SISI KETIGA: KAKI YANG TERJULUR

“Hei, bagaimana rasanya dipukuli oleh adik sendiri?” Sadir bertanya pada Alphard, dan menyerahkan sebuah kain tipis padanya.

Carina menoleh kepalanya pada Alphard yang berjalan di belakangnya, “Hamal itu adikmu?”

Alphard mengangguk, “Adik sepupuku.”

Algol menggosok hidungnya yang tidak gatal. Ia memperhatikan Alphard yang tengah membersihkan darah yang mengalir dari hidungnya sejak tadi. Mungkin hidungnya benar-benar patah. Sayang sekali, padahal hidung Alphard sudah cukup tinggi untuk disebut mancung. Rasakan itu!

“Apa?” Alphard menyadari tatapan Algol, sehingga ia mendadak menjadi risih.

“Hanya heran saja. Kenapa kau bisa membuat lukisan mawar berdarah dari darahmu, seolah tak ada apa-apa. Hidungmu dipukul oleh Hamal hanya sekali, dan kau kesakitan seperti lintah disengat api.”

Melihat banyaknya sayatan di lengan Alphard, Algol yakin prosesnya sangat menyakitkan. Bahkan, meskipun luka itu telah lama mengering, bekasnya masih ada di sana.

“Aku menyukai seseorang. Dia sangat suka memandangi mawar di taman. Aku memutuskan untuk melukis mawar agar dia tak keluar lagi untuk memandangi mawar. Aku menyadari bahwa warna bunga di lukisan terlihat tidak mirip dengan warna asli. Aku frustasi, dan tanpa sadar tergores oleh ujung kuas. Saat itu darahku terkena lukisan, dan aku melihat warna darah yang bercampur dengan pewarna sangat indah. Mirip dengan aslinya.”

Jadi, kau memutuskan untuk mencampur darahmu dengan cat hanya karena seseorang yang kau sukai?

Algol tak menduga bahwa ia harus menerima jawaban konyol ini dari Alphard. Sungguh, Algol tak pernah menemukan cinta yang semacam ini. Apa ya sebutan mungkin bisa mewakili perasaan seperti itu?

Sudahlah! Abaikan saja tingkah konyol dari Alphard itu.

“Jadi, dimana lukisan itu?”

Alphard membuang kain yang telah bernoda banyak darah sembarangan, “Dibakar oleh ayahku.”

Carina tak menyadari bahwa mulutnya sedang terbuka lebar.

Alni menatap Alphard dengan prihatin, “Kau bisa membuatnya lagi. Jadi, jangan bersedih.”

Membuat lagi?

Alphard menggeleng, “Aku tak bisa membuat lukisan seperti itu tanpa tujuan. Orang yang

aku sukai sudah tiada.”

Algol tak menyangka bahwa Alphard akan menjawab seperti itu.

Mengapa Alphard tidak menyanggah perkataan Alni?

*Dan mengapa mereka bertindak seolah perilaku Alphard itu normal?  *

“Meninggal?”

Alphard mengangguk untuk membenarkan. Tak ada kesedihan di wajahnya, melainkan hanya wajah biasa seolah yang dibicarakan bukan perihal penting. Apa yang sebenarnya pria ini pikirkan, Algol sebenarnya tak ingin tahu.

Pria itu, Alphard seolah terbiasa melihat darah, sedangkan Alphard tak pernah turun ke medan perang. Jangankan medan perang, Alphard mungkin tak pernah sedikitpun berlatih pedang.  Yang lain bahkan tak menyadari hal tersebut. Mereka bertindak seolah kelakuan Alphard ialah suatu kenormalan.

Algol sadar bahwa tak ada yang normal di kelompok ini. Mereka dibuang bukan tanpa alasan. Algol pun dibuang dengan sebuah alasan, meskipun alasan Algol tak seberat yang lainnya.

Hari telah menjelang malam, namun mereka tak melihat adanya asap yang sedari tadi mereka tunggu. Pada akhirnya, mereka harus merelakan diri untuk tidur dalam hutan. Bagi Algol rasanya sama saja dengan di kediamannya.

Jika di kediamannya, ia akan dikerubungi oleh omongan buruk, sedangkan di sini, ia dikerubungi oleh nyamuk. Bedanya ialah yang satu sakit di fisik, sedang yang satu lagi menyakiti hati. Jadi, Algol menerima apapun yang dialami olehnya tanpa mengeluh.

Untung saja di lereng bukit yang mereka lalui mereka memperoleh banyak buah-buahan liar, sehingga mereka tak akan kelaparan malam ini. Semuanya jelas kelelahan, tetapi masih saja timbul keributan. Pelaku utama ialah Carina Avior.

Gaunnya sudah sangat pendek, sehingga tak bisa menutupi kakinya sendiri dari sengatan nyamuk. Sadir juga tak bisa meminjamkan jubahnya karena sudah dipakai untuk menutupi mayat prajurit yang hancur. Alphard jelas tak boleh jauh dari jubahnya, atau pria itu akan mati membeku malam ini juga.

Kemudian, Alni…  Siapa yang tega merenggut jubah Alni yang sangat kecil seperti anak-anak. Dengan kerelaan hati yang sedikit, Algol memberikan jubahnya pada Carina, dan akhirnya tenang.

Meskipun begitu, Algol tetap tak bisa tertidur. Ia mendengar suara berisik tak jauh darinya, namun ia segera tahu bahwa itu berasal dari Alpahard. Penerangan mereka hanyalah api unggun yang ada di tengah-tengah mereka.

Dalam remang-remang, sekilas Algol melihatnya tengah duduk dengan nyaman di bawah pohon. Tangannya memegang sesuatu.. Itu…

*Buku? Apa dia bisa membaca dalam gelap? *

Lagipula apa yang menarik dari buku berjudul TALI itu? Algol membacanya ketika ia masih kecil, dan ia tahu bahwa isi buku itu hanya dongeng. Seorang manusia berteman dengan binatang. Apa dia punya teman?

“Dia hanya sendirian di sana.”

Jantung Algol nyaris berkunjung ke akhirat karena terkejut. Ia dengan panik menutup matanya seolah tidur. Algol sungguh tak bisa berbicara apapun dengan Alphard, bukan tak bisa, Algol tak mau.

Entah karena berpura-pura, dan berakhir pada tidur yang sebenarnya. Algol terlelap begitu saja, dan tidak menyadari sosok yang berdiri di sampingnya. Sosok gelap yang tak pernah disadari Algol, namun dekat dengannya.

***

“AKKHHH….!”

Algol langsung bangun dari tidurnya, refleks terduduk tanpa sempat untuk menarik napas. Kepalanya tersengat rasa sakit, dan jantungnya juga berdebar tak karuan. Ia benar-benar akan menendang siapapun yang berteriak tadi. Perduli set*n soal sopan santun dan kesabaran.

“Hei, kau…”

“Carina,” mata Alni menatap Algol dengan berkaca-kaca.

Algol mengalihkan pandangannya pada kaki yang bergelantung di pohon. Mata Algol menyusuri kaki yang ramping, namun penuh luka sobek. Lalu, gaun yang nampak compang-camping. Ini….

“Apa yang terjadi?” Sadir meremas rambutnya dengan frustasi.

Bughh…

Sadir memukuli tanah untuk melampiaskan rasa frustasi mendalam yang ia rasakan. Namun apapun yang ia lakukan, kenyataan tak akan berubah.

Sosok yang tergantung di atas pohon itu tetaplah Carina. Gadis yang terjulur lidahnya karena tercekik itu adalah Carina.

Algol kehilangan suaranya.

Ini tidak lucu. Ha..Ha..

Carina tergantung di salah satu  ranting yang sebenarnya tak terlalu tinggi. Hanya sedikit jarak yang memisahkan antara tanah dengan kaki Carina yang terjulur. Lidah Carina yang terjulur, serta mata yang terbelalak membuktikan bahwa Carina meninggal karena tercekik. Jadi, dia dibunuh, lalu digantung?

Lagipula Carina bukanlah tipe orang yang akan bunuh diri begitu saja. Bukankah tadi malam semua masih baik-baik saja?

Mereka masih berdebat soal siapa yang makan buah lebih banyak. Carina masih sempat memukuli Sadir karena mengambil porsi besar. Algol juga sempat meminjamkan jubahnya untuk Carina.

Mata Algol bergetar. Matanya menyusuri jubah yang terlilit di leher Carina dengan seksama. Sesuatu dalam dadanya meraung dengan keras.

S*alan! S*alan! Mengapa bisa….

Harusnya ia tak meminjamkan jubahnya pada Carina, karena dengan jubah itulah yang mengambil nyawa Carina.

Suara tangis Alni menembus telinga Algol dengan keras. Sepertinya gadis itu yang pertama kali terbangun dan menemukan tubuh tergantung Carina. Mereka bahkan belum tahu kearah mana mereka akan menuju, dan sekarang mereka kehilangan satu orang lagi.

“Sadir…Hu…hu.. Turunkan Carina. Hu..hu,” tangis Alni semakin keras.

Alni yang terduduk di tanah, meraih kaki Sadir. Meminta Sadir untuk menurunkan tubuh Carina yang masih tergantung.

“Kita turunkan Carina dulu,” ucap Algol saat Sadir menatapnya dengan penuh tanya.

Tangan Algol gemetar saat menyentuh lengan Carina yang sudah dingin. Kemungkinan Carina sudah tak bernyawa tadi malam. Jadi, mereka tertidur bersama tubuh tergantung Carina.

Pemandangan macam apa itu?

Algol sedikit bersyukur mereka menemukan tubuh Carina saat sudah pagi.

Sadir membaringkan Carina di tanah. Menutup mata Carina yang masih terbelalak, memberontak atas kematiannya. Dengan terpaksa Sadir juga memasukkan kembali lidah Carina yang terjulur. Inilah kematian.

Kau tak bisa mengatur bagaimana penampilan mu saat kematian itu datang. Bahkan gadis secantik Carina tampil sangat buruk sangat kematiannya datang.

“Luka ini…”

Sadir menyadari adanya luka di bagian tangan dan kaki Carina. Luka itu bukanlah dibuat sengaja oleh pembunuhnya, melainkan karena Carina yang memberontak. Luka-luka itu seperti memar karena tertabrak kayu dan batu. Di tangan Carina bahkan tampak memar seperti dicengkeram dengan kuat oleh seseorang.

Seseorang telah membunuh Carina. Memaksa Carina untuk gantung diri di pohon.

Lucunya, mereka berempat tak menyadari bahwa Carina membutuhkan pertolongan. Mereka tak mendengar jeritan ketakutan Carina saat akan dibunuh. Ironis sekali..

Tunggu…

Tadi malam, Algol tidak tertidur cepat. Namun selain Algol masih ada satu orang lagi yang belum tertidur.

Algol melebarkan pandangannya ke sekeliling mereka, dan menyadari bahwa jumlah mereka berkurang satu orang.

“Dimana Alphard?”

***

Terpopuler

Comments

$uRa

$uRa

serem juga ceritanya

2022-07-15

0

Yara_Army

Yara_Army

algol so sweet bgt masaa

2021-02-27

0

Puan Harahap

Puan Harahap

bagus Thor, tapi nama nama syusah diingat

2020-10-22

1

lihat semua
Episodes
1 SISI PERTAMA: LERENG BUKIT KOTA DUBHE
2 SISI KEDUA: MAWAR BERDARAH
3 SISI KETIGA: KAKI YANG TERJULUR
4 SISI KEEMPAT: PUKULAN DI ATAS KUBURAN
5 SISI KELIMA: SIAPA YANG BISA DIPERCAYA?
6 SISI KEENAM: SEMUANYA MERAH
7 SISI KETUJUH: PELUANG KEBETULAN
8 SISI KEDELAPAN: BERTEMU LAGI
9 SISI KESEMBILAN: KENAPA AKU?
10 SISI KESEPULUH: BUKAN CERITA ROMANTIS
11 SISI KESEBELAS: JANGAN MENENGOK KE BELAKANG!
12 SISI KEDUA BELAS: TUDUHAN DEMI TUDUHAN
13 SISI KETIGA BELAS: BUKU YANG TAK MENARIK
14 SISI KEEMPAT BELAS: ORANG TAMBAHAN
15 SISI KELIMA BELAS: DENGUNGAN SEORANG GADIS
16 SISI KEENAM BELAS: TALI PEMBEBASAN
17 SISI KETUJUH BELAS: ANTARA 'DIBUANG' ATAU 'DIBEBASKAN'
18 SISI KEDELAPAN BELAS: PENULIS CERITA TALI
19 SISI KESEMBILAN BELAS: SIAPA YANG MENYERANG SIAPA?
20 SISI KEDUA PULUH: AYO BERBURU!
21 SISI KEDUA PULUH SATU: DOSA ALNI
22 SISI KEDUA PULUH DUA: PEMENANG SEBELUMNYA
23 SISI KEDUA PULUH TIGA: BANGSAWAN ARIES
24 SISI KEDUA PULUH EMPAT: KEBEBASAN YANG ALPHARD CARI
25 SISI KEDUA PULUH LIMA: MESIN PEMBUNUH KEMBAR
26 SISI KEDUA PULUH ENAM: INI PEMBUNUHAN!
27 SISI KEDUA PULUH TUJUH: YANG TERSISA
28 SISI KEDUA PULUH DELAPAN: CERITA UNTUK MEMBONGKAR RUMOR
29 SISI KEDUA PULUH SEMBILAN: ALAT YANG TAK TERKENDALI
30 SISI KETIGA PULUH: PERTARUNGAN ALPHARD
31 SISI KETIGA PULUH SATU: MENGHITUNG MUNDUR
32 SISI KETIGA PULUH DUA: LEMBARAN TERAKHIR DARI CERITA TALI
33 SISI KETIGA PULUH TIGA: HANYA 'ALGOL'
34 SISI KETIGA PULUH EMPAT: TEMAN PERTAMA DAN TARGET TERAKHIR
35 SISI KETIGA PULUH LIMA: PERTARUNGAN AKHIR
36 SISI KETIGA PULUH ENAM: TETAP MENJADI MANUSIA
37 SISI KETIGA PULUH TUJUH: THE OTHER SIDE
38 SIDESTORY 1: PEMBACA PERTAMA
39 SIDESTORY 2: LAUTAN
40 SIDESTORY 3: SAMPAI JUMPA LAGI (END)
Episodes

Updated 40 Episodes

1
SISI PERTAMA: LERENG BUKIT KOTA DUBHE
2
SISI KEDUA: MAWAR BERDARAH
3
SISI KETIGA: KAKI YANG TERJULUR
4
SISI KEEMPAT: PUKULAN DI ATAS KUBURAN
5
SISI KELIMA: SIAPA YANG BISA DIPERCAYA?
6
SISI KEENAM: SEMUANYA MERAH
7
SISI KETUJUH: PELUANG KEBETULAN
8
SISI KEDELAPAN: BERTEMU LAGI
9
SISI KESEMBILAN: KENAPA AKU?
10
SISI KESEPULUH: BUKAN CERITA ROMANTIS
11
SISI KESEBELAS: JANGAN MENENGOK KE BELAKANG!
12
SISI KEDUA BELAS: TUDUHAN DEMI TUDUHAN
13
SISI KETIGA BELAS: BUKU YANG TAK MENARIK
14
SISI KEEMPAT BELAS: ORANG TAMBAHAN
15
SISI KELIMA BELAS: DENGUNGAN SEORANG GADIS
16
SISI KEENAM BELAS: TALI PEMBEBASAN
17
SISI KETUJUH BELAS: ANTARA 'DIBUANG' ATAU 'DIBEBASKAN'
18
SISI KEDELAPAN BELAS: PENULIS CERITA TALI
19
SISI KESEMBILAN BELAS: SIAPA YANG MENYERANG SIAPA?
20
SISI KEDUA PULUH: AYO BERBURU!
21
SISI KEDUA PULUH SATU: DOSA ALNI
22
SISI KEDUA PULUH DUA: PEMENANG SEBELUMNYA
23
SISI KEDUA PULUH TIGA: BANGSAWAN ARIES
24
SISI KEDUA PULUH EMPAT: KEBEBASAN YANG ALPHARD CARI
25
SISI KEDUA PULUH LIMA: MESIN PEMBUNUH KEMBAR
26
SISI KEDUA PULUH ENAM: INI PEMBUNUHAN!
27
SISI KEDUA PULUH TUJUH: YANG TERSISA
28
SISI KEDUA PULUH DELAPAN: CERITA UNTUK MEMBONGKAR RUMOR
29
SISI KEDUA PULUH SEMBILAN: ALAT YANG TAK TERKENDALI
30
SISI KETIGA PULUH: PERTARUNGAN ALPHARD
31
SISI KETIGA PULUH SATU: MENGHITUNG MUNDUR
32
SISI KETIGA PULUH DUA: LEMBARAN TERAKHIR DARI CERITA TALI
33
SISI KETIGA PULUH TIGA: HANYA 'ALGOL'
34
SISI KETIGA PULUH EMPAT: TEMAN PERTAMA DAN TARGET TERAKHIR
35
SISI KETIGA PULUH LIMA: PERTARUNGAN AKHIR
36
SISI KETIGA PULUH ENAM: TETAP MENJADI MANUSIA
37
SISI KETIGA PULUH TUJUH: THE OTHER SIDE
38
SIDESTORY 1: PEMBACA PERTAMA
39
SIDESTORY 2: LAUTAN
40
SIDESTORY 3: SAMPAI JUMPA LAGI (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!