10 Tahun kemudian...
"Lisa... bangun... kau bisa terlambat... hari ini kau syuting iklan," teriak Amel.
Lisa Furhet berhasil menjadi artis ternama di kota Velos, gadis berusia 18 tahun itu sudah beberapa kali melakukan syuting film, drama, dan beberapa iklan ternama. Tapi tak ada yang tahu jika terkadang Lania Furhet lah yang berperan sebagai Lisa. Hanya Amel yang mengetahui jika Lisa sejak kecil sering meminta Lania untuk menggantikannya dalam kegiatan apapun yang menyulitkannya.
"Lisa...!!!" teriak Amel lagi seraya menuju kamar gadis itu.
Amel membuka pintu kamarnya, wanita itu menghela nafas panjang saat keadaan kamar putrinya masih gelap karena tirai belum dibuka.
"Ya Tuhan... kau bisa terlambat. Managermu sudah menunggu di bawah," ucap Amel.
"Hm... aku lelah sekali... aku mau tidur saja," gumam Lisa.
"Bangun... Kau sudah menandatangani kontrak iklan itu Lis, jika kau melanggar kontraknya, maka..."
"Mama... aku benar benar lelah sekarang. Aku tidak akan membatalkan kontraknya, mama mengerti maksudku," sergah Lisa.
Amel kembali menghela nafasnya, "kau jangan terlalu sering meminta Lania untuk menggantikanmu. Jika semuanya terbongkar, maka habislah kau."
"Mama..."
"Iya iya... kali ini mama akan melakukannya lagi. Beristirahatlah dengan baik," ujar Amel.
Amel pun meninggalkan kamar Lisa, wanita itu keluar dari kamar putrinya tepat di saat Lania ingin menuruni anak tangga.
"Berhenti..." ucap Amel.
Seketika Lania pun menghentikan langkahnya.
"Ma... ah maksudku nyonya..." jawab Lania.
Sejak kecil seperti itulah panggilan untuk Amel dan Lisa, jika Juanda Furhet tak ada di rumah, maka Lania harus memanggil mereka dengan panggilan nyonya dan nona.
"Mau kemana kau?"
"Lania mau berangkat kuliah nyonya."
Karena kecerdasannya, di usianya yang baru 16 tahun Lania bisa melompati 2 tahun sekolah sekaligus. Kini ia justru diterima di universitas ternama di kota Velos. Namun kuliahnya pun tidak bisa berjalan lancar, ia terkadang menggantikan Lisa syuting atau melakukan presentasi kuliah Lisa. Padahal jurusan kuliah mereka sangat berbeda.
Lagi lagi Lisa yang terkenal hebat karena ia bisa menjadi artis terkenal namun tetap pintar dalam kuliahnya. Padahal semua itu seharusnya milik Lania. Namun Lania sama sekali tak pernah mengeluh sedikitpun, sejak kecil ia tetap menjalani kehidupannya dengan sabar.
"Hari ini kau tak perlu kuliah, ikutlah denganku," perintah Amel.
Lania terbelalak, hari ini ada pelajaran yang sangat penting. Jika ia absen lagi, maka ia bisa dikeluarkan dari mata kuliah tersebut.
"Tapi nyonya, hari ini..."
Seketika Amel menarik rambut Lania yang panjang.
"Aduh... sakit nyonya..." ucap Lania.
Amel tidak mendengarkan keluhan gadis itu, ia terus membawa Lania menuju kamar pakaian Lisa sambil menarik rambut Lania dengan kasar. Wanita itu melepaskannya saat mereka sudah sampai di sana.
"Sakit?" tanya Amel tanpa perasaan.
Lania hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Jika kau tidak ingin disakiti, maka jangan pernah membantah ucapanku. Cepat ganti pakaian, kau harus menggantikan Lisa untuk melakukan syuting iklan hari ini," perintah Amel.
Dengan sedih dan terpaksa, Lania pun mengambil pakaian yang diberikan oleh Amel. Gadis itu langsung mengganti pakaiannya setelah Amel meninggalkannya. Ia keluar dari sana setelah sudah siap.
Amel menatap Lania dari atas sampai bawah, "wajahmu benar benar boros, kau lebih muda dari putriku, tapi kalian justru benar benar seperti saudara kembar. Menjijikan sekali wanita murahan itu melahirkanmu," celetuknya.
Lania hanya terdiam, ia sudah terbiasa mendapat hinaan seperti itu dari Amel maupun Lisa.
"Tunggu apalagi, cepatlah turun dan temui manager Lisa."
Lania menganggukkan kepalanya seraya melangkahkan kakinya keluar dari rumah tersebut.
"Ya ampun cantik kita sudah terlambat, cepatlah..." ujar Anne (manager Lisa).
Lania menganggukkan kepalanya lalu masuk ke dalam mobilnya. Anne mengerutkan keningnya saat melihat sikap artisnya. Biasanya Lisa akan berkata 'mereka yang membutuhkanku, jadi mereka yang harus menunggu.' Tapi kali ini sikap Lisa berubah lagi.
"Apa mereka memiliki kepribadian ganda? Terkadang Lisa kasar, tapi terkadang Lisa juga lembut dan lebih penurut. Aku bisa gila menghadapi artis seperti ini, tapi aku lebih menyukai Lisa yang sekarang," pikir Anne.
Anne menarik nafasnya dalam-dalam seraya berpamitan pada Amel lalu ia pun masuk ke dalam mobilnya. Mereka pun berangkat ke lokasi syuting iklan tersebut.
"Bagaimana tidurmu nona?" tanya Anne untuk mencairkan suasana.
"Cukup nyenyak Anne, bagaimana denganmu?" tanya Lania.
"Ya Tuhan... aku merinding. Sejak kapan Lisa perduli padaku. Bahkan jika aku berbasa-basi seperti ini, biasanya ia berkata 'bisakah kau tidak banyak tanya, aku mau tidur selama perjalanan', ia berubah lagi seperti ini. Kenapa kau tidak seperti ini terus sih," pikir Anne lagi.
"Aku juga nyenyak. Nona Lisa, bolehkah aku bertanya?"
"Tentu saja."
"Apa nona memiliki saudara kembar?"
"Hah... mana mungkin," jawab Lania sangat terkejut hingga menaikkan suaranya.
Seketika Anne menelan saliva-nya, ia sepertinya membangunkan macan tidur.
"Bodoh sekali, kenapa aku tiba-tiba bertanya seperti itu. Bagaimana jika ia marah besar sekarang?" pikir Anne.
"Anne... aku minta maaf. Aku tidak bermaksud membentakmu tadi. Hanya saja pertanyaanmu mengejutkanku," ujar Lania.
"Minta maaf? Apa aku tidak salah dengar? Lisa justru yang minta maaf padaku? Kenapa aku justru semakin takut dengan sikapnya? Jangan jangan setelah ini aku dipecatnya," pikir Anne.
"Anne..."
"Ah... iya... tidak apa apa nona. Aku yang seharusnya minta maaf karena bercanda terlalu berlebihan," kata Anne sambil menyeringai.
"Kenapa Anne tiba tiba bertanya seperti itu? Apakah sikapku benar-benar berbeda padanya? Seharusnya sebelum aku menggantikan Lisa, aku sering bertanya soal ini padanya agar tidak terjadi kesalahan. Jika sampai ketahuan, habislah aku," pikir Lania.
Setelah pembicaraan itu, mereka akhirnya tidak berbicara lagi membuat Lania bisa bernafas lega. Namun baru setengah jam perjalanan, mereka justru terjebak macet parah.
Anne bertanya pada sopirnya, sopir tersebut berkata jika sepertinya ada kecelakaan parah di depan mereka. Anne menatap Lisa, wanita itu terlihat sangat ketakutan karena Lisa paling tidak suka terjebak dalam kemacetan. Ia akan berteriak dan menyalahkan mereka karena mengambil jalan yang salah.
"Ada apa?" tanya Lania.
"Non... sepertinya... ehm... itu... kita..."
Lania mengerutkan keningnya sambil menatap Anne yang terus berbicara dengan ragu ragu.
"Kau kenapa?" tanya Lania lagi.
"Begini nona... sepertinya kita akan benar benar terlambat ke lokasi syuting. Kita terjebak macet karena terjadi kecelakaan di depan," jawab Anne dengan wajah yang memucat.
Lania menatap kemacetan tersebut, "apakah ada jalan lain?"
Anne menggelengkan kepalanya saat melihat ke belakang jalan, mereka benar benar terhimpit di tengah kemacetan tersebut.
"Tiga... dua... satu..." Anne menghitung mundur dalam hatinya.
Anne bersiap-siap untuk mendengarkan teriakan Lisa, namun yang terjadi justru...
"Lebih baik kau hubungi produsernya, katakan kita sedikit terlambat karena masalah ini," pinta Lania.
Anne terbelalak lebar, "apa aku sedang bermimpi?" gumamnya.
"Kau bilang apa?" tanya Lania.
Seketika Anne menggelengkan kepalanya seraya mengambil ponselnya. Ia pun langsung menghubungi lokasi syuting tersebut untuk mengabarkan masalah yang mereka alami saat ini. Untung saja semuanya mengerti dan akan menunda syuting mereka hingga 2 jam ke depan.
...****************...
Happy Reading All...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
⏤͟͟͞͞RL𝖎𝖓𝖆 𝕯𝖆𝖓𝖎𝖊𝖑🧢
anne kau hrus selidiki siapa lisa,wah smoga ada kebahagiaan buat lania🥺🥺🥺🥺🥺
2024-08-13
1
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌
anne selalu kebingungan, coba di seliki anne
2024-01-20
1
༄༅⃟𝐐MoyMoy𝕸y💞
😂😂 yg sabar Anne, suatu saat kamu akan tau Lisa berkepribadian ganda atau memang beda orang 🏃♀️🏃♀️
2023-12-05
1