Hari H

Anggara yang sudah mempersiapkan semua nya berharap Meiga bisa datang jika tidak hancur sudah rencananya selama ini, Anggara melihat jam di tangan nya yang sudah menunjukkan pukul 09:00 dan masih belum ada tanda-tanda kehadiran Meiga.

Walau hanya seadanya Anggara terlihat gelisah, setelah melakukan ikrar pernikahan di depan ibu tirinya Anggara baru akan mendaftarkan pernikahannya ke catatan sipil.

"Bagaimana kekasih mu tidak mungkin tidak datang bukan," ucap ibu tiri anggara sambil tersenyum menghampiri Anggara.

"Tentu saja tidak," jawab Meiga yang langsung masuk ke dalam rumah.

Anggara menghela nafas lega dirinya berpikir kalau Meiga tidak datang apa sudah yang terjadi nantinya, Meiga yang merasa sangat gugup berusaha duduk tenang di samping anggara, detak jantung nya terus berdetak sangat cepat.

"Ini hanya pernikahan bohongan aku tidak boleh menganggap nya serius " dalam hati Meiga mencoba menenangkan diri nya sendiri.

Setelah melakukan ikrar pernikahan Anggara memasangkan cincin ke tangan Meiga, Cincin yang dipasangkan Anggara bermata berlian asli yang harganya mencapai ratusan juta.

Anggara tersenyum puas akhirnya dia bisa membungkam mulut ibu tiri nya itu, demi tujuannya Anggara akan melakukan apa saja dan tidak keberatan menghabiskan banyak uang untuk itu.

"Selamat ya nak, akhirnya kamu menikah juga sekarang aku percaya kalau dia memang benar kekasih mu," ucap ibu tiri Anggara sambil tersenyum.

"Menyesal sudah terlambat aku ingin mengambil alih apa yang di berikan mendiang ayah ku untuk ku," sahut Anggara.

"Sabar kamu baru saja menikah nikmati hari indah mu bersama kekasih mu itu, maksud ku mungkin Setelah kalian berbulan madu aku akan memikirkannya lagi untuk memberikannya padamu," ucap ibu tiri nya sambil berjalan pergi.

" Apa sekarang aku sudah bisa pulang " tanya meiga.

"Bersabarlah mungkin hari ini kita tinggal di sini," jawab anggara.

Anggara meminta pembantu untuk menyiapkan satu kamar lagi untuk Meiga, walaupun dia sudah menikahi Meiga pernikahan mereka hanya sebatas mencari keuntungan satu sama lain.

"Aduh aduh, pengantin baru nikah sudah mau pisah kamar," ucap ibu tiri anggara sambil tersenyum sinis ke arah Anggara.

"Memangnya kenapa?" Tanya Anggara mengernyitkan dahinya tidak senang.

"Tidak baik baru nikah sudah pisah kamar nanti bisa pisah selamanya loh, sepertinya memang aku harus pikir-pikir lagi untuk memberikannya Pada mu," ucap ibu tiri anggara sambil berjalan menjauh.

"Nenek tua sialan," umpat Anggara yang merasa sangat kesal.

"Tidak ada cara lagi aku harus tidur satu kamar dengan nya," dalam hati Anggara.

Meiga yang sedari tadi hanya duduk mulai mengantuk, di lihat nya jam di ponsel nya yang sudah menunjukkan pukul 14:30, sedari tadi dirinya hanya diam dan memutuskan tidak menghiraukan perseteruan antara Anggara dan ibu tirinya.

"Pantas saja aku mulai mengantuk ternyata sudah sore, aku" ucap Meiga yang berbicara sendiri.

Meiga merasa dirinya semakin mengantuk tanpa sadar Meiga tertidur di sofa tempat nya duduk, Anggara yang melihat meiga tertidur bergegas menggendongnya masuk ke dalam kamar, Anggara merasa kasihan melihat wanita yang tidak seharusnya terlibat malah benar-benar terlibat dengannya.

"Ini cewek kurus kenapa berat banget," dalam hati Anggara yang langsung menggendong Meiga masuk ke dalam kamar.

Anggara yang merasa lelah langsung berbaring di samping Meiga yang dibaringkannya di kasur, sesekali Anggara melihat ke arah Meiga wanita yang sebelumnya hanya beberapa kali ditemuinya itu.

Meiga yang tertidur pulas tanpa sadar memeluk Anggara dan menjadikannya sebagai guling, setengah sadar Meiga meraba guling yang di peluk nya dan menyelipkan tangannya di balik baju Anggara.

"Guling nya kenapa keras sekali," ucap Meiga tanpa membuka matanya.

Meiga yang merasa tidak nyaman dengan gulingnya langsung membuka mata, melihat siapa yang dipeluknya Lia terdiam tak bergerak sedikitpun

"Sudah puas meraba nya," ucap Anggara yang berbaring di samping Meiga.

"Kamu kenapa di sini?" tanya Meiga yang merasa sangat terkejut dan langsung menarik tangannya.

"Kamu tertidur di sofa aku yang memindahkan mu ke kamar ku," jawab Anggara dengan santai.

"Jangan mengalihkan ucapanku, tadi Apa kamu senang meraba tubuhku yang seksi ini," ucap Anggara.

"Jangan terlalu percaya diri Siapa juga yang meraba sebuah Kenapa aku tidak merasakannya," sahut Meiga.

"Jam berapa sekarang?" tanya Meiga mengalihkan pembicaraan.

"18:30," sahut Anggara.

Meiga merasa sangat terkejut ternyata dia tidur sangat lama, Meiga yang merasa gerah bergegas berdiri dan masuk ke dalam kamar mandi sekaligus melarikan diri.

"Sebenarnya apa yang sedang ku lakukan sih" dalam hati Meiga sambil menyiram tubuh nya dengan air hangat yang sudah di siapkan nya, Meiga berpikir pantas saja yang dipeluknya sangat keras ternyata itu Anggara betapa memalukannya dirinya.

Rasa penyesalan tiba tiba muncul di hatinya, Meiga kembali berpikir lagi jika dia tidak melakukan sesuatu bisa saja dia kembali ke jalanan seperti waktu itu.

Anggara yang merasa Meiga sudah lama di kamar mandi langsung masuk ke dalam, Anggara berpikir kalau Meiga tertidur di dalam kamar mandi dan bagaimana jika dia masuk angin nantinya.

"Apa yang kamu lakukan? kenapa kamu masuk?" teriak Meiga yang melihat anggara sedang menatap tubuhnya yang tidak memakai baju.

"Dasar mesum!" sambung meiga yang langsung menyiram Anggara dengan semprotan air di tangan nya.

"Dengarkan aku dulu, aku kira kamu tertidur di dalam kamar mandi," sahut Anggara.

Anggara yang merasa baju nya basah kuyup langsung keluar dan menutup kembali pintu kamar mandi nya, Anggara sendiri baru sadar kenapa dirinya masuk ke kamar mandi yang sudah jelas ada orang di dalamnya.

"Haaaaaah, Dasar wanita aneh," umpat Anggara sambil membuka baju nya.

Meiga yang sudah selesai mandi bergegas keluar Meiga berpikir Anggara akan segera memakai kamar mandinya, itu juga alasan kenapa Anggara tiba-tiba masuk ke kamar mandi.

"Ahhhhhhhhhhhh " teriak Meiga yang merasa sangat terkejut.

Bagaimana tidak terkejut Meiga yang baru saja keluar dari kamar mandi melihat Anggara yang tidak memakai apa pun bersiap berganti baju, Dengan cepat Meiga menutup matanya dirinya merasa malu melihat tubuh Anggara, Meiga yang mengintip sedikit dari Sela jarinya berpikir tubuh Anggara benar-benar idaman para wanita.

"Apa tidak ada yang memberitahu mu di larang tidak memakai baju di depan wanita," bentak Meiga sambil berjalan pergi dan berpura-pura marah.

"Tidak ada yang bilang pada ku," sahut Anggara dengan santai.

"Kamu tidak membawa baju ganti, sekarang kamu mau pakai baju apa?" Tanya Anggara mengkhawatirkan Meiga.

"Oh iya aku lupa," sahut meiga sambil menepuk kepalanya dan menatap tubuhnya yang hanya memakai baju handuk.

"Sekarang aku harus bagaimana," sambung Meiga yang langsung terduduk di pinggiran kasur.

Anggara yang tidak tega membiarkan meiga tidak memakai baju langsung mengambilkan satu baju nya dan di lemparkan nya ke Meiga, bajunya pasti akan Kebesaran ke Meiga tapi itu lebih baik daripada Meiga hanya memakai baju handuk saja yang nantinya malah hanya akan membangkitkan birahinya.

"Pakai saja ini dulu," ucap Anggara sambil berjalan keluar.

Meiga sekilas memperhatikan baju yang di berikan Anggara padanya, walau baju pria baju itu sangat pantas untuknya, Meiga yang sudah selesai memakai baju bergegas keluar menghampiri Anggara.

"Pasangan yang sangat serasi," ucap ibu tiri Anggara sambil tersenyum.

Meiga tidak menjawab dan langsung duduk di samping Anggara, susana di antara keduanya masih terlihat memanas.

"Sekarang aku sudah memiliki istri kamu sudah melihat nya dengan sangat jelas, sekarang aku akan meminta apa yang di tinggalkan ayah ku untuk ku," sahut Anggara sambil menatap ibu tiri nya itu.

"Sudah ku bilang jangan terburu buru, ini tiket pesawat untuk kalian berbulan madu selama dua bulan, kalau kamu sama istri mu masih langgeng hingga saat kalian selesai berbulan madu akan ku berikan semua nya untuk mu," ucap ibu tiri Anggara sambil tersenyum.

"Akan ku pegang janji mu, jadi jangan coba-coba untuk mengingkarinya," sahut anggara yang langsung menarik tangan Meiga keluar dari rumah ibu tiri nya itu.

'Ingin mengambil kembali yang sudah menjadi milik ku, kamu tidak akan sanggup. Ibu mu saja tidak menang bersaing dengan ku " ucap ibu tiri Anggara yang berbicara sendirian.

"Sekarang apa lagi ini?" tanya Meiga yang merasa masih belum mengerti.

"Anggap saja kita jalan jalan selama dua bulan, ini ku berikan pada mu," sahut Anggara sambil memberikan sebuah kartu debit untuk Meiga.

"Kartu ini untuk ku?" tanya meiga.

"Ya anggap saja pembayaran untuk mu, di dalam nya ada delapan ratus juta kamu bisa memakai nya selama dua bulan nanti," jawab Anggara.

Meiga yang mendengar apa yang di katakan Anggara merasa sangat bahagia, akhirnya dia bisa beli apa saja tanpa mengurangi uang pemberian ibu tiri Anggara.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!