TIGA

Saat ini keluarga Rey sedang sarapan bersama,tak ada yang berbicara tetapi sesudah makan ibunya Rey pun mulai membuka suara.

"Ekhem..."

Mendengar suara batuk Laras, mereka yang berada di ruang makan pun mengalihkan pandanganya ke arah Laras.

"Gini Rey...emmm...ibu mau ngomong sama kamu"kata Laras gugup sambil memandang takut pada anaknya.

Melihat istrinya gugup Roy pun memegang tangan istrinya dan mengambil alih untuk berbicara sedangkan Rey dan Jasson hanya menatap ibunya seolah olah menunggu kelanjutan omongan ibunya.

"Rey...ayah dan ibu..kami akan menjodohkanmu dengan anak teman kami dan sebentar malam kami akan datang melamar gadis itu kerumahnya."kata Roy,mendengar hal itu Rey pun membanting sendoknya.

PRANG

"Aku sudah pernah bilang, kalau aku tidak akan mau menjalin hubungan lagi. Persetan dengan perjodohan ini."marah Rey lalu pergi dari meja makan tersebut.

"MAU KAMU SETUJU ATAU TIDAK KAMU AKAN KAMI NIKAHKAN REY!!"marah Roy saat Rey berbalik.

Mendengar suara ayahnya Rey berhenti sejenak lalu lanjut pergi dari hadapan kedua orang tuanya.

****

"Hari ini kayaknya bos lagi marah deh...tadi saja dokumen yang baru aku ketik langsung dirobek dan di lempar kedalam kotak sampah"kata salah satu karyawan perempuan sambil memasang muka takut.

"Si bos mah tiap hari marah marah melulu kale"kata temen karyawan perempuan tersebut.

Nabila kini tengah mengetik, tiba tiba saja ia mendengar karyawan perempuan lain yang tengah bergosip.

"Tapi kali ini beda...marahnya bukan kayak hari hari biasanya tetapi kali ini marahnya kayaknya besar deh,sampai semua barang saja di lempar setelah aku keluar"kata perempuan itu lagi sambil bergidik ngeri,mendengar kata perempuan tersebut membuat Nabila juga ikut penasaran seperti apa rupa bosnya tetapi rasa penasaran itu pun hilang saat ada tepukan di pundaknya.

"Nab. Yuk ke kantin kantor! Udah jam makan siang, nih."ajak Reza sambil menepuk nepuk punggung Nabila.

Mendengar ajakan Reza Nabila pun menghentikan pekerjaannya, melirik sekilas pada arloji yang melilit manis di pergelangan tangannya. Melihat jam yang sudah menunjukkan waktu istirahat, ia pun berdiri merapikan sejenak pakaiannya.

"Yuk! Lapar,kan?"tanya Nabila kepada Reza,Arman dan Vito.

Mereka lantas melangkah menuju kantin. Sesampainya disana, Nabila segera memesan makanannya. Netranya tak sengaja melihat sosok pria tampan yang memakai kursi roda masuk kedalam kawasan kantin dengan dibantu oleh pria yang sepertinya ajudan dari lelaki itu.

"Dia bos kita."ujar Reza membuat Nabila tersadar dan langsung mengalihkan pandangannya.

"Yang ngedorong atau yang di dorong?"

"Di dorong."

Nabila lantas ber oh ria lalu mulai memakan makanannya yang kebetulan datang di waktu yang tepat.

****

"Nabila pulang"teriak Nabila langsung melempar sembarang sepatu hig heelsnya ke sembarang arah.

Sedangkan dari arah belakang, ada Arman, Vito dan Reza yang ikut melangkah masuk.

"Eh nak Arman,Vito sama Reza..."kata Rena sambil menyodorkan tangannya untuk disalim.

"Ih..bunda kok begitu sih masa lupa sama anak sendiri" kata Nabila tak terima karena ia yang menyapa tetapi tidak disapa balik bundanya malah ketiga sahabatnya yang mendapat sapaan dari bundanya.

"Mungut sepatunya dulu. Masa anak cewek kelakuannya begitu¿!!"kata Rena sambil menyuruh mereka masul,Nabila serta ketiga sahabatnya pun masuk.

"Huh, maaf bun. Nih udah aku mungutin.Nabila ke atas dulu ya bun mau mandi"kata Nabila setelah memungut sepatunya.

"Wow...makanannya banyak amat bun?"tanya Vito melihat banyak sekali makanan yang berada di meja makan.

"Hehe...hari ini ada tamu yang mau datang jadi bunda masak banyak,eh yuk makan kebetulan lagi banyak nih makanan"kata Rena menyuruh mereka makan.

"Eh..tapi kan bun itu punya tamu"kata Arman

"Gak papa masih banyak di belakang,aman aja gak usah sungkan"kata Rena,mendengar hal tersebut mereka pun makan.

"Ayah sama abang belum pulang ,bun?"tanya Nabila sambil merapikan meja makan.

"Iya,kenapa?"tanya Rena.

"Hehe...cuman rindu aja"kata Nabila sambil mengeluarkan cengirannya membuat Rena menggelengkan kepala.

"Huh selesai akhirnya,temani aku yuk nonton film"ajak Nabila kepada ketiga sahabatnya yang sudah berganti pakaian dengan pakaian kedua abangnya Nabila.

"Yuk"jawab mereka bertiga.

Nabila pun mulai menyalakan tv dan menonton dengan posisi kepala Reza di bahu Nabila dan Vito menyandarkan kepalanya yang berada di bahu sebelah kiri Nabila sedangkan Arman menyandarkan kepalanya di sofa yang mereka duduki dan jadilah seperti itu sepanjang mereka nonton.

*****

Malam pun tiba Rena beserta keluarganya sudah bersiap siap tetapi Nabila masih saja tidur dengan Arman yang tengah duduk di bangku sisi ranjang menemaninya sampai terlelap.

Saat ini Arman tengah mengipasi lalu dengan iseng pria itu memberikan cubitan pelan di hidung, hal tersebut malah membuat Nabila berdecak sebal memukul tangan Arman yang kini mengapit hidungnya.

"Arman... Jangan di cubit, nggak bisa nafas ini." Racau Nabila.

Melihat tingkah Nabila membuat Arman tersenyum Arman pun kembali teringat pada kejadian masa kecilnya dimana ia dirawat oleh Nabila dengan telaten

16 tahun yang lalu...

Dikediaman Arman,Arman sedang berselimut tebal karena ia demam tiba tiba datanglah seorang gadis cantik yang membawa sebaskom air dingin dan handuk berjalan ke arah Arman dengan tampilan wajah khawatir,Yap!!dia adalah Nabila.

"Alman kata bunda kamu lagi sakit ya?"tanya Nabila sambil memegang dahi Arman,melihat tingkah Nabila Arman pun tersenyum mengangguk sambil menjulurkan tangannya dan langsung di genggam oleh Nabila.

"Ih...itukan aku udah pelnah bilang jangan main ujan ujanan kan?jadi begini deh kalau Alman gak ikut pasti ndak sakit"kata Nabila sambil mengompreskan dahinya Arman.

"kalau Alman sakit kan ndak bisa ikut aku main lagi,hiks...kan aku udah pelnah bilang hiks...jangan sakit Alman hiks...kalau Alman sakit begini hiks...lebih baik bial Nabila aja yang sakit hiks..."tangis Nabila tapi masih mengompreskan dahinya Arman,melihat Nabila menangis Arman pun menghapus air mata Nabila sambil tersenyum.

"Tidak apa apa Arman kuat kok,jangan nangis lagi ya?"kata Arman ya memang Arman lah yang paling cepat dalam berbicara tanpa harus menggunakan cadel pada umur 6 tahun.

"Huaaa...Alman jangan sakit sakit lagi ya?!"kata Nabila dan lansung memeluk Arman sambil berbaring dan jadilah Nabila memeluk Arman sampai sore dan sore itu Arman sudah sembuh tetapi ia tidak mau membangunkan Nabila yang tertidur nyenyak kegiatan Nabila serta Arman yang sedari tadi sudah di perhatikan oleh kedua orang tua Arman serta kedua orang tua Nabila,mereka tersenyum karena Nabila sangat peduli dan penyayang kepada Arman sampai rela rela berlari dan tidak makan pergi ke rumah Arman ketika mendengar Arman sakit.

Mengingat kejadian tersebut membuat Arman tersenyum dan bersyukur karena Nabila sangat sangatlah perhatian dan penyayang kepada ketiga sahabatnya,tetapi senyum Arman seketika memudar saat mengingat satu tahun setelah itu yang membuat Arman,Vito serta Reza sedih dan ikut mengurung diri karena Nabila,saat itu adalah saat di mana keluarga ketiga sahabat serta sahabat Nabila dan kedua orang tua serta kedua abangnya Nabila sedih melihat Nabila yang tidak tersenyum dan seperti mayat hidup dan hampir bunuh diri.

****

"Arman bangunin Nabila,bilangin dia mandi ada tamu yang mau datang"teriak Rena karena ia berada di lantai bawah. Mendengar teriakan Rena ibunya Nabila Arman pun membangunkan Nabila.

"Nab...bangun"kata Arman dengan suara lembut.

"Hmm...kenapa Arman?Nabila lagi ngantuk nih"rengek Nabila yang setengah membuka matanya.

"Hei...kata bunda ada tamu tadi bunda suruh aku bangunin kamu supaya mandi Nabila"kata Arman langsung mengambil bantal melempari Nabila dengan guling agar gadis itu bangun.

"Hah...oh ok aku mandi dulu."ujar Nabila dengan nada kesal lalu mendorong tubuh Arman keluar dari kamarnya.

" Udah mau jadi istri orang malah bangun kesiangan." Ejek Arman membuat Nabila mendengus,setelah itu Nabila pun pergi ke kamar mandi meninggalkan Arman .

Arman pun menuruni tangga dan melihat ibunya Nabila yang sibuk mengatur meja makan.

"Bun...siapa yang datang?"tanya Arman yang turut membantu Rena.

"Keluarga calon suaminya Nabila"kata Rena yang sukses membuat Arman kaget bukan main.

"HAH?!!!"kaget Arman dengan suara tinggi.

"Pelan pelan,kamu ini..."kata Rena sambil menggelengkan kepala.

"Nabila udah tau bun?"tanya Arman sambil menyimpan makanan ke meja makan.

"Belum...kan begini....sahabatnya bunda itu sama bunda udah sepekat kalau kami akan menjodohkan anak kami makanya hari ini mereka datang untuk melamar Nabila"kata Rena.

"Berarti fix...Nabila nggak tau dong bun?"tanya Arman lagi dan dibalas anggukan oleh Rena.

"Eh...yaudah kalau gitu aku pamit pulang ya bun?tadi mama udah nelfon aku katanya suruh pulang karena ada urusan bun"kata Arman.

"Arman mau pulang"kata Nabila yang sudah turun dengan dress panjang berwarna biru tosca.

"Iya...aku pulang ya bun?"kata Arman dan lansung pamit keluar rumah setelah mencium kening Nabila.

"Eh..bun buat apa aku make dress ini?"tanya Nabila

"Ada tamu penting mau datang dan mau ngelamar kamu"kata Rena sontak membuat kaget Nabila.

"Tapi...bun aku mau kerja masa di jodohin sih aku kan belum mau nikah"kata Nabila lesu membuat Rena berhenti sejenak dan berjalan ke arah Nabila dan duduk di sampingnya.

"Dengar kata bunda,anak temen bunda itu dia lumpuh semenjak kecelakaan dia menjadi orang yang tidak ceria bunda sama bunda calon suamimu itu dulu sahabatan dan udah berjanji akan menjodohkan anak kami ,pertama bunda pikir nggak bisa karena bunda ngelahirin laki laki awalanya tapi tak lama kemudian bunda dianugrahi anak perempuan dan itu kamu. Sedangkan temen bunda anaknya semuanya adalah laki laki dan anak pertamanya itu seumuran sama kamu dan dia lumpuh karena janji itu serta keinginan bunda supaya kamu buat anak lelakinya temen bunda itu ceria lagi,buat dia semangat dan tak menjadi pendiam. Oke?kamu ngerti kan?!!"jelas Rena sambil memegang tangan Nabila membuat Nabila diam membisu karena perkataan bundanya.

"Ok aku juga akan menerima perjodohan ini dan mau mengubah dia menjadi orang yang ceria lagi,karena tugas Nabila kan buat semua orang tersenyum hehe..."kata Nabila sambil senyum membuat Rena terharu terhadap anaknya yang satu ini,anak perempuan yang baik,polos,cantik dan sederhana ini.

"Tenang aja bun aku gak terpaksa karena setelah mendengar cerita bunda aku akan buat dia menjadi orang yang ceria lagi"kata Nabila sambil memegang tangan bundanya.

"Eh...kalau gitu yuk bantu bunda buat siap siap tadi Arman udah bantu sebagian hanya masih ada lagi yang bunda belum beresin"ajak Rena dan langsung mendapat anggukan dari Nabila.

Terpopuler

Comments

Realme Baru

Realme Baru

sebenarnya ga pantas ya cara persahabatan Nabila dan ke 3 teman laki laki nya itu karena biar bagaimana pun mereka berbeda lawan jenis sampai tidur berdua terus menggosok gosok kepala di leher nabila kecup kecup itu sama aja ga harga diri tu si nabila karna badan bebas di sentuh laki laki yg status nya bukan kekasih atw pun suami melain kn sahabat

2023-01-05

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!