Penyelidikan

Rain membaca dengan cermat berkas yang disodorkan oleh Tiger. Lama mengamati data itu sehingga Tiger merasa gelisah di tempatnya. Dia takut kalau bosnya tidak puas dengan data yang dia kumpulkan.

Sebisa mungkin Tiger sudah mengumpulkan semua yang berhubungan dengan wanita yang dianggap bertanggung jawab atas kematian Timo.

"Apa ini sudah semuanya? Kau sudah memastikan bahwa apa yang tertulis di kertas ini valid 100%?" tanya Rain melempar berkas itu ke atas meja lalu menyandarkan punggungnya kesadaran kursi dan menatap Tiger dengan tajam.

"Sudah saya pastikan bos dan keadaan mereka sekarang sangat sulit," ucap Tiger masih dengan posisi bersiap.

"Kalau begitu tidak perlu berlama-lama, segera atur pertemuan dengan pria itu dan pastikan kalau kita memegang kelemahannya," jawab Rain masih berada di intonasi yang sama.

"Siap laksanakan, Bos," jawab Tiger mantap, lalu pamit undur diri keluar dari ruangan Rain.

Rain memandangi foto yang tadi dia lemparkan ke atas meja kerjanya memungut kembali, lalu tersenyum sinis sembari meremas foto itu, lalu melemparkannya ke tong sampah.

"Hanya sampah yang memang harus dibuang pada tempatnya," ucapnya sinis memandangi foto yang sudah dia remas itu.

Dia sudah menyusun rencana, dengan data yang dia pegang. Dia tahu saat ini perusahaan milik ayah gadis itu sedang dalam masalah. Dia akan membeli perusahaan itu dan menjadikan satu keluarga itu menjadi budaknya. Membuatnya menangis dan menyesali perbuatannya terhadap Timo, ketika melihat ayahnya yang putus asa dan tertekan, lalu memilih untuk bunuh diri seperti yang sudah dilakukan Timo.

***

Waktu dan tempat sudah ditentukan, dengan senang hati Dito Matteo menyambut gembira kedatangan Tiger yang membawa pesan dari Rain kemarin.

Siapa yang tidak kenal Rain Laluka, pengusaha sukses abad ini. Ditawarkan kerjasama oleh CEO muda sukses itu, tentu saja membuat Dito begitu gembira.

Satu jam sebelum janji bertemu, Dito bahkan sudah tiba di restoran itu dengan penuh harap dan tidak sabar nanti kedatangan Rain. Kabar yang didengarnya mengenai Rain, adalah sosok yang sangat keras, arogan dan bertangan dingin. Tidak mudah mengajak pria itu bekerja sama tapi entah mengapa rezeki berpihak kepada Dito Matteo. Bukan dia yang datang mencari Rain, justru utusan pria itu yang menemuinya untuk mengajak kerjasama.

Dito seakan tidak percaya ketika Tiger menyampaikan niat Rain untuk membantu perusahaannya, menanamkan sejumlah uang demi menyelamatkan perusahaan itu yang hampir pailit.

Lamunan Dito buyar, ketika melihat sosok pria dengan tinggi 180 berjalan tegap dengan kacamata hitam yang menempel di matanya. Sedikitpun tidak ada senyum di wajahnya yang sangar dan juga sangat menakutkan.

Dia saja yang seorang pria bisa ciut nyalinya melihat raut wajah Rain Laluka, apalagi seorang wanita, mana mungkin akan ada yang berani mendekati pria itu. Dito menebak yang menjadi istri pria itu pasti akan ketakutan setengah mati selama hidupnya, terpenjara dengan kekuasaan dan juga sikap arogan pria itu.

"Selamat siang, terima kasih Anda sudah mau bertemu dengan saya," Sapa Dito mengulurkan tangannya. Pria itu sudah berdiri menyambut Rain demi rasa hormatnya kepada pria itu tapi apa balasannya? Rain tidak sudi menyambut uluran tangan Dito. Dia memilih untuk duduk dan dengan tangannya memerintahkan Dito kembali duduk di tempatnya.

"Kita langsung saja, aku akan menanamkan sejumlah uang untuk menyelamatkan perusahaan itu. Kau boleh mengelolanya tapi semua saham itu atas namaku. Kau hanya akan menjadi manajer di sana, 10% dari keuntungan yang didapat perusahaan itu akan menjadi milikmu," tawar Rain mulai bernegosiasi dengan Dito.

Dia tahu bahwa pria itu tidak punya pilihan lain selain menerima tawarannya. Bagaimanapun kalau sampai akhir bulan ini tidak mendapatkan suntikan dana, perusahaan itu akan ditutup karena menyebabkan kerugian pada negara, banyak pajak yang belum dibayarkan dan juga hak karyawan yang akan diberhentikan menjadi tanggung jawab Dito selaku pemilik perusahaan kalau tidak dia akan membusuk dipenjara karena sudah menahan hak karyawan beberapa bulan.

"Tapi bukankah Anda menawarkan ingin membeli saham perusahaan saya 50% dan yang 50% lagi adalah berupa pinjaman untuk saya?" tanya Dito yang ternyata salah paham dengan penjelasan Tiger kemarin.

"Saya ini pebisnis, menurut Anda apa mungkin saya memberikan sejumlah uang yang sangat besar untuk Anda pinjam? Coba pikir, kalau uang itu saya investasikan ke tempat lain berapa keuntungan yang saya dapatkan?" jawab Rain yang mematahkan harapan Dito.

Dito Matteo terdiam. dia sungguh sangat kecewa dengan apa yang disampaikan oleh harapannya yang tadi sempat membumbung tinggi kini terhempas kembali ke dasar bumi. tentu saja dia ingin sekali menolak tawaran itu tapi dia sadar saat ini Dia tidak punya pilihan lain.

sudah banyak pengusaha yang dia temui untuk mengajak kerjasama dan berbagai hasil tapi tidak satupun yang menanggapi perusahaan kecilnya.

"Bagaimana?" Desak Rain, yang tidak sabar. Dia tidak ingin berlama-lama berbicara dengan pria itu.

Dito baru akan membuka mulutnya untuk menjawab, bunyi ponsel di sakunya membatalkan niatnya. dia melihat ke arah Rain seolah ingin meminta izin mengangkat telepon tersebut.

dengan tangannya dan mempersilahkan Dito untuk menjawab panggilan itu.

["Ada apa, Dara? Papa tidak bisa sekarang, masih ada urusan. Katakan saja pada keluarga Kenzo untuk datang melamarmu, lusa. Papa tutup dulu, lagi meeting"]

Rain terus menatap ke arah Dito saat berbicara melalui telepon dengan seseorang yang dipanggilnya dengan nama Dara. Dia yakin itu adalah putrinya yang juga menjadi tersangka utama penyebab kematian Timo, seperti yang sudah dijelaskan Tiger padanya.

"Maaf, untuk gangguan tadi. Saya ingin mengatakan kalau, saya ingin minta waktu untuk memikirkannya terlebih dahulu," ucapnya menatap wajah Rain, beruntung pria itu memakai kaca mata, jadi sorot mata elang yang selama ini dia dengar tidak terlihat olehnya.

"Begini saja saya beri kesempatan untuk Anda. Saya akan menanamkan sejumlah uang di sana, membeli saham sebesar 60% sisanya 40% boleh Anda miliki dan saya akan mengucurkan dana untuk Anda pinjam, tapi ada syaratnya," ucap Rain.

"Apa syaratnya?" sambar Dito dengan penuh semangat.

"Sudah lama saya berencana ingin mencari seorang istri, seperti Anda ketahui umur saya sudah cukup untuk menikah dan dengan harta saya yang begitu banyak, saya membutuhkan seorang wanita yang bersedia menjadi istri dan memberikan ahli waris kepada saya."

Rain memberi jedah pada kalimatnya. Dia diam untuk memantau lawannya, dia ingin melihat ekspresi wajah Dito saat mendengarkan permintaannya karena di sinilah letak kesenangan Rain. Dia akan menyaksikan bagaimana reaksi Dito ketika Rain menyampaikan niatnya.

"Saya... saya tidak paham maksud Anda," jawab Dito bingung. Sesaat tadi mereka membahas mengenai kerja sama dan penanaman modal, lantas mengapa kini merambat ke arah lain?

"Saya ingin menikah dengan putri Anda!" ucapnya yang membuat mata Dito seketika terbelalak.

Terpopuler

Comments

Santi Febrianti

Santi Febrianti

kisah awal yang membangun atmosfir

2023-01-13

1

Eva Karmita

Eva Karmita

awal mula penderitaan dara ini 😔

2023-01-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!