TIDAK BISA DITINDAS

"Mana Naima?" tanya Agung ketika makan malam tiba.

"Pa ... untuk apa ...."

Brak! Agung memukul meja hingga semua terjengkit kaget. Anna yang tadi hendak protes diam melihat tatapan tajam ayah mertuanya itu. Tiga anak kecil diam menatap semua yang terjadi di meja makan.

"Kak," bisik Renita takut sambil duduk menempel pada kakak keduanya Reinhart.

"Tenang Dik, ada kakak di sini," bisik Reinhart.

Naima dipanggil untuk bergabung di meja makan. Gadis itu duduk di ujung meja berhadapan dengan Agung.

"Mulai sekarang kau makan bersama kami ya," ujar Agung lembut.

Naima hanya diam dan mengangguk. Agung ikut menggerakkan kepalanya. Beberapa pelayan melayani mereka layaknya menyajikan makanan di restoran ternama. Ketika hendak menyendok makanan ke mulut, Agung terhenti melihat pergerakan Naima yang seperti berdoa terlebih dahulu sebelum makan.

Gadis kecil itu baru menyuap makanannya dengan tenang. Semua akhirnya makan dengan keheningan dan dingin. Selesai makan, Naima memilih duduk di taman belakang yang luas.

"Ma ... Pa ... kenapa nggak ajak Naima juga," isaknya lirih.

Gadis kecil itu mengingat bagaimana ayah dan ibunya selalu bercanda dan bercengkrama. Makan malam yang romantis selalu diciptakan sang ayah setiap makan malam. Walau hanya dengan lauk sederhana, mereka makan penuh cinta.

Darni sedih, wanita tambun itu juga memiliki nasib yang sama. Menantu, anak dan cucunya juga meninggal akibat kecelakaan lalulintas.

"Nak," panggilnya lirih.

Darni memilih duduk di sisi Naima. Ia merengkuh gadis kecil itu yang menahan isaknya. Perlahan, Darni memeluk Naima, hingga tangisan gadis kecil itu pecah.

"Relakan Nak ... relakan. Ibu dan ayahmu pasti terluka jika melihatmu seperti ini. Akan sia-sia pengorbanan mereka jika kau seperti ini," nasihat bijak menenangkan Naima.

Darni merengkuh bahu Naima. Menghapus jejak basah di pipi halus gadis itu dengan telapak tangannya.

"Kita orang miskin terkadang harus menyerah dengan keadaan Nak," ujarnya lirih.

"Kadang kita harus pasrah juga dengan tekanan yang menimpa," lanjutnya.

"Ibu juga sama sepertimu. Tapi, mereka adalah orang kaya, bersyukur mereka bertanggung jawab. Kau akan kehilangan semua jika melawan sayang," ujar Darni lirih.

"Tapi Bu ...."

"Nak, hentikan sebelum kau kehilangan semua," pinta Darni memohon.

"Kadang mengalah sangat penting untuk sebuah kemenangan nantinya," potong Darni.

"Kuda akan mundur dua hingga tiga langkah untuk melompat lebih jauh lagi. Mundur lah beberapa saat," lanjutnya memberi nasihat. "Lalu lompatlah sejauh-jauhnya di saat yang tepat."

Naima menghentikan isaknya. Darni membelai sayang anak yatim piatu itu.

"Ibu bersumpah akan melindungimu Nak," ujarnya lirih lalu merengkuh tubuh mungil itu dalam pelukannya.

Agung ada di sana melihat dan mendengar semuanya, Sonya juga berdiri dalam diam dengan kepala tertunduk.

"Kau lihat perbuatan putramu Sofia?" desis pria itu.

"Hasil didikanmu melepas anak di bawah umur mengendarai mobil. Pak Supri harus mendekam dalam penjara karena kau yang menjadikannya kambing hitam!"

"Aku membayarkan dengan harga yang pantas!" sahut Sofia tak mau disalahkan.

"Buktinya sekarang mereka hidup enak!' lanjutnya.

"Hidup enak apanya? Lepas dari penjara, Pak Supri jadi merasa bersalah karena melihat Mbok Darni yang bersedih kehilangan tiga orang sekaligus!" lanjutnya berang.

"Jadi apa maumu Mas?" bentak Sofia marah.

"Mau putra kita yang masuk penjara? Atau kau?" tanyanya lagi lalu berdecih.

Agung bungkam. Sofia memilih pergi ke kamarnya. Ia membanting pintu dengan begitu keras. Rendra melihat semua pertengkaran itu. Ia menatap sosok yang menjadi biang dari semua masalah.

"Kau harus membayar semuanya Naima!' gumamnya geram.

Pagi hari semua sarapan dan akan pergi ke sekolah. Naima sudah rapi dengan setelan seragamnya. Gadis itu sudah bersiap.

"Kau, ambilkan kotak makanku!" perintah Rendra.

Naima bergeming, ia hanya menatap datar anak laki-laki itu. Rendra sangat marah, tak ada satupun anak murid yang berani menatapnya sedemikian rupa.

"Jangan melotot!"

"Rendra!" bentak Agung.

"Kenapa kau begitu pada adikmu?" tanyanya gusar.

"Dia bukan adikku!"

"Dia bukan kakakku!"

Rendra dan Naima serempak menolak mengakui keberadaan keduanya. Agung menghela napas panjang, sedang Reinhart dan Renita diam saja.

"Cepatlah!' bentak Agung lagi.

Naima memilih berjalan terlebih dahulu dan melewati anak laki-laki yang dua tahun lebih tua darinya itu.

Rendra kesal, ia berbalik dan berjalan menyusul Naima. Ia hendak menabrak bahu Naima biar terjatuh.

"Nak, botol minummu ketinggalan!" seru Darni hingga membuat Naima memiringkan langkah hingga membuat tubuhnya bergeser.

Rendra yang sudah hendak menabrak bahu Naima jadi luput, hingga membuat dirinya sendiri nyaris terjungkal.

"Sayang!" pekik Anna menutup mata.

Rendra dapat menyeimbangkan tubuh. Agung sendiri menahan napas melihat hal itu.

"Naima!" bentak Sofia begitu marah.

Naima menoleh dengan tatapan datar pada wanita kaya yang berdiri dekat tangga itu. Pandangan dingin membuat Sofia sedikit bergidik ngeri.

"Kau apakan cucuku!?'

"Sudah cukup!" sentak Agung menghentikan drama.

"Cepat naik mobil. Kalian akan terlambat!" lanjutnya.

Naima berlari setelah mendapat botol minumnya. Gadis itu naik dan duduk di depan sedang tiga anak lain berada di belakang.

"Aarrggh!" teriak Sofia marah.

"Papa tunggu!" teriak Pratma berlari dari lantai atas.

"Sayang ... hati-hati!" teriak Sofia melihat putranya yang berlari.

"Mama ... aku telat!" rengek pria itu.

"Tidak masalah sayang. Kau begini karena istrimu tak berguna itu tak membangunkan mu kan?" ujar Sofia menyalahkan menantunya.

Anna memutar mata malas. Ia tak peduli dengan sindiran mertuanya. Baginya semua fasilitas yang ia dapat sangat sepadan dengan tiga anak yang berhasil ia hasilkan untuk keturunan keluarga ini.

"Minta Mang Sopran yang antar kamu ya," ujar Sonya lalu mengecup kening putranya penuh kasih sayang.

"Oke Mama. Makasih. You are the best!" Pratma mengecup pipi ibunya.

"Mang Sop!' teriak pria itu begitu arogan.

"Saya Tuan!" seorang pria berlari dengan tergopoh-gopoh.

"Cepat siapkan mobil Maserati! Antar aku ke kantor!" titah Pratma angkuh.

Mobil pun pergi dengan lambaian Sonya. Wanita itu tersenyum bangga pada putranya. Ia pun melangkah, Anna sudah berdandan sangat cantik.

"Mau kemana?" tanyanya dengan kening berkerut.

"Ck ... ini jadwal aku bersosialisasi Ma!" jawab Anna malas.

"Mama nggak lupa kan sama arisan berlian di rumah Jeng Sofyan?" lanjutnya.

"Ah, Mama lupa. Tunggu Mama ya!"

Anna duduk di sofa empuk menunggu mertuanya. Butuh nyaris satu jam Anna hampir bosan.

"Lain kali, beritahu lebih awal kalau ada acara seperti ini. Jangan sampai terlambat!" ujar Sofia kesal pada menantunya.

Anna terbengong, wanita itu hanya bisa diam jika tidak ingin semua fasilitas yang ia nikmati dicabut.

Naima turun dari mobil dan langsung masuk ke kelasnya. Rendra begitu kesal.

"Pak, nanti kalo bisa kita pulang langsung ya!' pintanya pada supir.

"Maaf Tuan muda. Saya tidak bisa menuruti," jawab Supri menyesal.

"Kau mau Nenek pecat kamu!' bentak Rendra arogan.

"Saya takut malah Tuan besar membunuh saya jika tidak menurut keinginan Tuan besar mengantar dan juga menjemput Nona Naima," sahut Supri lagi-lagi dengan nada meminta maaf.

Rendra terdiam, bocah itu juga takut jika sang kakek akan marah padanya.

"Semua gara-gara kamu Naima!" runtuknya geram dalam hati.

Bersambung.

Nggak salah kah Rendra?

Next?

Terpopuler

Comments

Sulfia Nuriawati

Sulfia Nuriawati

didikan yg sukses bikin anak bermental rusak, msh kcl kyk gt gmn dewasanya bs² g pny otak jg

2024-11-08

0

aidernia_Novelia

aidernia_Novelia

buah jatuh nggak jauh dari pohon 🤨 tunggu tanggal mainnya yak 🧐

2023-04-16

3

@ꪶꫝ༄Cherry🍒Chubby༄💕🇵🇸

@ꪶꫝ༄Cherry🍒Chubby༄💕🇵🇸

keluarga ta** semua , naima demi diri mu aq nabung dr chapter 2, tau skrg dah berapa 😊

2023-03-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!