Mobil hitam mewah itu, berjalan lambat saat mendekati lampu merah di depan sana. Pria yang berada di balik kemudi pun menginjak rem secara mendadak, saat seorang pengendara motor matic menerobos di tengah-tengah pengendara lain.
"Sial!" Umpat pria berwajah rupawan dengan suara berat yang begitu tegas.
Hampir saja keningnya menyentuh setir mobil, beruntung pria itu mampu menahan kepalanya.
Pria itu membunyikan klakson mobilnya nyaring dan berulang kali, hingga menimbulkan keributan di area lampu merah.
Beruntung keadaan lampu merah masih terlihat senggang, hingga tidak menimbulkan kemacetan.
Sedangkan gadis yang berada di belakang kursi belakang, terloncat kaget. Mendengar suara klakson, lekas gadis berwajah imut itu bangkit dengan pandangan yang masih berputar-putar.
Gadis itu tampak lingkungan, merasakan pergerakan di dalam mobil, ia menoleh keluar dan melihat sekeliling juga bergerak dan berpindah-pindah.
Gadis itu menyipitkan kedua matanya untuk memastikan apa yang ia lihat, namun pandangannya masih berkunang-kunang.
Amy memukul kepalanya pelan dan mengucek kedua kelopak matanya dan ia tetap melihat sekitarnya bergerak dan ia juga merasakan tubuhnya berguncang.
"Apa sedang terjadi gempa?" Tanya pelan dan kini ia melihat ke dalam mobil dengan pandangan berputar-putar.
Ia mengerutkan kedua matanya, saat melihat rambut di depannya yang lumayan panjang dan berwarna coklat.
Amy memejamkan matanya dan menatap rambut tepat di depannya itu.
Kini ia melihat sebuah tangan kekar di dalam mobil, tangan yang memiliki rambu-rambu halus juga terlihat urat-urat tangannya.
Gadis itu begitu linglung, ia seakan keheranan. Dan belum menyadari kalau ia sudah berada jauh dari wilayah tempat tinggalnya.
Gadis yang masih sempoyongan itu, bergerak untuk mengintip di balik kursi kemudi, gadis itu bisa melihat sosok pria berhidung mancung.
"Itu hidung, mancung banget, yah?" Cicit gadis itu, yang belum sadar.
Karena penasaran, ia menoleh sempurna kepalanya ke depan, berhasil membuat pria yang sedang menyetir berhenti mendadak.
Sekali lagi pria itu berhenti di lampu merah dengan menekan rem mendadak, menghasilkan bunyi yang begitu nyaring. Pengendara di sekitarnya pun keheranan.
"Masya Allah, cakep banget!" Amy berseru heboh saat melihat wajah pria di depannya itu.
Tentu saja pria yang ada di dalam mobil itu terkejut, saat melihat sosok gadis mungil di dalam mobilnya.
Kedua mata pria itu terbuka lebar dengan wajah syok, ia memundurkan kepalanya ke arah pintu mobil dan kepalanya pun terbentur di kaca mobil.
"Kamu siapa!" Pekik pria yang masih terkejut dengan ucapan aneh pria bule itu, menurut pendengaran — Amy.
Amy diam, sambil terus melihat dengan serius wajah pria yang begitu tampan, walaupun ada keriput di bagian tertentu, pria dewasa itu begitu rupawan.
"Bapak Mr, bukan orang sini?" Gadis ceria juga ceroboh, pindah ke kursi depan.
Pria itu hanya bisa melongo, melihat seorang gadis mungil yang dalam pandangannya tidak jauh berbeda dengan anak sekolah dasar.
Dahinya tampak terlipat, melihat gadis di sampingnya, pria itu begitu berpikir keras, darimana datangnya gadis ini.
"Masya Allah, bapak Mr, begitu tampan. Aku seperti melihat kaum Cristiano Ronaldo," seloroh Amy heboh.
Gadis itu begitu terpana dengan wajah tampan pria di sampingnya itu.
"Benar yang dikatakan, baba. Kalau rezeki tidak akan lari kemana," gadis itu kembali berkata pelan. Tatapannya masih tertuju kepada pria tampan di sebelahnya.
"Ya Allah, aku begitu beruntung hari ini. Aku tarik lagi kata-kata aku yang menyesal ikut dalam rangka tawuran." Lanjut gadis itu, kedua matanya berkedip-kedip memandangi wajah pria yang sejak tadi diam dengan wajah melongo.
"Bapak Mr, walaupun sedikit keriput di wajah, tapi kenapa begitu enak dilihat? Beda dengan baba, yang udah ubanan pun wajahnya begitu kaku, kayak tembok di rumah kami yang sudah pada retak." Celetuk Amy yang seakan-akan sedang curhat, gadis itu lupa dengan sosok pria yang bersamanya adalah seorang asing yang baru saja bertemu.
Namun Amy sungguh unik, sudah membuat suasana akrab, yang sukses membuat pria asing itu diam dengan wajah yang begitu terlihat bingung.
"Mata bapak Mr, warnanya biru yah, wah… indah sekali, aku seperti melihat bintang di langit yang biru." Amy kembali berceloteh, dan kali ini ia berteriak heboh.
Jangan tanyakan wajah sang pria, yang begitu keheranan. Baru kali ini ia melihat gadis bar-bar di negara yang baru 1 tahun ia tempati untuk menetap sementara.
"Oh mataku, tidak bisa berbohong kalau bapak Mr begitu tampan, apalagi brewokan ini. Akh … aku mimpi apa tadi malam, bisa melihat kaum brewokan impianku." Pekik Amy begitu histeris, sambil memegang wajah pria itu yang hanya bisa melongo.
Suara Amy terdengar hingga keluar mobil, membuat para pengendara refleks menatap mobil mewah sang pria.
Tatapan mereka terlihat waspada dan penuh curiga. Ingin melihat ke dalam, namun sia-sia, karena mereka tidak bisa melihat apapun.
"Jangan suudzon dulu, siapa tahu mereka wanita semua," tegur seorang wanita yang sedang di bonceng oleh kang ojek online.
Para pengendara pun mengangguk dan mencoba berpikir positif, keadaan jalan mulai macet, hingga mobil itu tetap diam di tempatnya.
"Lepas!" Ucap pria dewasa itu, melepaskan tangan mungil Amy dari wajahnya.
Amy hanya menampilkan wajah biasa saja, namun bibir mengerucut ke arah pria itu.
"Baru juga dipuji, dah bertanduk," ucap Amy pelan.
"Hey, gadis kecil. Kamu siapa?" Pria yang mengenakan kemeja hitam rapi itu mulai menatap tajam ke arah Amy dan mengintrogasi Amy dengan bahasa Indonesia yang masih berbelit-belit khas bule.
Amy mendengar itu menjadi bingung, ia menggaruk rambut dan menatap sang pria bule di sampingnya.
"Bapak Mr, ngomong apa yah? Kok ngomongnya kayak lidahnya di peras gitu," sahut Amy.
Sang pria bule pun menjadi bingung, ia pun mengulangi pertanyaannya kepada gadis kecil di sampingnya.
"Hey, gadis kecil, kamu siapa?" Ulang sang pria asing, kali ini ia berbicara dengan pelan.
Amy hanya ber oh ria dengan mulut mungilnya berbentuk huruf o.
"Aku bukan gadis kecil, bapak Mr, usia aku sudah 18 tahun kurang 1 bulan, itu berarti sebentar lagi aku akan ulang tahun." Amy pun menjawab pertanyaan pria itu dengan wajah berseri-seri.
Sang pria asing hanya bisa menatap Amy bingung dan belum mengerti dengan apa yang Amy katakan.
Tidak ingin pusing dengan gadis kecil di sampingnya, pria asing itu kembali bertanya.
Namun baru saja ingin mengatakan sesuatu dengan memasang wajah garangnya, perkataannya menggantung, saat kembali mendengar Amy berkata-kata.
"Kalau bapak Mr mau tahu siapa aku, baiklah, aku akan mengatakan kepada anda," seloroh Amy, tidak memberikan pria asing itu untuk berbicara.
"Nama aku, Mandalika Mahendra, biasa dipanggil Amy. Entah mengapa emak dan baba memberi nama Mandalika. Padahal kan itu nama cowok, kata emak, pas aku dalam perut, bentuk itunya anak burung pipit, lah … pas aku keluar emak sama baba kaget, kok yang keluar bentuknya anak siput? Bukan anak burung pipit? Jadilah, nama yang sudah di siapkan emak dan baba terpaksa di pakein ke aku, katanya gak sempat nyari nama lagi." Amy yang menjelaskan kejadian pasca kelahiran juga asal usul namanya yang cocok buat anak laki-laki, kepada pria yang baru saja bersamanya dan tidak saling mengenal.
Tanpa gadis itu memperhatikan, wajah tampan pria di sebelahnya, hanya bisa menganga mendengar perkataannya yang sama sekali tidak ia mengerti.
"Keluar!" Pinta pria itu dengan ucapan khas pria bule, yang sedikit cadel.
Mendengar itu, Amy menatap bingung sang pria bule. Mencoba memahami perkataan pria itu.
"Keluar dari mobilku!" Sentak pria itu dengan tatapan nyalang dan ucapan ke gas.
Amy pun terkejut dengan intonasi ke gas pria bule itu.
Tapi Amy bukannya takut, ia malah memperlihatkan wajah kebingungan.
"Bapak Mr, ngomong apa? Kelual dali mobilcu?" Gadis itu menirukan ucapan sang pria bule.
"Ya Allah, tua-tua kok bicalanya maci cadel," celetuk Amy yang mengucapkan kata-kata cadel lalu gadis itu tertawa.
Pria bule itu, lagi-lagi hanya bisa tercengang. Ia begitu frustasi menghadapi gadis mungil di sampingnya.
"Bapak Mr!" Seru Amy, setelah berhenti ketawa.
"Bukan, kelual, tapi ke-lu-a-rrrr," terang gadis itu, mengeja perkataan agar sang bule bisa mengikuti.
"Bukan, dali. Tapi, da-rrrii," terangnya lagi.
"Dan … mo-bil-ku. ku, bukan cu," lanjut gadis itu, yang mendadak menjadi guru paud, yang mengajari bicara seorang anak yang baru belajar bicara.
"Bapak Mr, kalau bicara jangan ke gas juga, dan penyebutan R-nya harus bergetar, jadi aku bisa paham yang bapak Mr omongin itu apa?"
Sang pria bule yang bernama, Alexander William Mahesa, lagi-lagi hanya bisa diam dengan wajah melongo dengan sikap bar-bar gadis bertubuh mungil di sampingnya.
"Bapak Mr, bicara seperti film yang di nonton emak dan baba, eh … ke mana itu si Pitung pergi." Amy kembali melanjutkan ucapannya sambil meniru ucapan pria Belanda yang biasa ia nonton bersama kedua orang tuanya.
Jangan tanya wajah sang pria bule di sampingnya, yang tidak bisa berkata-kata lagi.
bapak Mr. meskipun keriput, tapi enak di pandang, ujar Amy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Agustina Kusuma Dewi
memang bocor alus..nek ngene.
mantep matang ora opo2 rodo keriput
2024-06-25
0
Katherina Ajawaila
Amy bocor abis bocil
2023-07-25
1
Bunga Handayani
bisa aja ngelawak nya thor... 😄😄😄
2023-05-23
0