsinya gede banget dan lo salah satunya." Arthur menunjuk wajah Widia.

Widia menepisnya dengan wajah kesal. "Gak usah sok menilai orang! Lo gak kenal gue!" Ketus Widia.

"Kalo gitu kita kenalan? Gimana?"

Widia mendengus kesal. Dia dengan paksa memberikan senyuman pada Arthur. "Terimakasih kakak atas kunjungannya, silahkan tidak datang lagi. Saya harap kakaknya gak usah datang kesini lagi karna kami tidak melayani seorang berandalan disini." Kata Widia dengan senyuman lebar namun selanjutnya dia kembali memasang wajah datar.

Arthur tertawa kecil, dia menoleh kebelakang dimana banyak orang yang menggantri dibelakangnya. Mau tak mau dia harus beranjak pergi dari sana walaupun ingin sekali dia mengejek atau setidaknya menggoda gadis itu lebih lama tapi yasudah lah.

Akhirnya Arthur pun pergi dari sana setelah mengambil minumannya lagi yang berada diatas meja kasir dan tak lupa dia melambaikan tangannya pada Widia dengan senyuman miringnya.

Begitu melihat Arthur keluar dari mini market Widia berdecih sambil memandangi punggung lelaki itu dari kaca dinding kaca mini market. "Cih! dasar berandal!" Decih Widia.

"Mbak ngatain saya berandal mbak?" Tegur seorang konsumer setelah Arthur pergi.

Widia tersadar dan langsung memasang wajah kikuk. "Ah bukan kok kak, saya bukan mengatai kakak." Sahut Widia, dia menggerakan tangannya di depan konsumer itu. Dia meminta maaf pada konsumer yang salah paham seraya tersenyum kikuk padanya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Masa sih?" Suara Kinata seakan tidak percaya apa yang diceritakan Widia tentang kejadian memalukan yang terjadi menimpa Widia lewat panggilan suara.

Widia yang sedang berbaring diatas kasur lantainya mengiyakan. Dia sudah menceritakan secara detail apa yang terjadi pada sahabatnya saat itu. Widia yang dilecehkan lelaki kurang ngajar tidak beradab di cafe dan dicium dengan tidak sopannya didepan banyak pelanggan cafe. Dia sudah menceritakannya pada Kinata.

"Iya serius. Lo pikir gue ngarang cerita?" Dengus Widia kesal.

Kinata terkekeh disana. "Ya abis gak percaya aja. Terus-terus. Gimana emang orangnya? Ganteng gak?" Tanya Kinata.

Widia berdecak kesal. Seketika pertanyaan Kinata barusan membuatnya mengingatkannya pada wajah menyebalkan lelaki itu yang membuatnya darah tinggi saat ini juga. Dan lagi dalam bayangannya, lelaki itu tengah memonyongkan bibirnya dengan wajah yang menjijikan. ARGHH—— Widia membenci lelaki itu.

"Na, ini bukan masalah ganteng gak nya dia. Gue dilecehin, Na. DILECEHIN! Dan lagi tadi gue ketemu dia lagi di mini market tanpa rasa bersalah sama sekali dia malah ngejek gue. Argg, kenapa akhir-akhir ini hari-hari gue jadi sial ya ampun..." Widia menggebu-gebu, dia geram sendiri.

Kinata tertawa mendengar keluhan dan ocehan Widia. "Mungkin jodoh kali, Wid." Goda Kinata.

"Na, lo ngomong begitu lagi gue gak bakal temenan sama lo lagi. Beneran deh." Ancam Widia.

"Ya jangan dong. Lo kan sahabat satu-satunya gue, hehe." Kinata meringis pelan. "Oh iya, Wid. Mama sama papa gue nanyain lo lagi tuh. Ini udah jadi yang dua puluh kali mama ngajak lo main kerumah."

Widia langsung mengubah posisinya menjadi tengkurap. Mengubah posisinya menjadi lebih nyaman mengobrol dengan sahabatnya lewat telfon. "Na, gue agak canggung nantinya sama keluarga lo. Lo tau kan gue canggungan orangnya."

Kina berdecak. "Ya terus lo mau nolak lagi gitu? Ayolah Wid, sekali aja main kerumah. Mama pengen banget ketemu lo, serius deh. Dia selalu nanyain lo ke gue. Dan juga gue juga mau ngenalin lo ke kakak gue. Pokoknya kali ini gue mohon sama lo, ya?" Rayu Kina.

Kening Widia mengkerut. "Kenalin ke siapa? Abang lo itu?" Tebak Widia.

"Betul sekali! Gue udah pernah kasih fotonya kan? Dijamin lo bakal kepincut sama dia deh. Gue mau ngenalin lo ke dia tau!" Seru Kina, bersemangat.

Widia tertawa mendengar itu. "Oh gitu? Gimana kalo abang lo yang kepincut sama gue?" Pede Widia.

"Oh ayolah, gue yakin kak Galen juga suka lo. Gue udah pernah nyeritain lo ke dia, terus lo mau tau reaksi dia? Dia senyum Wid, SENYUM! Mangkanya pokoknya lo main kerumah gue oke? Gak ada penolakan kali ini. Harus!" Tekan Kina.

"Oke-oke, gue main kerumah lo tapi ada syaratnya. Gue gak suka lo ngebicarain tentang keluarga gue ke keluarga lo ngerti?"

"Iya, gue tau lo gak nyaman. Tenang aja my bestie."

Widia tertawa pelan. "Yaudah gue matiin ya, gue udah ngantuk nih. Besok harus kerja lagi." Keluh Widia.

"Yaudah gue juga sih. Kalo gitu gue matiin ya, dahhh!"

Kina memutuskan panggilan suara mereka. Widia kembali membaringkan tubuhnya seperti semula. Dia menaruh ponselnya di sembarang tempat lalu setelah itu dia memeluk bantal, dia akan tertidur sekarang karna besok dia harus bekerjan lagi.

Sebelum tidur Widia berdoa, berharap jika tidak dipertemukan lagi dengan lelaki berandal itu tidak sopan itu, semoga saja. Widia juga berharap kalau lelaki itu tertelan bumi atau terbang ke langit dan tidak kembali lagi. Karna Widia tidak ingin melihat wajah seseorang yang menyebabkan dia kehilangan kesucian bibirnya yang seksi ini. Dia tidak ingin melihatnya lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!