Part 3

"Melody."

"Ya?" Melody yang tengah duduk di depan cermin besar sambil merapikan make up-nya langsung menoleh saat seseorang memanggil namanya.

Seorang laki-laki tegap mengenakan jas tampak mendekatinya. Menyanggah sedikit tubuhnya dengan tangan ia letakkan di sisi meja. "Malam ini ada acara?" tanya si pria.

Melody meliriknya sekilas, kemudian kembali meluruskan pandangan ke arah cermin. "Tidak ada. Kenapa?" tanya Melody sambil mengganti antingnya dengan anting yang biasa ia kenakan.

"Emm, begini... aku mengajakmu untuk makan malam. Apakah bisa?"

"Hanya berdua?" selidik Melody. Ia menegakkan tubuhnya saat penampilannya sudah rapi lalu menatap pria di sampingnya.

"Ya, bisa dibilang begitu."

Melody melirik ke arah jam tangannya. Kemudian ia mengambil tasnya yang terletak di atas meja rias. Wanita berusia 24 tahun itu bangkit dari duduknya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Maaf, Gio. Aku ada janji dengan Liona malam ini." ujar Melody memberitahu. Langsung saja ia berjalan meninggalkan pria tersebut yang ternyata langsung mengejarnya.

"Kalau untuk besok malam?" tanya Gio mengejar Melody dan mensejajarkan langkahnya.

"Liona, ayo pergi sekarang!" bukannya menjawab pertanyaan Gio, Melody malah memanggil Liona yang tampak berbincang-bincang dengan salah satu staff di sana.

"Ah ya, baik, Mel. Kalau begitu aku pergi dulu. Sampai jumpa." para staff yang sebelumnya berbincang dengannya langsung menganggukkan kepala dan mempersilahkan Liona.

Liona berjalan mendekati dan langsung memeluk lengan Melody dan membawanya pergi keluar dari ruangan tersebut.

"Kalian mengobrol?" tanya Liona saat dalam perjalanan menuju parkiran.

"Tidak juga." jawab Melody.

"Baiklah."

"Gio mengajakku makan malam." beritahu Melody akan percakapan singkatnya dengan Gio tadi di ruang make up.

Liona menghentikan langkah kakinya yang otomatis Melody juga ikut berhenti karena lengannya di pegang oleh Liona. "Kau menerimanya?" seru Liona penasaran.

Melody menggelengkan kepalanya sebagai respon. "Kenapa?" sentak Liona kaget.

"Tidak ada. Sebagai gantinya, bagaimana kalau nanti malam kita jalan-jalan?" tawar Melody tiba-tiba kepikiran. Persoalan janjinya dengan Liona yang ia katakan kepada Gio tadi sebenarnya bohong.

"Tidak buruk. Baiklah, nanti malam aku akan menjemputmu."

"Oke." keduanya kembali melanjutkan perjalanan dengan diselingi obrolan seru yang tentunya topiknya tidak ada habisnya ketika mereka mengobrol. Sekedar informasi. Melody adalah penyanyi papan atas yang baru-baru ini banyak diperbincangkan oleh khayalak ramai akan suara dan parasnya yang cantik. Dan Liona adalah sahabat sekaligus managernya yang mengatur semua jadwalnya. Keduanya sudah berteman sangat lama sejak duduk di bangku sekolah dasar.

Persoalan asmara tentulah tidak asing di kehidupan mereka. Banyak lelaki yang mendekati keduanya. Bahkan sesekali mereka diajak makan malam ataupun menghadiri acara penting. Namun, ketika diajak untuk menjalin hubungan asmara, mereka jelas menolak. Alasannya sangatlah mudah, mereka mengatakan kalau tidak ada pria yang membuat hati mereka bergetar. Anggap saja seperti itu.

•••

Malam harinya Zafri benar-benar dibuat pusing akan obrolan kedua orang tuanya. Kalau bukan gara-gara perkataan Bima tadi siang, tidak mungkin kedua orang tuanya kini mendiskusikan persoalan perjodohannya. Ternyata, sang papa sama saja dengan mamanya.

"Bima sialan! Awas saja kau!" batin Zafri merutuki tingkah sahabatnya.

Tampak pria itu duduk pasrah di hadapan kedua orang tuanya yang sedang berbincang serius mengenai perempuan yang akan menjadi pendamping hidupnya. Beberapa kali Zafri menghembuskan nafasnya kasar saat sang mama terus mengatakannya tidak normal saat ia memberontak. Ayolah, Zafri adalah pria dewasa yang tentunya dalam hal percintaan tidak akan senang apabila orang tuanya ikut campur.

"Papa ada kenalan. Dia adalah anak dari teman papa. Orangnya juga cantik, sukses, dan tentunya pandai dalam mengurus hal rumah tangga." seru Zafran setelah mengakhiri obrolannya dengan sang istri.

"Iya. Kalau kamu tidak cocok dengan pilihan papamu, mama akan mengenalkan wanita pilihan mama. Kamu tidak perlu khawatir, kenalan teman mama banyak. Kebanyakan profesinya sama seperti kamu yaitu dokter. Nanti kamu tinggal bilang wanita mana yang kamu suka. Kalau tidak, mama akan mencarikan kamu wanita dari pesantren tempat adik kamu tinggal se--"

"Pa, Ma, cukup! Ayolah, Zafri sudah dewasa. Mama Papa sabar dong, nanti juga Zafri bakal kenalin wanita pilihan Zafri." potong Zafri merasa jengah.

"Lagian Zafri juga belum tua-tua amat. Baru juga 27. Belum kakek kakek yang tumbuh ubannya kan?" apakah perkataannya barusan bisa dibilang lelucon? Disaat-saat genting seperti itu, bisa-bisanya Zafri berbicara demikian.

"Tapi, baru kemarin lusa mama menemukan uban di kepalamu. Berarti sudah tua. Iya kan, Sayang?" tanya Ceisya kepada suaminya, Zafran.

"Iya, Papa sama Mama aja belum tumbuh uban. Tapi, kamu sudah mendahului kami berdua." lanjut Zafran lagi mengompori.

"Ck! Cuma satu helai, Ma, Pa. Bukan masalah besar." sangkal Zafri membela diri. Yup, kemarin lusa sang mama menemukan uban di kepalanya. Hanya satu helai. Mungkin tumbuhnya uban tersebut disebabkan oleh stress. Karena baru-baru ini Zafri sangat sibuk dengan penelitiannya terhadap penyakit pasiennya.

"Ya ya ya. Lupakan itu. Intinya, mulai minggu depan mama minta kamu untuk menghadiri makan malam bersama wanita pilihan mama."

Ada yang mengatakan kalau kedua orang tuanya adalah orang tua yang menyesuaikan zaman. Maksudnya mereka tidak tertinggal zaman, alias kini. Tapi, sekarang? Bolehkah Zafri mengatakan kalau kedua orang tuanya itu sangat kuno karena menjodohkannya? Ayolah, ini bukan zaman siti nurhaliza, eh maksudnya siti nurbaya.

"Assalamu'alaikum, Om, Tante. Bima datang!"

Muncul lah biang keroknya yang menyebabkan Zafri berada di lingkaran hidup yang menyebalkan. Mendengar suara Bima yang menggema di ruang tamu, Zafri lekas bangkit dan berjalan cepat untuk menemui Bima.

Bughh

Bughh

Plakk

"Aaakkkkk, adoiiii! Ommmm, Tanteee, Zafri kasarrr." teriak Bima lantang saat Zafri memukulinya membabi buta.

Ceisya dan Zafran yang asik duduk di ruang tengah pun sampai terkejut saat mendengar teriakan Bima. Mereka pikir, Zafri beranjak bangkit untuk menyambut kedatangan Bima. Eh rupanya benar-benar menyambut dengan buasnya.

"Shhh! Pelan-pelan, Om." ringis Bima saat Zafran tidak sengaja menekan kuat luka di sudut bibirnya.

"Laki-laki itu harus kuat. Masa cuma karena dipukuli sedikit saja sudah nangis." balas Zafran lalu dengan sengaja menekan kuat kasa yang ia gunakan untuk mengobati luka Bima. Sontak perlakuan Zafran barusan membuat Bima berteriak histeris.

"Astaga, Bima!" Ceisya yang baru saja datang karena sebelumnya ia membuat minuman di dapur langsung terkejut. Dengan cepat wanita separuh baya itu menghampiri keduanya.

Plak

Ceisya langsung memukul lengan suaminya hingga menimbulkan bekas merah cap lima jari sayang ala Ceisya.

"Astaghfirullah, sakit, Sayang. Kdrt ini mah!" keluh Zafran langsung mengusap lengannya yang memerah.

"Sayang, sayang, sayang. Anak orang jangan dibuat sakit lagi. Minggir sana!" usir Ceisya menarik kerah baju suaminya.

"Anak sama bapak sama aja." cetus Ceisya lalu mengambil alih pekerjaan suaminya untuk menggantikan mengobati luka Bima.

Zafran yang diusir sang istri langsung mendekati Zafri. Pria separuh baya itu langsung merangkul bahu Zafri. "Iya dong. Zafri kan jagoan papa." Zafran mengacak-acak rambut tebal putranya.

Merasa tidak terima, Zafri langsung membalas perlakuan papanya dengan mengacak rambut papanya yang masih menghitam tidak ada satu pun uban yang tampak jika dilihat.

Dua pria berstatus anak dan papa itu bercanda gurau, beda lagi dengan Bima yang menerima perlakuan tidak senonoh dari Zafri.

"Makasih, Tante." ucap Bima saat Ceisya selesai mengobati lukanya.

"Sama-sama, nak. Lain kali balas juga, jangan jadi pria lemah." tutur Ceisya menasehati.

"Iya, Tante. Lain kali Bima pasti akan membalas perlakuan Zafri." Bima mengepalkan tangannya ke atas dengan semangat empat lima.

"Silahkan kalau kau mau mati di tanganku." sahut Zafri merasa tidak bersalah sama sekali setelah memukul sahabatnya.

Terpopuler

Comments

💫Sun love 💫

💫Sun love 💫

tenang.... tenang...baru satu uban iya kan Zafri.... aku aja di usia belasan udah banyak ubannya .🤭🤭🤭

2023-01-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!