EMPAT

"Apa kegiatan saya selanjutnya Chiko?"tanya Rey sambil melihat berkas berkas yang berada di mejanya.

"Tidak ada tuan semuanya sudah anda lakukan,tapi..."kata Chiko ketakutan,mendengar penuturan Chiko yang seperti menahan sesuatu membuat Rey berhenti dan memperhatikannya.

"Tuan apakah anda tidak ikut sebentar malam ke perjodohan itu?"tanya Chiko membuat Rey menghembuskan nafas kasarnya dan memijit pelipis. Sungguh hari ini adalah hari yang sangat menyebalkan bagi Rey.

"Lihat saja apakah aku pergi ikut atau tidak,sekarang antarkan aku ke ruang latihku dulu aku butuh melepaskan emosi ku"kata Rey sambil memijit pelipisnya,mendengar perkataan tuannya pun Chiko mengambil alih dan mengantar ke ruangan yang tuannya katakan.

****

Tok..tok..tok...

"Eh...kayaknya udah dateng"kata Rena langsung menarik tangan suaminya dan menyuruh anaknya mengikutinya.

Rena pun membuka pintu dan tampaklah Laras beserta suami,anak lelakinya yaitu Jasson.

"Laras...apa kabar?"tanya Rena sambil cipika cipiki sedang para suami serta anaknya hanya bersalaman biasa.

"Baik kok...maaf telat"kata Laras sambil tersenyum.

"Gak telat kok,yuk masuk masa di luar terus hehe"ajak Rena,setelah itu mereka pun masuk dan duduk di meja makan.

"Maksud kedatangan kami disini mau melamar Nabila dan membahas soal pernikahan nak Nabila,mmm...kalau boleh tanya apakah nak Nabila menerima perjodohan ini?"tanya Roy sambil melihat Nabila,mendengar kata ayah dari calon suaminya Nabila pun membuat Nabila mengangguk pasti. Melihat anggukan tanda setuju dari Nabila pun membuat kedua keluarga pun tersenyum lega atas keputusan Nabila.

"Mmm...kalau boleh tau calon suami anakku kemana?"tanya Rena membuat Laras terdiam dan langsung menatap Roy suaminya.

"Dia lagi kerja dan dia sibuk makanya gak datang,mmm....kalau begitu biar istri saya yang memasangkan cincin pertunangan kalian maaf ya...dia tidak bisa datang karena sibuk"kata Roy sambil tersenyum

"Enggak apa apa yaudah...yuk!!makan aku udah siapin makanan enak loh"kata Rena sambil mempersilahkan dan saat itulah mereka pun makan bersama dengan saling canda tawa serta ocehan lucu dari kedua abangnha Nabila,melihat itu pun Jasson tersenyum dan berharap jika ketika kakaknya menikah dengan Nabila ia berharap supaya sifat kakanya berkurang dan menjadi orang ceria seperti dulu.

****

"Tuan ini filenya"kata Chiko sambil memberikan map kepada Rey dan langsung di terima oleh Rey.

"Jadi namanya Nabila dan dia kerja disini di bagian divisi pemasaran?"tanya Rey sambil membaca lanjutannya.

"Iya tuan dia memiliki 3 sahabat laki laki dan menurut rumor yang saya dengar Nabila memiliki seorang pacar tuan"kata Chiko membuat Rey membanting map tersebut dan terasa ruangan tersebut dingin mencekam.

"Cih...klo udah pacaran buat apa ngejodohin saya,hehe emangnya saya itu bodoh apa"kata Rey sambil tersenyum devil membuat Chiko menelan salivanya kasar.

"Tapi itu menurut rumor tuan mungkin itu salah beritanya kali"kata Chiko,mendengar hal itu Rey pun memijit pelipisnya lalu merapikan berkas berkasnya.

"Chiko antarkan saya ke rumah perempuan tersebut"kata Rey walau kemarin ia marah tetapi ia tidak bisa menolak perintah kedua orang tuanya,mendengar hal tersebut Chiko pun langsung mengambil alih kursi roda tuannya.

Tak butuh waktu yang lama saat ini mobil huracan milik Rey sudah berhenti didepan sebuah rumah sederhana tetapi asri.

(Tampilan depan rumah Nabila)

Rey pun turun di bantu dengan Chiko dan langsung mengetuk pintu.

//

"Hehe...."kekehan mereka yang lagi makan bersama tak lama kemudian bel rumah pun berbunyi.

Ting....tong...ting...tong...

"Biar Nabila aja bun"kata Nabila dan beranjak pergi ke ruang tamu untuk membuka pintu.

Pintu pun terbuka dan menampilkan dua orang lelaki yang satu di kursi roda dan satunya lagi berada di belakangnya.

"Emmm.....ada perlu apa?"tanya Nabila sambil tersenyum manis, Chiko pun berkata.

"Apakah ini rumah nona Nabila?"tanya Chiko karena ia tahu tuannya tidak akan berbicara.

"Iya ini rumah kedua orang tua saya kenapa?eh...dari pada ngomong disini silahkan masuk"kata Nabila mempersilahkan Rey serta Chiko masuk.

"Jadi ada perlu apa kesini?"tanya Nabila lembut sambil tersenyum.

'Cih...senyum palsu'batin Rey yang sedari tadi memperhatikan.

"Begini kam-"kata Chiko terpotong dengan suara laki laki.

"Ka Nab- eh ka Rey yuk masuk bunda sama ayah udah nungguin daritadi"kata Jasson dan lansung mengambil alih kursi roda Rey dari Chiko meninggalkan Nabila yang kebingungan.

'Siapa dia?'

'Ah...apakah dia calon suamiku?'

'Ah...keliatan sekali dinginnya bahkan daritadi dia tidak berbicara dan malah menatapku seolah olah aku orang jahat' batin Nabila kebingungan dan mengikuti dari belakang.

"Ayah kira kamu tidak datang"kata Roy sambil memperhatikan putra pertamanya.

"Kalau begitu silahkan kamu pasangkan di jari manisnya Nabila cincin pertunangan kalian"kata Laras dan langsung diikuti Rey.

Malam itu pun mereka telah selesai mengikat satu sama lain dengan sebuah status yaitu tunangan.

"Kalau begitu seminggu lagi kalian akan menikah kami sudah mempersiapkan semuanya"kata Laras senang dan hanya di balas anggukan pasrah dari Nabila dan tatapan tajam dari Rey yang sedaritadi diam dan melihat yang lain dengan tajam.

"Ingat ya...tiga hari lagi kalian ke butiknya tante Ranty bunda sudah bilang nanti kalian kesana buat fitting baju"kata Laras dan di balas anggukan dari Nabila. Malam itu pun mereka bercanda gurau tanpa Rey lagi karena sehabis membicarakan perihal pernikahan Rey pun pulang.

****

Keesokan paginya di kediaman Rey mereka sibuk makan bersama,setelah makan dan membersihkan mulutnya dengan tisu Rey pun pergi ke kantor.

Sesampainya di kantor Rey pun masuk kedalam ruangan kebesarannya dan memulai pekerjaannya tak lama kemudian terdengar ketukan pintu dari luar dan langsung dijawab Rey dari dalam ruangan tersebut.

"Ini dokumen yang anda minta tuan"kata Rinjani dengan gaya centilnya dan membuat Rey memutar bola matanya dan melihat berkas dan pada akhirnya Rey pun membuang berkas tersebut dengan keras di hadapan Rinjani,hal tersebut membuat Rinjani bahkan Chiko pun bergidik ngeri melihat kejadian tersebut.

"KAU BISA BEKERJA DENGAN BAIK ATAU TIDAK SIH!!!"bentak Rey membuat bulu kuduk berdiri baik yang berada dalam ruangan Rey maupun beberapa karyawan yang lewat tak sengaja mendengar bentakan Rey karena pintu ruangan Rey agak sedikit terbuka.

"Sa...saya bis-"kata Rinjani dan langsung di potong oleh Rey.

"Cih...perhatikan dirimu,kamu ini sebenarnya mau kerja apa tidak!!!mengurus dokumen ini saja tidak bisa dan lihat dandananmu ini..cuih seperti ****** saja!!kau pikir kau bekerja di Club dan kamu bisa memakai pakaian layaknya seorang wanita murahan,lihatlah baju yang ketat membuat dua gunungmu hampir tumpah,rokmu yang pendek dan make up mu yang mengalahkan tebalnya dokumen yang ku kerjakan ini"kata Rey mampu membuat seseorang sakit hati,Rinjani yang tak kuat pun menangis dan berkata.

"Hari ini aku resign dari sini"kata Rinjani lalu berlari keluar dengan air mata yang sudah keluar,melihat hal tersebut Chiko pun menggelengkan kepala melihat tuannya yang pandai mengeluarkan kata kata yang begitu menyakitkan perasaan seseorang.

"Cih...aku juga tidak butuh orang seperti dia,Chiko...suruh divisi dari Nabila bekerja untuk menyuruh Nabila bekerja menggantikan sekertarisku,hehe...aku ingin lihat bagaimana tahannya dia dengan sikapku"kata Rey sambil menyeringai membuat Chiko menelan salivanya kasar dan beranjak pergi.

Tak lama kemudian Chiko datang beserta Nabila yang sudah berada di belakangnya mengikuti kedalam ruangan Rey.

"Mulai hari ini kau bekerja menjadi sekertarisku dan ingat jangan pernah sekali kali kau melakukan kesalahan dalam bekerja dan akan berujung membuatmu menangis dan berharap untuk keluar dari kantor ini"kata Rey yang membelakangi Nabila dan membuat seisi ruangan seketika menjadi dingin mencekam.

'Sungguh dia sangat sangatlah pemarah'batin Nabila

"Oh..ok tuan"kata Nabila sambil menunduk patuh.

"Chiko pergi antarkan dia ke ruangannya"kata Rey dan langsung di laksanakan oleh Chiko.

Hari ini pun Nabila lembur mengerjakan beberapa dokumen yang menumpuk akibat kerjanya Rinjani sekertaris lamanya Rey yang malas mengerjakan dokumen,hal tersebut membuat Nabila memijit pelipisnya dan berdiri beranjak dari duduknya sambil membawakan beberapa dokumen yang banyak itu ke ruangan Rey.

Tok..tok..tok

Mendengar sahutan dari dalam Nabila pun masuk dan berjalan ke arah calon suaminya atau Rey .

"Ini berkasnya tuan ada beberapa dokumen yang sudah lama tetapi masih belum di kerjakan oleh Rinjani tuan"kata Nabila profesional sambil menyodorkan dokumen dokumen tersebut ke arah Rey dan langsung di terima Rey.

'Oh Tuhan semoga dia tidak marah'teriak Nabila dalam hati memohon.

Melihat Rey yang tak mengeluarkan kata kata yang bernada tinggi pun Nabila menghembuskan nafas lega.

"Kamu boleh keluar dan ingat kau ini selamat ternyata kinerjamu boleh juga"kata Rey dan langsung membuat Nabila mendongkakan kepalanya menatap Rey.

"Baik tuan saya undur diri"kata Nabila dan keluar dari ruangan Rey yang menjadi julukan di kantornya sebagai ruangan pencabut nyawa.

Sore pun tiba,Nabila sudah menyelesaikan tugasnya lantas maregangkan badannya karena pegal dan tak lama kemudian pintu ruangan Nabila pun berbunyi.

"Masuk"jawab Nabila dan muncul lah ketiga sosok yang membuat Nabila tersenyum.

"Wah...Nab bagaimana?apakah kamu di marahi?"tanya Vito sambil memperhatikan Nabila yang agak terlihat pucat karena tak mengikuti makan siang serta Arman yang mengikuti Vito duduk di sofa yang sudah tersedia,lain halnya dengan Reza yang langsung berlari memeluk Nabila dan menaruh kepalanya di cerukan lehernya Nabila dan menghirup aroma bunga sakura yang menenangkan.

"Oh ya astaga...kau kenapa Re?"tanya Nabila sambil membawa Reza ke sofa sambil dan langsung duduk mengelus rambut Reza.

"Aku sangat kangen padamu Nabila"kata Reza semakin mengeratkan pelukannya dan semakin menelusupkan lehernya membuat Nabila terkekeh dan mengelus rambutnya Reza.

"Cih...dia sangat manja padamu Nabila,bahkan tadi dia saja tidak fokus kerja karena tidak mendapatkan pelukan hangatmu itu Nab"kata Vito dan langsung membuat Nabila terkekeh.

"Oh ayolah aku tidak pergi jauh kaliii...kan kita satu kantor,kalian boleh kok ke ruanganku saat jam makan siang"kata Nabila dan masih mengelus rambut Reza.

"Baiklah,Nabila tadi siang kamu tidak ikut makan siang kan?"tanya Arman menampilkan wajahnya khawatir.

"Hehe...aku tidak apa apa kok...aman saja...aku kan kuat hehe"kata Nabila membuat Vito serta Arman menggelengkan kepala.

"Sudah sudah aku pesan makanan dulu kamu kan daritadi belum makan siang...aku khawatir kalau maagh kamu kambuh ya"peringat Vito dan langsung memesan makanan melalui aplikasi go food.

Sedangkan dari luar ruangan yang tersambung dari ruangan Rey,ia dapat melihat dari awal kegiatan Nabila sampai saat ini melalui kaca besar pembatas ruangan Nabila dengan ia,Rey melihat Nabila yang sedang berbincang bincang dengan kedua lelaki serta satu laki laki yang memeluk Nabila erat dan menelusupkan kepalanya di cekukan leher Nabila dengan Nabila yang mengelus rambut lelaki tersebut membuat Rey berdecih.

"Cih..."decih Rey,melihat tuannya Chiko pun mengikuti arah pandangan Rey dan melihat kegiatan dari ruangan sebelah membuat Chiko tersenyum.

"Mungkin sahabatnya tuan"kata Chiko dan melanjutkan baca majalahnya.

"Apa peduliku dengan dia?"kata Rey.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!