Dedari

Dedari

Dedari - BAB 1

"Dedari" panggil Ardi berlari menyusul kekasihnya itu.

"Sayang tunggu dengarkan aku dulu" ucap Ardi karna Dedari tidak menghirukannya.

Seketika Dedari pun menghentikan langkahnya saat dirinya dipanggil Sayang oleh orang yang saat ini ia benci.

"Kita putus" jawab Dedari singkat dengan menatap tajam Ardi.

"Tidak, tunggu sayang kamu salah paham" ucap Ardi berkelit mencoba meraih tangan Dedari.

"Jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi, karna mulai sekarang di antara kita sudah tidak ada hubungan lagi. Lepaskan tangan mu" jawab Dedari dengan menghempas kasar tangan Ardi dan berlalu pergi.

"Sayangg, tungguuu. Please dengerin aku" ucap Ardi yang terlihat frustasi karna melihat Dedari begitu marah padanya.

Dedari tak menghiraukan panggilan Ardi dan langsung masuk ke dalam mobil.

"Pak Agus, saya ingin kembali ke kantor" ucap Dedari pada sopir pribadinya.

"Siap non" jawab pak agus singkat dengan sedikit melirik ke kursi belakang.

Pak agus pun melajukan mobilnya tanpa menghiraukan Ardi yang sempat berusaha berlari mengejar sambil terus memanggil nama Dedari.

"Sial" keluh Ardi dengan nafas ngos - ngosan.

Tak jauh dari tempat Ardi berdiri sekarang, ada sepasang mata yang tengah tersenyum puas melihat drama ini.

Sedang di perjalanan Dedari nampak terlihat tenang, tapi dalam tenangnya Dedari begitu hancur juga rapuh saat mengingat semua kenangan selama 3 tahun menjalin hubungan dengan Ardi. Sampai mereka memutuskan untuk tunangan 2 bulan yang lalu dan berencana akan melangsungkan pernikahan di pertengahan tahun ini.

"Kenapa takdir hidup ku begitu menyakitkan ?" gumam Dedari dalam hati.

Ditempat lain,,

"Demassss, bangunnnn"teriak Nirmala membangunkan anak bungsunya itu.

"Apa sih Mah, berisik tau" jawab Demas yang enggan membuka matanya.

"Demas mau sampai kamu seperti ini. Setiap malam klayapan, subuh baru pulang. Liat ini sudah jam 1 siang dan kamu masih tidur" ucap Nirmala dengan menarik selimut yang dikenakan Demas.

"Masih ngantuk Mah" jawab Demas dengan sedikit membuka matanya.

"Bangun, mandi sekarang juga" sahut Nirmala.

"Iya, Iya" jawab Demas kesal dan terduduk di tempat tidurnya.

"Demas, ingat kamu sudah 25 tahun ppercuma Mama dan Papa menyolahkan kamu sampai S2 tapi kelakuan kamu kaya begini. Setiap malam kluyuran, nongkrong tidak jelas. Mama tidak mau tau Demas, besok kamu harus bangun pagi dan mulai cari kerja" ucap Nirmala dengan menatap sendu putra bungsunya itu.

"Iya Mah, iya" jawab Demas sembari menguap.

"Mandi sekarang, mamah tunggu dibawah kita makan siang" ucap Nirmala.

"Iya Mah" jawab Demas malas bangkit dari duduknya lalu berjalan ke arah kamar mandi.

Melihat anak bungsunya masuk ke dalam kamar mandi, Nirmala pun keluar dari kamar anak bungsunya itu.

Ditempat lain,,

Dedari yang sudah sampai di kantornya pun memberi pesan pada sekertarisnya kalau saat ini dia tidak mau di ganggu atau di kunjungi oleh siapapun.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang Tuhan, kenapa semua orang yang aku sayangi pergi satu per satu. Ardi yang ku kira akan menjadi pendamping yang baik untuk ku, bahkan dia tega mengkhianati ku. Dan kenapa harus dengan Chika" ucap lirih Dedari yang tak kuasa menahan air matanya.

"Tidak, aku tidak boleh menangisi laki - laki brengsek itu. Mereka tidak boleh menang, dan kamu Chika tunggu pembalasan ku" gumam Dedari mengusap air mata di pipinya karna sudah hampir setengah jam Dedari menangis.

"Tapi apa yang harus aku lakukan sekarang, aku tidak mau terlihat rapuh. Ayo dedari, kamu pasti bisa melewati ini "gumam Dedari menguatkan dirinya sendiri.

Ditempat lain,,

Demas dan Nirmala sedang makan siang berdua, selesai makan pun Nirmala kembali menasehati putra bungsunya itu.

"Demas, dengarkan Mama. Kamu sudah dewasa, mau sampai kapan kamu begini terus ?" tanya Nirmala dengan menghela nafas karna sudah lelah menasehati anak bungsunya itu.

"Iya Mah, nanti aku cari info loker lagi. Mama kan tau cari kerja susah, sekalinya ada gajinya kecil. Aku tidak mau Mah" jawab Demas santai.

"Semua itu berawal dari nol Demas, dulu Papa mu juga memulai karir menjadi asisten pribadi CEO. lama - lama jadi manager dan sekarang bisa menduduki kursi direktur, semua tidak ada yang instan Demas. Lihat abang mu sekarang jadi dokter specialis, punya jadwal praktek sendiri di 2 rumah sakit. Kamu tau kan sebelumnya abang mu hanya dokter jaga, gajinya mungkin lebih kecil dari uang saku yang Mamah kasih setiap bulannya. Tapi abang mu tetap semangat, kerja tetap lanjut kuliah ambil specialis. Dan sekarang lihat abang mu, sukses di usia 28th. Sampai banyak orang tua yang menginginkan abang mu menjadi menantunya" ucap Nirmala menasehati Demas.

"Beda dong Mah, cita - cita abang sejak kecil memang pengen jadi dokter specialis kandungan. Sekarang sudah tercapai ya wajar lah Mah, kalau aku kan beda Mah. Aku pengen jadi pengusaha males rasanya kerja jadi budak corporate" jawab Demas dengan santai.

"Kalau kamu mau jadi pengusaha ya wujudkan, jangan diem aja. Nongkrong tidak jelas setiap hari, ngapain sih urakan kaya gitu" ucap Nirmala meninggi.

"Makanya mamah bilangin papah, biar papah mau kasih aku modal buat buka usaha" jawab Demas santai tanpa rasa beban.

"Papa mu tidak akan setuju Demas, bahkan Papa mu meminta Mamah untuk menasehati kamu agar mau bekerja di perusahaan tempat Papah kerja. Tapi dengan catatan, kamu harus melamar kerja sendiri dan tidak boleh mengatakan pada siapapun kalau kamu anak Papah" ucap Nirmala menatap Demas.

"Kenapa begitu Mah, apa Papah malu punya anak ganteng seperti aku" sahut Demas kesal.

"Bukan begitu Demas, Papa mu ingin kamu berusaha sendiri. Kamu ingat bosnya Papah yang sering Papah ceritakan, dia masih sangat muda, perempuan, seumuran kamu bahkan. Tapi di sudah menjadi pengusaha sukses, meskipun perusahaan itu peninggalan keluarganya tapi sejak usianya 21 tahun dia sudah menjadi CEO dan membuktikan kalau dia memang layak menjadi CEO" jawab Nirmala.

"Meneruskan Mah bukan membangun dari nol" jawab Demas kesal.

"Apapun itu tapi dia sudah membuktikan kalau dia layak menjadi CEO, terbukti dibawah ke pimpinannya ADV Group berkembang dalam pesat 4 tahun ini. Sudahlah Demas kamu jangan banyak alasan, pokoknya Mamah tidak mau tau sekarang kamu persiapkan CV lamaran kerja mu dan besok pagi kamu ke kantor ADV Group. Kalau kamu tidak mau dengar nasehat Mamah tidak masalah, tapi ingat Mamah tidak akan kasih kamu fasilitas apapun" ucap Nirmala kesal dan berlalu meninggalkan Demas begitu saja.

"Tapi Mah" jawab Demas kesal menatap Ibunya pergi.

"Brakkk" Nirmala masuk ke dalam kamar dan membanting pintu membuat Demas terkejut.

"Waduh gawat nih, Mamah beneran marah. Ah elah mau tidak mau aku harus ikutin apa kata Mamah" gumam Demas yang terlihat gusar.

Bersambung...

Semoga kalian suka, jangan lupa like, vote and comment ya. Terimakasih.

Terpopuler

Comments

moenaelsa

moenaelsa

Semangat, nikmati prosesnya. Semoga sukses. 👌

2023-01-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!