Demas yang terpaksa mengikuti keinginan kedua orang tuanya pun pagi ini sudah tiba di kantor ADV Group, Demas tidak tau kalau Ayahnya, Syarif Saputra. Sudah mengatakan pada manager HRD untuk menempatkan Demas menjadi Asisten Pribadi CEO. Hal itu Syarif lakukan agar putra bungsunya itu bisa lebih dewasa dan serius dalam bekerja. Namun sang CEO tidak mengetahui kalau Demas adalah putra dari salah satu direktur di perusahaannya.
"Baik, saya tidak keberatan kalau saya menjadi asisten pribadi CEO. Jadi saya langsung di terima Bu ?" tanya Demas setelah interview dengan orang HRD.
"Belum, keputusan ada di tangan CEO jadi setelah ini saya akan membawa kamu keruangan CEO untuk di interview langsung dengan CEO ADV Group" jawab orang HRD tersebut.
"Siap bu" jawab Demas yang entah kenapa menjadi sangat gugup.
Demas pun berjalan mengikuti orang HRD yang mengantarkannya ke ruangan CEO.
"Hufft kenapa jadi deg deg gan gini sih, tenang Demas tenang" ucap Demas bicara dalam hati.
"Selamat pagi bu winda" sapa orang HRD tersebut pada sekertaris CEO.
"Pagi juga" jawab Winda dengan melirik ke arah Demas.
"Begini bu winda, saya mengantarkan calon asisten pribadi Nona Dedari" ucap orang HRD tersebut dengan sopan.
"Oke baiklah, perkenalkan nama ku Winda. Nama mu siapa cogan ?" ucap Winda asal dengan menatap Demas.
"Nama saya Demas" jawab Demas dengan tersenyum.
"Ya ampun kamu kok ganteng banget sih, rasanya jadi semangat kerja kalau setiap hari pemandangan di depan ku cogan seperti kamu Demas" ucap Winda asal tanpa rasa malu.
"Terimakasih, jadi gimana Bu Winda apa sudah boleh masuk bertemu dengan CEO. Karna jujur saya sedikit gugup " jawab Demas dengan menghela nafas.
"Ok baiklah saya antar sekarang, dan kamu bisa kembali" jawab Winda dengan mempersilahkan orang HRD tersebut untuk kembali.
"Baik Bu Winda, saya permisi" jawab orang HRD dengan sedikit membungkuk.
Orang HRD itupun berlalu, Winda sedikit memberi masukan dan menceritakan tentang CEOnya itu agar Demas tidak terlalu gugup.
"Oke siap bu winda" jawab Demas semangat.
"Jangan panggil bu, saya masih muda kita seumuran cuma beda dikit" sahut Winda.
"Iya, Winda" jawab Demas dengan tersenyum.
"Duh senyum mu, mengalihkan dunia ku Demas. Sudahlah ayo masuk ke ruangan CEO kita, dia sudah menunggu" ucap Winda membalas senyum Demas.
"Siap Win" jawab Demas kembali menghela nafas.
"Tok, tok, tok" winda mengetuk pintu ruangan CEO.
"Masuk" jawab Dedari dari dalam ruangannya.
Demas pun berjalan mengikuti langkah kaki Winda.
"Permisi Nona, saya mengantar calon asisten pribadi Nona" ucap Winda yang terlihat tegas di hadapan bosnya itu.
"Kamu lulusan S2 Cumlaude di universitas terbaik di negara ini, apa yang membuat mu tertarik menjadi asisten pribadi ?" ucap Dedari tanpa basa - basi karna sudah membaca profil Demas secara lengkap.
"Karna gaji yang perusahaan ini tawarkan Nona" jawab Demas tegas melawan rada gugupnya.
"Oke, saya suka kejujuran mu. Kalau begitu mulai hari ini kamu mulai bekerja dan saya harap kamu tidak datang terlambat karna saya benci dengan orang yang tidak menghargai waktu" ucap Dedari dengan menatap Demas.
"Siap Nona" jawab Demas dengan menganggukan kepalanya.
"Winda, antar dia ke ruangannya. Dan beri tau dia semua jadwal ku" ucap Dedari dengan yang kembali berkutat dengan laptop nya.
"Baik Nona, kalau begitu saya permisi"Jawab Winda.
Demas dan Winda pun keluar dari ruangan CEO, Winda pun langsung memberi tau semua tugas untuk Demas dan jadwal bosnya pada hari ini dan bebepa hari kedepan.
Ditempat lain,,
Nirmala tampak gelisah mengingat putra bungsunya itu yang sering bersikap seenaknya, Nirmala khawatir langkah suaminya menempatkan Demas menjadi asisten pribadi CEO mengingat Nirmala tau betul Dedari Aurelia Djorgie.
"Mama kenapa sih pagi - pagi melamun ?" tanya Aldi putra sulung nirmala.
"Mama bukannya melamun Bang, Mama hanya kepikiran adik mu. Kamu kan tau Demas hari ini melamar kerja untuk yang oertama kalinya setelah 2 tahun lulus S2" jawab Nirmala dengan menyeruput cangkir tehnya.
"Udahlah Ma, Demas pasti bisa. Aku yakin itu" jawab Aldi.
"Gimana ya Bang, rasanya sangat berbanding terbalik dengan Demas. Nona Dedari sejak kecil sangat rajin datang ke kantor setiap pulang sekolah untuk membantu Ibunya. Bahkan saat Nona Dedari berusia 15 tahun Ibunya meninggal, Nona Dedari sudah lihai menjalankan perusahaan. Ya walaupun hanya di belakang layar karna saat itu usianya belum cukup umur untuk menduduki kursi CEO menggantikan Ibunya. Apa Demas sanggup ?" ucap Nirmala yang sejak tadi tidak tenang.
"Ma, Demas itu cerdas cuma agak sembrono aja Ma" jawab aldi.
"Mama tau Bang, tapi Mama tetap tidak tenang. Mama jadi teringat almarhumah Bu Deasy, beliau sangat ramah, baik terhadap siapapun. Bahkan saat memutuskan untuk berhenti bekerja, beliau bukan hanya memberi Mama pesangon tapi juga memberikan hadiah rumah ini" ucap Nirmala tiba - tiba menjadi sedih mengingat mantan bosnya itu.
"Ma, kok jadi sedih sih ?" ucap Aldi yang melihat mata Ibunya berkaca - kaca.
"Mama terharu Bang, bukan sedih. Rumah ini itu hadiah dari almarhumah Bu Deasy, saat Mama memutuskan berhenti bekerja Papa mu juga langsung naik jabatan menjadi Jenderal Manager. Dulu saat Mama masih bekerja, Mama sering membawa Demas ke kantor karna di kantor dulu di sediakan playroom untuk Nona Dedari. Dan Nona Deasy meminta Mama membawa Demas dan beberapa anak kariawan yang lain agar Nona Dedari tidak kesepian" jawab Nirmala tanpa sadar meneteskan air matanya mengingat kebaikan mantan bosnya itu.
"Yaudahlah Ma, itu kan sudah berlalu. Mama doakan saja agar Bu deasy bahagia di sisi Tuhan, dan di tempatkan di surganya Allah" ucap Aldi dengan menghapus air mata Ibunya yang sudah terlihat basah di pipi.
"Iya bang, Aamiin. Kasihan Bang, Bu Deasy itu cantik, baik, kaya tapi suaminya masih aja selingkuh sampai beberapa kali ketauan tapi Bu Deasy memaafkan suaminya. Sampai saat Nona Dedari berumur 8 tahun, ada perempuan yang mengaku hamil anak Pak Ari. Dan perempuan itu membawa bukti foto foto bahkan video saat mereka menikah siri. Bu Deasy yang sudah lelah dengan tingkah suaminya, untuk pertama kalinya Mama melihat Bu Deasy se marah itu pada suaminya. Bahkan mengusir suaminya, dan mereka pun cerai. Padahal suaminya membangun perusahaan modalnya juga dari Bu Deasy, eehhh giliran sukses bertingkah. Mama tau betul itu bang" ucap Nirmala mengingat kejadian 17 tahun yang lalu.
"Trus Nona Dedari tinggal sama siapa Ma setelah Mamanya meninggal ?" tanya aldi penasaran.
"Tinggal bersama Oma dan Opanya di mansion, banyak pelayan juga disana. Dulu Mama pernah beberapa kali saat kamu dan Demas masih kecil, apa kamu tidak ingat Bang ?" jawab Nirmala dengan menatap anak sulungnya itu.
"Lupa Ma" sahut Aldi dengan menggelengkan kepalanya.
"Kamu masih SD kalau tidak salah, ya wajar sih lupa" jawab Nirmala.
"Tapi Ma, apa Nona Dedari tau kalau Demas itu anak Papa" tanya Aldi penasaran.
"Dia tidak tau bang, kan Papa merahasiakan itu agar Demas tidak seenaknya sendiri. Dan Nona Dedari juga tidak perlu sungkan kalau Demas salah dalam bekerja, kamu juga jangan kasih tau adik mu bang. Mama Papa begini supaya Demas itu belajar disiplin" jawab Nirmala.
"Oke Ma tenang aja, aldi gak akan bilang Demas" jawab Aldi antusias.
Bersambung...
Jangan lupa like, comment and vote. Dan maaf apabila banyak salah dalam memilih kalimat dan masih banyak typo. Terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments