Pesta Pernikahan

Seminggu telah berlalu sejak peristiwa naas itu. Siska mencoba melupakan kejadian tersebut walaupun dia masih sering bermimpi buruk tentang hal itu.

Pesta pernikahan Nabila dan Nathan digelar. Siska hanya memiliki gaun model biasa. Tidak seperti sebelum-sebelumnya. Dia pasti akan ke butik untuk memesan gaun dan melakukan perawatan. Sekarang Siska tidak bisa lagi seperti itu. Dia harus menghargai uang, akan sangat disayangkan jika dia menghabiskan uang hanya untuk sebuah gaun dan perawatan kecantikan. Di saat mereka membutuhkan uang tersebut untuk makan dan sewa kontrakan.

Sahabat-sahabat tidak ada yang tahu apa yang dialami Siska. Bahkan Nabila yang masih berada di Indonesia dan di kampus yang samapun dengan Siska tidak mengetahuinya. Siska tidak ingin membebankan sahabat-sahabatnya. Dia ingin mengatasinya sendiri.

Siska mematut diri di cermin, memastikan dia telah berdandan dengan sempurna walaupun tidak ke salon. Semalam Siska mendapat jadwal kerja malam sehingga dia kelihatan kelelahan. Siska mengambil tas dan kado untuk Nabila. Hanya kado sederhana, Siska takut jika Nabila melihat isinya pasti dia akan merasa aneh. Semoga Nabila tidak menyadarinya.

"Ma," panggil Siska, mencari mamanya di kamar, tidak ada, Siska mencari di dapur juga tidak ada.

Siska mulai cemas, apakah mamanya pergi? Tapi ke mana, mama biasa pergi diantar supir dulu, sejak perusahaan keluarganya bangkrut, mama tidak pernah keluar lagi kecuali bersama Siska.

"Mama ... mama ...," teriak Siska dia mencoba mencari mama di luar. Siska melihat mama datang dengan kantong belanjaan. Siska merasa lega.

"Mama!" panggil Siska dengan lega.

"Kenapa, Sis?" tanya Widia heran.

"Mama dari mana?" cemas Siska. Dia membantu membawakan kantong belanjaan mama.

"Mama, hanya ke warung di ujung jalan, Mama mau masak, jadi mulai sekarang kamu fokus saja bekerja, Mama akan membantu di rumah," usul Widia lagi.

"Apa Mama nggak capek nanti?" tanya Siska.

"Nggaklah, 'kan cuma masak dan membersihkan rumah sekecil ini," balas Widia.

"Oke, pokoknya Mama jangan memaksakan diri. Gajian bulan depan, Siska akan beli tv agar Mama nggak kesepian," usul Siska lagi.

"Nggak usah, Sayang, ditabung aja uangnya, siapa tahu nanti kita butuh. Btw kamu mau kemana rapi dan cantik?" tanya Widia.

"Siska mau ke pesta pernikahan Nabila, Ma," balas Siska dia meletakan kantong berisi sayuran di meja dapur.

"Hari ini ya, selamat buat Nabila, sampaikan salam Mama ya," pinta Widia.

"Iya, Ma."

"Ya udah, mending sekarang kamu pergi saja, nanti terlambat," usir Widia.

"Iya, Siska pergi dulu, Ma." Ia melangkah ke luar rumah.

Siska berpikir, apakah sebaiknya dia naik motor atau naik mobil online saja? Jika naik motor, tentu dia akan ketahuan oleh sahabat-sahabatnya bahwa keluarga Siska telah bangkrut. Pasti mereka akan mengasihani Siska dan Siska tidak ingin mereka mengasihaninya.

Mungkin sebaiknya kali ini naik mobil online saja.

Siska memesan mobil online. Sambil menunggu Siska melihat group wa-nya. Sahabat-sahabatnya telah datang dengan pasangan masing-masing. Mereka bertanya kapan Siska datang?

Siska melihat foto-foto yang dikirim ke group chat mereka. Nabila terlihat bahagia. Begitu juga yang lainnya. Ada perasaan minder dalam diri Siska. Siska ingat jika dia kuliah di luar negeri juga, pasti akan sangat sulit. Mengingat keluarganya telah bangkrut dan bersyukur Siska tidak menolak beasiswanya.

Siska keluar dari mobil online. Dia langsung menuju ballroom tempat resepsi pernikahan Nabila dan Nathan. Siska sedikit gugup karena takut teman-temannya bertanya tentang keadaannya.

Siska melihat wajah bahagia Nabila dan Nathan. Siska menuju ke pelaminan untuk memberi selamat kepada Nabila dan Nathan.

"Sis!" teriak Nabila senang akhirnya sahabatnya lengkap. Nabila sedikit cemas kenapa Siska belum muncul.

"Selamat ya, Nab. Semoga bahagia selalu," ujar Siska memberi selamat kepada Nabila.

"Terima kasih, Sis, do'akan segera dapat momongan ya," harap Nabila sambil memeluk Siska.

"Iya, pasti," ucap Siska lagi. Dia menyalami Nathan.

Siska bergabung dengan teman-temannya. Siska sempat melihat pandangan heran sahabat-sahabatnya. Siska tahu mereka pasti bertanya-tanya tentang keadaan Siska. Mereka juga tidak tahu jika papa Siska telah tiada. Apakah Siska keterlaluan dengan tidak memberitahu sahabatnya tentang kematian papanya?

"Kok telat, Sis?" tanya Cheryl, adik Cakra sekaligus sahabat Siska.

"Iya tadi ada keperluan sebentar," elak Siska. Dia tidak mungkin memberikan alasan bahwa dia kehilangan ibunya.

"Kalian apa kabar, lama juga kita gak ketemukan." Siska mengalihkan pertanyaan.

"Baik," jawab mereka hampir serempak.

Siska memang mengetahui jika Jenifer dan Evan akan menikah, Maura dan Ferry yang akan bertunangan. Siska senang melihat sahabat-sahabatnya bahagia.

Mereka bercerita tentang kuliah dan gosip para artis. Siska melihat jam tangan, dia tidak ingin terlalu lama di pesta Nabila karena mengkhawatirkan ibunya. Siska melihat jika gerak-gerik sahabat-sahabatnya belum menunjukan akan segera pulang. Toh, Pesta Nabila juga hampir selesai.

"Bang Cakra, nggak datang, Cher?" tanya Jenifer.

"Nggak tahu gue, seminggu dia nggak pulang. Patah hati kali," sarkas Cheryl dengan kesal.

"Nanti juga bakal lupa," ucap Maura.

"Lagian, abang, dari zaman sekolah udah di bilangin, supaya nyerah aja, masih aja gagal move on," sewot Cheryl. Dia melirik ke arah Siska.

Siska merasa tidak enak jika mereka membahas Cakra. Siska kembali teringat kejadian seminggu yang lalu, saat Cakra melecehkannya. Siska melihat Cakra memasuki gedung. Cakra kelihatan berantakan dan kacau. Siska merasa benci, namun juga ada kerinduan dalam hatinya. Siska menatap Cakra dengan sedih dan kecewa.

Setelah memberikan ucapan selamat kepada Nabila dan Nathan, Cakra langsung meninggalkan acara.

Tidak lama berselang, Siska juga pamit kepada teman-temannya. Dia meninggalkan pesta. Siska menuju lobby, dia akan memesan mobil online. Belum sempat memesan, sebuah mobil berhenti di depan Siska. Siska heran, dia belum memesan mobil online? Dan mobil yang berada di depannya juga mewah, tidak mungkin mobil online? Pria yang mengemudi membuka kaca jendala mobil. Ternyata Cakra.

"Sis, mau pulang? Abang antar ya?" tawar Cakra.

Siska gugup, dia kembali mengingat kejadian yang menimpanya. Terus terang Siska takut jika Cakra melecehkannya lagi. Namun, sekarang kondisi Cakra tidak mabuk. Siska ingat kejadian saat masih di SMA. Cakra malahan tidak berbuat jahat saat Siska diberi obat perangsang. Akan tetapi, ada satu hal lagi yang Siska tidak ingin Cakra tahu, yaitu keadaannya.

"Nggak usah, Bang, Siska udah di jemput, bentar lagi datang," bohong Siska.

"Yakin? Ini udah malam loch," bujuk Cakra lagi. Dia menunjukan jam tangannya kepada Siska.

"Iya, nggak pa-pa, Bang, bentar lagi datang kok," Kekeh Siska, tetap menolak, tawaran Cakra.

Cakra melihat penampilan Siska yang berubah, tidak biasanya dia memakai barang yang tidak branded?

Cakra masih belum beranjak, dia masih menimbang penolakan dari Siska. Cakra bertanya-tanya dalam hati, kenapa penampilan Siska berubah? Apakah terjadi sesuatu?

"Apa, aku tungguin aja ya?" tanya Cakra lagi.

"Nggak usah bang, bentar lagi datang kok," dalih Siska. Bisa berabe kalau ternyata yang datang kang ojol.

"Nggak pa-palah, Sis. Lagian kan cuma bentar," paksa Cakra. Sekalipun Cakra tidak mengingat kejadian seminggu yang lalu saat dia melecehkan Siska. Tapi bagi Cakra, Siska adalah sahabat adiknya.

Handphone Cakra berbunyi.

"Ya, pa. Oke, Cakra segera ke sana," ucap Cakra, dia mematikan handphone.

"Sis, maaf ya, gue nggak jadi temanin loe, loe gak pa-pa di sini sendirian? Atau mau gue suruh Cheryl temankan?" tawar Cakra lagi.

"Nggak usah, Bang, benaran nggak pa-pa kok," lega Siska karena Cakra akan pergi. Jadi Siska tidak akan ketahuan tentang kondisinya. Bukan karena malu tapi Siska menghindari mereka mengasihaninya.

"Ya udah, gue pergi dulu ya," pamit Cakra, melajukan mobil pulang ke rumahnya.

Siska segera memesan mobil online, berharap cepat mendapatkan drivernya. Jangan sampai sahabat-sahabatnya datang dan memergoki Siska.

Beruntung mobil yang dipesan Siska segera datang. Siska menaiki mobil dengan lega. Semua berjalan normal. Setidaknya sahabat-sahabatnya tidak bertanya tentang penampilannya. Sekalipun mereka memandang Siska dengan aneh.

Siska pulang dan membuka kunci rumah. Dia merasa sangat lelah, lelah dengan keadaaan dan nasib buruk yang menimpanya

🍒🍒🍒

Jangan lupa nyawer ya, besties !

Please Follow akun NT ini sekalian ig dan tik tok author ya!

Ig : lady_mermad

Tiktok : lady_mermad

Terpopuler

Comments

Bu sul Nganjuk

Bu sul Nganjuk

akhirnya Siska, menikah, sabar Siska kamu kuat

2023-01-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!