Dalam dunia spiritual aura adalah pancaran energi yang ada pada diri manusia.
warna dari setiap aura biasnya menggambarkan kepribadian pada setiap manusia.
Namun kebanyakan manusia yang di kuasai sisi gelap auranya sangat sulit terlihat dan tak jarang warnanya yang terpancarkan begitu menyeramkan.
Hari ini untuk pertama kalinya aku melihat aura yang begitu gelap di dalam diri manusia.
aku tak mengerti apa penyebabnya tapi di dalam hatinya begitu banyak dendam yang ia kubur akibat masa lalunya yang kelam.
"Nak...",suara wanita separuh baya yang tiba-tiba duduk di kursi kosong sebelahku saat acara penerimaan mahasiswa baru.
"Ibu tau kamu bisa melihatku", kata wanita yang menggunakan dress pink yang sudah lusuh dengan tampilan yang mengerikan dan lehernya yang menandakan ia meninggal karena tali yang mengikatnya.
"Laki-laki di depan di atas mimbar, dia adalah anakku", kata ibu itu lagi melanjutkan ceritanya pada bunga yang masih mencoba tenang dan dan menghiraukannya.
"aku masih belum bisa pergi dengan tenang jika anakku masih menyimpan dendam kepergian ku", kata ibu itu lagi melanjutkan ceritanya dan memohon pada bunga untuk menyampaikan pesan pada anaknya.
Bunga yang terus mencoba diam akhirnya memutuskan untuk pergi keluar meski acara belum selesai.
"Eh mau kemana?", kata Dini bertanya pada temannya yang tiba-tiba akan pergi di pertengahan acara.
"sebentar aku ingin buang air kecil", jawab bunga beralasan pada temannya.
"oh oke cepat kembali ya", kata Dini memperingati temanya untuk segera kembali.
Bunga yang langsung pergi dan menuju pintu keluar, benar saja ia terus berjalan dan menuju kamar mandi.
Dan benar saja hantu yang bunga liat di aula terus mengikutinya hingga kamar mandi.
"Baiklah saya akan jelaskan ibu, pertama saya hanya mahasiswa biasa yang tidak mungkin bisa bicara dengan anak anda, ke dua bagaimana bisa saja mengajak anak anda berbicara sedangkan dosen saja sulit untuk mengajaknya berbicara jadi maaf sepertinya saya tidak bisa membantu", kataku menjelaskan pada hantu dress pink yang terus mengikuti ku.
***
Sejak hari itu, hantu - hantu lain terus berdatangan dan meminta pertolongan untuk ku.
sampai akhirnya aku beberapa kali pingsan dan tidak bisa mengendalikan diri karena energiku yang terkuras habis.
Ayah yang mengetahui ada yang aneh padaku semenjak pemakaman kakek memutuskan untuk mengajakku bertemu teman lamanya.
Ayah dulu sangat dekat dengan temannya yang ternyata mempunyai kelebihan seperti yang ku miliki.
akhirnya untuk beberapa Minggu aku tinggal di rumah teman ayah bersama ayah saat itu dan meninggalkan ibu sendiri di rumah menjaga toko dan kebun.
Om Hanan, dia adalah teman ayah yang sudah lama menjalani kehidupan dengan gift yang Tuhan berikan.
Di situ ia mengajariku banyak hal, dan membuatku lebih kuat seperti sekarang.
Aku bahkan hampir tak bisa membedakan dunia nyata dan dunia lain saat itu, namun om Hanan dengan sabar mengajariku segalanya.
Hingga sampai sekarang tak ada sedikitpun rasa takut ketika aku melihat berbagai macam bentuk hantu dengan segala wujudnya.
***
"gimana udah buang kecilnya", tanya dini yang melihat Bunga sudah duduk di sebelahnya.
"Iya sudah enak.kan", jawab bunga pada temannya.
Tak terasa acara hari itu selesai dengan penutupan saling berkenalan.
Acara ospek yang sangat jauh dari kata penyiksaan atau apapun itu.
karena ini adalah kampus yang bisa di bilang banyak kalangan elit. Mereka lebih mengedepankan kualitas belajar calon mahasiswanya di bandingkan mengadakan ospek yang menurut mereka sudah bukan jamannya.
Acara selesai dan kami keluar gedung, aku yang masih duduk dan menatap laki-laki yang dress pink sebut jika ia adalah anaknya menatap lekat-lekat ke arah lelaki yang mempunyai jabatan tertinggi di kampus ini.
secara tiba-tiba aku yang menatapnya dai tadi dia berbalik dan mata kami bertemu meski berjarak 7 Baris kursi.
Tatapannya sangat dingin dan tajam, namun jauh di lubuk hatinya aku masih melihat adanya sedikit cinta dan kerinduan yang ia simpan untuk ibunya.
Aku yang takut denga cepat mengalihkan pandanganku dan segera mengajak Dini keluar.
"Ini masih lama ya", tanya bunga pada Dini sahabatnya yang masih mengantri untuk keluar dari aula tempat mereka di ospek.
"Sabar bunga bentar lagi ini", kata Dini yang kemudian menarik tangan Sahabatnya mengajak bunga keluar setelah antrian yang cukup pajang.
Meski pintu Gedung yang terbagi menjadi 5 namun banyaknya manusia tetap saja membuat mereka harus antri untuk keluar dari gedung tersebut.
Saat Nina akan keluar tiba-tiba ada tangan dingin dan besar yang meraihnya.
"Tunggu",kata laki-laki bertubuh besar yang mungkin tingginya hampir mencapai 2 meter.
Itu adalah Diksi Ketua sekaligus Dosen sastra Inggris yang sedang memegang tangan mungil bunga.
"A..ada apa ya pak",sahut bunga yang bertanya tentang kenapa ia tiba-tiba di suruh berhenti.
"Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan, jadi setelah makan siang kamu ke ruangan saya!", perintah Diksi dengan tatapannya yang mengintimidasi.
"Ba..baik Pak", jawab bunga dengan nada sedikit terbata bata dan tidak bisa menolak perintah dari kepala pimpinan.
***
"Tok..tok..tok..",suara ketukan pintu yang bunga lakukan di depan ruangan Pak Diksi.
"Masuk..",jawab suara paraw dari dalam ruangan yang tentu saja itu adalah suara dari pak Diksi.
Bunga yang kemudian masuk menatap setiap sudut ruang kerja pak Diksi yang besarnya bisa seukuran Rumahnya yang mungil.
"Kemari duduklah..", perintah Diksi pada bangu dengan raut wajahnya yang khawatir.
"Cepat duduk dan berhenti menatap sekitar, saya bukan vampir yang akan menggigitku", Kata diksi mengulangi perintahnya pada gadis mungil di depannya.
"I..iya pak..", jawab bunga yang kemudian dengan cepat duduk di sofa panjang di dalam ruangan tersebut menghadap Diksi yang tengah duduk di single sofa yang cukup besar untuk bisa di duduki bertiga.
"kenapa bapak memanggilku, apa saya melakukan kesalahan?" tanya bunga pada Diksi dengan wajahnya yang masih ketakutan.
"Apa kau pemilik Toko bunga di pinggi jalan Dekat sungai Bana?" Tanya Bunga yang seketika terbelalak ketika mendengar pertanyaan yang membuatnya terkejut jika Pak ketua mengetahui Alamat Toko bunga milik keluarganya.
"Iya benar..", jawab bunga masih dengan nada ketakutan.
"Siapa namamu?", Tanya Diksi lagi yang membuat bunga merasa terintimidasi.
"Nama saya Bunga Natali Pak, teman-teman memanggil saya bunga", jawabnya menjelaskan nama panjang dan nama panggilannya.
"Berikan aku nomor tokomu nanti saya akan ke sana dan melihat - lihat", kata Diksi menjelaskan maksutnya yang ingin membeli bunga di tokonya.
"Baik pak..", jawab bunga yang kemudian merogoh tasnya dan mencari kartu nama toko yang tertera lengkap alamat serta no pemesanan.
"Baiklah itu saja silakan keluar", Kata Diksi mengakhiri percakapan mereka berdua.
Bunga yang sudah tegang bukan kepayang kembali tenang ketika Pak Diksi menyuruhnya keluar.
"Sebentar..", kata Diksi yang kemudian membuat bunga berhenti ketika akan jalan keluar.
"I..ya..", jawab bunga bergetar.
"Tadi saat di Aula, kenapa kau menatapku..?", tanya Diksi yang ternyata ia tau jika bunga menatapnya saat acara selesai.
"A..HA..HAHAHA, saya hanya mengagumi Bapak itu saja", Kata bunga mecari alasan.
"Benarkah..", tanya Diksi meyakinkan pernyataan Bunga padanya sambil mendekat ke arahnya.
"Lain kali jangan menatapku lagi jika kau masih ingin belajar di sini", Diksi yang mengingatkan pada Bunga jika ia tidak suka dengan tatapan intimidasi orang lain padanya.
"Ba..ik pak, permisi", jawab bunga dengan terbata - bata dan kemudian lari keluar ruangan dengan nafas yang tak beraturan.
"Masih hari pertama kuliah dan aku sudah berurusan dengan orang aneh yang hobi mengintimidasi orang lain hufz", bunga yang terus bergeming selama perlahan di lorong kampus saat meninggalkan Ruangan Pak Diksi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Pause
❤️❤️❤️❤️❤️
2023-01-08
2
sights sky
keren
2023-01-04
5