"Dedari" panggil Ardi berlari menyusul kekasihnya itu.
"Sayang tunggu dengarkan aku dulu" ucap Ardi karna Dedari tidak menghirukannya.
Seketika Dedari pun menghentikan langkahnya saat dirinya dipanggil Sayang oleh orang yang saat ini ia benci.
"Kita putus" jawab Dedari singkat dengan menatap tajam Ardi.
"Tidak, tunggu sayang kamu salah paham" ucap Ardi berkelit mencoba meraih tangan Dedari.
"Jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi, karna mulai sekarang di antara kita sudah tidak ada hubungan lagi. Lepaskan tangan mu" jawab Dedari dengan menghempas kasar tangan Ardi dan berlalu pergi.
"Sayangg, tungguuu. Please dengerin aku" ucap Ardi yang terlihat frustasi karna melihat Dedari begitu marah padanya.
Dedari tak menghiraukan panggilan Ardi dan langsung masuk ke dalam mobil.
"Pak Agus, saya ingin kembali ke kantor" ucap Dedari pada sopir pribadinya.
"Siap non" jawab pak agus singkat dengan sedikit melirik ke kursi belakang.
Pak agus pun melajukan mobilnya tanpa menghiraukan Ardi yang sempat berusaha berlari mengejar sambil terus memanggil nama Dedari.
"Sial" keluh Ardi dengan nafas ngos - ngosan.
Tak jauh dari tempat Ardi berdiri sekarang, ada sepasang mata yang tengah tersenyum puas melihat drama ini.
Sedang di perjalanan Dedari nampak terlihat tenang, tapi dalam tenangnya Dedari begitu hancur juga rapuh saat mengingat semua kenangan selama 3 tahun menjalin hubungan dengan Ardi. Sampai mereka memutuskan untuk tunangan 2 bulan yang lalu dan berencana akan melangsungkan pernikahan di pertengahan tahun ini.
"Kenapa takdir hidup ku begitu menyakitkan ?" gumam Dedari dalam hati.
Ditempat lain,,
"Demassss, bangunnnn"teriak Nirmala membangunkan anak bungsunya itu.
"Apa sih Mah, berisik tau" jawab Demas yang enggan membuka matanya.
"Demas mau sampai kamu seperti ini. Setiap malam klayapan, subuh baru pulang. Liat ini sudah jam 1 siang dan kamu masih tidur" ucap Nirmala dengan menarik selimut yang dikenakan Demas.
"Masih ngantuk Mah" jawab Demas dengan sedikit membuka matanya.
"Bangun, mandi sekarang juga" sahut Nirmala.
"Iya, Iya" jawab Demas kesal dan terduduk di tempat tidurnya.
"Demas, ingat kamu sudah 25 tahun ppercuma Mama dan Papa menyolahkan kamu sampai S2 tapi kelakuan kamu kaya begini. Setiap malam kluyuran, nongkrong tidak jelas. Mama tidak mau tau Demas, besok kamu harus bangun pagi dan mulai cari kerja" ucap Nirmala dengan menatap sendu putra bungsunya itu.
"Iya Mah, iya" jawab Demas sembari menguap.
"Mandi sekarang, mamah tunggu dibawah kita makan siang" ucap Nirmala.
"Iya Mah" jawab Demas malas bangkit dari duduknya lalu berjalan ke arah kamar mandi.
Melihat anak bungsunya masuk ke dalam kamar mandi, Nirmala pun keluar dari kamar anak bungsunya itu.
Ditempat lain,,
Dedari yang sudah sampai di kantornya pun memberi pesan pada sekertarisnya kalau saat ini dia tidak mau di ganggu atau di kunjungi oleh siapapun.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang Tuhan, kenapa semua orang yang aku sayangi pergi satu per satu. Ardi yang ku kira akan menjadi pendamping yang baik untuk ku, bahkan dia tega mengkhianati ku. Dan kenapa harus dengan Chika" ucap lirih Dedari yang tak kuasa menahan air matanya.
"Tidak, aku tidak boleh menangisi laki - laki brengsek itu. Mereka tidak boleh menang, dan kamu Chika tunggu pembalasan ku" gumam Dedari mengusap air mata di pipinya karna sudah hampir setengah jam Dedari menangis.
"Tapi apa yang harus aku lakukan sekarang, aku tidak mau terlihat rapuh. Ayo dedari, kamu pasti bisa melewati ini "gumam Dedari menguatkan dirinya sendiri.
Ditempat lain,,
Demas dan Nirmala sedang makan siang berdua, selesai makan pun Nirmala kembali menasehati putra bungsunya itu.
"Demas, dengarkan Mama. Kamu sudah dewasa, mau sampai kapan kamu begini terus ?" tanya Nirmala dengan menghela nafas karna sudah lelah menasehati anak bungsunya itu.
"Iya Mah, nanti aku cari info loker lagi. Mama kan tau cari kerja susah, sekalinya ada gajinya kecil. Aku tidak mau Mah" jawab Demas santai.
"Semua itu berawal dari nol Demas, dulu Papa mu juga memulai karir menjadi asisten pribadi CEO. lama - lama jadi manager dan sekarang bisa menduduki kursi direktur, semua tidak ada yang instan Demas. Lihat abang mu sekarang jadi dokter specialis, punya jadwal praktek sendiri di 2 rumah sakit. Kamu tau kan sebelumnya abang mu hanya dokter jaga, gajinya mungkin lebih kecil dari uang saku yang Mamah kasih setiap bulannya. Tapi abang mu tetap semangat, kerja tetap lanjut kuliah ambil specialis. Dan sekarang lihat abang mu, sukses di usia 28th. Sampai banyak orang tua yang menginginkan abang mu menjadi menantunya" ucap Nirmala menasehati Demas.
"Beda dong Mah, cita - cita abang sejak kecil memang pengen jadi dokter specialis kandungan. Sekarang sudah tercapai ya wajar lah Mah, kalau aku kan beda Mah. Aku pengen jadi pengusaha males rasanya kerja jadi budak corporate" jawab Demas dengan santai.
"Kalau kamu mau jadi pengusaha ya wujudkan, jangan diem aja. Nongkrong tidak jelas setiap hari, ngapain sih urakan kaya gitu" ucap Nirmala meninggi.
"Makanya mamah bilangin papah, biar papah mau kasih aku modal buat buka usaha" jawab Demas santai tanpa rasa beban.
"Papa mu tidak akan setuju Demas, bahkan Papa mu meminta Mamah untuk menasehati kamu agar mau bekerja di perusahaan tempat Papah kerja. Tapi dengan catatan, kamu harus melamar kerja sendiri dan tidak boleh mengatakan pada siapapun kalau kamu anak Papah" ucap Nirmala menatap Demas.
"Kenapa begitu Mah, apa Papah malu punya anak ganteng seperti aku" sahut Demas kesal.
"Bukan begitu Demas, Papa mu ingin kamu berusaha sendiri. Kamu ingat bosnya Papah yang sering Papah ceritakan, dia masih sangat muda, perempuan, seumuran kamu bahkan. Tapi di sudah menjadi pengusaha sukses, meskipun perusahaan itu peninggalan keluarganya tapi sejak usianya 21 tahun dia sudah menjadi CEO dan membuktikan kalau dia memang layak menjadi CEO" jawab Nirmala.
"Meneruskan Mah bukan membangun dari nol" jawab Demas kesal.
"Apapun itu tapi dia sudah membuktikan kalau dia layak menjadi CEO, terbukti dibawah ke pimpinannya ADV Group berkembang dalam pesat 4 tahun ini. Sudahlah Demas kamu jangan banyak alasan, pokoknya Mamah tidak mau tau sekarang kamu persiapkan CV lamaran kerja mu dan besok pagi kamu ke kantor ADV Group. Kalau kamu tidak mau dengar nasehat Mamah tidak masalah, tapi ingat Mamah tidak akan kasih kamu fasilitas apapun" ucap Nirmala kesal dan berlalu meninggalkan Demas begitu saja.
"Tapi Mah" jawab Demas kesal menatap Ibunya pergi.
"Brakkk" Nirmala masuk ke dalam kamar dan membanting pintu membuat Demas terkejut.
"Waduh gawat nih, Mamah beneran marah. Ah elah mau tidak mau aku harus ikutin apa kata Mamah" gumam Demas yang terlihat gusar.
Bersambung...
Semoga kalian suka, jangan lupa like, vote and comment ya. Terimakasih.
Demas yang terpaksa mengikuti keinginan kedua orang tuanya pun pagi ini sudah tiba di kantor ADV Group, Demas tidak tau kalau Ayahnya, Syarif Saputra. Sudah mengatakan pada manager HRD untuk menempatkan Demas menjadi Asisten Pribadi CEO. Hal itu Syarif lakukan agar putra bungsunya itu bisa lebih dewasa dan serius dalam bekerja. Namun sang CEO tidak mengetahui kalau Demas adalah putra dari salah satu direktur di perusahaannya.
"Baik, saya tidak keberatan kalau saya menjadi asisten pribadi CEO. Jadi saya langsung di terima Bu ?" tanya Demas setelah interview dengan orang HRD.
"Belum, keputusan ada di tangan CEO jadi setelah ini saya akan membawa kamu keruangan CEO untuk di interview langsung dengan CEO ADV Group" jawab orang HRD tersebut.
"Siap bu" jawab Demas yang entah kenapa menjadi sangat gugup.
Demas pun berjalan mengikuti orang HRD yang mengantarkannya ke ruangan CEO.
"Hufft kenapa jadi deg deg gan gini sih, tenang Demas tenang" ucap Demas bicara dalam hati.
"Selamat pagi bu winda" sapa orang HRD tersebut pada sekertaris CEO.
"Pagi juga" jawab Winda dengan melirik ke arah Demas.
"Begini bu winda, saya mengantarkan calon asisten pribadi Nona Dedari" ucap orang HRD tersebut dengan sopan.
"Oke baiklah, perkenalkan nama ku Winda. Nama mu siapa cogan ?" ucap Winda asal dengan menatap Demas.
"Nama saya Demas" jawab Demas dengan tersenyum.
"Ya ampun kamu kok ganteng banget sih, rasanya jadi semangat kerja kalau setiap hari pemandangan di depan ku cogan seperti kamu Demas" ucap Winda asal tanpa rasa malu.
"Terimakasih, jadi gimana Bu Winda apa sudah boleh masuk bertemu dengan CEO. Karna jujur saya sedikit gugup " jawab Demas dengan menghela nafas.
"Ok baiklah saya antar sekarang, dan kamu bisa kembali" jawab Winda dengan mempersilahkan orang HRD tersebut untuk kembali.
"Baik Bu Winda, saya permisi" jawab orang HRD dengan sedikit membungkuk.
Orang HRD itupun berlalu, Winda sedikit memberi masukan dan menceritakan tentang CEOnya itu agar Demas tidak terlalu gugup.
"Oke siap bu winda" jawab Demas semangat.
"Jangan panggil bu, saya masih muda kita seumuran cuma beda dikit" sahut Winda.
"Iya, Winda" jawab Demas dengan tersenyum.
"Duh senyum mu, mengalihkan dunia ku Demas. Sudahlah ayo masuk ke ruangan CEO kita, dia sudah menunggu" ucap Winda membalas senyum Demas.
"Siap Win" jawab Demas kembali menghela nafas.
"Tok, tok, tok" winda mengetuk pintu ruangan CEO.
"Masuk" jawab Dedari dari dalam ruangannya.
Demas pun berjalan mengikuti langkah kaki Winda.
"Permisi Nona, saya mengantar calon asisten pribadi Nona" ucap Winda yang terlihat tegas di hadapan bosnya itu.
"Kamu lulusan S2 Cumlaude di universitas terbaik di negara ini, apa yang membuat mu tertarik menjadi asisten pribadi ?" ucap Dedari tanpa basa - basi karna sudah membaca profil Demas secara lengkap.
"Karna gaji yang perusahaan ini tawarkan Nona" jawab Demas tegas melawan rada gugupnya.
"Oke, saya suka kejujuran mu. Kalau begitu mulai hari ini kamu mulai bekerja dan saya harap kamu tidak datang terlambat karna saya benci dengan orang yang tidak menghargai waktu" ucap Dedari dengan menatap Demas.
"Siap Nona" jawab Demas dengan menganggukan kepalanya.
"Winda, antar dia ke ruangannya. Dan beri tau dia semua jadwal ku" ucap Dedari dengan yang kembali berkutat dengan laptop nya.
"Baik Nona, kalau begitu saya permisi"Jawab Winda.
Demas dan Winda pun keluar dari ruangan CEO, Winda pun langsung memberi tau semua tugas untuk Demas dan jadwal bosnya pada hari ini dan bebepa hari kedepan.
Ditempat lain,,
Nirmala tampak gelisah mengingat putra bungsunya itu yang sering bersikap seenaknya, Nirmala khawatir langkah suaminya menempatkan Demas menjadi asisten pribadi CEO mengingat Nirmala tau betul Dedari Aurelia Djorgie.
"Mama kenapa sih pagi - pagi melamun ?" tanya Aldi putra sulung nirmala.
"Mama bukannya melamun Bang, Mama hanya kepikiran adik mu. Kamu kan tau Demas hari ini melamar kerja untuk yang oertama kalinya setelah 2 tahun lulus S2" jawab Nirmala dengan menyeruput cangkir tehnya.
"Udahlah Ma, Demas pasti bisa. Aku yakin itu" jawab Aldi.
"Gimana ya Bang, rasanya sangat berbanding terbalik dengan Demas. Nona Dedari sejak kecil sangat rajin datang ke kantor setiap pulang sekolah untuk membantu Ibunya. Bahkan saat Nona Dedari berusia 15 tahun Ibunya meninggal, Nona Dedari sudah lihai menjalankan perusahaan. Ya walaupun hanya di belakang layar karna saat itu usianya belum cukup umur untuk menduduki kursi CEO menggantikan Ibunya. Apa Demas sanggup ?" ucap Nirmala yang sejak tadi tidak tenang.
"Ma, Demas itu cerdas cuma agak sembrono aja Ma" jawab aldi.
"Mama tau Bang, tapi Mama tetap tidak tenang. Mama jadi teringat almarhumah Bu Deasy, beliau sangat ramah, baik terhadap siapapun. Bahkan saat memutuskan untuk berhenti bekerja, beliau bukan hanya memberi Mama pesangon tapi juga memberikan hadiah rumah ini" ucap Nirmala tiba - tiba menjadi sedih mengingat mantan bosnya itu.
"Ma, kok jadi sedih sih ?" ucap Aldi yang melihat mata Ibunya berkaca - kaca.
"Mama terharu Bang, bukan sedih. Rumah ini itu hadiah dari almarhumah Bu Deasy, saat Mama memutuskan berhenti bekerja Papa mu juga langsung naik jabatan menjadi Jenderal Manager. Dulu saat Mama masih bekerja, Mama sering membawa Demas ke kantor karna di kantor dulu di sediakan playroom untuk Nona Dedari. Dan Nona Deasy meminta Mama membawa Demas dan beberapa anak kariawan yang lain agar Nona Dedari tidak kesepian" jawab Nirmala tanpa sadar meneteskan air matanya mengingat kebaikan mantan bosnya itu.
"Yaudahlah Ma, itu kan sudah berlalu. Mama doakan saja agar Bu deasy bahagia di sisi Tuhan, dan di tempatkan di surganya Allah" ucap Aldi dengan menghapus air mata Ibunya yang sudah terlihat basah di pipi.
"Iya bang, Aamiin. Kasihan Bang, Bu Deasy itu cantik, baik, kaya tapi suaminya masih aja selingkuh sampai beberapa kali ketauan tapi Bu Deasy memaafkan suaminya. Sampai saat Nona Dedari berumur 8 tahun, ada perempuan yang mengaku hamil anak Pak Ari. Dan perempuan itu membawa bukti foto foto bahkan video saat mereka menikah siri. Bu Deasy yang sudah lelah dengan tingkah suaminya, untuk pertama kalinya Mama melihat Bu Deasy se marah itu pada suaminya. Bahkan mengusir suaminya, dan mereka pun cerai. Padahal suaminya membangun perusahaan modalnya juga dari Bu Deasy, eehhh giliran sukses bertingkah. Mama tau betul itu bang" ucap Nirmala mengingat kejadian 17 tahun yang lalu.
"Trus Nona Dedari tinggal sama siapa Ma setelah Mamanya meninggal ?" tanya aldi penasaran.
"Tinggal bersama Oma dan Opanya di mansion, banyak pelayan juga disana. Dulu Mama pernah beberapa kali saat kamu dan Demas masih kecil, apa kamu tidak ingat Bang ?" jawab Nirmala dengan menatap anak sulungnya itu.
"Lupa Ma" sahut Aldi dengan menggelengkan kepalanya.
"Kamu masih SD kalau tidak salah, ya wajar sih lupa" jawab Nirmala.
"Tapi Ma, apa Nona Dedari tau kalau Demas itu anak Papa" tanya Aldi penasaran.
"Dia tidak tau bang, kan Papa merahasiakan itu agar Demas tidak seenaknya sendiri. Dan Nona Dedari juga tidak perlu sungkan kalau Demas salah dalam bekerja, kamu juga jangan kasih tau adik mu bang. Mama Papa begini supaya Demas itu belajar disiplin" jawab Nirmala.
"Oke Ma tenang aja, aldi gak akan bilang Demas" jawab Aldi antusias.
Bersambung...
Jangan lupa like, comment and vote. Dan maaf apabila banyak salah dalam memilih kalimat dan masih banyak typo. Terimakasih.
Hari ini adalah hari kedua Demas bekerja menjadi asisten CEO ADV Group, akan tetapi hari ini adalah hari pertama Demas mulai membiasakan diri bangun pagi. Karena ini adalah salah satu tugas asisten pribadi CEO, dimana Demas harus sampai di mansion CEO pukul tujuh pagi. Ya, ini adalah nlbagian dari tugas Demas setiap hari selama hari kerja berangkat dan pulang bersama bosnya itu.
"Demas, ini Mama siapin bekal sarapan untuk kamu Nak. Harus di makan ya" ucap Nirmala sembari memasukan makanan ke dalam kotak makan.
"Iya Ma, nanti aku makan. Yaudah kalau begitu Demas berangkat dulu ya, ini sudah jam setengah tujuh Ma. Demas kan harus sampai di mansion bos cantik jam tujuh, tidak boleh terlambat Ma" jawab Demas yang langsung menghabiskan segelas susu yang sudah di siapkan Nirmala"
"Sudah pamit Papa belum Nak ?" tanya Nirmala menatap putra bungsunya.
"Sudah Ma" jawab Demas.
"Iya sudah hati - hati ya Nak, semangat" jawab Nirmala yang begitu antusias dengan putra bungsunya itu.
"Oke Ma, bye Macan ku" ucap Demas dengan segera mengecup kening Mamanya.
"Kamu ini" jawab Nirmala dengan tertawa karna di panggil Macan, mama cantik.
Demas pun berangkat menuju mansion bosnya itu dengan menggunakan motor sport kesayangannya.
"Ehemmm, sepertinya ada yang lagi bahagia nih" ucap Syarif berjalan menghampiri istrinya saat melihat istrinya senyum - senyum sendiri.
"Morning suami ku" ucap Nirmala segara mengecup bibir suaminya sekilas.
"Morning to istri ku" jawab Syarif dengan menarik kursi makan dan langsung mendudukinya.
"Pa, Mama tuh bahagia banget lihat Demas semangat kerja ?" ucap Nirmala yang langsung membuatkan secangkir kopi untuk suaminya.
"Papa juga, ya semoga saja Demas bisa bertahan karna biar bagaimana pun sejauh ini tidak ada yang tahan dengan kedisiplinan Nona Dedari" jawab Syarif sembari mengoleskan roti tawar dengan selai cokelat.
"Tapi Pa, kira - kira gimana ya reaksi Nona Dedari saat tau Demas itu anak kita ?" tanya Nirmala penasaran sembari meletakan secangkir kopi di hadapan suaminya.
"Entahlah, tapi menurut Papa yang penting kinerja Demas bagus. Kalau memang Nona Dedari tidak cocok dengan kinerja Demas pasti langsung di pecat, seperti aspri aspri yang sebelumnya" jawab Syarif dengan menyeruput kopi buatan istrinya.
"Iya juga ya Pa, ngomong - ngomong Pa kok mama jadi takut ya kalau Demas jatuh cinta dengan Nona Dedari" ucap Nirmala yang tau betul betapa cantiknya Dedari itu.
"Papa rasa Demas pandai menjaga sikap dan memposisikan dirinya, mengingat Nona Dedari bosnya dan Nona Dedari juga sudah bertunagan" jawab Syarif menatap istrinya dengan sedikit menggoda.
"Apa sih Pa, inget umur nanti ada yang lihat malu tau" sahut Nirmala penuh penekanan.
Melihat istrinya kesal Syarif pun tertawa.
"Ketawa lagi, ih nyebelin" ucap Nirmala yang lansgung mencubit pinggang suaminya.
"Yaudah ayo ke kamar Ma biar gak ada yang lihat, sekalian mandi nanti Papa ada meeting pukul 10" ucap Syarif tersenyum menatap istrinya.
"Nyebelin ih, ya udah habisin dulu sarapan nya Pa" jawab Nirmala yang enggan menolak ajakan suaminya itu.
"I love you my wife" ucap Syarif bersemangat mendengar jawaban istrinya.
"Love you my husband" jawab Nirmala tersenyum manis pada suaminya.
Nirmala dan Syarif selalu tampak bahagia dalam pernikahannya selama 29 tahun ini, mereka selalu bersikap manis satu sama lain. Hal itupun membuat anak sulung mereka termotivasi, Aldi sudah berpacaran selama 6 tahun. Pacar aldi juga berprofesi sebagai dokter, mereka pun akan menggelar pernikahan pada bulan februari.
Ditempat lain,,
Demas sudah sampai di mansion sang CEO ADV Group, Demas sampai 10 menit lebih awal hal itupun membuat Demas menunggu 40 menit. Demas membuang rasa jenuhnya dengan memainkan game mobile legend, saat asyik bermain game Demas tidak sadar bahwa waktu sudah menunjukan pukul setengah 8 pagi.
"Demas" panggil Dedari yang baru keluar dari pintu utama mansionnya dan melihat Demas tengah asyik bermain game.
Demas yang terkejut pun segera mematikan gamenya dan langsung berdiri menghampiri bosnya tersebut.
"Selamat pagi nona" ucap Demas dengan sedikit menundukan kepalanya.
"Pagi, ayo berangkat" jawab Dedari.
"Baik Nona" ucap Demas segera membukan pintu mobil yang sudah terparkir di depan pintu mansion utama.
Dedari duduk di kursi belakang, sedang Demas duduk di kursi depan bersama sang sopir. Saat perjalan tak ada obrolan sama sekali di antara keduanya, sedang sopir fokus mengemudikan mobilnya.
Sesampainya di lobby utama gedung ADV Group, Demas dengan sigap segera turun dari mobil dan langsung membukakan pintu mobil bosnya itu. Tanpa Demas dan Dedari tau, sejak lima belas menit yang lalu Ardi sudah menunggu Dedari.
"Dedari, sayang" ucap Ardi menghampiri Dedari yang baru keluar dari mobil.
Mendengar itu Demas dan Dedari pun sama - sama terkejut.
"Untuk apa kamu kesini ?" tanya Dedari malas.
"Sayang, maafkan aku. Aku bisa jelasin kemarin itu hanya salah paham sayang" ucap Ardi yang langsung memeluk Dedari.
"Lepaskan" bentak Dedari.
"Sayang, kamu mau percaya aku kan" ucap Ardi berusaha meyakinkan Dedari.
"Sama seperti kamu yang selingkuh, sebenarnya aku pun juga selingkuh. Jadi karna kita sama - sama selingkuh, ku anggap impas dan aku juga lebih memilih selingkuhan ku dari pada kamu. Sorry" ucap Dedari asal karna tidak mau terlihat rapuh.
"Tidak mungkin, pasti kamu bohong ?" jawab Ardi terkejut mendengar apa yang di katakan Dedari.
"Ya sudah kalau kamu tidak percaya, intinya saat aku melihat mu selingkuh aku merasa tidak ada beban lagi di diriku. Jujur selama ini aku merasa bersalah karna sudah hampir setahun aku berselingkuh" ucap Dedari yang etnah dari mana asalnya bisa mengatakan hal itu.
"Tidak mungkin, aku tidak percaya. Aku tau kamu, dan kamu tidak mungkin seperti itu" jawab Ardi sedikit tersulut emosi.
"Ya terserah kalau tidak percaya, intinya kita sudah putus" sahut Dedari secara tiba - tiba menggandeng tangan Demas.
"Beb, maaf ya. Aku juga tidak tau kenapa dia datang kesini" ucap Dedari begitu manis memeluk Demas secara tiba - tiba.
Ardi yang melihat pun begitu terkejut karna selama ini yang dia tau Dedari adalah gadis baik - baik. Sedang Demas terpaku, karna bingung harus bersikap apa.
Dedari melihat Demas hanya terpaku pun sengaja mencubit pelan punggung Demas, agar Demas merespon actingnya.
"Emm iya sayang gak papa, ayo masuk ah di liatin kariawan kamu malu ah" jawab Demas gugup dan melihat sekelilingnya.
"Yaudah kita ke ruangan aku lanjutin yang tadi, pengen beb" ucap lirih Dedari yang masih dalam pelukan Demas.
"Oww, iya sama aku juga masih pengen" jawab Demas kaku.
Dedari pun tak menghiraukan keberadaan Ardi, Dedari merangkul tangan Demas dan mereka pun segera masuk. Tak ayal hal itupun berhasil membuat heboh seluruh kariawan ADV group yang melihat drama di lobby utama, mereka semua pun berbisik membicarakan bosnya dan asisten barunya itu.
Ardi yang terpaku seakan tak percaya bahwa Dedari sudah lebih dulu berselingkuh, Ardi pun menatap diam keperdian Demas dan dedari.
Sedang Dedari yang sudah berada di lift berdua dengan Demas segera melepaskan rangkulan tangannya.
"Maaf, hanya spontan" ucap Dedari tanpa rasa bersalah.
"Iya, saya mengerti Nona" jawab Demas dengan memaksa senyumnya.
Mereka berduapun sama - sama terdiam dan kalut dengan fikiran masing - masing.
"Gila ini gila kenapa tadi aku ngomong begitu sih" gumam Dedari dalam hati.
"Pasti cowok tadi mantan si bos, tapi kenapa harus gw sih. Ah sial, si bos pake segala bilang masih pengen. Pengen apa coba, apa iya si bos gawangnya udah di bobol sama cowok tadi. Parah kalau emang bener" ucap Demas dalam hati berusaha tetap stay cool di depan bosnya itu.
Bersambung....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!