Alni menutup wajahnya. Suara tangisnya terdengar keras seperti anak kecil yang tengah menangis. Sadir yang berdiri di sebelah Alni tak bisa berbuat apa-apa. Ia tak bisa menenangkan Alni yang tengah diserang rasa malu dan takut.
“Hey, aku ingin jawaban, bukan tangisan,” Algol tanpa sadar membentak karena jengkel.
Sadir menatap Algol tajam, “Kau bisa bertanya, tetapi jangan kasar. Kenapa kau bertindak seolah kau adalah pemimpin di sini?”
“Apa katamu? Kalau aku tidak bertindak seperti ini, siapa yang menengahi kegilaan kalian semua,” balas Algol keras.
Semua ini membuat frustasi. Bagaimana bisa ada banyak hal yang tidak diketahui oleh Algol, padahal mereka saling berdekatan.
Algol memang memiliki kecenderungan untuk kehilangan semua pertahanannya saat tidur. Tentu saja bakat ini ia peroleh dari kebiasaannya di kediaman Perseus yang hanya makan dan tidur.
Ia, Algol, tak pernah menduga bahwa ia terjebak dalam situasi pelik. Dengan perlahan Algol mulai menyadari bahwa mereka sebenarnya tak saling mengenal, sehingga Algol tak tahu siapa yang bisa dipercaya.
Mereka semua dikumpulkan di sini karena mereka sampah. Bodohnya Algol sempat ingin mempercayai mereka. Bahkan tadi malam saja ia sudah jadi bagian dari fantasi bercinta di alam liar milik pasangan sampah ini.
“Menengahi katamu? Aku tidak merasa kau menjadi penengah!” Sadir menatap Algol seolah ingin memukulnya dengan keras.
Sadir memiliki kesabaran di atas rata-rata. Pria itu terbiasa menahan dirinya sendiri untuk tak menggunakan kekerasan saat dilanda emosi. Berbeda dengan mereka semua, Sadir cukup santai dalam bertindak.
Algol kini merasa ingin memukul seseorang sampai mati.
“Sadir, bukannya kau sudah menikah?”
Alphard yang kini sudah tenang membuka kembali pembicaraan di antara mereka.
Algol menatap Sadir dengan tak percaya, “Jadi ini adalah perselingkuhan?”
“Mungkin tepatnya balasan perselingkuhan. Bukankah istrimu juga berselingkuh dengan salah satu pejabat tinggi kekaisaran? Kau memergokinya sendiri kan?” Alphard menatap Sadir dengan pandangan mengejek.
Suara tangis Alni semakin keras. Algol menyadari mungkin sebagian besar alasan Alni menangis ialah karena ini. Alni mengetahui bahwa Sadir sudah menikah, namun Alni masih melakukan musim semi nya bersama Sadir. Alni mungkin menyadari bahwa Sadir hanya terlibat nafsu semata dengannya, namun tidak dengan hatinya.
“Jangan bicarakan perempuan itu lagi,” wajah Sadir mengeras.
Sadir masih tak bergerak untuk menenangkan Alni. Ia hanya memperhatikan Alni yang menutupi wajahnya sendiri, tak mau melihat ketiga pria yang ada di hadapannya. Ini memalukan untuk Alni, dan Alni juga kehilangan harga dirinya di hadapan mereka.
Algol menggelengkan kepala frustasi, “Aku tak perduli dengan kelakuan kotor kalian. Namun aku ingin tahu, apa yang terjadi tadi malam?”
Alphard meminum ramuan berbau herbal, menolak untuk berbicara. Melihat itu, Algol mendengus. Ia masih menaruh kecurigaan besar pada pelukis mawar berdarah ini. Namun ia memutuskan untuk mendinginkan kepalanya agar bisa berpikir dengan baik.
“Aku tak tahu kalau Carina sudah tergantung.. hiks,” suara serak Alni terdengar.
“Alni…”
Alni membuka tangannya sedikit, membiarkan mata sembabnya menatap Sadir. Ia menggeleng pada Sadir, tak mau Sadir membungkam pembicaraannya.
“Aku bukannya tak tertidur tadi malam. Aku tertidur sampai Sadir membangunkanku. Carina memang sudah tergantung begitu saja. Aku tak tahu siapa yang menggantungnya, aku melihatnya saat….” Alni tak bisa melanjutkan perkataannya.
Jangan bilang kau melihat mayat Carina yang bergantung saat kau sedang tenggelam dalam fantasi cinta kalian?
Algol tak bisa menahan pikirannya untuk selalu berpikiran buruk terhadap orang-orang gila ini.
“Sadir mengatakan biarkan saja sampai besok karena hal itu akan menimbulkan keributan,” jelas Alni sambil menahan tangisnya.
“Jadi, kalian melanjutkan ‘aktivitas’ kalian seolah tak ada mayat Carina yang tergantung di sana? Lalu, kalian tertidur sampai pagi?” tanya Algol untuk memastikan.
Alni menolak untuk menjawab.
Algol menepuk tangannya sendiri dengan ekspresi yang sangat terpukau, tak tahu harus menanggapi apa lagi. Bahkan ia sesekali tertawa sendiri seolah ada hal yang sangat lucu di hadapannya.
Bughh…
Tinju Algol mengarah ke pohon yang ada di belakangnya. Ia memukulnya terus menerus seolah memukul orang yang ada dalam pikirannya. Semua kemarahannya telah mencapai puncak. Ia tak perduli pada Alni yang terlihat ketakutan dengan tindakannya, atau Alphard yang senyum-senyum sendiri tak jelas.
Bagaimana bisa ia ada di sini?
Berkumpul dengan sekumpulan orang gila, dan mengalami pengalaman gila. Mungkin ini karma karena ia sering menganggu anak kucing di jalanan. Padahal ia hanya ingin mempelajari tentang bagaimana binatang mempertahankan hidupnya.
Lihatlah, sekarang mungkin Algol sendiri yang harus mencoba mencari cara untuk mempertahankan hidupnya sendiri.
Harusnya Algol tak pernah mengikuti perjalanan ini. P*rset*n dengan ilmu kebatianan! Semua hal yang dialaminya ini malah akan membuat batinnya rusak.
Seandainya ia tak di sini, mungkin Algol sekarang tengah berkunjung ke rumah cinta di pusat kota. Atau mungkin Algol akan menonton opera murahan bersama janda bangsawan yang ada di sebelah kediamannya. Apapun.. Apapun selain menghadapi orang-orang gila ini.
S*alan!
“Dan kau br*ngsek, kau melihat Carina sudah tergantung?” tanya Algol sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia menatap tajam pada Alphard yang dengan santainya tengah membaca buku.
“Aku tak ingat bahwa ada nama br*ngsek di kelompok kita,” balas Alphard seadanya.
Algol menatap Alphard seperti ingin menenggelamkan pria itu ke dalam kuburan Carina, “Kau melihatnya saat kau melarikan diri dari adegan tak senonoh itu?”
Tak ada gunanya bertanya kasar pada orang gila. Algol akan menjadi ikut-ikutan gila jika ia meladeni kegilaan orang yang menjadi pelukis mawar berdarah ini.
“Aku terbangun saat mendengar keributan, dan melihat mereka berdua. Jadi, jika kau bertanya siapa yang paling mencurigakan, tentu saja mereka berdua,” tunjuk Alphard seadanya.
“Bagaimana bisa kau menuduh kami?” tanya Sadir tak terima.
Alphard tersenyum tipis, “Karena Carina memergoki perbuatan kalian. Alni adalah gadis yang sudah dibalik piringnya oleh kaisar Sirius, beberapa bulan lagi Alni harusnya masuk ke harem kekaisaran. Alni ialah gadis milik kaisar. Tentu saja kalian berusaha mencegah orang lain tahu tentang kelakuan kalian.”
“Darimana kau tahu bahwa Alni Lamorion adalah salah satu selir kaisar?” tanya Algol berusaha sabar, terlalu banyak informasi yang ia dapatkan hari ini.
Ini menandakan bahwa banyak hal yang Algol tidak ketahui dari keadaan di sekelilingnya. Mendadak Algol mengerti mengapa keluarga Perseus memandangnya sebagai sampah. Dia hanyalah seorang pria yang tak tahu apa-apa tentang bagaimana dunia bekerja.
“Kalian ingat tentang seseorang yang ingin ku berikan lukisan mawar itu? Dia juga adalah gadis yang dibalik piringnya oleh kaisar. Itulah mengapa aku bilang bahwa dia sudah mati. Aku selalu mengikuti gadis itu kemanapun dia pergi, bahkan sampai ia dipilih masuk ke dalam harem. Saat itulah aku melihat Alni Lamorion di sana,” jelas Alphard santai.
Intinya adalah pria ini selain gila, dia juga adalah penguntit.
“Aku sedikit terkejut saat menyadari bahwa salah satu selir kaisar ada di pelatihan kebatinan ini. Apa yang kau lakukan sampai kau dibuang oleh kekaisaran?” tanya Alphard langsung pada Alni yang masih menangis.
Algol selalu mengira bahwa gadis ini ialah gadis yang murni dan paling normal di antara mereka semua. Namun ia harusnya tak melihat seseorang hanya dari penampilannya saja.
Ini bukan hanya perselingkuhan tiga sisi, tetapi empat sisi. Yang paling berbahaya adalah Sadir menyentuh gadis milik kaisar.
Algol sebenarnya tak mau menyetujui perkataan Alphard, namun masuk akal jika Sadir dan Alni ingin membungkam Carina. Jika kekaisaran mengetahui kelakuan kotor mereka, Sadir dan Alni akan dihukum oleh kekaisaran.
Alni menatap Alphard dengan pandangan seperti kucing tertindas. Sayangnya, Alphard ialah manusia yang hatinya telah dimakan anj*ng. Hal seperti itu tak akan menggoyahkan tindakan Alphard.
“Aku tak membunuh Carina. Aku tak mungkin bisa melakukan hal seperti itu,” ucapannya lemah, nyaris berbisik.
Sadir menghela napasnya, “Sebenarnya aku tak perduli jika kalian percaya atau tidak. Namun Alni tak berbohong, saat kami terbangun malam itu, Carina memang sudah mati. Kami tak memiliki bukti untuk membuktikan ketidakbersalahan kami, tetapi kejadiannya memang seperti itu.”
Algol benar-benar ingin pergi dari kelompok ini sekarang juga. Mereka masih tak tahu arah jalan pulang, dan ini salah mereka sendiri yang tak waspada. Sejak awal mereka sudah berada di tempat yang jelas-jelas tak aman. Dan mereka bertindak tanpa perlindungan baik.
Lucunya, Algol menyadari ini setelah kematian Carina. Mengapa tidak sebelumnya?
Algol mendadak menyesali banyak hal. Ia memandang kepala Carina yang masih menyembul dari dalam tanah.
Dengan a menahan mualnya, ia menguburkan lagi gadis itu dengan baik.
Algol mencoba untuk mengabaikan ulat-ulat yang terasa di tangannya, bahkan sampai ia selesai menguburkan rasa geli itu masih ada. Mungkin sekarang Algol menjadi phobia terhadap ulat.
Algol menghela napasnya sambil membersihkan tangannya dengan dedaunan, gadis itu, Carina, sudah banyak menderita.
Mungkin kemarin, Carina tak pernah menyangka bahwa dirinya akan mengalami hal ini. Sampai pada tadi malam, gadis ini dibunuh seperti itu.
Mungkin kematian inilah yang membebaskan Carina dari situasi gila di sekeliling mereka. Carina tak akan melihat hal-hal buruk yang akan mereka hadapi ke depannya.
Kematian ini membebaskannya agar tak menderita lagi.
Tunggu…
Megapa kalimat itu terasa familiar? Algol merasa mengetahui kalimat itu, tetapi ia tak tahu dimana ia mendengar atau mengetahui hal tersebut.
***
Terima kasih bagi para pembaca yang meluangkan waktunya untuk mampir ke sini 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Evan Dirga
jangan jangan pelakunya adalah Algol dalam kepribadiannya yang lain ?
2023-12-22
0
Hanachi
astaga si algol ini nyebut alni ma sadir menjijikkan tapi dianya sendiri pergi ke rumah cinta 😣😣
2022-06-11
1
Yara_Army
siapa yang ngebohongin siapa dah
2021-02-27
0