Denis kepikiran tentang Aura saat itu ia belum tahu nama dari gadis yang menabraknya, seorang gadis yang benar-benar bersikap berbanding terbalik dengan kebanyakan wanita di kampus itu yang selalu ingin dekat-dekat dengannya.
Terlebih ia melihat Aura yang sedang berdebat dengan salah satu wanita yang merundungnya dan Aura mengatakan bahwa ia baru tahu dengan Denis. Sampai Denis tidak percaya jika Aura tidak mengenalnya, karena dia sangatlah terkenal di universitas itu bahkan di fakultas lainnya.
.
.
.
.
"Namaku Aura Elvany, aku hanyalah seorang gadis kuliahan biasa. Tidak ada yang istimewa dariku, aku hanya bercita-cita bisa melakukan kuliahku dengan tenang dan tentram tanpa adanya masalah.
Namun, semua itu berubah ketika aku terlibat masalah dengan seorang yang bernama Denis, yang bahkan aku tidak tahu nama panjangnya siapa. Apa pengaruhnya dia. Seberapa populernya dia.
Aku belajar di Fakultas Teknik jurusan Informatika, berniat menjadi seorang ahli IT yang handal dan bisa bekerja dengan baik suatu saat nanti, tapi semua itu berubah hanya karena aku menabrak dia. Dan tiba-tiba aku dituduh mencari perhatian dengannya. Dan sekarang aku malah dirundung karena hal itu.
Tapi ... tidak ada alasan bagiku hanya karena hal itu untuk berputus asa berkuliah. Aku akan berjuang mempertahankan hak-Ku yang memang dari awal sudah berjuang untuk masuk di universitas dan fakultas ini."
.
.
.
Segala hal Aura lakukan demi meminimalisir perundungan. Fakultas yang memang sudah disediakan memiliki masing-masing loker khusus untuk mahasiswanya, Aura kosongkan, ia membawa pulang segala barang berharganya yang ada di dalam loker itu untuk mengantisipasi siapa tahu ada yang mengerjainya.
Benar saja, keesokan harinya ia sudah mendapati lokernya kacau balau dijahili oleh orang-orang yang membencinya, bahkan lengkap dengan surat benci dari sang perundungnya.
Aura tidak perduli dengan hal itu ia tidak membaca bahkan menyentuh surat itu, lagi pula semua barang berharganya telah ia amankan. Ia hanya menutup keras lokernya karena kesal tapi tidak bisa berbuat apa-apa, ia sudah tidak peduli lagi dengan isi loker yang sekarang dipenuhi oleh beberapa surat benci terhadap dirinya.
Orang-orang pun hanya melihat saja kejadian itu. Ada yang berbisik menceritakan, ada yang mengasihani, bahkan juga ada yang senang dengan hal itu.
"Aura kamu kenapa? Kenapa bawaanmu jadi banyak?" tanya Desta yang melihat Aura sekarang malah membawa tas besar, biasanya Aura adalah orang yang santai, meskipun tasnya kecil ia tidak pernah ketinggalan hal apapun.
"Nggak apa-apa, cuma lagi pengen aja pake tas ransel gede gini. Enak aja gitu banyak barang yang bisa dibawa," ucap Aura tidak ingin menjelaskan hal sesungguhnya pada Desta.
"Tapikan Ra, ada loker khusus yang bisa dipakai sama kita." Kata Desta lagi.
"Lokernya gak bisa dipake lagi Des, soalnya pintunya rusak." Senyum Aura pada Desta beralasan padahal lokernya tidak bisa dipakai karena dijahili lebih dari satu orang.
"Ra," panggil Desta.
"Ya kenapa?" tanya Aura.
"Kenapa kamu gak jujur aja kalo lagi dirundung," kata Desta.
"Eh?!" kaget Aura.
"Kamu gak percaya sama aku ya Ra, buat berbagi ceritamu,"
"Maaf Des." Aura tertunduk merasa bersalah.
"Apa salahnya Ra kalo kamu cerita." Desta sedikit kecewa dengan sikap Aura.
"Maaf banget Des, aku gak mau kamu terlibat. Aku gak mau kamu disakiti orang-orang juga, seperti aku." Ucap Aura akhirnya menjelaskan.
"Aku tidak perduli Des seperti apapun aku, asal kamu jangan terbawa juga gara-gara terseret masalahku. Aku gak mau Des." Kata Aura lagi tampak meyakinkan.
"Tapi aku sahabatmu Ra, aku gak masalah dengan hal itu." kata Desta.
"Kumohon Des, kamu jangan terseret masalahku. Sampai kapan pun kamu itu teman baikku. Tenang aja, aku sudah punya rencana kok untuk menghadapi mereka." Aura tersenyum.
"Jika masalahku sudah selesai, kita bisa lagi berteman seperti biasanya, oke. Jadi kamu jangan sampai terseret juga." Ucap Aura.
"Tapi Ra–" Kata Desta terputus.
"Ini permintaanku Des sebagai sahabatmu, untuk saat ini. Demi kebaikanmu bertemanlah dulu dengan orang lain. Aku bakalan selesaikan masalah ini. Aku gak ingin kamu terlibat." Ucap Aura menepuk bahu Desta sambil memohon, kemudian setelah Desta mengerti Aura berbalik pergi meninggalkan Desta, gadis itu semakin menjauh.
Aura sangat mengenal Desta, Desta bukanlah orang yang memiliki kekuatan hati seperti Aura. Sekali ia sakit hati atau tersakiti, ia tidak akan sanggup menahan beban seperti yang di alami Aura. Oleh karena itu, Aura dengan segala yang ia bisa, ia tidak akan melibatkan Desta pada masalahnya. Ia akan berusaha sendiri menghadapi masalah-masalahnya.
.
.
.
Alasan Aura menggunakan tas besar sekarang adalah ia menggantikan loker yang tidak bisa ia tempati lagi untuk menyimpan barang-barangnya, yang terkadang bisa diperlukan kapan saja.
Terlebih jika ada orang yang dengan sengaja mendorongnya, Aura bisa dengan mudah melindungi barang elektronik yang ia bawa agar tidak terbentur langsung dengan benda keras, makanya ia memakai tas sebesar itu.
Ke mana-mana Aura selalu membawa tasnya. Tidak ada barang berharga miliknya yang jauh dari dirinya, dan karena hal itu tidak ada yang dapat mengerjai dirinya.
Ketika jam kosong Aura menghabiskan waktunya di perpustakaan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya sampai mata kuliah selanjutnya dimulai, ia benar-benar menghindari keramaian. Karena di keramaian itulah para perundungnya berkeliaran.
Masalah makan, Aura adalah orang yang biasa telat makan memang. Jadi tidak masalah jika ia tidak makan selama kuliah, sarapan di pagi hari sudah cukup untuknya bertahan sampai pulang. Lumayan katanya untuk menghemat biaya pengeluaran.
Namun, jika memang Aura harus makan nantinya, ia akan mencari tempat sunyi tanpa gangguan sedikit pun, untuk dia makan.
Sambil mengerjakan tugasnya di perpustakaan kampus Aura menghela nafas, ia berpikir entah sampai kapan ia bisa menghindari para perundungnya.
Aura duduk di meja pojokan perpustakaan, biasanya ia selalu duduk di mana saja dan tidak pernah di tempat itu karena biasanya ada orang yang duduk di sana.
Melihat tempat itu adalah tempat ternyaman, Aura berniat terus menggunakannya. Buku catatan ia biarkan terbuka dengan pulpen yang berada di atasnya, serta laptop yang menyala ia biarkan begitu saja. Sedangkan dirinya sedang sibuk membaca buku tebal dengan kacamata anti radiasi yang terlihat selalu ia perbaiki ketika mengamati buku itu dengan seksama.
Ia sedang belajar memahami pelajaran yang sangat sulit ia mengerti dalam mata kuliahnya. Mata kuliah yang terkadang ia mengerti dan beberapa saat kemudian ia lupakan.
Aura mencatat rumus-rumus yang sering ia lupakan di buku catatannya ,kemudian mempraktekkannya di laptop. Lalu ia mengangguk-angguk sedikit paham, lalu ia memindah halamannya lagi begitu seterusnya tidak pernah bosan. Sampai ia tidak sadar ada seseorang yang sedang memperhatikannya sekarang dari jarak yang cukup dekat.
Bahkan orang itu telah duduk di seberang mejanya Aura masih tidak memperhatikannya. Ia sangat sibuk berpikir, saat ini kepalanya seperti terasa berputar-putar. Ia belum paham dengan apa yang ia baca.
"Ekhmmm!" suara deham yang langsung membuat Aura kaget dan sontak saja langsung menatap orang yang sudah duduk manis di depannya sambil menopang wajahnya dengan satu tangannya.
Aura sekarang tidak akan pernah melupakan wajah itu, wajah seorang yang sudah membuatnya seperti sekarang. Dialah Denis.
Melihat gadis itu di hadapannya Denis memikirkan cara untuk bisa dekat dengan gadis itu. Karena Denis sangat penasaran dengan Aura.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Ryunivers
jangan bilang Desta Second lead🙂
2023-01-22
2