bab 4

Kedua orang yang beda usia di dalam mobil kini saling bergelud sengit, namun gadis mungil yang terlihat lebih dominan.

Amy yang tidak menyadari posisinya sekarang begitu intim dengan sang pria bule, posisinya kini mengangkang, dengan rok abu-abu itu tersingkat sedikit ke atas, hingga memperlihatkan paha mulusnya. Juga seragam putihnya yang sudah berantakan, rambut gadis itu bahkan acak-acakan.

Sang pria bule terkalahkan oleh gadis di atasnya yang terus menyerang rambutnya, membuat kepalanya terdorong ke belakang. Salah satu telinga lebar itu terlihat merah, bekas gigitan gadis mungil di atasnya.

"Dasar bule tua, sialan. Bisa-bisanya aku dikatain maling!" Pekik Amy dengan wajah emosi. Gadis itu tidak memperdulikan penampilannya, yang terpenting ia ingin memberi pelajaran kepada pria asing yang ia duduki sekarang.

"Lepaskan, gadis kurcaci!" Alexander tidak kalah keras suara teriakannya

"Tidak mau, sebelum aku melepaskan semua rambut beruban ini di atas kepala, bapak Mr." Tolak Amy yang semakin menarik rambut pria itu.

"Akh! Dasar gadis gila!" Teriak Alexander yang begitu kalah dengan gadis bar-bar ini.

Karena terlalu muak, Alexander segera mendorong tubuh Amy yang bergerak lincah di atas tubuhnya, bagaikan cacing kepanasan.

Namun sayang, pria itu malah salah salah sasaran, yang berhasil membuat gadis di atasnya terdiam dengan wajah terpaku.

Saat kedua tangan kekar itu tepat berada di dua aset Amy yang baru mengkal.

Alexander pun ikut terdiam dengan wajah syok, melihat kedua telapak tangannya begitu pas di depan gundukan yang ia rasakan begitu imut.

Amy menatap wajah syok Alexander bergantian dengan kedua tangan pria itu di depan buah mengkalnya.

"Baru masa pertumbuhan," gumam Alexander dengan bahasa asalnya.

"Ya Allah, dua bukit kesayangan ku ternodai," Amy bergumam lirih yang kedua mata mulai berkaca-kaca.

detik berikutnya, gadis itu pun berteriak kencang sambil menangis.

"Emak, buah jambu ku ternodai, aaa …." Amy menangis histeris sambil memandangi telapak tangan Alexandre yang masih bertengger di buah dadanya.

"Emak, bule mesum ini menjabuli aku, aaaa …." Amy lagi-lagi bertriak histeris, Alexander tersadar dan segera menarik tangannya. Pria itu menatap kedua telapak tangannya yang masih berbentuk cetakan milik Amy.

"Buah jambu?" Batinnya sambil melirik milik Amy dan kedua telapak tangannya.

"Dasar bule mesum, jabul!" Pekik Amy, yang segera kembali menerkam pria bule itu.

Alexander hanya bisa pasrah menerima amukan Amy yang begitu bar-bar, gadis itu bahkan memeteng lehernya, hingga wajahnya tepat di depan dada Amy.

"Astaga, ini benar-benar masih dalam masa bertumbuh," ucap Alexander.

"Bule sialan!" Pekik Amy yang kali ini benar-benar membuat telinga Alexander sakit.

Amy melepaskan leher panjang pria bule di depannya, wajah gadis itu benar-benar terlihat begitu marah, kedua kelopak matanya pun masih berkaca-kaca.

"Aaaa … emak, aku di cabuli!" Amy kembali menangis dan mengadu.

Alexander hanya bisa kebingungan harus melakukan apa, mendengar gadis di atas pangkuannya menangis histeris. Pria itu pun mengacak rambut dan wajahnya frustasi.

_______

Sementara para pengendara dan warga di luar sana semakin geram, apalagi mendengar suara Amy yang menangis dan mereka mendengar gadis itu bertriak sedang di cabuli.

"Wah, ini tidak benar. Kita harus membuka paksa mobil ini," komentar para warga yang terlihat begitu emosi.

"Iya, betul. Kasihan gadis di dalam sana, takut dia korban penculikan dan pemerkosaan," sahut yang lain.

"Benar, ayo kita hancurkan mobil ini!" Teriak seorang bapak-bapak yang tampak terlihat begitu geram.

Alexander yang baru sadar dengan suasana di luar sana, menjadi semakin panik. Apalagi kini mobilnya dikerumuni warga dengan wajah marah.

Alexander dan Amy terkejut, saat mendengar suara pukulan keras di luar sana.

Alexander tentu saja tidak terima mobilnya dirusak, pria itu ingin membuka pintu, namun Amy yang juga ketakutan melihat para warga memenuhi sekeliling mobil itu, menjadi takut.

"Jangan!" Sentak Amy melarang Alexander untuk keluar.

Masih terlihat sisa tangisan gadis itu, juga suara sesegukan. Alexander tidak menghiraukan larangan gadis itu, ia menyingkirkan tangan Amy yang berada di pintu mobil.

"Jangan keluar, bahaya," terang Amy segera menarik tangan Alexandre yang bersikukuh untuk keluar dan melarang para warga merusak mobilnya.

"Mereka mau merusak mobilku," pekik Alexander dengan bahasa Indonesia yang masih kaku.

"Jangan, mereka pasti akan memukuli kita, pasti mereka pikir kita sedang berbuat mesum," sahut Amy, ia juga begitu ketakutan sekarang ini.

"Tidak bisa, aku tidak ingin mobilku rusak!" Tolak Alexander.

Kembali pria itu ingin membuka pintu mobil, namun segera Amy kembali menahan tangan dan menyimpannya di bawah ketiaknya.

"Hey, apa yang kau …." Pekikan Alexander terhenti, saat dengan kurang ajarnya, Amy menciumkan Alexander bekas ketiaknya.

Alexander pun menyingkirkan kasar tangan Amy yang begitu bau khas ketiak, membuat pria itu ingin memuntahkan isi perutnya.

"Bau apa ini!" Pekik Alexander dengan wajah merah menahan mual.

Amy mencibir, ia juga mencium tangannya dan bergidik jijik. "Owek, bau!" Seru gadis itu.

"Ini bau ketek aku," sahut Amy sambil mengangkat tangannya.

"Bagaimana? Wangi kan?" Ucap gadis itu sambil nyengir.

Alexander hanya bisa melongo dan pria itu pun mendorong kening gadis yang masih duduk di pangkuannya.

"Aww … sakit bule tua!" Amy berteriak sambil mengusap keningnya.

Alexander mengabaikan Amy, pria itu ingin kembali untuk keluar dan menghadapi para warga tersebut.

Lagi-lagi Amy mencegahnya, gadis itu biasa melihat kejadian seperti ini dan mereka akan mengeroyok para pasangan di dalam mobil tersebut.

"Apa yang kau lakukan, gadis kecil!" Seru Alexander dengan suara geram.

"Jangan keluar, bahaya, mereka pasti akan mengeroyok kita," jawab Amy, gadis itu bisa melihat wajah para warga.

"Tuh, lihat, wajah mereka begitu menyeramkan. Apalagi bapak berkumis tebal," lanjut Amy sambil menunjuk sosok pria tua yang memiliki kumis tebal.

Alexander mengikuti arah telunjuk gadis di pangkuannya, benar saja, pria itu begitu mengerikan.

"Kenapa mereka berkumpul di luar mobilku?" Pria bule itu bertanya dengan wajah heran.

"Itu karena mereka pikir kita berbuat mesum," sahut Amy.

"Mesum?! Alexander bertanya dengan alis terangkat.

Pria itu begitu sulit mengartikan kata mesum. Pria itu sering mendengar kata mesum tapi tidak bisa memahaminya.

"Berbuat mesum itu, perbuatan anu-anu kata babang Alif," seloroh Amy.

Wajah Alexander semakin heran dan bingung, "anu-anu?! Kembali Alexander bergumam.

Amy yang begitu ketakutan hanya bisa mengangguk, gadis itu refleks menyembunyikan kepalanya ke dalam baju kemeja — Alexander, saat para warga kini memecahkan kaca mobil mewah sang pria bule.

"Hey, mobilku!" Teriak Alexander yang tidak lagi berani membuka pintu, melihat wajah-wajah marah para warga.

Jangan tanyakan gadis yang masih bertengger di pangkuan sang pria bule dan kini kepalanya menyusut ke dalam baju pria itu, menyembunyikan wajahnya di balik dada bidang sang pria bule.

"Astaga, ternyata aku berada di dalam hutan rimba. Kenapa dadanya begitu banyak bulunya? Oh Tuhan, wangi banget, pria bule tua ini." Amy tercengang, saat berada di dalam dada sang bule.

Gadis itu begitu terkejut melihat postur tubuh pria itu yang begitu seksi.

"Dadanya, keras amat ya' kayak meluk papan." Komentar Amy di balik kemeja Alexander.

Hingga akhir terdengar suara peringatan dari kepolisian meminta keduanya keluar dari mobil dan menjamin keselamatan mereka berdua.

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

hahahah dapat kelas kakap. amy...alex dapat cabai cabaian

2023-12-11

0

guntur 1609

guntur 1609

kocak

2023-12-11

0

Sri Widjiastuti

Sri Widjiastuti

aamy menyebalkan ihh

2023-08-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!