Bab 2 Rencana awal

Rumah Sakit.

Kepala Isna terasa berat, kesadarannya mulai kembali. Matanya berkunang-kunang dan pandangannya kabur saat memandang sekeliling ruangan. Ruangan bercat putih, terasa hening. Aroma wangi karbol khas rumah sakit juga tercium ke dalam indra penciumannya.

Dimana aku? Apa aku sudah mati?

Teringat saat cahaya yang menyilaukan kedua matanya dan hantaman keras mengenai tubuhnya.

"Bukankah aku tertabrak?" gumamnya lirih.

Gadis itu mencoba menggerakkan anggota badannya. Kakinya bisa bergeser sedikit. Merasakan jari kakinya terasa sedikit kaku. Lalu tangannya. "Aughhh... sakit!" ringisnya merasakan berdenyut saat dia hendak melipat lengannya.

"Nona sudah sadar?"

Seseorang berseragam biru-biru memakai tudung kepala dan masker di wajahnya menghampiri. Dia terlihat mengecek infus dan suhu badan Isna. Gadis itu hanya mengamatinya dengan kedua bola matanya, karena tidak mampu menoleh karena memakai penyangga di leher.

Apa dia seorang perawat?

"Apa Anda merasa mual? Pusing atau gejala lainnya?" tanya petugas itu dan segera menekan tombol yang ada di sana.

"Iya, s-saya pusing. Tangan saya rasanya berdenyut hebat." Isna terbata menjawab lirih. Perawat itu tersenyum.

"Tunggu sebentar, ya? Dokter akan segera memeriksa Anda." Sambil menulis beberapa laporan di kertas yang dia bawa.

Tak lama kemudian, tiga orang berseragam putih dan beberapa tenaga medis lain seperti perawat, datang ke dalam ruangan dan mengecek keadaan Isna. Gadis itu hanya terdiam dan menurut.

"Maaf, Dokter. Bagaimana kondisi pasien ini?" Seseorang bertubuh tegap, memakai jas hitam dan tampak tegas dengan sorotan matanya, masuk ke dalam ruangan.

"Perkembangannya baik. Pendarahannya sudah bisa teratasi. Hasil CT-scan menunjukkan kondisi benturan di kepalanya, tidak menyebabkan cidera serius seperti gegar otak. Hanya saja, ada pen yang tertanam di pergelangan tangannya dan satu tulang rusuknya juga patah. Tapi, operasi berjalan lancar. Semua akan baik-baik saja. Hanya tinggal menunggu hasil pemeriksaan selanjutnya," terang dokter itu menatap pria berbadan tegap dan segera diberi anggukan seraya meraih ponsel dari dalam sakunya sambil melangkah meninggalkan ruang perawatan.

Apa dia bagian dari rentenir yang mengejarku semalam? Apa itu artinya aku tertangkap? Lalu kenapa mereka tidak membuangku saja, tapi malah merawatku di sini?

Isna memutar kedua bola matanya, memandang sekeliling. Tidak terdengar jelas apa yang yang mereka bicarakan di dalam ruangan itu. Hanya saja, Isna melihat jelas bahwa ruangan perawatannya terlihat bagus dan luas. Sejenak dia menjadi sangat khawatir dengan biaya perawatannya.

"Istirahatlah Nona, besok pagi mungkin anda akan segera bisa kami pindahkan ke bangsal umum. Jadi, Anda tidak perlu cemas. Semua biaya perawatan ditanggung oleh orang yang menabrak anda, Tuan Krisna Aditya. Mohon anda segera pulih, hingga tidak memberatkan diri anda sendiri." Salah seorang dokter mendekati Isna dan memberi penjelasan. Setelah itu, gerombolan tenaga medis itupun segera keluar semua dari dalam ruang perawatan Isna di ruang ICU.

Isna hanya bisa menghela napas. Memahami keadaannya sekarang. Kecelakaan malam itu ternyata tidak menyebabkan dia mati, hanya remuk. Pikir Isna. Dia pun merasakan kantuk yang luar biasa, hingga terlelap lagi dalam ruangan sepi, yang hanya ada dirinya sendiri di sana.

******

Di Rumah kediaman Krisna.

Dua hari telah berlalu dari insiden kecelakaan. Krisna terlihat sedang menikmati sarapannya bersama sang istri. Memakai pakaian formal hingga menambah nilai ketampanan dalam dirinya menjadi lebih terpancar. Istrinya hanya memandangnya dengan senyuman.

"Sayang."

Suara lembut Kartika membuat Krisna segera menoleh ke arah istrinya. Menghentikan makan dan memberi perhatian penuh pada sang istri.

"Aku sudah mendengar rentetan kejadian malam itu, Kris. Juga ... tentang wanita yang kau tabrak malam itu." Dengan lembut Kartika meraih jemari hangat Krisna. Krisna pun memainkan jemari istrinya ketika jemari mereka bertautan.

"Lalu?" tanyanya dengan kening berkerut. Satu alisnya terangkat.

"Izinkan aku untuk menjenguknya di rumah sakit," pintanya dengan sinar mata memohon.

Keposesifan suaminya selalu membuat Kartika harus meminta izin ke mana pun dan siapa pun yang akan dia temui. Cinta seorang laki-laki sembilan tahun lebih muda darinya, yang terkadang membuatnya gila.

"Kenapa, Sayang? Kenapa kau menjadi penasaran dengan wanita itu? Apa kau cemburu?" Mata berbinar Krisna menandakan kebahagiaan saat melihat istrinya cemburu.

"Tentu saja iya, Sayang. Aku cemburu! Aku harus tahu, seperti apa wanita yang ditabrak suamiku. Kenapa dia sampai di rawat di ruang VIP, Sayang?" Kartika membuat alasan agar dia bisa menemui gadis itu.

"Baiklah, temuilah dia. Tapi ingat, langsung pulang. Di luar tidak aman bagi istri Krisna berkeliaran. Semua laki-laki di luar sana mengagumimu, kau tahu?" Krisna mencium jemari tangan istrinya.

"Jangan seperti itu, kau tahu usiaku 43 tahun. Jangan membuatku tertawa," balas Kartika sambil tertawa. Krisna ikut tertawa. Segera Kartika berubah cemberut.

"Kau setuju kalau aku terlihat tua?" tanyanya berwajah masam. Krisna pun hanya bisa tergelak.

"Bukankah kau sendiri tadi yang mengatakan nya?" Krisna masih tertawa saat mengatakannya. Kartika hanya manyun dan segera dikecup sekilas bibirnya.

"Kamu tahu 'kan, kamu wanita paling cantik di dunia ini? Hem?" Krisna menangkup kedua sisi wajah istrinya dan memandangnya dengan lembut.

Dan bagaimana mungkin, aku sanggup menikah lagi dan bercinta dengan wanita lain, saat hanya dirimu wanita yang kucintai Kartika? Apa mungkin, hatiku bisa berbelok? Apa kau tidak takut kalau rasa cintaku berangsur luntur, saat aku mencoba menerima wanita lain, untuk berbagi ranjang denganku? Tolong, berhentilah mencari wanita lain untukku.

"Sayang?" Kartika membuyarkan lamunan suaminya yang memandanginya tanpa berkedip.

"Aku akan menyelidiki wanita yang kau tabrak itu. Aku harap dia gadis yang baik-baik. Tidak salahnya kalau—"

Krisna menyela istrinya.

"Terserah padamu sayang. Kau yang carikan, kau yang pilih. Aku hanya akan lakukan tugasku, 'kan? Tapi, berjanjilah, untuk tidak cemburu. Hem? Kalau aku jadi kau, aku tidak akan bisa berbuat seperti ini. Membayangkan kamu bersama laki-laki lain saja, aku sudah hampir membuatku merasa tercekik dan mati—"

Kartika menyela suaminya.

"Iya, Sayang. Aku mengerti. Kau hanya cukup membuatnya hamil dan melahirkan anakmu. Aku akan membereskan sisanya untukmu. Hem?" Kartika meyakinkan suaminya. Krisna hanya menghela napas.

"Aku berangkat, ya? Kabari aku, ketika kau berangkat ke rumah sakit. Biar aku menghubungi pihak keamanan dan rumah sakit agar kau leluasa ketika di sana. Dan ingat, aku belum menemui orang yang kutabrak. Jadi, jangan berbicara macam-macam padanya!" Krisna beranjak dari kursinya dan merangkul sang istri.

Mereka berjalan beriringan menuju halaman kediamannya. Mobil Krisna sudah siap mengantarnya pergi ke kantor, perusahaannya. Kartika mengecup bibir suaminya sekilas dan membiarkan pria tampan itu pergi dengan supir dan pengawal pribadinya.

Maafkan aku Krisna. Kebodohan di masa laluku membuatku tidak bisa membahagiakanmu. Apa ini karmaku, untuk menghukumku sehingga aku tak mampu memberi keturunan langsung padamu.

*****

Kartika menuju ke dalam kamarnya. Mengganti pakaian dan merias wajahnya. Melihat dirinya berada di pantulan cermin. Usianya kini 43 tahun. Percobaan untuk bayi tabung (IVF) 3 kali, membuat kandungannya kian melemah dan selalu berakhir dengan kegagalan yang sangat menyakitkan.

"Maaf, Nyonya. Kalau kita memaksa maka, yang kami takutkan adalah rahim Anda akan benar-benar rusak dan kami harus melakukan pengangkatan rahim pada Anda. Jadi, kami tidak menyarankan Anda untuk program hamil lagi, di usia Anda yang berkepala empat, Nyonya." Dokter kandungan terbaik di negara itu memberi penjelasan padanya dan Krisna.

Kartika bisa melihat kedua bola mata suaminya melebar dan rahang mengeras menahan perasaannya. Namun, Kartika tidak mampu berbuat apa-apa.

"Lalu, apa yang akan Anda lakukan terhadap saya?" Kartika mencoba mengetahui bagaimana nasibnya.

"Kami akan melakukan Tubektomi terhadap Anda, Nyonya. Kami takut, keguguran berulang Anda lebih dari tujuh kali, akan berdampak buruk pada rahim anda, bila dibiarkan begitu saja." Dokter itu menatap mereka berdua dengan tatapan serius.

"Lakukan apa pun. Yang penting istriku sehat dan baik-baik saja. Tidak ada anak, aku tidak masalah." Krisna berbicara tegas.

Namun, tetap saja tampak jelas ada kesedihan mendalam di ujung kedua matanya. Kesedihan sebagai seorang laki-laki yang menikah untuk memiliki keturunan bersama wanita yang dicintainya.

Kartika mengelus punggung tangan suaminya. Krisna hanya membalas senyuman, dan merekatkan pelukan pada istrinya.

Bayangan itu lenyap ketika Kartika mengedipkan mata, menatap dirinya di cermin. Ada guratan halus di sana yang tetap akan menampakkan usianya. Walau sudah perawatan mahal dia jalani untuk menghilangkannya atau menyamarkannya.

"Apa Krisna benar-benar tidak akan tertarik dengan wanita selain diriku? Apa aku akan menyesal saat aku memutuskan untuk mencari wanita lain untuk melahirkan anak Krisna?" Kartika memukul dadanya yang terasa sesak.

Penyesalan akan selalu datang terlambat. Kartika menyadari itu. Kesalahan di masa lalunya yang tak pernah Krisna ketahui.

"Tapi maaf Kris, sepertinya aku belum rela kalau ada wanita lain hamil anak kandungmu," gumamnya lirih, sambil mengusap kedua kelopak matanya.

Dengan langkah pasti, dia menyusuri tangga kediamannya menuju pelataran halaman. Segera memanggil supir dan pengawal pribadi. Dia akan melakukan kunjungan ke rumah sakit, tempat wanita itu dirawat. Sebelumnya dia sudah mendapat informasi dari temannya, Dokter yang ikut merawat wanita itu. Menurut catatan medis dan penelusuran dari orang yang dipercaya Kartika, gadis itu sedang dikejar rentenir dan sempat mendapat kekerasan yang mengarah pada pelecehan seksual. Hutang-hutang keluarganya yang membuat perusahaan keluarganya bangkrut dan dia dijual ayah tirinya kepada rentenir itu. Wanita itu berhasil kabur, tapi sayang mobil yang melintas milik suaminya tidak menolongnya, tapi malah menabrak tubuhnya.

Tony? Menarik sekali. Bagaimana kabarnya selama ini?

Sambil melangkahkan kakinya, dia tersenyum manis memikirkan pria itu.

Kartika memiliki rencana matang di dalam kepalanya. Dengan elegan dan berjalan tegak, dia memasuki mobil dan segera membawanya menuju ke rumah sakit.

******

Hai Readers ...

Jangan lupa Like, Komen dan Vote ya ...

Terimakasih ^_^

Terpopuler

Comments

Koni Dwi N

Koni Dwi N

penasaran kelanjutan ceritanya

2024-08-01

0

Tri Maryati

Tri Maryati

pengin tau masa lalu kartika

2022-09-08

0

Fatmi Hadi

Fatmi Hadi

mampir aq thor...kyknya seru nich ceritanya

2021-10-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 pengenalan tokoh
2 Bab 2 Rencana awal
3 Bab 3 Pilihan Sulit
4 Bab 4 Permintaan Kartika
5 bab 5 Mengambil keputusan
6 Bab 6 Pengawalku.
7 Bab 7 Salah paham
8 Bab 8 Pertemuan awal
9 Bab 9 Memikirkanmu
10 Bab 10 Bertemu dokter tampan
11 Bab 11 Apa yang menarik?
12 Bab 12 Misteriusnya, kamu
13 Bab 13 Bersikap baik
14 Bab 14 Sebuah Serangan
15 Bab 15 Memacu Adrenalin #1
16 Bab 16 Memacu Adrenalin #2
17 Bab 17 Update Visual (Skip saja kalau mengganggu halu)
18 Bab 18 # Spesial Part
19 Bab 19 Pergolakan batin
20 Bab 20 Selamat datang di Pulau Rimba
21 Bab 21 Menyelami perasaan
22 Bab 22 Rasa yang lain
23 Bab 23 Menyembunyikan perasaan
24 Bab 24 Menunjukkan kuasa
25 Bab 25 Berdamai
26 Bab 26 H -1
27 Bab 27 Menguak masa lalu
28 Bab 28 Pernikahan
29 Bab 29 Tidur sekamar
30 Bab 30 Kecemburuan
31 Bab 31 Memicu aksi
32 Bab 32 Berbagi Sebuah Alasan
33 Bab 33 Modus
34 Bab 34 Bicara dari hati
35 Bab 35 Menyerang Malammu
36 Bab 36 Usaha Isna
37 Bab 37 Kebetulan yang tak terduga
38 38 Cinta Terselip Luka
39 Bab 39 Merindukan kamu
40 Bab 40 Antara Obsesi atau Cinta
41 Bab 41 Menjemput takdir
42 Bab 42 Menit Terakhir
43 Bab 43 Pertemuan Manis
44 Bab 44 Aku Menguji Cintamu
45 Bab 45 Tak Mau Membandingkan
46 Bab 46 Kencan mendadak
47 Bab 47 Sepotong Ingatan
48 Bab 48 Dilema
49 Bab 49 Kembali Pulang
50 Bab 50 Menguatkan Tekad
51 Bab 51 Rencana tak terduga
52 Bab 52 Membalik keadaan
53 Bab 53 Membalik keadaan (2)
54 Bab 54 Season 2 (Membuka Lembaran Baru)
55 Bab 55 Janji didepan nisan
56 Bab 56 Merancang Masa Depan
57 Bab # 57
58 Bab #58
59 Bab # 59
60 Bab # 60
61 Bab # 61
62 Bab # 62
63 Bab # 63
64 Bab # 64
65 Bab # 65
66 Bab # 66
67 Bab # 67
68 Bab # 68
69 Bab # 69
70 Bab # 70
71 Bab # 71
72 Bab # 72
73 Bab # 73
74 Bab # 74
75 Bab # 75
76 Bab # 76
77 Bab # 77
78 Bab # 78
79 Bab # 79
80 Bab # 80
81 Bab # 81
82 Bab # 82
83 Bab # 83
84 Bab # 84 Saingan atau Sekutu
85 Bab # 85 Hukuman manis
86 Bab # 86 Sang pengganggu tengil
87 Bab # 87 Si Tengil Vs Si Patung hidup
88 Bab # 88 Kebencian yang memudar
89 Bab # 89 Merangkai Kenangan Baru
90 Bab # 90 Romantis versiku
91 Bab # 91 Aku bukan bocah
92 Bab # 92 Terima atau tidak?
93 Bab # 93 Calon Pacar?
94 Bab # 94 Bahagia itu kita sendiri yang merangkai.
95 Bab # 95 Kebersamaan
96 Bab # 96 Kejutan
97 Bab # 97 Menguji kebenaran
98 Bab # 98 Siapa Yashna?
99 Bab # 99 Sebagai Penghibur Hati
100 Bab # 100 Kembalinya Seno
101 Bab # 101 Hati seorang Wisnu
102 Bab # 102 Beradu Argumen
103 Bab # 103 Pertemuan Dengan Ibu Kandung
104 Bab # 104 Mengakhiri Konflik
105 Bab # 105 Akhir Untuk Semua Ending S2)
106 Bonus Chapter
107 Extra Part Kerinduan Author
108 Extra Part Kerinduan Author 2
109 Bab Extra Part Menuntaskan Novel (Kelahiran Putra Krisna)
110 Bab Extra Kelahiran Putra Krisna
111 Bab Tamat Tuntas
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Bab 1 pengenalan tokoh
2
Bab 2 Rencana awal
3
Bab 3 Pilihan Sulit
4
Bab 4 Permintaan Kartika
5
bab 5 Mengambil keputusan
6
Bab 6 Pengawalku.
7
Bab 7 Salah paham
8
Bab 8 Pertemuan awal
9
Bab 9 Memikirkanmu
10
Bab 10 Bertemu dokter tampan
11
Bab 11 Apa yang menarik?
12
Bab 12 Misteriusnya, kamu
13
Bab 13 Bersikap baik
14
Bab 14 Sebuah Serangan
15
Bab 15 Memacu Adrenalin #1
16
Bab 16 Memacu Adrenalin #2
17
Bab 17 Update Visual (Skip saja kalau mengganggu halu)
18
Bab 18 # Spesial Part
19
Bab 19 Pergolakan batin
20
Bab 20 Selamat datang di Pulau Rimba
21
Bab 21 Menyelami perasaan
22
Bab 22 Rasa yang lain
23
Bab 23 Menyembunyikan perasaan
24
Bab 24 Menunjukkan kuasa
25
Bab 25 Berdamai
26
Bab 26 H -1
27
Bab 27 Menguak masa lalu
28
Bab 28 Pernikahan
29
Bab 29 Tidur sekamar
30
Bab 30 Kecemburuan
31
Bab 31 Memicu aksi
32
Bab 32 Berbagi Sebuah Alasan
33
Bab 33 Modus
34
Bab 34 Bicara dari hati
35
Bab 35 Menyerang Malammu
36
Bab 36 Usaha Isna
37
Bab 37 Kebetulan yang tak terduga
38
38 Cinta Terselip Luka
39
Bab 39 Merindukan kamu
40
Bab 40 Antara Obsesi atau Cinta
41
Bab 41 Menjemput takdir
42
Bab 42 Menit Terakhir
43
Bab 43 Pertemuan Manis
44
Bab 44 Aku Menguji Cintamu
45
Bab 45 Tak Mau Membandingkan
46
Bab 46 Kencan mendadak
47
Bab 47 Sepotong Ingatan
48
Bab 48 Dilema
49
Bab 49 Kembali Pulang
50
Bab 50 Menguatkan Tekad
51
Bab 51 Rencana tak terduga
52
Bab 52 Membalik keadaan
53
Bab 53 Membalik keadaan (2)
54
Bab 54 Season 2 (Membuka Lembaran Baru)
55
Bab 55 Janji didepan nisan
56
Bab 56 Merancang Masa Depan
57
Bab # 57
58
Bab #58
59
Bab # 59
60
Bab # 60
61
Bab # 61
62
Bab # 62
63
Bab # 63
64
Bab # 64
65
Bab # 65
66
Bab # 66
67
Bab # 67
68
Bab # 68
69
Bab # 69
70
Bab # 70
71
Bab # 71
72
Bab # 72
73
Bab # 73
74
Bab # 74
75
Bab # 75
76
Bab # 76
77
Bab # 77
78
Bab # 78
79
Bab # 79
80
Bab # 80
81
Bab # 81
82
Bab # 82
83
Bab # 83
84
Bab # 84 Saingan atau Sekutu
85
Bab # 85 Hukuman manis
86
Bab # 86 Sang pengganggu tengil
87
Bab # 87 Si Tengil Vs Si Patung hidup
88
Bab # 88 Kebencian yang memudar
89
Bab # 89 Merangkai Kenangan Baru
90
Bab # 90 Romantis versiku
91
Bab # 91 Aku bukan bocah
92
Bab # 92 Terima atau tidak?
93
Bab # 93 Calon Pacar?
94
Bab # 94 Bahagia itu kita sendiri yang merangkai.
95
Bab # 95 Kebersamaan
96
Bab # 96 Kejutan
97
Bab # 97 Menguji kebenaran
98
Bab # 98 Siapa Yashna?
99
Bab # 99 Sebagai Penghibur Hati
100
Bab # 100 Kembalinya Seno
101
Bab # 101 Hati seorang Wisnu
102
Bab # 102 Beradu Argumen
103
Bab # 103 Pertemuan Dengan Ibu Kandung
104
Bab # 104 Mengakhiri Konflik
105
Bab # 105 Akhir Untuk Semua Ending S2)
106
Bonus Chapter
107
Extra Part Kerinduan Author
108
Extra Part Kerinduan Author 2
109
Bab Extra Part Menuntaskan Novel (Kelahiran Putra Krisna)
110
Bab Extra Kelahiran Putra Krisna
111
Bab Tamat Tuntas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!