"Kenapa kau menatapiku begitu?" tanya Aura merasa tidak nyaman.
"Tidak apa-apa, aku hanya berpikir tentang sikap cuekmu itu." Ujar Denis.
"Mikir apa?" tanya Aura lagi.
"Siapa tahu suatu hari nanti aku itu jodohmu," kata Denis sambil tertawa keras.
"Hahaha, yang bermimpi gitu aku apa kamu sih." Kata Aura juga tertawa, tidak pernah terbayang oleh Aura dirinya akan bersama Denis. Terlebih ia sudah dihina blusukan dan tidak selevel dengannya.
"Aku ini sudah punya pacar," kata Aura lagi sambil tertawa lagi menjelaskan.
"Aku juga punya tapi aku gak serius."
"Wuih! Terang-terangan ngaku playboy," kata Aura mulai santai berbicara dengan Denis.
"Biar playboy gini banyak yang mau juga tau, bukan aku yang mau sama mereka, daripada serius sayang malah disakitin." Ucap Denis, ia tidak menyangka ia akan terbuka terhadap Aura.
"Oh gara-gara sakit hati toh. Saat ini aku maklumlah, aku belum pernah sakit hati sih." Kata Aura tersenyum.
"Jadi baru pertama pacaran?" tanya Denis penasaran.
"Yaps! Seandainya pun suatu saat aku bakalan sakit hati, mungkin aku gak akan pernah jadi cewek yang selingkuh sana-sini. Salah jika kita sakit hati dengan mantan kita, malah membalasnya kepada orang lain," kata Aura tersenyum ceria.
"Mungkin kamu belum tahu rasanya," Denis menganggap Aura masih kurang pengalaman.
"Iiih tapi amit-amitlah jangan sampai, aku sayang sama pacarku." Gumam Aura merasa bersalah telah berucap seperti itu.
"Aku mau lanjutin belajar lagilah," kata Aura mulai membuka bukunya lagi. Denis baru tahu jika Aura adalah orang yang asik diajak berbicara. Ia merasa tidak bosan ketika bersama gadis itu.
Dan benar saja baru saja Aura melupakan sejenak pelajarannya ia sudah lupa lagi. Ia hanya menarik nafas pasrah, dan harus mengulangnya lagi dari awal.
"Sesusah itu ya?" tanya Denis.
"Sudah aku bilang, aku gak sejenius dirimu." Jawab Aura.
"Kalo gitu mau aku ajarin?" tawar Denis.
"Lah memang mau, gak ada bayarannyakan?" tanya Aura hati-hati takutnya seperti di cerita novel-novel yang ia pernah baca, ketika seseorang menolong seseorang harus ada imbalannya.
"Ya enggak adalah, mumpung lagi ikhlas nih ngajarinnya. Mau gak? Mumpung aku lagi baik nih." Ucap Denis.
"Tentu aja, aku mau." Terima Aura senang, lagipula apa yang mau diminta Denis dengannya. Tidak ada yang istimewa darinya pikir Aura.
Aura mengamati penjelasan Denis dengan seksama, ia akhirnya mengerti. Aura sangat senang dengan hal itu, dan berterima kasih sangat atas kebaikan Denis yang mau mengajarinya.
Denis, ia merasa Aura berbeda dari gadis lainnya. Mereka yang pernah diajarkan oleh Denis, semuanya hanya tertarik menatap Denis yang menerangkan tanpa mengambil apapun dari apa yang diajarkannya. Sedangkan Aura ia benar-benar tidak perduli dengan ketampanan Denis, yang ada di otaknya belajar dan belajar.
Entah mengapa sifat Aura yang hanya memikirkan belajar itu membuat Denis sedikit kecewa, tidak adakah Aura memikirkan Denis sedikitpun. Itulah pikiran Denis saat ini.
.
.
.
.
.
.
Tidak terasa hari sudah mulai sore dan sekarang sudah jam pulang untuk mahasiswa dan mahasiswi di kampus itu.
"Aura aku duluan ya, bye!" Desta melambaikan tangannya pada Aura dan Desta pergi pulang lebih dahulu. Aura dia hari itu akan di jemput oleh pacarnya Riyan dan Desta tentu saja ia tidak akan mengganggu temannya itu saat bersama pacarnya.
"Dah!" Aura membalas lambaian Desta, kemudian ia mulai lagi memainkan ponselnya sambil berjalan lambat untuk duduk di kursi taman dekat dengan gerbang fakultas.
Tidak jauh darinya di belakang Aura terlihat Denis sedang mengamatinya yang berjalan sendirian sambil memainkan ponselnya. Aura benar-benar terlihat sangat fokus dengan ponselnya ketika orang-orang melihatnya, meskipun sebenarnya sekarang ia tidak benar-benar begitu fokus dengan ponselnya.
"Itu cewek kok hp terus sih dimainin, coba liat kek orang-orang di sekitarnya, hidupnya kayak dia sendirian aja di dunia ini." Batin Denis sewot sendiri dengan Aura, ia tahu jika Aura sudah fokus dengan sesuatu menurut Denis ranjau di depan matanya pun ia akan lewati saja tanpa tahu apa-apa.
Padahal di samping Denis ada seorang gadis yang rupanya adalah kekasihnya sambil menggandeng tangannya dengan manja.
"Beb, liatin apa sih. Yuk, pulang!" kata perempuan itu menarik-narik lengan Denis, ia sebenarnya tahu siapa yang Denis sedang lihat dan jujur saja gadis itu sangat kesal dengan kelakuan Denis yang tertangkap basah sedang menatapi gadis lain alias Aura.
"Yuk!" Denis pun tersadar dari lamunannya yang melupakan seseorang di sampingnya.
Ia kemudian tersenyum ke arah gadis itu kemudian membalas menggandeng tangan kekasihnya lalu berjalan. Nama gadis itu adalah Luna.
Kekasih Denis yang merupakan seorang mahasiswa dari fakultas kedokteran di kampus itu. Ia rela menunggu Denis pulang kuliah dan mendatanginya ke fakultas Denis.
Sebab yang menyatakan cinta pada Denis duluan adalah kekasihnya Luna, tentu saja saat ini dia tengah berjuang keras untuk mendapatkan cinta Denis seutuhnya dan Denis yang tidak perduli hanya main terima saja pernyataan cinta wanita tersebut entah ia punya perasaan atau tidak pada gadis itu intinya ia terima saja, bagi Denis semua wanita sama saja di matanya untuk saat ini.
Denis adalah seorang pria playboy yang jarang menyatakan perasaannya pada wanita bahkan mungkin saja hampir tidak pernah, wanita sudah mengejarnya bahkan sebelum tahu Denis itu siapa sebenarnya, karena ia benar-benar tampan. Denis tidak benar-benar bisa menyembunyikan pesona dirinya yang dasarnya memang berbeda dari orang lain.
Wanitalah yang menyatakan cinta mereka pada Denis duluan, sedangkan Denis ia hanya menerima saja pernyataan cinta wanita-wanita yang memintanya dan jadilah karena hal itu pacar Denis lebih dari satu. Bahkan ada beberapa pacarnya yang bahkan ia tidak ingat namanya karena main terima-terima saja tanpa menanyakan ulang siapa nama dari wanita yang tengah jadi pacarnya itu. Anehnya gadis-gadis yang bahkan tidak diingat Denis namanya itu tetap merasa bangga karena pernah berpacaran dengan Denis.
Kebetulan saat itu Denis lewat di samping Aura yang tengah berjalan lambat saja karena sambil memainkan ponselnya dan dengan sengaja Denis menyenggol Aura sehingga membuat gadis itu sedikit terdorong kaget dibuatnya.
"Ish, apa sih dorong-dorong. Kayak gak ada jalanan aja, padahal jalanan luas loh." Gumam Aura jengkel, ia itu sudah sangat berhati-hati ketika jalan sambil main ponsel sekarang masih ada saja orang yang menabraknya. Meskipun kali ini bukan ia yang menabrak orang.
Namun saat ia menyadari siapa yang menabraknya, hal itu malah membuat Aura tambah kesal saja di tambah dengan tampang mengejeknya saat melalui Aura, ingin sekali rasanya Aura menendang pria itu.
"Jadi itu toh pacarnya, asli cantik banget." Batin Aura takjub, karena memang perempuan yang dibawa Denis cantik dan berkelas beda sekali dengan dirinya dan wajar saja Denis menghinanya blusukan.
"Hmm, paham dah aku sekarang niatnya mau pamer tuh cowok." Batin Aura lagi kali ini ia sambil mengangguk dan emosinya telah teralihkan akibat kejadian tadi.
Padahal Denis tidak berniat pamer sama sekali tentang kekasihnya itu, bahkan sepertinya ia sudah lupa sedang menggandeng seorang wanita. Ia malah kesal dengan Aura karena tidak merespon atau menegurnya sama sekali walaupun sekedar menyapa, Aura malah melihatnya seperti orang tidak kenal. Dan mereka pun akhirnya berpisah Arah.
Aura kemudian duduk dengan santai di kursi taman dekat gerbang kampus menunggu kekasihnya Riyan datang menjemputnya.
Di parkiran yang tidak jauh dari tempat Denis memperhatikannya. Sedangkan gadis di sampingnya terlihat sangat kesal dengan kejadian tersebut, ia tidak dihiraukan oleh Denis.
"Siapa lagi yang dia tunggu." Batin Denis penasaran. Karena melihat Aura sedang menunggu seseorang.
Kemudian Aura berdiri dan mulai berhenti memainkan ponselnya tidak lama kemudian terlihatlah seorang pria yang menggunakan motornya berhenti di depan gerbang kampus tersebut.
Saat melihat pria itu seketika Aura yang sangat jarang tersenyum, akhirnya memperlihatkan senyuman di wajahnya mengembang sangat bahagia.
Denis pun sampai kaget dibuatnya, gadis itu tidak pernah berekspresi sampai seperti itu di depannya, bahkan lebih terlihat tidak semangat sama sekali ketika bersamanya. Mengingat hal itu Denis menjadi kesal.
"Bisa-bisanya dia tersenyum terus seperti itu bahkan jika bisa sampai giginya kering pun dia akan tetap tersenyum, padahal pria itu tidak lebih tampan dariku apa menariknya coba." Batin Denis.
Terlihat begitu jelas sekali, Aura sangat mencintai kekasihnya, dan benar saja giginya kering pun Aura masih tersenyum bahkan saat bicara pun ia tetap tersenyum saat bersama pria itu. Terlebih ketika pria itu menepuk-nepuk kepala Aura, gadis itu jadi tambah terlihat berbinar-binar. Denis memukul stang motornya kesal.
Tidak lama kemudian Aura pun pulang dengan dibonceng kekasihnya. Dan tentu saja ia masih tersenyum meskipun motor itu sudah melaju menghilang dari pandangan Denis.
Akibat kejadian itu hampir saja Denis meninggalkan kekasihnya, jika seandainya wanita itu tidak berteriak pasti sekarang ia benar-benar melupakannya.
"Loh kenapa aku sekesal ini sih, harusnyakan wanita-wanita yang kesal dan saling memperebutkan aku, kok aku keluar dari gayaku sih terlebih dengan cewek blusukan itu, astaga bukan levelku banget." Batin Denis baru menyadari sikapnya yang ia anggap aneh dan jiwa narsisnya pun dalam sekejap telah bangkit kembali.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Ryunivers
nnti juga demen🤣🤣
2023-01-26
1
Ryunivers
ceroboh, kalau dia di stalk namanya dan ketahuan kalau CEO? mati kau
2023-01-26
1
Ryunivers
sembarangan si denis
2023-01-26
1