Bab 02. Harga Andy senilai 500 ribu

Andy berhasil di tangkap oleh kedua security mall, sedikit ada pemberontakan dan kehebohan yang terjadi tadi. Namun, semuanya masalah itu telah diselesaikan, Andy bersama kedua security berada di parkiran, berdiri tepat di depan mobil Wijaya, dan di depan mobil ada seorang pria muda memakai seragam serba hitam yang terus tersenyum kepada Andy.

“Aku tidak mau pulang bersama dengan Papa dan Tante Mayang. Aku ingin bersama kakak berambut pelangi tadi, aku mohon pertemukan aku dengannya Om!"

Sambil menarik-narik baju seragam bagian depan security, Andy terus merengek untuk dipertemukan dengan Camilla. Sayangnya, kedua security tidak menggubris permintaan Andy. Andy pun diam, ia melirik ke pemuda yang sedari tadi tersenyum padanya.

"Om Varo!"

Andy berteriak sembari menggeliatkan tubuhnya seperti belut, dan melompat ke pelukan Varo. Perbuatan spontan Andy membuat kedua security tercengang, jantung mereka hampir copot.

“Alamak, anak ini macam monyet aja. Bisa-bisanya kau melompat dari pelukan kami. Untung aja ada Abang itu yang menangkap kau, kalau nggak, bisa remuk lah tulang-tulang kau itu," celetuk salah satu security bertubuh tinggi, berkulit sawo matang.

“Maaf Om!" maaf Andy disertai senyuman. Kedua security membalasnya dengan menggeleng.

Tidak ingin di marahi sama atasan, kedua security berpamitan kepada Andy dan Varo. "Kami permisi!"

Andy membalas kepergian kedua security dengan melambaikan tangan.

Baru 10 langkah meninggalkan Andy. Mayang keluar dari dalam mobil, berlari kecil mengejar security sambil berteriak.

“HEI, HEI! TUNGGU!"

Teriakan tak sopan dari Mayang menghentikan langkah kaki kedua security itu. Mereka berdua pun menoleh ke belakang, terlihat Mayang berlari kecil mengarah ke arah mereka.

“Kau panggil kami?” tanya security.

“I-iya. A-aku memanggil kalian berdua!"

Mayang terengah-engah, tubuhnya sedikit membungkuk untuk mengatur nafasnya. Kedua security memandangi Mayang yang tampak seperti wanita tua sedang kelelahan, sekilas mereka saling pandang, lalu kembali memandangi Mayang yang kini berdiri tegak dihadapan mereka.

“Lah, yang kami kira kau itu sedang memanggil wawak tukang sayur," celetuk security bertubuh pendek.

"Gaya-gaya lari yang kau tunjukkan tadi itu persis seperti emak-emak yang sibuk ngurus rumah, dan telat mendengar teriakan wawak penjual sayur!" tambah security bertubuh tinggi sambil tertawa.

Rasanya Mayang ingin menampar wajah kedua security tersebut, dan memaki mereka, karena telah menghina dirinya. Tapi niat itu harus diurungkan olehnya, sebab Wijaya ada di situ.

"Kasar kali kalian berdua. Aku manggil dengan nada lembut malah mendapatkan hinaan seperti ini. Sudahlah, itu tidak penting!"

Mayang menghentikan perkataannya, ia membuka dompet berwarna hitam berbahan bulu angsa. Di ambilnya 5 lembar uang merah dari dompet itu, lalu mengulurkannya ke security.

"Nah, uang ini buat kalian berdua. Terima kasih telah membawa kembali calon anakku!" ucap Mayang ketus.

Kedua security saling menatap, bibir mereka menarik senyum penuh makna. Tanpa segan security bertubuh tinggi mengambil uang tersebut, serentak mereka berdua menatap uang merah yang masih tegang itu.

"Jadi harga sebuah nyawa dari anak lelaki itu hanya 500 ribu?" tanya security bertubuh pendek.

Mayang mengernyitkan dahinya.

Security bertubuh tinggi mengambil tangan kiri Mayang, meletakkan lima lembar uang merah itu di telapak tangannya, di lipat tangan Mayang sampai membuat kepalan, lalu di tepuk-tepuk kepalan tangan Mayang.

"Kau makan ajalah uang itu sendiri. Kalau cuman 500 ribu, aku juga bisa membayar nya."

Kedua security itu pun pergi, tawa puas mereka terdengar di sepanjang parkiran.

Mayang merasa terhina, ia pun meremas uang 500 ribu, sambil menatap punggung kedua security.

“Baru menjadi security aja sudah sombong!"

Mayang berbalik badan, melangkah menuju mobil yang saat ini siap jalan. Ia masuk sambil membanting pintu mobil, Varo, Andy, dan Wijaya heran melihat tingkahnya.

“Kenapa sayang?” tanya Wijaya lirih, sebab tubuhnya masih terasa sakit.

Tidak ingin terus marah dihadapan Azwan. Mayang menyelipkan tangan kananya di lengan Wijaya, bergelayut manja tanpa memikirkan Andy dan Varo yang duduk di bangku depan.

“Sayang, aku tuh, sebel banget lihat kedua security tadi. Bagus-bagusnya aku ingin memberikan uang 500 ribu ke mereka. Eh, malah mereka mengatakan harga nyawa Andy 500 ribu. Masa harga diri calon anakku segitu," rengek Mayang di buat-buat.

Wijaya mengelus puncak kepala Mayang untuk menenangkannya. Andy dan Varo memutar bola mata jengah, benar-benar sudah paham jika Mayang wanita yang pandai berakting.

“Aku bosan di sini. Gimana kalau kita pulang aja Om?!" ajak Andy tegas.

“Baik tuan muda,” sahut Varo.

Varo menjalankan mobilnya perlahan keluar dari parkiran mobil. Setelah keluar dari parkiran mall, Varo menambah kecepatan sedang mobil, menuju rumah Wijaya berada di jalan Ringrood. Tak sampai 1 jam mobil mereka berhenti di depan pagar warna putih. Pintu gerbang terbuka, memasukkan mobilnya dan berhenti di depan teras rumah.

Varo buru-buru turun untuk membuka pintu mobil Andy. Namun, Andy sudah lebih dulu membuka pintu untuk dirinya sendiri.

“Aku bisa mengurus diriku sendiri. Om Varo cukup urus Papa dan wanitanya itu!” ketus Andy sambil turun dari mobil.

“Tapi tuan muda…”

Andy tidak memperdulikan ucapan Varo. Andy terus berjalan dan masuk ke dalam rumah. Melihat Andy sudah masuk ke dalam rumah, Varo hendak membuka pintu mobil untuk Wijaya. Namun, Wijaya dan Mayang sudah lebih dulu turun.

“Loh…tuan..”

“Tidak masalah. Kamu masukkan mobil ke garasi,” perintah Wijaya.

Demi mendapatkan hati Wijaya. Mayang buru-buru keluar, memegang kedua lengan Wijaya, karena wajah Wijaya terlihat sangat kesakitan.

"Sayang, mari aku bantu kamu untuk masuk ke dalam. Biarkan aku mengoleskan salep obat di tubuh mu yang terluka," ucap Mayang bersuara lemah lembut, di buat-buat.

Wijaya membalasnya dengan anggukan.

###

Andy baru saja selesai mandi bebek dan memakai pakaian. Sebelum mengerikan rambut, ia naik ke atas kursi rias, berdiri di depan cermin sambil menatap pantulan dirinya sendiri di cermin besar berada di kamarnya itu.

“Hei, kamu yang ada di dalam sana!” tunjuk Andy ke pantulan dirinya sendiri, “Aku ingin meminta pendapat kamu. Bagaimana kalau aku carikan baby sister untuk Papa. Aku ingin ada seorang wanita yang akan terus menjaga dan menjauhkan Papa dari kejahatan wanita bermuka dua itu—"

Andy menggantung ucapannya, sejenak ia berpikir baby sister seperti apa yang cocok untuk menjaga Papa nya dari kejatahan dan niat busuk Mayang. Setelah mendapatkan ide, ia kembali berbicara pada cerminan dirinya sendiri.

"Tapi baby sister yang aku inginkan adalah Kak Camilla. Hem, bukan hanya sekedar baby sister deng, aku juga ingin Papa menikah dengan Kak Camilla. Bukan hanya berwajah cantik alami, tapi kak Camilla memiliki tenaga super kuat!"

Andy kembali menghentikan ucapannya. Kedua tangannya diangkat setinggi bahu, memperlihatkan kedua lengan kurusnya. Ia juga kembali melanjutkan ucapannya sembari menarik turun kan kedua lengannya bak seperti seorang olahragawan.

"Jadi aku sangat yakin siapa saja yang mendekati Papa pasti akan di smackdown oleh Kak Camilla."

Andy mulai memikirkan caranya untuk mencari keberadaan Camilla, dan sebuah ide berlian keluar begitu saja. Tidak ingin ide itu hilang dengan cepat, Andy berlari keluar dari dalam kamarnya.

🌿🌿🌿

“Woy…copet…copet....woy…berhenti!”

Di pusat pasar, tepatnya di pajak sentral Medan. Teriak 3 pria muda sambil mengejar seorang wanita memakai baju kaos oblong, rambut pelangi di masukkan ke dalam topi. Wanita itu terus berlari dan berlari menyusuri sudut pasar yang ramai akan pengunjung.

“Awas kelen. Air panas mau lewat, weuuy!” teriak wanita itu, Camilla.

Camilla terus berlari dan berlari, sampai ia menemukan sebuah tumpukkan kotak-kotak kayu di salah satu sudut pusat pasar yang sepi dan kotor. Camilla memanjat, dan masuk ke dalam salah satu tumpukan kotak kayu paling atas.

Detik setelah Camilla masuk, ketiga pria muda berhenti di depan tumpukan kayu. ketiga pemuda itu memandang luas ke sekeliling tempat yang kumuh itu.

“Dimana wanita itu?” tanya pria memakai baju garis-garis.

“Memang bodat, bisanya kita kehilangan wanita itu,” umpat pria memakai baju kaos tanpa lengan, di lengan kiri ada tato naga.

“Sudahlah, marilah kita pergi aja. Lagian yang di copet juga orang kaya. Biarkan orang kaya itu sekali-kali menyumbang kekayaannya untuk orang fakir,” sambung pria memakai baju kaos minion.

Ketiga pria itu akhirnya pergi meninggalkan tumpukan kayu. Setelah tak mendengar suara ketiga pria, Camilla melirik dari lubang kecil tak lupa bernafas lega. Merasa gerah di dalam kotak kayu, Camilla memanjat untuk turun. Namun naas, tumpukan 5 kotak kayu paling atas goyang.

“Eh…eh…kenapa goyang?”

Brak!

.

.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Micel Lee

Micel Lee

bah bahasa batak nya keren

2023-03-02

0

Denry Deny

Denry Deny

Memang bodat. 😅

Keren nih ceritanya.

2023-01-07

0

Denry Deny

Denry Deny

Kalau aku jadi Wijaya, mungkin aku tidak akan mau meneruskan hubungan itu.

2023-01-07

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 01. Penculik Kau?
2 Bab 02. Harga Andy senilai 500 ribu
3 Bab 03. Mencetak Brosur
4 Bab 04. Wawancara
5 Bab 05. Bagaimana Caranya Aku Cari Muka?!
6 Bab 06. Teringat
7 Bab 07. Menyatakan Cinta ke Mayang
8 Bab 08. Apa kamu mencintaiku?
9 Bab 09. Om aku tidak suka yang besar-besar
10 Bab 10. Toilet duduk
11 Bab 11. Ketakutan itu terulang
12 Bab 12. Apa kalian pikir aku setan?!
13 Bab 13. Bacot!
14 Bab 14. Camilla dan Mayang terus adu mulut
15 Bab 15. Aku pigi dulu ya bang
16 Bab 16. Pakah ini yang dinamakan Malaikat pencabut nyawa?
17 Bab 17. Andy memarahi Wijaya
18 Bab 18. Barbeque
19 Bab 19. Kak Camilla ikut mengantar ku?
20 Bab 20. Bayar hutang
21 Bab 21. Keren Kerokan dimana kau ini?
22 Bab 22. Aku Sudah Muak!
23 Bab 23. Jendela Kaca Mobil Berminyak
24 Bab 24. Isi hati Andy
25 Bab 25. Pikiran Lafi
26 Bab 26. Akal-akalan Andy
27 Bab 27. POV LAFI
28 Bab 28. Ada Yang Bangun
29 Bab 29. Pria Misterius
30 Bab 30. Mau Sedih, Tapi Kok Lucu!
31 BAB 31. Sebuah foto
32 Bab 32. Rencana Lafi gagal
33 Bab 33. Perasaan
34 Bab 34. Batang Baseball
35 Bab 35. Hadiah Diam-Diam
36 Bab 36. Kepergok
37 Bab 37. Menikahi Kak Camilla untukku
38 Bab 38. Berikan Camilla untukku
39 Bab 39. Hans dan Sekretaris nya
40 Bab 40. Di Tolak dan Kejujuran
41 Bab 41. Hari Ulang Tahun Andy
42 BAB 42. Perdebatan
43 Bab 43. Camilla mengomel
44 Bab 44. Menunju kebun binatang
45 Bab 45. Kembaran di Kebun binatang
46 Bab 46. Diam-diam Kabur
47 Bab 47. Baru sadar
48 Bab 48. Amukan Andy
49 Bab 49. Demam Bersamaan
50 Bab 50. Isi pesan Camilla
51 Bab 51. Sabar Sabar
52 Bab 52. Pertanyaan Varo
53 Bab 53. Terbongkar
54 Bab 54. Rencana Lafi dan Mayang
55 Bab 55 Demam Tinggi Akibat Syok
56 Bab 56. Ancaman Mayang
57 Bab 57. Camilla di Culik
58 Bab 58. Aku Terjangkit Virus HIV
59 Bab 59. Hari Pernikahan, Malam pertama
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Bab 01. Penculik Kau?
2
Bab 02. Harga Andy senilai 500 ribu
3
Bab 03. Mencetak Brosur
4
Bab 04. Wawancara
5
Bab 05. Bagaimana Caranya Aku Cari Muka?!
6
Bab 06. Teringat
7
Bab 07. Menyatakan Cinta ke Mayang
8
Bab 08. Apa kamu mencintaiku?
9
Bab 09. Om aku tidak suka yang besar-besar
10
Bab 10. Toilet duduk
11
Bab 11. Ketakutan itu terulang
12
Bab 12. Apa kalian pikir aku setan?!
13
Bab 13. Bacot!
14
Bab 14. Camilla dan Mayang terus adu mulut
15
Bab 15. Aku pigi dulu ya bang
16
Bab 16. Pakah ini yang dinamakan Malaikat pencabut nyawa?
17
Bab 17. Andy memarahi Wijaya
18
Bab 18. Barbeque
19
Bab 19. Kak Camilla ikut mengantar ku?
20
Bab 20. Bayar hutang
21
Bab 21. Keren Kerokan dimana kau ini?
22
Bab 22. Aku Sudah Muak!
23
Bab 23. Jendela Kaca Mobil Berminyak
24
Bab 24. Isi hati Andy
25
Bab 25. Pikiran Lafi
26
Bab 26. Akal-akalan Andy
27
Bab 27. POV LAFI
28
Bab 28. Ada Yang Bangun
29
Bab 29. Pria Misterius
30
Bab 30. Mau Sedih, Tapi Kok Lucu!
31
BAB 31. Sebuah foto
32
Bab 32. Rencana Lafi gagal
33
Bab 33. Perasaan
34
Bab 34. Batang Baseball
35
Bab 35. Hadiah Diam-Diam
36
Bab 36. Kepergok
37
Bab 37. Menikahi Kak Camilla untukku
38
Bab 38. Berikan Camilla untukku
39
Bab 39. Hans dan Sekretaris nya
40
Bab 40. Di Tolak dan Kejujuran
41
Bab 41. Hari Ulang Tahun Andy
42
BAB 42. Perdebatan
43
Bab 43. Camilla mengomel
44
Bab 44. Menunju kebun binatang
45
Bab 45. Kembaran di Kebun binatang
46
Bab 46. Diam-diam Kabur
47
Bab 47. Baru sadar
48
Bab 48. Amukan Andy
49
Bab 49. Demam Bersamaan
50
Bab 50. Isi pesan Camilla
51
Bab 51. Sabar Sabar
52
Bab 52. Pertanyaan Varo
53
Bab 53. Terbongkar
54
Bab 54. Rencana Lafi dan Mayang
55
Bab 55 Demam Tinggi Akibat Syok
56
Bab 56. Ancaman Mayang
57
Bab 57. Camilla di Culik
58
Bab 58. Aku Terjangkit Virus HIV
59
Bab 59. Hari Pernikahan, Malam pertama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!