Dara memandang tajam rumah mewah dan sangat megah, berdiri kokoh di hadapannya. Dia masih di dalam mobil, enggan untuk turun. Entah mengapa dia merasa kalau kakinya melangkah masuk ke dalam maka tidak akan ada jalan lagi untuk pulang.
Dia ingat masa-masa bahagia bersama keluarganya, ingat pada Kenzo yang hingga detik ini belum tahu kalau dia sudah menikah, karena pria itu keburu pergi ke luar negeri untuk urusan bisnisnya.
Begitu Dara memberitahukan kepada Kenzo bahwa keluarganya tidak bisa hadir pada hari yang ditentukan untuk datang melamarnya, Kenzo sangat marah pada Dara.
"Kalau tidak bisa hari ini, maka tidak akan ada lamaran lusa, karena aku harus segera berangkat ke Qatar!" serunya yang membuat Dara terdiam.
Dara pikir itu hanya ucapan amarah sesaat saja, tapi ketika dia berkeinginan menghubungi pria itu guna menyampaikan rencana ayahnya yang ingin menikahkannya dengan orang yang tidak dikenal, Kenzo tidak bisa dihubungi, padahal Dara ingin memohon padanya untuk membawanya kabur.
"Turun!" perintah Rain, nyaris bentakan yang membuat Dara terkejut. Gadis itu menengadah menatap Rain, saat itu dia baru menyadari kalau pria yang dia nikahi itu adalah monster!
Dara tidak punya pilihan, dia turun. Berdiri di tempatnya mengamati punggung pria itu yang menjauh, memasuki rumah.
Mendapati dia tidak sendiri di halaman rumah itu, Dara menoleh ke arah Tiger, asisten itu masih tegak di sana.
"Apa dia akan selalu seperti itu?" tanya Dara memicingkan matanya. Tiger tahu betul apa yang dimaksud gadis itu.
Tiger mengangkat bahunya, menarik napas panjang lalu mengembuskannya dengan kasar. "Saya hanya bisa menyarankan Anda, agar membiasakan diri. Jangan pernah membantah, jika Anda masih ingin hidup!" jawab Tiger yang membuat bola mata Dara membulat.
Ini salah! Dia sudah menikahi psikopat. Dia harus segera kabur dari rumah itu. Dara melirik gerbang rumah yang tinggi bercat hitam di belakangnya, belum ditutup, masih ada kesempatan untuk kabur.
"Jangan pernah memikirkan hal itu Nyonya, kalau Anda tidak ingin akibatnya lebih parah!" hardik Tiger. Dara menoleh, dia ragu kalau Tiger adalah manusia biasa, buktinya saja pria itu tahu apa isi pikirannya.
Beberapa orang pelayan sudah berbaris di depan pintu. Di depan mereka Rain duduk di kursi singel, menopangkan satu kaki ke kaki yang lain. Sama sekali tidak menoleh ke arah Dara, tapi dia tahu gadis itu sudah ada di sana.
"Ini adalah wanita yang baru aku nikahi. Jangan menganggapnya sebagai majikan, dia akan tinggal di sini, sebagai pelayan. Hanya saja untuk saat ini, dia menjadi pelayan pribadiku!" terang Rain menatap satu persatu pelayan.
Bola mata Dara membulat, hampir saja dia berteriak, memaki pria itu dengan sumpah serapah atas apa yang baru saja pria itu sampaikan.
Dara sama sekali tidak punya harga diri di depan para pelayan. Apa salahnya hingga pria itu menikahinya hanya untuk menyakiti dan mempermalukan dia?
Hanya itu yang disampaikan Rain, dia berdiri dari duduknya lalu tanpa menoleh, melangkah menuju lantai dua. Tiger mengikuti pria itu dari belakang tinggallah Dara terdiam seperti orang bodoh berdiri di sana, dipandangi oleh enam orang pelayan.
Seorang pria yang lebih tua dari semua pelayan, menghampiri Dara, memintanya untuk ikut dengannya. Di dadanya disematkan name tag bertuliskan 'Feng'.
"Ini kamar Tuan muda, Anda akan tidur di sana," ucapnya menunjuk sofa yang ada di sudut ruangan. Dari cara mister Feng, Dara menebak kalau dia sudah diberikan instruksi oleh Rain untuk menunjukkan apa saja tugas dan harus dilakukan darah selama tinggal di rumah itu.
Rumah seluas itu pasti sangat banyak kamar kosong, Dara tidak habis pikir, mengapa pria itu menempatkannya di kamar yang sama dengan dirinya, padahal jelas-jelas Rain sangat membencinya.
"Maaf, Mister Fang, mengapa aku harus tidur di kamar ini? Bukankah masih banyak kamar lain di rumah ini? Seperti yang Anda dengar sendiri tadi, bahwa aku hanya seorang pelayan di sini, sama halnya dengan pelayan lainnya. Jadi, bolehkah aku tidur di ruangan yang lain saja?" pinta Dara. Setidaknya walaupun dia dianggap pelayan, dia ingin punya kamarnya sendiri. Dia tidak sudi harus satu kamar dengan pria itu!
"Maaf, tapi saat ini Anda sedang tidak dalam posisi yang bisa memilih. Itu sudah menjadi keputusan Tuan Rain. Kalau sudah mengerti, saya ingin menjelaskan apa saja yang menjadi petugas Anda sebagai pelayan pribadi tuan," terang pria itu tegas dan terlihat sangat sangat kaku.
Dara terdiam. Ternyata tidak hanya Rain dan Tiger yang tidak punya hati dan sangat menyeramkan di rumah itu, tapi juga kepala pelayan itu pun begitu kasar.
Sejurus kemudian, dia menjelaskan apa saja peraturan yang ada di rumah itu dan apa yang menjadi kewajiban Dara, dia tidak diperkenankan untuk protes ataupun mengeluh.
"Apakah Anda sudah mengerti?" ucapnya menegaskan diakhir penjelasannya. Dara ingin sekali memakai pria tua itu. Bagaimana mungkin dia diberi tugas segila itu, tapi dia tahu kalau itu semua adalah perintah Rain yang bertujuan untuk menyiksanya.
Tugas pertamanya, melayani Rain makan malam, dia harus berdiri di belakang pria itu mau jam berapa pun dia pulang
Seperti Rain memang sengaja menyiksanya, dengan makan berlama-lama. Wangi makanan yang tersaji semakin membuat Dara kelaparan. Pria itu tahu kalau sejak pagi dia belum makan, dan saat akad nikah selesai dia juga langsung ditarik pulang, dan sekarang pukul delapan malam, perutnya keroncongan minta di isi.
Rain sudah menyelesaikan makan malamnya, lalu beranjak dari tempatnya. "Kau hanya punya waktu lima menit untuk makan, kalau sampai lima menit dari sekarang kau tidak sampai, maka akan ada hukuman untukmu!" umpatnya sebelum berlalu.
Saat Rain keluar dari sana, mister Fang datang mendekati darah dia berdiri di dekat kursi tempat renta di berada.
"Semakin lama Anda berdiri di sana, maka waktu Anda untuk makan semakin habis," ucapnya menatap datar pada Dara.
"Ini gila, seluruh manusia di rumah ini sudah gila!" pekik Dara dalam hati, sembari mengambil makanan di atas meja. Dia seperti berada dalam variety show yang menuntut harus menyelesaikan makan dalam waktu cepat.
Dara ingin sekali memaki, menyumpahi siapapun yang berbuat jahat padamu seperti ini. Bayangkan saja, baru dua kali siap nasi ke mulut, piring nya sudah ditarik oleh mister Feng seiring bunyi bel yang terdengar dari arah kamar Rain.
Sorot mata mister Feng jelas menegaskan apa yang harus dia lakukan saat ini. Dara segera berlari, menaiki anak tangga menuju kamar pria itu.
Begitu sampai di sana, sebuah bantal dilempar ke wajahnya. "Kau terlambat! Malam ini kau tidur di balkon!" umpatnya menunduk pintu balkon kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Eva Karmita
ya ampun tega + kejam amat sama cewek ..😔
2023-01-09
0
Nana Biella
kejamnya itu adik lo
2023-01-07
0
Neng Ati
ya ampun kejam banget kamu rain,kuat ya dara jangan perlihatkan kamu lemah
2023-01-06
2