Tamu Tidak Diundang

Dua hari Tante yang dia sendiri tidak tahu siapa nama nya sudah tidak menelpon nya lagi, Meiga merasa hidup nya sangat damai dia hanya perlu bersantai menikmati kehidupan baru nya. Oh mungkinkah ini yang di namakan kehidupan surga dunia pikir Meiga yang menikmati hari-hari bersantainya dengan nyaman dan tenang.

Ting tong ting tong.

Suara bell di rumah nya tiba tiba berbunyi, Meiga melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 21:15 dengan perasaan ragu Meiga berjalan membuka pintu rumah nya, Meiga yakin itu tidak mungkin wanita yang sudah memberikannya uang karena jika wanita itu yang datang dia akan langsung masuk ke dalam rumahnya.

"Siapa sih yang bertamu malam malam begini," Ucap Meiga yang terus bergumam sambil berjalan ke arah pintu.

Langkah kaki mulai dia percepat dan langsung membuka pintu, seorang pria yang pernah dia temui berdiri tepat di depan nya sambil terus tersenyum.

"Hai," sapa Anggara sambil tersenyum, bunga yang ada di tangannya langsung diberikannya ke Meiga.

"Kamu bagaimana bisa tahu alamat rumah ku?" tanya Meiga yang merasa sedikit terkejut melihatnya.

"Mata ku ada seribu loh, sudah pasti aku dengan mudah menemukan mu," sahut nya yang langsung masuk ke dalam rumah Meiga.

"Tunggu dulu, aku tidak mengizinkan mu untuk masuk," ucap Meiga sambil mengikutinya dari belakang.

Anggara tidak menjawab senyum manis di bibir nya meluluhkan hati Meiga yang kesal akan ke datangan nya, walau begitu hari sudah mulai malam dan tidak bagus untuk seorang pria bertamu di rumah wanita di tengah malam seperti itu.

"Saat di rumah sakit kamu sangat ramah loh bahkan setiap kamu bicara kamu terus tersenyum menatap ku," ucap Anggara yang langsung duduk seperti di rumah nya sendiri.

"Ya itu karena aku tidak tahu kalau kamu orang nya menyebalkan, kalau saja aku tahu aku tidak mungkin mau menyelamatkan mu atau kalau perlu biar saja kamu mati di jalan sana," sahut Meiga yang masih merasa kesal.

"Oh ya, apa kamu yakin tidak ingin menyelamatkan pangeran tampan seperti ku," ucap Anggara sambil memegangi pipinya.

"Haaaah, aku kenapa harus berurusan sama pria seperti ini sih," dalam hati Meiga.

Meiga yang merasa sangat kesal bergegas pergi ke dapur bagaimana pun juga pria ini anak tante itu dia harus memperlakukan nya dengan baik, Meiga membuatkan minuman untuk Anggara tidak peduli dia akan menyukainya atau tidak nantinya.

"Minum dulu, setelah ini kamu bisa pergi," ucap Meiga sambil menyuguh kan segelas kopi susu untuk Anggara.

"Apa ini?" tanya Anggara yang hanya melihat sekilas gelas yang di bawa Meiga.

"Kopi susu, aku tidak tahu kamu suka atau tidak kalau tidak suka jangan di minum dan cepat pergi saja dari sini," jawab meiga yang langsung duduk bersandar sambil memainkan ponselnya.

Anggara yang belum pernah minum kopi susu mengambil gelas di depan nya dengan ragu, Anggara mencicipi kopi susu buatan Meiga sedikit demi sedikit dan merasakan kenikmatan tersendiri setelah meminumnya.

"Ternyata rasa nya tidak buruk, aku tidak biasa minum yang seperti ini karena aku lebih suka kopi Americano," ucap anggara sambil menyeruput kopi susu di tangan nya.

Meiga yang asik main game tidak menghiraukan apa yang di bilang Anggara, Suka tidak suka bukan urusannya dan apa yang dia suka juga bukan urusannya pikir Meiga yang sama sekali tidak peduli

"Tuan rumah macam apa ini, ada tamu malah tinggal main game," ucap Anggara yang masih menatap Meiga.

"Yeee bodoh amat, siapa suruh yang datang tamu yang tak di undang," sahut meiga yang langsung mengeluarkan lidah nya mengolok Anggara.

Pufftttt... Anggara langsung tertawa melihat meiga mengolok diri nya.

"Wanita ini sudah besar tingkah nya tidak jauh berbeda dari anak kecil " dalam hati Anggara walau begitu Anggara malah menyukai ekspresi Meiga yang seperti itu.

"Bisa taruh dulu tidak ponsel mu, aku ingin bicara serius," ucap Anggara yang berdiri dan langsung duduk di samping Meiga.

Meiga menaruh ponsel di samping nya dan menatap anggara yang ingin berbicara dengan nya, sebelum itu Meiga langsung menggeser duduknya karena Anggara terlalu dekat dengannya.

"Cepat, aku masih ingin melanjutkan main game ku lagi," ucap meiga yang masih serius menatap Anggara.

"Aku ingin kamu menjadi kekasih ku," ucap Anggara membuat meja yang mendengarnya benar-benar merasa terkejut terkejut Setengah Mati.

Meiga yang terkejut langsung melompat dari tempat duduk nya, dia tidak percaya pria yang baru di temui nya sekali kini sudah ingin menjadikan nya kekasih.

"Apa kamu lagi demam?" sahut Meiga yang langsung memegang dahi Anggara.

"Aku serius," ucap Anggara yang langsung menepis tangan Meiga.

"Hahahahaha... ." Meiga tertawa sangat keras.

"Apa yang lucu?" tanya Anggara.

"Kamu lucu kita baru bertemu sekali, aku tidak tahu kamu bagaimana bisa kamu tahu rumah ku dan sekarang kamu berbicara yang tidak masuk di akal seperti itu sungguh sangat lucu," sahut Meiga.

"Tapi aku serius aku berhutang budi pada mu, kalau bukan kamu yang menyelamatkan aku dan mendonorkan darah mu mungkin sekarang aku masih di rumah sakit," kata anggara sambil menggenggam tangan Meiga.

"Aduh ini kenapa terjadi begitu cepat, sekarang apa yang harus aku jawab coba," dalam hati Meiga.

"Beri aku waktu, semua tidak semudah yang kamu kira aku sekarang tidak memiliki perasaan apa pun pada mu," ucap Meiga yang mencoba tetap tenang.

"Kita bisa memulai nya sambil jalan, aku yakin nanti nya kamu akan menyukai ku " Sahut Anggara dengan percaya diri.

"Nanti aku akan pikirkan lagi, sekarang ku mohon kamu pulang dulu hari sudah semakin larut malam," ucap Meiga.

Cuuuuuuup.

"Aku akan menunggu jawaban dari mu secepatnya " Sahut anggara sambil mencium tangan Meiga dan membuat Meiga sangat terkejut.

Meiga yang melihat Anggara berjalan menjauh langsung terduduk lemas, bagaimana tidak dia baru pertama kali di tembak seperti itu walau dia sendiri tahu dia harus menerima demi tujuan dan perjanjian nya.

Tapi semua terlalu berjalan dengan cepat wanita itu juga tidak mengatakan apapun jika dirinya harus menjadi kekasih anaknya itu, Bagaimana jika dirinya membuat kesalahan dan wanita itu marah dia akan mengambil rumah serta uang yang sudah diberikan padanya dan jika itu terjadi dirinya akan menjadi miskin lagi, tentu saja Meiga tidak menginginkan hal seperti itu terjadi.

"Haaah, kalau bukan orang tua gila itu yang terus menjodohkan ku apa aku harus sampai terburu buru seperti ini, aku juga sebenarnya tidak memiliki perasaan dengan nya tapi mau bagaimana lagi," dalam hati Anggara.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!