SISI KEEMPAT: PUKULAN DI ATAS KUBURAN

Sadir menggaruk kepalanya seperti punya kutu. Ia juga menyadari bahwa mereka kehilangan satu orang anggota lagi. Sadir menatap mayat Carina dengan prihatin, ia memutuskan untuk menutupi tubuh Carina dengan jubah yang kusut.

Algol jelas tak akan mau menggunakan jubah itu lagi. Jubah itu sudah menghantarkan Carina menuju mautnya, sehingga Algol bahkan tak akan mau menyentuh jubah itu lagi. Sekarang satu orang lagi mati, sedangkan yang satunya entah dimana.

“Kita jalan lagi,” putus Sadir dengan berat.

Alni menatap Sadir dengan tak percaya. Wajah Alni masih basah karena air mata, “Kita akan meninggalkan mayat Carina di sini?”

“Lalu, kita bisa apa? Carina sudah mati!”

Mendengar ucapan Sadir, Alni kembali menangis. Melihat itu, mau tak mau Sadir membuang napasnya dengan kesal.

“Sadir benar. Kita harus tetap berjalan, dan juga kita harus mencari Alphard. Hilangnya Alphard ini mungkin berhubungan dengan kematian Carina. Kita harus menemukan Alphard, meskipun hanya mayatnya,” Algol sebenarnya sangsi dengan hal ini.

Alphard adalah orang yang terakhir kali tertidur di antara mereka. Algol sejak awal memang meragukan pria ini, namun ia tak bisa mengatakan pada yang lainnya. Hal tersebut dapat mengundang keresahan di antara mereka. Sudah cukup hari ini mereka dikejutkan oleh kematian Carina.

“Tolong kuburkan Carina,” pinta Alni dengan wajah yang menyedihkan.

Benar! Setidaknya, meskipun kematian Carina sangat mengenaskan, mereka harus memberikan tempat peristirahatan untuknya.

Apalagi jika mayatnya hanya ditinggalkan begitu saja, sangat mungkin mengundang binatang buas. Algol bergidik membayangkan tubuh kaku Carina yang dimakan oleh serigala.

Setelah mereka menguburkan Carina dengan peralatan seadannya. Lubang kuburannya pun tak dalam, hanya sebatas mencegah tubuh Carina terlihat dari permukaan. Semoga saja tak ada anjing yang menggali kuburan. Algol jelas tak mau melihat mayat terkoyak-koyak jika mereka tiba-tiba sampai ke tempat ini lagi.

Siapa yang bisa menjamin jika mereka kembali ke tempat ini lagi karena mereka selalu berputar-putar. Dugaan Algol adalah, lereng ini seperti memutari satu gunung. Jalan setapak dibuat juga banyak, dan tak tentu arah. Mereka mungkin saja akan bertemu dengan kelompok Hamal lagi nantinya.

Algol memperhatikan dimana Alphard duduk kemarin. Benar saja, barang-barang milik Alphard tidak ada. Buku dengan sampul merah darah yang selalu dibawa oleh Alphard juga tak ada, termasuk bundelan kain yang biasa digunakan Alphard sebagai tempat obat-obatannya.

Algol menoleh pada Sadir yang sedang menutupi kuburan Carina dengan dedaunan kering, seperti biasa, Sadir tak berotak. Mungkin hanya Algol satu-satunya yang menyadari betapa mencurigakannya Alphard. Begitu juga dengan Alni yang bersifat naif dan kekanakan.

Pelukis mawar berdarah itu mungkin saja membunuh Carina, dan pergi.

Namun untuk apa?

Mendadak Algol berpikir tentang lukisan mawar berdarah. Apa Alphard memutuskan untuk membuat lukisan lagi?

Pernah dulu terjadi suatu kasus di Negeri Bintang. Dimana seorang pemain opera belajar berekspresi dari korban-korban yang dibunuhnya. Pemain opera itu menyuruh korban-korbannya berekspresi seperti yang diinginkannya, lalu menggambarnya.

Dari referensi itu, pemain opera dapat menjiwai apapun peran yang dilakoninya. Ekspresi senang, sedih, marah, gelisah, dan sebagainya dapat pemain opera itu pelajari dari korban-korbannya. Orang gila itu terkenal sebagai aktor opera yang memukau.

Kejahatannya ditemukan setelah tujuh tahun kemudian, dan korbannya telah mencapai tiga digit.

Algol tak pernah bisa memikirkan tentang bagaimana fanatiknya seseorang terhadap sesuatu. Mungkin karena Algol memang tak memiliki banyak hal yang menarik perhatiaannya sejak dulu. Jikapun ada, itu mungkin hal kecil seperti ingin menuliskan segala bentuk imajinasinya dalam bentuk tertulis.

Ia dulu pernah mengatakan kepada ayahnya bahwa ia ingin menjadi penulis. Namun ayahnya langsung mematahkan keinginannya. Ayahnya membakar seluruh gulungan hasil imajinasi Algol, dan menendangnya berkali-kali. Mungkin karena itulah Algol tak pernah punya keinginan lagi.

Baginya, asal ia bisa tetap hidup tanpa orang lain yang mengusiknya, berarti semuanya baik-baik saja.

***

Mereka telah berjalan cukup lama, tetapi mereka selalu kembali ke tempat yang sama. Alni bahkan sudah cukup lelah menangis saat melihat kuburan sederhana Carina. Hingga mungkin kesepuluh kalinya, Alni sudah tak menangis lagi. Begitu cepat duka itu berlalu.

Algol juga tak mau mengurusi soal persahabatan yang dibuat Alni dengan Carina. Apalagi sejatinya mereka semua baru saja berkenalan. Algol duduk di bawah pohon tempat Alphard duduk tadi malam.

Ia masih mempertanyakan bagaimana Alphard bisa mengetahui apa yang dipikirkannya tadi malam.

Cerita TALI itu menceritakan seorang gadis yang selalu sendirian dalam sebuah ruangan. Duduk dan termenung menatap ke arah lubang angin, menanti datangnya burung biru untuk mengajaknya berbicara.

Pertanyaannya adalah mengapa gadis ini sendirian?

Dulu Algol berpikir bahwa cerita itu hanya dongeng, tetapi mengapa sekarang ia tak bisa memandangnya sebatas dongeng?

Alphard berkata padanya saat pertama kali mereka berbicara. Apa ya…

“Kejahatan ada dalam diri manusia,” tanpa sadar Algol mengatakan hal tersebut.

Alni menoleh pada Algol, “Apa maksudmu?”

Menggeleng, “Tidak. Hanya saja aku ingat perkataan Alphard waktu pertama kali kami bertemu. Itu sedikit menggangguku.”

Sadir mengupas buah kelapa yang didapatkannya di jalan. Tak lama Sadir menyerahkannya pada Alni.

“Terima kasih,” Alni tersenyum manis pada Sadir.

Algol mengerutkan keningnya melihat pemandangan di depannya. Sejak kapan kedua orang ini dekat, dan saling melempar pandangan menjijikkan itu?

Mendadak Algol merasa jengkel. Mereka sekarang berada pada situasi yang pelik, dan kedua orang ini sempat-sempatnya mengalami musim semi.

S*alan!

Srekk…

Algol tersentak saat mendengar suara gemersik rumput di dekat mereka. Tak hanya Algol, Sadir juga menyadari hal tersebut. Sadir segera berdiri di depan Alni, berusaha untuk melindunginya.

Srekk…

Mereka saat ini berada di wilayah yang jauh dari manusia. Jika tidak hati-hati, mereka bisa dikoyak-koyak oleh serigala atau **** hutan. Bahkan mereka sudah beberapa kali bertemu dengan **** hutan hari ini, namun entah bagaimana mereka bisa menghindarinya. Jika kali ini binatang buas lagi yang datang....

Srekk.. Srekk…

Dengan gemetar Algol mengeluarkan pedangnya yang masih sangat baru. Tangannya yang kaku berusaha menahan berat pedang yang digenggamnya. Bisakah situasi genting ini berlalu?

Srekk.. Takk..

“Kalian sedang apa?”

Mata Algol membelalak ketika menyadari sosok Alphard lah yang menerobos rerumputan tebal.

Dengan geram Algol melempar pedangnya, dan meraih kerah jubah Alphard. Algol yakin, Alphard memiliki hubungan dengan tewasnya Carina. Ia melayangkan pukulannya yang lemah di wajah Alphard.

Tanpa bisa dikendalikan, Alphard terjatuh di atas tumpukan daun kering. Alphard terlempar ke kuburan Carina.

“Br*ngsek, apa-apaan kau?” Alphard berniat membalas, tetapi karena tubuhnya lemah, ia hanya bisa berbaring kesakitan di tanah.

Alphard menyumpah karena merasa tak terima. Padahal baru kemarin Alphard dipukuli oleh Hamal, dan sekarang Algol juga ikut-ikutan memukulinya.

Dia ingin mengucapkan sumpah serapahnya pada Algol, namun Algol kembali menerjang Alphard dengan cepat.

Ia mencengkeram kerah jubah Alphard, “Kau kan yang membunuh Carina?” tuduh Algol langsung.

Alphard ialah orang terakhir yang dilihat Algol yang tertidur. Sejak awal Alphard ini memang cenderung menyukai darah, terutama Alphard inilah yang melukis mawar berdarah. Tingkah Alphard yang seperti penyihir juga menakutkan, Hamal saja menyebut orang ini sebagai orang gila.

“Aku tak membunuh Carina, pemarah!”

Bughh..

“Pembohong! Aku melihatmu duduk sendirian tadi malam, dan kau menghilang begitu saja. Mustahil kau pergi begitu saja. Kau pikir aku bodoh.”

Srekkk…

“Akkhhh…”

Mendadak Algol ingin membungkam mulut berisik Alni yang selalu berteriak setiap saat. Inilah mengapa Algol tak mau satu kelompok dengan orang-orang gila ini.

Bahkan tanpa dibunuh pun, Algol pasti mati karena tekanan darah tinggi.

“Berhenti kalian!” Sadir memisahkan Algol dari Alphard yang sudah setengah sadar.

Setelah itu, Algol mencium bau bangkai yang menyengat penciuman. Ia nyaris muntah. Algol menengok di sebelahnya, dan menyadari ada kepala yang menyembul dari dalam tanah.

Kepala itu kepala Carina yang sudah tidak utuh lagi. Cacing-cacing menggelepar dari mata Carina yang bolong.

Mimpi buruk!

“Kalian merusak kuburan Carina,” pekik Sadir kesal.

Alphard bangkit, dan menendang kaki Carina yang juga menyembul dari dalam tanah. Menginjaknya agar tertanam dalam tanah. Namun kaki Carina dengan menyedihkan masih tampak di permukaan.

“Kau bilang ini kuburan?”

Algol semakin jengkel, ia berniat melayangkan pukulan lagi pada Alphard. Dengan sigap Sadir menjauhkan Algol lagi. Tentu saja Algol dapat dihentikan dengan mudah oleh Sadir yang tubuhnya lebih kekar darinya.

“Tutup mulutmu, br*ngsek!”

Alphard menatap Algol dengan tatapan menantang, “Mengapa aku harus menutup mulutku? Memangnya hanya kalian saja yang boleh bicara, dan aku dipukuli begitu?”

“Aku memukulmu karena kau br*ngsek! Pasti kau yang membunuh Carina.”

Alphard mengumpulkan barang-barangnya yang tercecer dengan kesal. Terakhir ia mengambil buku dengan sampul warna merah darah, dan menepuknya untuk membersihkan debu. Algol dapat melihat segala macam ramuan obat yang dimasukkan kembali oleh Alphard ke dalam tasnya.

“Kau tuli atau apa? Aku bilang bukan aku yang membunuh Carina!” Alphard tak terima dituduh-tuduh.

“Lalu, kemana kau pergi? Kau melarikan diri kan dari perbuatan burukmu,” Algol menatap Alphard dengan pandangan tak percaya.

Alphard mendengus. Lalu, ia menatap Sadir dan Alni yang terlihat salah tingkah. Melihat itu, Alphard tersenyum mengejek pada Algol. Menatap Algol seolah Algol ialah orang terbodoh di dunia ini.

“Aku pergi untuk menghindari hal tak senonoh terjadi di depanku. Bukankah kau patut curiga juga dengan dua orang ini? Mereka bisa saja membunuh Carina karena takut perbuatan dosa mereka diketahui,” Alphard menunjuk Sadir dan Alni tanpa sembunyi-sembunyi.

“Apa maksudmu br*ngsek? Mengapa kau mengatakan sesuatu yang tak jelas? Aku di sini bertanya alibimu, s*alan!”

“Mengapa kau tidak bertanya pada kedua orang ini? Jangan bertanya padaku karena mungkin saja saat Carina merenggang nyawa, kedua orang ini mabuk nafsu di bawah bintang.”

Algol menatap Sadir yang membuang wajahnya sedari tadi, begitupun dengan Alni. Jadi, kedua orang ini bermesum ria, dan saat itu Algol sedang tertidur.

S*alan! Mana tahu Algol jika dia jadi pajangan dalam permainan nafsu kedua orang ini.

Alphard menatap Algol sengit, “Hanya kau saja yang bisa tidur seperti orang mati di alam liar. Bisa jadi, hanya kau saja yang tidur di antara kami tadi malam.”

***

Terpopuler

Comments

Evan Dirga

Evan Dirga

buah kelapa ? di hutan ?

2023-12-22

0

Yara_Army

Yara_Army

hai thoorr aku datang utk baca dan bomb like💓💓
semangat terus upp nya🙆🙆
salam dari The truth Untold🙆🙆

2021-02-27

0

Fadila Bakri

Fadila Bakri

baru mampir

2020-12-18

0

lihat semua
Episodes
1 SISI PERTAMA: LERENG BUKIT KOTA DUBHE
2 SISI KEDUA: MAWAR BERDARAH
3 SISI KETIGA: KAKI YANG TERJULUR
4 SISI KEEMPAT: PUKULAN DI ATAS KUBURAN
5 SISI KELIMA: SIAPA YANG BISA DIPERCAYA?
6 SISI KEENAM: SEMUANYA MERAH
7 SISI KETUJUH: PELUANG KEBETULAN
8 SISI KEDELAPAN: BERTEMU LAGI
9 SISI KESEMBILAN: KENAPA AKU?
10 SISI KESEPULUH: BUKAN CERITA ROMANTIS
11 SISI KESEBELAS: JANGAN MENENGOK KE BELAKANG!
12 SISI KEDUA BELAS: TUDUHAN DEMI TUDUHAN
13 SISI KETIGA BELAS: BUKU YANG TAK MENARIK
14 SISI KEEMPAT BELAS: ORANG TAMBAHAN
15 SISI KELIMA BELAS: DENGUNGAN SEORANG GADIS
16 SISI KEENAM BELAS: TALI PEMBEBASAN
17 SISI KETUJUH BELAS: ANTARA 'DIBUANG' ATAU 'DIBEBASKAN'
18 SISI KEDELAPAN BELAS: PENULIS CERITA TALI
19 SISI KESEMBILAN BELAS: SIAPA YANG MENYERANG SIAPA?
20 SISI KEDUA PULUH: AYO BERBURU!
21 SISI KEDUA PULUH SATU: DOSA ALNI
22 SISI KEDUA PULUH DUA: PEMENANG SEBELUMNYA
23 SISI KEDUA PULUH TIGA: BANGSAWAN ARIES
24 SISI KEDUA PULUH EMPAT: KEBEBASAN YANG ALPHARD CARI
25 SISI KEDUA PULUH LIMA: MESIN PEMBUNUH KEMBAR
26 SISI KEDUA PULUH ENAM: INI PEMBUNUHAN!
27 SISI KEDUA PULUH TUJUH: YANG TERSISA
28 SISI KEDUA PULUH DELAPAN: CERITA UNTUK MEMBONGKAR RUMOR
29 SISI KEDUA PULUH SEMBILAN: ALAT YANG TAK TERKENDALI
30 SISI KETIGA PULUH: PERTARUNGAN ALPHARD
31 SISI KETIGA PULUH SATU: MENGHITUNG MUNDUR
32 SISI KETIGA PULUH DUA: LEMBARAN TERAKHIR DARI CERITA TALI
33 SISI KETIGA PULUH TIGA: HANYA 'ALGOL'
34 SISI KETIGA PULUH EMPAT: TEMAN PERTAMA DAN TARGET TERAKHIR
35 SISI KETIGA PULUH LIMA: PERTARUNGAN AKHIR
36 SISI KETIGA PULUH ENAM: TETAP MENJADI MANUSIA
37 SISI KETIGA PULUH TUJUH: THE OTHER SIDE
38 SIDESTORY 1: PEMBACA PERTAMA
39 SIDESTORY 2: LAUTAN
40 SIDESTORY 3: SAMPAI JUMPA LAGI (END)
Episodes

Updated 40 Episodes

1
SISI PERTAMA: LERENG BUKIT KOTA DUBHE
2
SISI KEDUA: MAWAR BERDARAH
3
SISI KETIGA: KAKI YANG TERJULUR
4
SISI KEEMPAT: PUKULAN DI ATAS KUBURAN
5
SISI KELIMA: SIAPA YANG BISA DIPERCAYA?
6
SISI KEENAM: SEMUANYA MERAH
7
SISI KETUJUH: PELUANG KEBETULAN
8
SISI KEDELAPAN: BERTEMU LAGI
9
SISI KESEMBILAN: KENAPA AKU?
10
SISI KESEPULUH: BUKAN CERITA ROMANTIS
11
SISI KESEBELAS: JANGAN MENENGOK KE BELAKANG!
12
SISI KEDUA BELAS: TUDUHAN DEMI TUDUHAN
13
SISI KETIGA BELAS: BUKU YANG TAK MENARIK
14
SISI KEEMPAT BELAS: ORANG TAMBAHAN
15
SISI KELIMA BELAS: DENGUNGAN SEORANG GADIS
16
SISI KEENAM BELAS: TALI PEMBEBASAN
17
SISI KETUJUH BELAS: ANTARA 'DIBUANG' ATAU 'DIBEBASKAN'
18
SISI KEDELAPAN BELAS: PENULIS CERITA TALI
19
SISI KESEMBILAN BELAS: SIAPA YANG MENYERANG SIAPA?
20
SISI KEDUA PULUH: AYO BERBURU!
21
SISI KEDUA PULUH SATU: DOSA ALNI
22
SISI KEDUA PULUH DUA: PEMENANG SEBELUMNYA
23
SISI KEDUA PULUH TIGA: BANGSAWAN ARIES
24
SISI KEDUA PULUH EMPAT: KEBEBASAN YANG ALPHARD CARI
25
SISI KEDUA PULUH LIMA: MESIN PEMBUNUH KEMBAR
26
SISI KEDUA PULUH ENAM: INI PEMBUNUHAN!
27
SISI KEDUA PULUH TUJUH: YANG TERSISA
28
SISI KEDUA PULUH DELAPAN: CERITA UNTUK MEMBONGKAR RUMOR
29
SISI KEDUA PULUH SEMBILAN: ALAT YANG TAK TERKENDALI
30
SISI KETIGA PULUH: PERTARUNGAN ALPHARD
31
SISI KETIGA PULUH SATU: MENGHITUNG MUNDUR
32
SISI KETIGA PULUH DUA: LEMBARAN TERAKHIR DARI CERITA TALI
33
SISI KETIGA PULUH TIGA: HANYA 'ALGOL'
34
SISI KETIGA PULUH EMPAT: TEMAN PERTAMA DAN TARGET TERAKHIR
35
SISI KETIGA PULUH LIMA: PERTARUNGAN AKHIR
36
SISI KETIGA PULUH ENAM: TETAP MENJADI MANUSIA
37
SISI KETIGA PULUH TUJUH: THE OTHER SIDE
38
SIDESTORY 1: PEMBACA PERTAMA
39
SIDESTORY 2: LAUTAN
40
SIDESTORY 3: SAMPAI JUMPA LAGI (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!