Donor Darah

Meiga mengambil ponselnya karena dia harus segera menelpon wanita itu dan bertanya apa yang harus dia lakukan, tidak mungkin dirinya hanya disuruh menikmati rumah pemberiannya serta uang 500 juta itu hanya sia-sia.

Meiga menekan nomor yang ada di kertas yang saat ini sedang dipegangnya, Meiga bergegas menekan tombol hijau dan menunggu wanita itu mengangkat telepon darinya.

" Hallo," ucap Meiga tepat Setelah telepon tersambung.

"Dia akan berada di cafe delapan tujuh pukul sepuluh malam nanti, ingat kamu harus memberikan kesan pertama yang baik untuk nya," kata wanita itu yang langsung menutup teleponnya, Meiga yang belum bertanya apa yang harus dilakukannya di sana nanti terlihat kebingungan dan menggertakkan giginya.

"Haaaah, cerewet banget, tapi tidak bisa apa dia memberitahu lebih dulu apa yang harus kulakukan," ucap meiga yang merasa kesal mendengar perkataan wanita itu di telepon.

Meiga membongkar koper kecilnya karena dia harus segera bersiap, penampilannya malam nanti harus berbeda dari biasa nya, saat mebuka koper Meiga baru teringat dia memiliki satu mini dress yang di berikan Aldo teman satu satu nya yang kini kuliah di Amerika, Meiga yang tadinya ingin terus menyimpan hadiah dari teman nya itu terpaksa harus menggunakannya malam nanti.

Malam harinya Meiga berdiri di depan kaca kamarnya, mini dress pemberian Aldo sangat cocok untuknya, penampilannya malam ini benar-benar berbeda dari penampilannya sebelumnya yang biasanya hanya menggunakan celana pendek dan sandal japit saja.

Meiga melihat jam di dinding kamar nya yang sudah menunjukan pukul 09:35 dia harus bergegas pergi ke cafe itu jangan sampai dia terlambat, Meiga memanggil taksi dan meminta supir taksi itu mengantarkan nya ke alamat cafe yang sebelumnya diberitahu wanita itu.

Tepat pukul 10:00 meiga bergegas masuk ke dalam cafe itu dan duduk santai, Meiga masih berulang kali melihat jam dinding cafe yang sudah menunjukan pukul 10:30 Meiga yang merasa pemuda itu tidak akan datang bergegas pergi.

Meiga bersiap berjalan kembali ke rumahnya usaha nya yang merubah penampilannya menjadi sia sia saja, setelah keluar dari cafe Meiga melihat beberapa orang berkumpul mengelilingi sebuah mobil berwarna hitam, jiwa wanitanya yang penasaran apa yang terjadi membuatnya bergegas menghampiri mobil itu dan melihat apa yang terjadi di sana.

"Haaaaah." ucap meiga sambil menutup mulutnya.

Betapa terkejutnya Meiga karena pemuda yang di tunggunya ternyata mengalami kecelakaan tidak jauh dari cafe tempat dirinya menunggu, Meiga berusaha menghubungi wanita itu dia ingin memberi kabar apa yang sedang terjadi dengan anak pria yang harus ditemuinya malam ini.

"Sial, nomor nya tidak dapat di hubungi di saat seperti ini, aku harus apa," ucap meiga yang terus bergumam sendirian.

Meiga yang merasa tidak memiliki jalan lain terpaksa memesan taksi dan membawa pemuda itu ke rumah sakit, Meiga sama sekali tidak menghiraukan orang-orang yang memfotonya sambil terus membicarakannya.

"Tolong selamat kan teman ku," ucap Meiga yang langsung menerobos antrian.

Caci maki dan hujatan di lemparkan padanya karena menerobos antrian membawa pria berlumuran darah, Meiga merasa tidak perduli bagi nya pemuda itu harus cepat di selamatkan dan pembicaraan orang lain tidak dibutuhkan saat ini.

"Luka nya sangat parah kenapa masih berdiri di situ, bawa dia ke ruang UGD, " ucap seorang dokter pria yang menyuruh beberapa suster.

Meiga merasa sedikit tenang akhirnya dia menyelesaikan tugas pertamanya, Meiga mengikuti dokter dan beberapa suster yang membawa pemuda itu ke ruang UGD.

"Keluarga pasien di mana, pasien kehilangan banyak darah kami membutuhkan transfusi darah golongan A," ucap dokter pria itu yang berjalan ke arah Meiga.

"Dok aku tidak tahu siapa keluarga pemuda itu tapi darah ku A aku saja yang mendonorkan darah ku untuk nya," sahut Meiga.

Satu jam telah berlalu Meiga yang sudah mendonorkan darah nya berharap pemuda itu bisa cepat sadarkan diri, Jam dinding rumah sakit terus berputar menunjukkan pukul sebelas malam, Meiga merasa cacing di perut nya terus menari dirinya seharian hanya makan dua kali dengan mie instan, walau sudah memiliki banyak uang Meiga masih belum berani membelanjakan semua uang itu.

Seorang suster keluar dari sebuah ruangan dan berjalan menghampiri Meiga yang terdiam, kalau pria yang dibawa oleh Meiga adalah pacarnya.

"Pasien sudah sadarkan diri, pasien ingin bertemu dengan anda," ucap suster itu sambil tersenyum.

"Baik sus, tapi bagaimana keadaannya?" Tanya Meiga.

"Untuk sekarang dia baik-baik saja hanya belum boleh terlalu banyak bergerak," ucap suster yqng langsung pamit pergi meninggalkan Meiga.

Meiga berjalan dengan santai menghampiri pemuda yang masih terbaring di kasur rumah sakit dengan perban di kepalanya, pria itu juga langsung melihat ke arah Meiga tepat setelah membuka pintu.

"Terima kasih sudah menolong ku, kamu bukan hanya menolong ku kamu bahkan mendonorkan darah untuk ku," ucap pemuda itu.

"Tidak masalah sesama manusia harus saling membantu," sahut Meiga sambil tersenyum.

"Nama ku Anggara siapa nama mu?" tanya pemuda itu.

"Nama ku Meiga," jawab meiga.

Puffttt...

Anggara tiba tiba tertawa entah apa yang lucu dari meiga, Meiga yang merasa kesal ditertawakan bergegas pergi meninggalkan Anggara.

"Wanita yang baik, sayang sedikit emosian tapi aku merasa tertarik padanya " ucap Anggara yang bergumam sendirian.

Di sisi lain meiga yang merasa kelaparan membeli satu nasi goreng dan meminta di bungkus, Meiga akan memakannya ketika sampai di rumah nanti karena saat ini Meiga merasa tidak nyaman makan di pinggiran hanya menggunakan mini dress.

Meiga merasa sangat terkejut saat lampu rumah nya menyala semua, Meiga merasa sangat yakin kalau sebelum dia pergi dia sudah mematikan semua lampu rumah nya.

"Jangan jangan ada maling, " ucap Meiga yang berbicara sendirian dan langsung berlari.

Meiga membuka pintu rumahnya dan ternyata pintu rumah nya sudah tidak terkunci, Meiga berjalan masuk ke dalam rumah nya secara diam diam seperti dirinya yang akan menjadi maling di rumah itu.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya wanita itu mengagetkan Meiga.

"Haduh Tante, aku kira ada maling yang masuk ke dalam," sahut Meiga yang merasa sangat lega dan menarik nafas panjang.

"Aku dari tadi.terus menelepon tante, anak tante kecelakaan aku membawanya ke rumah sakit," sambung Meiga.

"Sangat bagus, rencana awal yang mulus," ucap wanita itu sambil tersenyum.

"Aku juga mendonorkan darah ku tadi untung saja darah ku cocok dengannya," sahut Meiga meiga yang langsung duduk bersandar.

"Aku ternyata tidak salah pilih, kamu memainkan peran mu dengan sangat baik, aku yakin Anggara pasti merasa berhutang budi pada mu nanti nya, " ucap wanita itu.

"Kalau begitu aku pergi dulu, jangan pernah menghubungi ku lagi sebelum aku yang menghubungi mu terlebih dulu," sambung wanita itu yang langsung berjalan pergi.

Meiga yang merasa bodoh amat langsung ke dapur mengambil piring sendok dan air dia sungguh tidak kuat lagi, kaki dan tangan nya terus bergetar hebat karena kelaparan, Meiga tidak peduli apa yang harus dilakukannya nanti dan memilih dengan lahap memakan nasi goreng pinggir jalan yang di beli nya tadi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!